Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BUNGA, BUAH BIJI AKAR

BAGIAN METEMORFOSIS AKAR,BATANG,DAUN (KUNCUP,RIMPANG,SULUR,DURI)

Di

Oleh:

Nama : Tarisyah Putri Abadi

NIM 332198220083

Kelas : S1 Reguler 1-2 Sore

Semester : II (DUA)

Dosen pengempu : Apt,Aripin, M.Farm

SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN IKIFA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Bunga,Buah,Biji,Akar dan Bagian Metamorfosis
Akar,Batang,Daun tepat waktu.
Makalah Bunga,Buah,Biji,Akar dan Bagian Metamorfosis Akar,Batang,Daun disusun guna
memenuhi tugas Bapak Apt.Aripin,M.Farm selaku dosen pengajar mata kuliah Botani di
STIKES IKIFA. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Metamorfosis tumbuhan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Apt.Aripin,M.farm
selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini .

Bekasi, 04 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................................................i

Daftar isi.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan ............................................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Bunga ..................................................................................................................................
B. Buah ...................................................................................................................................
C. Biji .......................................................................................................................................
D. Akar .....................................................................................................................................
E. Bagian Metamorfisis akar,batang,daun..............................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................

Daftar Pustaka..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu hal yang perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan yang kita pelajari
bersifat dinamis. Dalam ilmu biologi misalnya kita mengenal apa yang dimaksud
dengan morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan adalah salah satu cabang ilmu
biologi yang mengkaji masalah – masalah tentang tumbuhan berkenaan dengan
bagian – bagian luar yang tampak pada tumbuhan tersebut.
Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian pesat.
Dari berbagai ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah
Morfologi tumuhan. Makalah ini akan menguraikan soal morfologi dalam arti
sempit. Yang hanya membahas tentang bunga, buah dan biji dengan bagian-
bagiannya

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur Bunga
2. Bagaimana struktur Buah
3. Bagaimana struktur Biji
4. Bagaimana struktur Akar
5. Bagaimana metamorfosis Akar,Batang, dan Daun

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui struktur pada bunga,buah,biji,akar dan
metamorfosis
2. Mengetahui struktur luar dan bagian – bagian pada tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bunga (Flos)

