Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat,
hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu.
Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai
cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan.
Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah
demikian besar perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja
(morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi
tumbuhan.
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian
tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah
diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk,
warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini
dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifatsifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat
menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada
dan tidaknya madu ataupun zat lain.

BAB II
PEMBAHASAN
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi
oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan
air (lihat artikel Pembentukan bunga).
Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu
takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetribentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang",
simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik)
secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau
hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama
bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
Kelopak bunga atau calyx;
Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk
memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria)
berupa benang sari;
Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita")
berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya
terdapat bakal buah(ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang
membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala
putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan
sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan
yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini
digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain.
Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya:
tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya
2

B. Bunga Majemuk (Anthotaxis Inflorescentia)

Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah
bunga di ketiaknya.Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan,bahwa
diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang
berguna untuk berasimilasi.Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga
yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya,daun-daun tadi telah
mengalami metamorphosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi.Walaupun
demikian menurut kenyataannya sering kali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga
majemuk dari cabang yang mempuyai bunga-bunga di ketiak daunnya.
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
A. Bagian-bagian yang bersifat seperti cabang atau batang,yaitu:
a.
ibu tangkai bunga(pedunculus,pedunculus communis atau rhacis),yaitu bagian yang
biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi.Ibu
tangkai ini dapat bercabang ,dan cabang-cabangnya bercabang lagi,dapat pula sama sekali tak
bercabang
b. tangakai bunga(pedicellus),yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
c.
dasar bunga(receptaculum),yaitu ujung tangkai bunga,yang mendukung bagian-bagian
bunga lainnya.
B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun,antara lain:
a.
daun-daun pelindung(bractea),yaitu bagian-bagian yang serupa daun yangdari ketiaknya
muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya,
b. daun tangkai (bracteola),yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai
bunga.Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat dua daun tangkai yang
letaknya tegak lurus pada bidang median,sedang kan pada tumbuhan biji tunggal
(Monocotyledoneae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median,di
bagian atas tangkai bunga.
c.
seludang bunga(spatha),yaitu daun pelindung yang besar,yang sering kali menyelubungi
seluruh bunga majemuk waktu belum mekar,misalnya terdapat pada bunga kelapa (Cocos
nucifera L.) d. daun-daun pembalut (bractea involucralis,involucrum),yaitu sejumlah daun-daun
pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran,terdapat misalnya pada bunga matahari
(Helianthus annuus L.)
e.kelopak tambahan (epicalyx),yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau ,tersusun
dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak,misalnya pada bunga kembang
sepatu(Hibiscus rosa-sinensis L.),kapas (Gossypium sp.),
f.daun-daun kelopak (sepalae)
3

g.daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)


h.daun-daun tenda bunga (tepalae),jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya
I.benang-benang sari (stamina)
j.daun-daun buah (carpella)

Telah dikemukakan tadi,bahwa ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan
percabangan dapa pula tidak.Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun
seringkli dinamakan sumbu bunga (scapus).Ibu tangkai yang bercabang memperlihatkan cara
percabangan yang bermacam-macam.Selain dari itu,jumlah cabang,panjangnya dibandingkan
dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi,berpengaruh terhadap urut-urutan
mekarnyamasing-masing bunga pada suatu bunga majemuk.Bertalian dengan sifat-sifat itu
bunga majemuk dibedakan dalam tiga golongan:
a.Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa,inflorescentia botryoides atau
inflorescentia centripetala),yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus
,dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak,dan mempunyai
susunanacropetal (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai) ,dan bunga-bunga
pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas.Jika ujung ibu tangkai tak
mendukung suatu bunga tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tak terbatas ,lagi pula jika
dilihat dari atas,nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya adalah
bunga yang menutup ibu tangkainya.Karena yang mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat
itulah mengapa dinamakan :inflorescentia centripetala.Bunga majemuk tak terbatas terdapat
misalnya pada:kembang merak (Caesalpinna pulcherrima Swartz),mangga (Mangifera indica L.)
b.Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga,inflorescentia
definita),yaitu suatu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu
bunga ,jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.Ibu tangkai ini dapat pula
becabang-cabang dan cabang-cabang tadi juga selalu mendukung suatu bunga pada
ujungnya.Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang
terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya,jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari
atas).Oleh sebab itu dinamakan :inflorescentia centrifuga.
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai,bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam
tiga morfologi bunga
macam perbungaan:
1.yang bersifat monochasial,jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang,ada kalanya
lebih (dua cabang),tetapi tidak pernah berhadapan,dan yang satu lebih besar daripada yang
lainnya.Cabang yang besar seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan satu cabang saja.

Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji
tunggal,kapas,
2.yang bersifat dichasial,jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan,terdapat
pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae),dll.
3.yang bersifat pleiochasial,jika dari ibu tangkai keluar dari dua cabang pada suatu tempat
yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi,misalnya pada bunga oleander (Nerium oleander L.)
c.bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta),yaitu bunga majemuk yang memperlihatkan
baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas.
Bunga majemuk yang dibedakan dalam ketiga golongan tersebut diatas masing-masing
dapat lagi dibedakan dalam beberapa ragam.Berikut akan diberitahukan suatu ikhtisar berbagai
ragam b unga majemuk yang dapat kita jumpai pada tumbuhan.
a.bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa,inflorescentia botryoides,inflorescentia
centripetala)
dalam golongan ini dapat dibedakan lagi yang:
I.ibu tangkainya tidak bercabang-cabang,sehingga bunga (bertangkai atau tidak)langsung
terdapat pada ibu tangkainya.
1.tandan(racemus atau botrys),jika bunga bertangkai nyata ,duduk pada ibu
tangkainya.misalnya pada kembang merak Caesalpinna pulcherrima Swartz).
2.bulir (spica),seperti tandan tetapi bunga tak bertangkai,misalnya bunga jarong
(Stachytarpheta jamaicensis Vahl. )
3.untai atau bunga lada (amentum),seperti bulir tetapi ibu
Kalau ternyata Bunga yang dalam bahasa ilmiah dikenal sebagai flos, berasal dari sebuah tunas
dan tunas ini merupakan pertumbuhan batang yang terhanti dan berubah manjadi tangkai kecil
(pedicellus) dan dasar bunga (receptaculum).
Kemudian daun-daunnya masih ada namun berubah bentuk dan warnanya menjadi daun-daun
kelopak (sepalae) dan daun-daun mahkota (petalae) serta daun-daun buah (carpella).
Bagian-Bagian Penting pada Bunga
Tangkai bunga (pedicellus)
Dasar bunga (receptaculum)
Hiasan bunga (perianthium), yang terdiri dari Kelopak (calyx) dan Mahkota atau Tajuk Bunga
(corolla), jika kelopak dan mahkotanya tidak dapat dibedakan maka disebut sebagai tenda
bunga (perigonium)
Alat kelamin betina (gynaecium), berupa putik (pistilum)
Alat kalamin jantan (androecium), berupa benang sari (stamen)
Dilihat dari bagian-bagian yang menyusun suatu bunga, dapat kita bedakan ada bunga lengkap
dan ada bunga sempurna...berikut penjelasannya !!!

Bunga Lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota(corolla), benang sari
(androecium) dan putik (gynaecium).
Bunga tak Lengkap : Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti bunga lengkap,
misalnya tidak memiliki kelopak.
Bunga Sempurna : Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang sari(androecium) dan putik
(gynaecium).
Bunga tak Sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau tidak memiliki
putik (gynaecium).
Kelamin pada Bunga
Bunga banci (hermaprodithus), dimana pada satu bunga terdapat benang sari dan putik, dapat
pula disebut bunga sempurna.
5
Bunga Berkelamin Tunggal (unisexualis), terbagi menjadi 3 macam yaitu,
1. Bunga yang terdiri dari benang sari saja, yang disebut bunga jantan (flos masculus)
2. Bunga yang terdiri dari putik saja yang disebut bunga betina (flos femineus)
3. Dan bunga yang tidak memiliki kelamin, atau bunga mandul.
Dasar Bunga (receptaculum)
Fungsi utama dasar bunga adalah mendukung bagian-bagian bunga
Bentuk dari dasar bunga bermacam-macam ada yang rata, kerucut, cawan, dan mangkuk.
Menurut fungsi itu, dapat dibedakan beberapa macam dasar bunga, yaitu
- Dasar bunga yang mendukung mahkota bunga (anthophorum)
- Dasar bunga yang mendukung benang sari (androphorum)
- Dasar bunga yang mendukung putik (gynophorum)
- Dasar bunga yang mendukung benang sari dan putik (androgynophorum)
- Cakram (discus)
Kelopak Bunga (calyx)

Fungsinya adalah sebagai pelindung bunga waktu masih kuncup.


Mahkota Bunga / Tajuk Bunga (corolla)
Berfungsi sebagai daya tarik untuk mendatangkan hewan agar membentu proses
penyerbukan. Selain itu juga melindungi benang sari dan putik.
Putik (pistillum)
Putik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
Bakal Buah (ovarium)
Tangkai putik (stylus)
Kepala putik (stigma)
Benang Sari (stamen)
Benang sari terdiri dari 3 bagian, yaitu
Tangkai sari (filamentum)
Kepala sari (anthera)
Penghubung ruang sari (connectivum)
Bunga terbagi atas , Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal sering disebut dengan planta uniflora...
Bunga majemuk disebut dengan planta multiflora

Planta multiflora ( bunga Majemuk ) ini terbagi menjadi beberapa macam menurut sifatnya,
yaitu
1. Bunga Majemuk tak Berbatas (inflorescentia racemosa), dengan ciri jika bunga mekar, yang
terlihat mekar adalah bagian bawah atau yang dekat dengan ibu tangkainya...jika dilihat dari
atas, mekarnya bunga tampak dari samping ke tangah.
Yang ibu tangkainya tidak bercabang lagi :
Tandan (racemus) pada bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma)
Bulir (spica) pada bunga jarong
Untai (amentum) pada bunga sirih (Piper betle) dan lada (Piper nigrum)
Tongkol (spadix) pada bunga jagung betina (Zea mays)
Bunga Payung (umbella) pada bunga wortel (Daucus carota)
Bunga Cawan (corymbus) pada daun kaki kuda (Centela asiatica)
Bunga Bongkol (capitullum) pada bunga puteri malu (Mimosa pudica)
Bunga Periuk (Hypanthodium) pada bunga nangka (Artocarpus integra)

Yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi


Malai (panicula) pada bunga mangga (Mangifera indica)
Malai rata (corymbus ramosus) pada bunga soka
Bunga payung majemuk (umbella composita) pada bunga wortel (Daucus carota)
Bunga tongkol majemuk pada bunga kelapa (Cocos nuctifera)
Bulir majemuk pada bunga jagung jantan (Zea mays)
2. Bunga Majemuk Berbatas (inflorescentia cymosa), dengan ciri jika bunga mekar, yang terlihat
mekar adalah bagian atas atau yang paling jauh dengan ibu tangkainya...jika dilihat dari atas,
mekarnya bunga tampak dari tengah ke samping.
a. Anak payung menggarpu (dichasium) pada bunga melati (Jasminum sambac)
b. Bunga tangga (cincinnus) pada bunga euphorbia (Euphorbia hirta)
c. Bunga sekerup (bostryx) pada bunga kenari
d. Bunga sabit (drepanium) pada bunga suku juncaceae
e. Bunga kipas (rhipidium) pada bunga suku iridaceae
3. Bunga Majemuk Campuran (inflorescentia mixta), bunga dengan sifat penggabungan antara
bunga majemuk berbatas dan majemuk tak berbatas. Misalnya pada bunga soka, ada bagian
yang bersifat payung majemuk dan anak payung menggarpu.

BAB III
KESIMPULAN
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya
sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Ada tiga macam bentuk bunga majemuk yaitu :

Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa)

Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa)

Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta).

DAFTAR PUSTAKA
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.

Morton, J. 1987. Mango. p. 221239. In: Fruits of warm climates. Julia F. Morton, Miami, FL.
New York.
Syamsuhidayat, Sugati S., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Edisi ke2, Depertemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.
Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

1 Struktur, Bagian, Dan Susunan Bunga


Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun
kelopak, daun mahkota, benag sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil,
yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak (sepal) dan daun
mahkota (petal). Secara anatomi daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang
sama, terdiri atas sel-sel parenkimatis (Sumardi,1993).
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar
bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium
(kelamin betina) (Savitri, 2005).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian
dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal
pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael
bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas
mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara
bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah
kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal,
pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu
sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi,
yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah
dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
a) Sepal dan Petal
a. Baik sepal maupun petal menyerupai daun. Pada penampang melintang, kedua bagian
bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi 3 atau 4 atau kadangkadang hingga 10 lapisan sel isodiometris yang tak terdeferensiasi. Sel memanjang disertai
banyak ruang antar sel. Di dalamnya terdapat berkas pengangkut. Mesofil kurang termodifikasi
di banding dengan daun hijau, namun bisa pula terdapat idioblas seperti sel berisi kristal atau
hipodermis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan berwarna hijau berfotosintesis,
sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal maupun petal (Hidayat, 1995).
b. Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga fungsi utama corolla adalah untuk menarik
serangga dan sebab itu merupakan bagian yang paling luas dan besar dari bunga. Pada
tumbuhan yang terpolinasi oleh angin, corolla sering tereduksi atau bahkan tak ada. Warna
petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin
mengandung flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan
vakuola. Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur internal.
Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila. Pada papila tagetes, lapisan kutikula
tebal dan membentuk lipatan (Hidayat, 1995).
b)
Stamen (Benang Sari)

a. Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan
dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini
sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan
mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai struktur
yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus
ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari (Sumardi, 1993).
b. Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau
antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian
antera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap
bagian mengandung dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi
ginesium. Biasanya terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum,
tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi
(Hidayat, 1995).
c.
Jumlah lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi
dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis merupakan
lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di bawah
epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding sekunder, pada
bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal menyebabkan
terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering disebut lamina
fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel.
Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini
disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding kepala sari.
Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum mempunyai
fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang
telah masak keluar melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium.
Serbuk sari berasal dari sel induk serbuk (Sumardi, 1993).
c)
Karpel
a.
Pada bunga bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau
lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain (ginesium apokarp, seperti pada Rosa sp) atau
karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam (ginesium sinkarp, seperti pada
Lycopersicon dan Carica papaya). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang
pertama, karpel berlekatan dengan kondisi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka
abaksial.disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang kedua, pelekatan
terjadi dalam keadaan terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk ginesium beruang satu.
Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian bawah yang fertil, yakni bakal buah atau
ovarium, bagaian tengah yang steril, yakni tangkai putik atau stylus, dan yang paling ujung
adalah kepala putik atau stigma (Hidayat, 1995).
d) Stigma dan Stylus

a.
Stigma dan stylus mempunyai struktur yang khusus yang memungkinkan butir-butir polen
mampu berkecambah pada stigma dan buluh polen mampu menembus ovulum. Epidermis
stigma berkelenjar, dan sel-selnya kaya akan protoplasma. Kadang-kadang lapisan disebelah
dalam epidermis membentuk jaringan yang berkelenjar, yang fungsinya sama dengan yang
terdapat pada epidermis. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel epidermis berkembang menjadi
rambut-rambut yang panjang dan bercabang. Misalnya pada tumbuan Graminea dan tumbuhan
lain yang penyerbukannya dilakukan oleh angin (Sumardi, 1993).
b.
Stylus merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan
angiospermae, stylusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi
yang merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada yang
berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah dan
menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi
sel sekresi. Pada stylus padat melalui jaringan transmisi. Jaringan transmisi menyediakan nutrisi
yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus. Jaringan dasar
stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut (Savitri, 2005).

e) Bakal buah dan Bakal biji


a.
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal
biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan tengah
atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen
mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah nukleus, integumen,
dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung
sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum antera, nukleus
biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa karena telah berdegenerasi
(Hidayat, 1995).
b.
Bakal buah dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal
buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah
dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta (Savitri, 1995).
2.2 Perkembangan Bunga
Menurut Savitri (2005), Bunga mungkin tumbuh pada bagian apeks sumbu utama atau ada
cabang lateral atau pada kedua tempat tersebut. Beberapa alat dari fase vegetatif dan
reproduktif (braktea, mahkota, benangsari, daun buah) berasal dari lapisan kedua dan ketiga
meristem apical tetapi berbeda dalam bentuk dan cara pertumbuhannya.
Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka beberapa atau
semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan mulai membentuk

bagian bunga menurut urutan yang khas bagi spesies yang bersangkutan. Pada bunga luas
meristem apeks lambat laun berkurang sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan.
Dikebanyakan bunga, urutan pembentukan daun bunga berlangsung dari luar ke dalam secara
karopetal, namun ada beberapa arah terbalik, seperti pada stamen beberapa kelompok
Palmae. Peristiwa ini sangat khas bagi spesies yang bersangkutan. Dari pengamatan struktur
dewasa, sangat sulit menentukan apakah pembentukan stamen itu sentripetal atau sentrypugal
(Hidayat, 1995).
2.3 Jaringan Pembuluh Pada Bunga
Primordia semua organ bunga biasanya dimulai dari pembelahan sel antiklinal pada lapisan sel
yang paling luar dari apeks bunga dan dengan pembelahan sel periklinal dan antiklinal atau
pembelahan sel miring di lapisan sekunder. Pada beberapa tumbuhan sepal dan petal
dilaporkan dimulai dengan pembelahan periklinal pada lapisan kedua dan lapisan ketiga serta
primordia stamen pada lapisan ketiga dan keempat. Sepal dan petal menjalani pertumbuhan
apikal, marginal dan interkalar, yang sama dengan pertumbuhan daun (Fahn, 1991).
Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi dari silinder
pembuluh sentral, di taraf yang berbeda-beda dalam bunga. Jumlah berkas pembuluh sepal dan
petal amat beragam dalam berbagai bunga, tetapi berkas itu dapat bercabang dikotom seperti
pada daun. Pada stamen biasanya hanya ada satu berkas pembuluh, namun beberapa familia
memiliki kekhasan jalan daun, yakni berjumlah 3-4 berkas per stamen, seperti pada Araceae.
System pembuluh pada karpel terbagi menjadi berkas ventral yang berdivergensi ke bakal biji,
dan berkas karpel dorsal yang masuk ke dalam stilus. Jumlah berkas pembuluh dalam stilus
pada ginesium sinkarp sering merupakan indikator jumlah karpel, meskipun kadang-kadang

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar

ii

Pendahuluan

Materi Pembahasan

Daftar Isi

13

Kesimpulan

14

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Makalah Morfologi Tumbuhan Bagian Bunga
ini dapat di selesaikan. Maksud dan tujuan makalah ini untuk menambah pengetahuan
morfologi bunga, serta untuk lebih dapat menjaga tumbuhan di bumi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu apabila
dalam penyusunan makalah ini masih dijumpai adanya kekeliruan sudilah kiranya dapat
mengkoreksi demi perbaikan pada makalah yang lain.
Sebagai akhir kata, kurang dan lebih saya minta maaf.
Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai