Dasar Teori
Morfologi Bunga
Bunga merupakan alat bantu dalam perkembang biakan secara seksual dan merupakan bagian
dari tanaman. Bunga menjadikan tanaman tetap berkembang biak menjadi berbagai macam
bentuk dengan jenis atau spesies yang berbeda-beda. Bunga merupakan organ atau bagian
terpenting dari tumbuhan agar selalu dapat
berkembang biak. Bunga merupakan salah satu alat perkembang
biakan generatif tanaman yangmelibatkan organ tanaman sebagai alat penyerbukan
(Sunarto,1997). Bunga ( flos) dapat
dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang berdaun dan telah mengalami perubaha
n bentuk. Tempat melekatnya daun pada batangdisebut nodus
sedangkan jarak antar daun yang satu dengan yang lain disebut internodus. Daun mempunyai
bagian-bagian yang utama antara lain : mahkota (corola), kelopak (calyx), benang sari (stamen)
serta putik (pistillum). Suatu bunga tersusun atas rangkaian bagian
bagian yang bertumpuk. Kelopak merupakan rangkaian pertama yang terletak paling bawah dan
biasanya berwarna hijau. Di bagian atasnya merupakan berupa mahkota yang tampak lebih halus,
lebih besar, dan lebih indah warnanya. Rangkaian yang
ketiga berupa benang sari yang biasanya masih menggulung. Rangkaian yang keempat yangterlet
ak paling atas berlekatan menjadi satu adalah putik (Darjanto, 1990).
Bunga dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah
mengalami perubahan bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun
bungapertama dari bawah, yang pada kuncup bunga terletak paling luar. Adapun fungsi kelopak
adalah untuk melindungi bagian-bangian bunga lainnya dari gangguan
luar sebelum kuncup bunga itu mekar.Rangkaian daun bunga yang kedua dari bawah adalah
corolla, yang biasanya lebih halus,lebih lemas, tidak kaku, lebar,dan lebih indah warnanya.
Rangkaian daun bunga yangketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang sari. Benang
sari adalah bagian bunga yang
berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai
sari (bagian dari benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala
sari (bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari). Dan rangkaian daun yang
keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan berlekatan menjadi empat bunga duduk di
atas dasar bunga (receptaculum), yaitudi ujung tangkai bunga yang biasanya melebar. Putik
adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik,
tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang dan merupakan tiang penghubung
antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah (bagian dari putik yang terletak paling
bawah dan duduk diatas dasar bunga).(Darjanto, 1990)
Walaupun strutur bunga yang didskripsikan di atas dikatakn sebagai strkturvtumbuhan yang
“umum”, spesies tumbuhan menunjukan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini
digunakan botani untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain.
Sebagai contoh, 2 subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya:
tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.Bunga Tunggal dan Bunga
MajemukBunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga
dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya
mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga
(Fahn, 1991).Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga
(receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Bagian-
bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga
(peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace,
1980).
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah
bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan,bahwa
diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang
berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga
yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya,daun-daun tadi telah
mengalami metamorphosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi.Walaupun
demikian menurut kenyataannya sering kali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga
majemuk dari cabang yang mempuyai bunga-bunga di ketiak daunnya.Pada suatu bunga
majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
a. ibu tangkai bunga (pedunculus,pedunculus communis atau rhacis),yaitu bagian yang biasanya
merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi.Ibu tangkai ini
dapat bercabang ,dan cabang-cabangnya bercabang lagi,dapat pula sama sekali tak bercabang
Telah dikemukakan tadi,bahwa ibu tangkai bunga pada bunga majemuk dapat mengadakan
percabangan dapa pula tidak.Ibu tangkai bunga yang tidak bercabang dan tidak berdaun seringkli
dinamakan sumbu bunga (scapus).Ibu tangkai yang bercabang memperlihatkan cara percabangan
yang bermacam-macam.Selain dari itu,jumlah cabang,panjangnya dibandingkan dengan ibu
tangkai serta susunan cabang-cabang tadi,berpengaruh terhadap urut-urutan mekarnya masing-
masing bunga pada suatu bunga majemuk. Berkaitan dengan sifat-sifat itu bunga majemuk
dibedakan dalam tiga golongan:
Berdasarkan jumlah cabang pada ibu tangkai, Bunga Majemuk Berbatas (infloscentia cymosa
atau inflorecentia centrifuga, inflorecentia definite) dibedakan dalam tiga macam:
a) Yang bersifat “ monochasial” . jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada
kalanya lebih (dua cabang ), tetapi tidak pernah berhadapan , dan ada yang satu lebih
besar dari yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali
hanya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada
berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (Monocotiledoneae). Contoh: kapas
(Cossipium sp.)
b) Yang bersifat “dichasial” jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan,
terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae)
c) Yang bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu
tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi. Contoh: bunga oleander ( Nerium
oleander L.)
a. Anak payung menggarpu (dichasium). Pada ujjung ibu tangkai terdapat satu bunga. Di
bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung satu
bunga pada ujngnya. Bunga yang mekar dahulu ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu
tangkainya, seperti misalnya bunga melati (Jasminium sumbac Ait.), Ada pula kalanya
cabang bunga anak payung menggarpu yang majemuk, yang seluruhnya terdiri atas tujuh
bunga, misalnya pada Clematis.
b. Bunga tangga atau bunga becabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga majemuk yang
ibu tangkainya becabang lagi, tetapi setiap kali bercabang hanya berbentuyk satu cabang
saja, yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Bunga yang demikian ini antara
alin terdapat pada buntut tikus (Helitropium indicus L.) Pada beberapa jenis tumbuhan
yang tergolong suku Euphorbiaceae, misalnya kayu merah (Euphrobia pulcherrima
Wilid.), patikan (Euphorbia hirta L.), dll. Terdapat bunga majemuk, dengan susunan yang
khas, yaitu; satu bunga betina dikelilingi oleh lima bunga bercabang seling, masing-
masing terdiri atas empat bunga jantan. Bunga majemuk dengan susunan yang demikian
itu disebut Cyanthium.
c. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali bercabang juga
hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri atau ke kanan dan cabang
yang satu berturut-turut membentuk sudut 90 derajat,sehingga jika kita mengikuti arah
percabangan kita akan mengadakan gerakan seperti sekerup atau spiral, misalnya; bunga
kenari (Canarium commune L.),
d. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada
satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit, terdapat pada
tumbuhan suku Juncaceae.
e. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga becabang seling, semua percabangan terletak
pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga pada bunga
majemuk itu terdapat pada tempat yang sama tingginya, terdapat antara lain pada
tumbuhan suku Iridocea.
2. Bunga Majemuk Tak Berbatas
1. Ibu tangkai tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung
terdapat pada ibu tangkainya. Dalam golongan ini dapat dibedakan menjadi:
Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya.
Kita dapat pula mengatakan ibu tangkai bercabang, dan cabang-cabangnya masih
mendukung satu bunga pada ujungnya. Misalnya pada bunga kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
Bulir (spica), seperti tandan tetepi bunga tidak bertangkai. Contoh: lengkuas (Zingiber
officinale)
Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung
bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang
mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah). Contoh: pada sirih (Piper betle L.)