Seperti yang kita ketahui bahwa akar, batang, daun merupakan bagian pokok
tubuh tumbuhan. Bagian-bagian tersebut secara langsung berguna untuk
mempertahankan kehidupan. Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya olehnya
telah dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Alat tersebut dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang
dibedakan menjadi dua golongan: yang bersifat vegetatif dan generatif. Alat
termasuk pada golongan alat perkembangbiakan generatif adalah bunga. Bunga
adalah penjelmaan dari suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna,
dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Jumlah bunga dan tata
letaknya pada suatu tumbuhan.
 Bunga ada ujung batang (flos terminalis), misalnya bunga coklat
dan kembang merak (caesalpinia pulcherrimas wartz)
 Bunga di ketiak daun (flos lateralis), misalnya pada kembang sepatu
(hibicus rosa-sinensis) dan kembang telang (clitoriaternatea L).
1. Bunga majemuk
Bunga majemuk dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah
bunga di ketiaknya. Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat di bedakan
dari bagian-bagian berikut:
1) Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu:
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus comunis atau rachis), yaitu
bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang
yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangakai ini dapat
bercabang, dan cabang-cabanagnya bercabang lagi, dapat pula
tidak bercabang.
b. Tangkai bunga (pedicellus), yaitucabang ibu tanngkai
yang mendukung bunganya
c. Dasar bunga (receptacullum), yaitu ujung tangkai bunga yang
mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
2) Bagian-bagian yang bersifat seperti daun:
a. Daun daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa
daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai
atau tangkai bunganya
b. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil
yang terdapat pada tangkai bunga
c. Selundang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar,
yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk
sebelum tumbuh. Contohnya bunga kelapa (cocosnucifera
L).
d. Daun–daun pembalut (bractea involucralis), yaitu sejumlah
daun-daun pelindung yang tersusun dalam saurtu lingkaran.
Contohnya bunga matahari (halliantus annuus L).
e. Kelopak tambahan (eoicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun
yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan
terdapat di bawah kelopak.
f. Daun-daun kelopak (sepaele)
g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
h. Daun-daun tenda bunga (tepaele)
i. Benang-benang sari (stamina)
j. Daun-daun buah (carpella)
3) Sifat sifat bunga majemuk dapat di bedakan menjadi tiga golongan
yaitu:
a. Bunga majemuk berbatas (inflorencia racemosa), yaitu bunga
majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan
cabang-cabang yang dapat tumbuh terus dengan cabang-
cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dengan
mempunyai susunan ‘’acropetal’’ (semakin muda semakin
dakat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada
bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas.
Bunga majemuk tak berbatas terdapat misalnya pada:
kembang merak (caesalpinia pulcherrima swartz), mangga
(mangipera indica L).
b. Bunga majemuk berbatas(inflorescentia cymosa), yaitu bunga
majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu di tutup dengan
suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan
tangkai terbatas.
c. Bunga majemuk campuran (inflorecentia mixta),yaitu bunga
majemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk
berbatas maupun bunga majemuk tak berbatas.
2. Bagian-bagian bunga
Pada umumnya bunga mempunyai bagian-bagian berikut:
a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas
bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun paralihan, yaitu
bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-
akan merupakan peralihan dari daun biasa ke bunga.
b. Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali
melebar, dangan ruas-ruas yang amat pendek, sehinggga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga
yang duduk amat rapat satu sama lain.
c. Hiasan bunga (periantium), yaitu bagian bunga yang merupakan
penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Bagian-bagian hiasan
bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
 Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupaka
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu
bunga
masih kuncup merupakanselubungnya, yang melindungi
kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh luar.
 Tajuk bunga atau mahkoya bunga (corolla), yaitu bagian
hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya
tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya
tidak berwarna hijau lagi.
d. Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya
merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari
e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium), atau disebut juga putik.
3. Kelamin bunga
Bunga biasanya mempunyai dua kelamin. Karena dengan adanya alat-alat
tersebut dapat kemudian di hasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon
tumbuhan baru. Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-
masing bunga. Dapat dibedakan:
 Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang
terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat
kelamin betina).
 Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis)
Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan
lagi dalam tiga macam yaitu:
a. Bunga jantan (flos masculus),
b. Bunga betina (flos femineus)
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin.

B. Buah (Fructus)
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan.
Maka buah akan tumbuh menjadi buah. Dan bakal biji yang terdapat di dalam buah akan
tumbuh menjadi biji. Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut
tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri.
Buah pada tumbuhan umumnya dapat di bedakan dalam dua golongan, yaitu:
a. Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal
buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, malahan menjadi bagian
utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan serinng kali
merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat di makan.
b. Buah sungguh atau buah telanjang, yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih tinggal ini tidak merupakan bagian buah
yang berarti.
1. Penggolongan buah semu
Buah semu dapat di bedakan dalam:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunnga
yang ikut membentuk buah. Misalnya:
 Tangkai bunga pada jambu monyet
 Kelopak bunga pada buah cipllukan
b. Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu
bakal buah yang bebas satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat
tumbuh menjadi buah.
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luartampak seperti satu buah saja. Misalnya bah
nangka (artocarpus integra merr) yang terjadi dari ibu tangkai bunga
yang tebal dan berdaging.
2. Penggolongan buah sungguh (sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih
dahulu dalam 3 golongan, yaitu:
a. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih. Dapat pula tersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan. Buah
sejati tunggal dapat di bedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
 Buah sejati tunggal yang kering, yaitu buah sejati tunggal yang bagian
luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya: buah
kacang tanah, padi dll.
 Buah sejati tunggal yang berdaging, ialah jika dinding buahnya
menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali
dengan jelas dapat di bedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
 luar (exocarpium), merupaka lapisan tipis, tetapi seringkali
kuat atau jaju seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
 Kulit tengah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging
atau serabut. Jika lapisan ini dapatdi makan, maka lapisan
inilah yangdinamakan daging buah. Misalnya pada buah
mangga (mangifera indica).
 Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang
yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dan keras.
Misalnya:
 Buah mangga, mempunyai satu ruang dengan satu biji
 Buah pepaya, yang terjadi dari beberapa daun
buah dengan satu ruang dan banyak biji.
 Buah durian, yang terjadi atas beberapa daun
buah.mempunyai beberapa ruang dalam tiap ruangnya
terdapat beberapa biji.
b. Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah
yang bebas satu sama lain. Masing-masing bakal buah menjadi satu buah.
Misalnya pada cempaka (michelia champaca L)
c. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masiing-masing bunganya mendukung satu bakall bua, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu
buah saja.misalnya pada pandan (pandanus tectorus sol).
C. Biji
Setelah terjadi penyerbukan yanng diikuti dengan pembuahan, bakal buah
tumbuh menjadi buah dan bakal niji tumbuh menjadi biji. Pada biji umumnya dapat di
bedakan bagian-bagian berikut:
1. Kulit biji (spermodermis)
Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji
(integumentum). Oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) terdiri atas dua lapisan. Yaitu:
a. Lapisan kulit luar (testa), lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-
macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit,ada yang keras seperti
kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji
yang ada di dalam.
b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, seringkali di
manakan kulit ari.
2. Tali pusar (funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni.
Merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji lepas dari tali pusarnya
(tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang di kenal sebagai tali pusar
biji
3. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam klitnya, oleh
sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.Inti biji terdiri atas :
a. Lembaga (Embryo),
Merupaan calon tumbuhan baru yang nantinya akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan.
Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh
tumbuhan, yaitu:
 Akar lembaga atau calon akar (radicula),yang biasanya kemudian akan
tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang
tergolong dalam dicotyledonae)
 Daun lembaga (cotyledo), yang merupakan daun pertama suatau
tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda-
beda.
 Batang lembaga (cauliculus), yang sering kali dapat di bedakan dalam
dua bagian, yaitu:
 Ruas batang diatas daun lembaga(internodium epicotylum)
 Ruaas batang di bawah daun lembaga (internodium
hypocotylum)
b. Putih lembaga (albumen)
Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang
menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji
mempunyai putih lembaga, misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong
D. Akar (leguminosae). Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan
zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam:
 Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun
makanan itu terdiri atas sel-sel yang berasal dari inti kandung lembaga
sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma
lalu membelah-belah menjadi jaringanpenimbun makanan ini.
 Putih lembaga luar (perispermium), jika bagian ini berasal dari bagian
biji luar kandung lembaga, entah dari nuselus entah dari selaput
bakal biji.
1. Pengertian akar
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun)
bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya
mempunyai sifat-sifat berikut:
a) Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan
arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop),
meninggalkan udara dan cahaya.
b) Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun
atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
c) Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
d) Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah jika dibanding dengan batang.
e) Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah
2. Fungsi-fungsi akar
Akar bagi tumbuhan mempunyai fungsi atau tugas untuk:
a) Memperkuat berdirinya tumbuhan.
b) Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air
tadi dari dalam tanah.
c) Mengangkut air dan zat-zat makanan tadi ke tempat-tempat pada tubuh
tumbuhan yang memerlukan.
d) Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan
e) Bagian-bagian akar
3. Bagian-bagian akar
Pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian berikut:
a) Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang
bersambung dengan pangkal batang.
b) Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan.
c) Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher
akar dan ujungnya.
d) Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak
langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari
akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan percabangan lagi.
e) Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan
berbentuk serabut.
f) Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian
akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit luar
akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu
dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan adanya rambut-rambut
akar inibidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih
banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap.
g) Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling
ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung
akar yang masih muda dan lemah.
4. Macam-macam sistem perakaran
Sewaktu tumbuhan masih kecil yaitu bentuk lembaga dalam biji, calon akar
itu sudah ada, dan disebut akar lembaga (radicula). Pada perkembangan
lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa,
akar lembaga akan memperlihatkan perkembangan yang berbeda hingga pada
tumbuhan lazimnya dibedakan dua sistem perakaran:
a) Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih
kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut dengan
akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini
biasanya terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan
tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae).
b) Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli
dinamakan akar liar. Bentuknya seperti serabut, oleh karena itu
dinamakan akar serabut (radix adventicia).
5. Akar Tunggang
Akar tunggang hanya kita jumpai kalau tumbuhan hanya ditanam dari biji.
Walaupun dari golongan biji belah (Dicotylidoneae), suatu tumbuhan tak akan
mempunyai akar tunggang, jika tidak ditanam dari biji, seperti misalnya berbagai
jenis tanaman budidaya yang diperbanyak dari cangkokan atau setek.
Melihat percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan dalam:
a) Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang, dan jika
ada cabangnya hanya terdiri dari akar-akar halus berbentuk serabut.
Akar tunggang yang demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya
sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai
bentuk yang istimewa, misalnya :
1. Berbentuk sebagai tombak (fusiformis), pangkalnya besar meruncing
ke ujung dengan serabut - serabut akar sebagai percabangan.
Misalnya lobak (Raphanus sativa L), wortel (Daucus carota l) dan yang
lainnya.
2. Berbentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, akar –
akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung yang sempit
meruncing, seperti pada bangkuang (Pachyrrhizus erosus Urb)
3. Berbentuk benang (filoformis), jika akar tunggang kecil panjang
seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang, misalnya
pada kratok (Phaseolus lunatus L) .
b) Akar tunggang yang bercabang (ramosus). Akar tunggang ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang –
cabang banyak, dan cabang – cabangnya bercabang lagi, sehingga
dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang.
6. Akar serabut
Mengenai akar – akar pada sistem akar serabut dapat dikemukakan hal – hal
seperti berikut :
 Akar yang menyusun akar serabut kecil – kecil berbentuk benang,
misalnya pada padi (Oryza sativa L).
 Akar – akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang,
misalnya pada pohon kelapa (Cocus necifera L).
 Akar serabut besar – besar, hampir sebesar lengan, masing – masing tidak
banyak memperlihatkan percabangan, misalnya pada pandan (Pandanus
tectorius 501).
7. Akar dengan fungsi khusus
Berhubung dengan cara – cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan-
keadaan tertentu. Akar-akar mempunyai sifat dan tugas khusus. Maka dapat
dibagi menjadi beberapa macam misalnya :
1. Akar gantung atau akar udara (radix aereus)
Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Menggantung di udara dan tumbuh
kearah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya. Selama
masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas
dari udara dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau
udara yang disebut velamen contohnya akar anggrek kalajengking (Arahnis
flosaeris), tetapi setelah mencapi tanah. Bagian yang masuk tanah lalu
berkelakuan seperti akar biasa, menyerap air dan makanan dari tanah. Bagian
yang ada diatas tanah sering kali berubah menjadi batang, seperti beringin (ficus
benjami
2. Akar penghisap atau penggerek (haustorium)
Akar ini terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit seperti benalu
(Loranthus). Berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya.
Dapat pula merupakan akar – akar pendek yang melekat pada tuan rumahnya,
tetapi juga menghisap air dan zat – zat makanannya, misalnya pada endak –
endak cacing (Cuscutha australia R. BR).
3. Akar Pelekat (radix adligans)
Akar – akar yang keluar dari buku – buku batang tumbuhan memanjat dan
berguna untuk menempel pada penunjangnya saja,misalnya daun sirih (Piper
betle L
4. Akar pembelit ( cirrhus radicalis)
Akar ini berfungsi untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjangnya,
misalnya pada panili (Vanilla planifolia Andr).
5. Akar nafas (pneomatophora)
Cabang – cabang akar yang tumbuh tegak lurus keatas hingga muncul dari
permukaan tanah. Akar ini mempunyai banyak liang – liang atau celah untuk
jalan masuknya udara yang diperlakukan untuk pernafasan, misalnya pada
kayu api (Avicennia)
6. Akar tunjang
Akar penunjang adalah akar pohon pandan dan bakau. Akar ini berguna
untuk menunjang batang agar tidak rebah. Akar ini tumbuh dari bagian
bawah akar ke segala arah.
7. Akar lutut
Bagian akar yang tumbuh keatas kemudian memebengkok lagi masuk
kedalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang
dibengkokkan, akar ini berguna untuk kepentingan pernafasan misalnya pada
pohon tanjang ( Bruguleranparvifolia)
8. Akar banir
Akar yang membentuk seperti papan yang diletakkan miring untuk
memeperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya sukun
(Artocarpus communis),kenari (Canarium commune L.).

E. Metamorfosis akar,batang dan daun


Organ pokok tumbuhan hanya akar, batang, dan daun, sedangkan bagian-
bagian lain pada tumbuhan hanyalah penjelmaan salah satu di antara ketiga bagian
pokok tersebut.Di antara berbagai macam bagian tumbuhan yang sering kita jumpai,
yang tidak lagi jelas berupa akar, batang, atau daun, ialah:
1. Kuncup (gemma)
Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya adalah tunas, jadi
terdiri atas calon batang beserta calon daun-daunnya
 Kuncup lazimnya dilindungi oleh alat-alat seperti rambut-rambut, sisik-
sisik, daun penumpu dan lain-lain.
 Kuncup dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru.

Tidak semua kuncup dapat berkembang menjadi bagian tumbuhan yang baru. Pada
tumbuhan ada kuncup yang selama bertahun-tahun berupa kuncup saja. Kuncup ini disebut
kuncup tidur atau kuncup laten.Menurut tempatnya kuncup dibedakan dalam tiga macam:

 Kuncup ujung (gemma terminalis) Kuncup yang terdapat pada ujung-ujung


batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
 Kuncup ketiak (gemma axillaris atau gemma lateralis)
 Kuncup yang terdapat di dalam ketiak daun.
 Kuncup inilah yang kalau berkembang lazimnya akan menghasilkan
cabang baru
 Kuncup liar (gemma adventicius) Kuncup-kuncup yang tidak terdapat pada
ujung atau ketiak daun. Menurut tempatnya, kuncup liar dapat dibedakan
seperti berikut:
 Di sembarang tempat pada batang, dan jika tumbuh biasanya akan
menghasilkan wiwilan atau tunas air. Ex: pohon coklat (Theobroma
cacao L.)
 Pada tepi daun, dan kalau tumbuh bahkan dapat menghasilkan
tumbuhan baru. Ex: cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.)
 Pada akar, dan biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru. Ex:
sukun (Artocarpus communis Forst.), dan talok (Muntingia calabura
L.)

Selain pembagian kuncup di atas. Kuncup juga dapat dibedakan menjadi:

 Kuncup daun (gemma foliifera)


Nama kuncup ini sesungguhnya kurang tepat, karena kuncup tidak berkembang menjadi
daun, melainkan menjadi tunas yang mendukung daun-daun.
 Kuncup bunga (gemma florifera atau alabastrum)
Kuncup yang tidak berkembang menjadi tunas, melainkan menjadi bunga (mengalami
metamorfosis). Kuncup bunga dapat dijumpai pada ujung batang maupun dalam ketiak
daun.
 Kuncup campuran (gemma mixta)
Kuncup yang jika berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa dan bunga.

Berdasarkan keberadaan pelindungnya, kuncup dapat dibedakan menjadi:

 Kuncup telanjang (gemma nudus)


Kuncup yang sama sekali tidak mempunyai alat-alat pelindung.
 Kuncup tertutup (gemma claulus)
Kuncup yang mempunyai pelindung yang menyelubungi kuncup tadi.

2. Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)


Ketiga macam alat tersebut di atas adalah metamorfosis batang dan/ atau
akar/ daun. Alat-alat ini merupakan badan yang membengkak dan umumnya
menjadi tempat penimbunan makanan, disamping itu dapat pula dijadikan alat
perkembangbiakan.
Rimpang (rhizome)
1. Sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam
tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya
dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan
suatu tumbuhan baru.
2. Di samping sebagai alat perkembangbiakan juga merupakan tempat
penimbunan zat-zat cadangan makanan. Ex: tasbih (Canna edulis Ker.)
dan kerut (Maranata arundinacea L.)Rimpang merupakan penjelmaan
batang, bukan akar. Hal ini dapat dilihat dari tanda-tanda berikut:
 Beruas-ruas dan berbuku-buku
 Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik
 Mempunyai kuncup-kuncup
 Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air
Umbi (tuber)

Umbi merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti


kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan.
Merupakan penjelmaan batang atau akar.

1. Umbi batang (tuber caulogenum)


 Umumnya tidak mempunyai sisa-sisa daun atau penjelmaannya,
oleh sebab itu seringkali permukaannya tampak licin, buku-buku
batang dan ruas-ruasnya tidak jelas. Karena tidak adanya sisa
daun, maka umbi ini dinamakan umbi telanjang (tuber nudus).
Ex: kentang (Solanum tuberosum L.) dan ubi jalar (Ipomea
batatas Poir.).
 Pada beberapa jenis tumbuhan dapat dijumpai umbi yang
terletak di bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu pada
batang yang biasanya di tempat itu terdapat bunga atau di
ketiak daun. Umbi ini disebut katak atau katibung (tuber
accessorium atau tuber caulinare). Ex: ubi (Dioscorea alata L.)
dan gembili (Dioscorea aculeata L.)
2. Umbi akar (tuber rhizogenum)
Merupakan penjelmaan akar:
 Akar tunggang. Ex: lobak (Raphanus sativus L.), bengkuang
(Pachyrrhizus erosus Urb.), dan ubi kayu (Manihot utilissima
Pohl.)
 Akar serabut. Ex: dahlia (Dahlia variabilis Desf.)

Umbi lapis (bulbus)

Merupakan penjelmaan batang beserta daunnya. Pada umbi lapis dapat


dibedakan bagian-bagian berikut:

1. Subang atau cakram (discus)


2. Sisik-sisik (tunica atau squama)
3. Kuncup-kuncupnya (gemmae):
 Kuncup pokok (gemma bulbi), merupakan kuncup ujung, terdapat
pada bagian atas cakram yang tumbuh ke atas mendukung daun-
daun biasa, serta bunga
 Kuncup samping, yang biasanya tumbuh merupakan umbi lapis
kecil-kecil, berkelompok di sekitar umbi induknya. Bagian ini
dinamakan siung (bulbus). Ex: bawang merah (Allium cepa L.)
 Akar-akar serabut terdapat pada bagian bawah cakram.

Menurut sifat sisik-sisiknya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:

1. Yang berlapis (bulbus squamosus), jika daunnya merupakan bagian yang


lebar, dan yang lebih luar menyelubungi bagian yang lebih dalam, hingga jika
umbi diiris membujur akan tampak jelas susunannya yang berlapis-lapis. Ex:
bawang merah (Allium cepa L.)
2. Yang bersisik (bulbus squamosus), jika metamorfosis daun-daunnya tidak
merupakan bagian yang lebar yang dapat merupakan selubung seluruh
umbi, melainkan tersusun seperti genting. Ex: lilia (Lilium candidum L.)
3. Alat pembelit atau sulur (cirrhus)
Merupakan bagian-bagian tumbuhan yang biasanya menyerupai spral dan
berguna untuk membelit benda-benda yang disentuhnya.
1. Alat ini ditemukan pada tumbuhan yang memanjat saja.
2. Merupakan metamorfosis daun, batang, dan atau akar.

Menurut asalnya alat-alat pembelit dapat dibedakan dalam:

1. Cabang pembelit (sulur dahan atau sulur cabang). Ex: air mata pengantin
(Antigonan leptopus Hook et Arn.) markisah (Passiflora quadrangularis
L.), dan anggur (Vitis vinifera L.)
2. Daun pembelit (sulur daun). Pembagiannya:
a. angkai daunnya
b. Ujung daunnya
c. Ujung ibu tangkai daun pada daun majemuk
3. Akar pembelit. Ex: panili (Vanilla planifolia Andr.)
4. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus)
Gelembung atau piala merupakan metamorfosis daun atau sebagian daun,
dan lazimnya digunakan untuk menangkap serangga.
1. Piala, biasanya merupakan ujung daun yang diubah menjadi badan
menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Ex: kantong semar
(Nepenthes ampullaria Jack.)
2. Gelembung, terdapat pada tumbuhan insectivora yang hidup di air. Ex:
rumput gelembung (Utricularia flexuosa Vahl.)
5. Duri (spina)
Duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian pokok tumbuhan,
oleh karena itu biasanya sukar ditanggalkan dari batang, dan jika dapat
ditanggalkan akan meninggalkan bekas luka.Menurut asalnya dapat dibedakan
menjadi:
1. Duri dahan (spina caulogeneum). Ex: bogenvil (Bougainvillea spectabilis
Wild.)
2. Duri daun (spina phyllogenum). Ex: kaktus (Cactus sp., Opuntia sp. dll)
3. Duri akar (spina rhizogenum). Ex: gembili (Dioscorea aculeata L.) dan
gembolo (Dioscorea bulbivera L.)
4. Duri daun penumpu (spina stipulogenum). Ex: susuru (Euphorbia trigona
Haw.)

Duri kulit atau duri tempel

Duri yang tidak merupakan metamorfosis suatu alat, melainkan


hanya merupakan semacam alat tambahan, jadi hanya menempel pada
kulit.

6. Alat-alat tambahan (organa accessoria)


Bukan merupakan penjelmaan salah satu dari ketiga bagian pokok
tumbuhan. Alat-alat ini dapat dibedakan dalam tiga golongan:
1. Papila (papillae)
Merupakan penjolan-penjolan pada permukaan suatu alat, yang hanya
merupakan peninggian dinding sel yang jika diraba akan terasa halus
seperti beludru, biasanya terdapat pada daun mahkota bunga. Ex: bunga
telang (Clitoria ternatea L.)
2. Rambut-rambut (trichoma)
Merupakan alat-alat tambahan berupa rambut-rambut atau sisisk-sisik,
yang pada pembentukannya hanya kulit luar tubuh tumbuhan saja yang
ikut mengambil bagian, sehingga alat tersebut sangat mudah
ditanggalkan. Trikoma pada tumbuhan dapat berupa:
 Sisik bulu (ramentum). Bulu-bulu yang pipih yang menutupi batang
atau bagian-bagian tumbuhan yang lain. Ex: pakis haji (Cycas rumphii
Miq.)
 Sisik (lepis), bagian-bagian yang pipih menempel rapat pada alat-alat
tumbuhan, misalnya pada daun atau tangkai daun. Ex: daun durian
(Durio zibethinus Murr.)
 Bulu-bulu atau rambut halus (pilus). Bulu-bulu atau rambut ini
sangat bermacam-macam bentuk dan susunannya, ada yang
bercabang, ada yang seperti bintang. Ex: daun waru (Hibiscus
tiliaceus L.)
 Rambut kelenjar (pilus capilatus). Bentuknya seperti bulu-bulu pada
umumnya, tetapi dari bagian ujungnya dapat dikeluarkan suatu zat,
misalnya semacam resin. Ex: tembakau (Nicotiana tabacum L.)
3. Emergensia (emergentia)
Merupakan alat tambahan yang tidak hanya tersusun atas bagian-bagian
kulit luar, akan tetapi bagian yang lebih dalam daripada kulit luar ikut
pula mengambil bagian dalam pembentukannya. Yang digolongkan
dalam emergensia yaitu:
 Rambut-rambut gatal atau perangsang (stimulus). Ex: kemaduh
(Laportea stimulans Miq.)
 Duri tempel (aculeus). Ex: mawar (Rosa sp.), dan pohon
randu (Ceiba pentandra Gaertn.)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpilan
Akar, Batang,Daun dan Akar adalah bagian tubuh tumbuhan yang paling
penting. Keempat bagian tubuh tumbuhan tersebut secara langsung
maupun tidak lanngsung berguna untuk menegakkan kehidupan
tumbuhan . untuk mempertahankan hidupnya tumbuhan
membutuhkan tumbuhan baru, dengan demikian tumbuhan
memerlukan alat selain akar, batang dan daun , yaitu bunga, biji dan
buah.

B. Saran
Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja,
pembaca juga harus menambah ilmu pengetahuannya lagi tentang
materi ini dengan mencari lagi buku-buku bacaan lainnya atau dari
internet, dan kita sebagai manusia harus mensyukuri dan menjaga
kelestarian dari berbagai makhluk hidup.
DAFTRA PUSTAKA
1. Citrosupomo, Gembong; Morfologi Tumbuhan. Cet. Ke 13, gajah mada
Universitypress, 2001
2. Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah mada University
Press. Jogjakarta.
3. Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
UGM PRESS
4. Ai, Nio Song dan Torey, Patricia. 2013. Karakter morfologi akar sebagai
indikator kekurangan air pada tanaman (Root morphological characters
as water-deficit indicators in plants). Jurnal Bioslogos. Vol. 3. No. 1
5. Campbell, Neil A dan Reece, Jane B. 2003. Biologi Edisi Kedua Jilid
Delapan. Jakarta: Erlangga
6. Efendi R (2009) Metode dan karakter seleksi toleransi genotipe jagung
terhadap cekaman kekeringan. Tesis. FMIPA, Bogor
7. Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan.Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai