Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JARINGAN BUNGA, BUAH, DAN BIJI

BUNGA (FLOS) (1)

 Bagian-bagian bunga Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:


a. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
batang. padanya seringkali terdapat daun-daun peralih- an. yaitu bagian-bagian
yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan
peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkall melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun- daun yang telah
mengalami metamorfosis menjadi bagian- bagian bunga yang duduk amat
rapat satu sama laln, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran
c. Hiasan bunga (perianthlum), yaitu baglan bunga yang merupakan penjelmaan
daun yang masih tampak berbentuk tembaran dengan tulang-tulang atau urat-
urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua
bagian yeng - masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi baglan baglan
hlasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hlasan bunga yang merupakan lingkaran
luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup
merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun
kelopak (sepala). Daun-daun kélopak pada bunga dapat berlekatan satu
sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaltu bagian hiasan bunga
yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau
lagi.-Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga.
Mahkota bunga terdiri atas se- jumlah daun mahkota (petala), yang
seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
d. Alat-alat kelamin jantan (Androectum); bagian ini sesunguhnya juga
merupakan metamorphosis daun yang menghasilakan serbuk sari. Androectum
terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya
dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada
pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan
penjelmaan daun. masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna
hybrida Hort.). yang benang sarinya yang mandul berbentuk lembaran-
lembaran menyerupai daun- daun mahkota
e. Alat-alat kelamin betina (gynaecium). yang pada bunga merupakan bagian
yang biasanya disebut putik (pistillum). Juga putik terdiri atas metamorfosis
daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau
beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah. telapi
dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah,
maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian
bunga yang terakhir.
 Bunga dapat dibedakan dalam:
1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (los completusl), yang dapat terdiri atas:
1 lingkaran daun-daun keiopak. 1 lingkaran daun-daun mahkota. 1 atau 2
lingkaran benang-benang sari dan. satu lingkaran daun-daun buah. Bunga
yang bagian-bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan: bersifat
tetrasiklik, dan jika bagian-bagiannya tersusun dalam lima lingkaran:
pentasiklik.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos in- completus), jika
salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada.
Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang
(nudus). Jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelamin-
nya. dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).

Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:

 Bagian-bagian yang hersifat seperti batang atau cabang. yaitu:


a. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu
bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung
bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan cabang-cabangnya
ber- cabang lagi, dapat pula sama sekali tidak bercabang.
b. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung
bunganya.
c. Dásar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung
bagian-bagian bunga lainnya.

 Bagian-bagian yang bersifat seperti daun


a. Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun dari
ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya,
b. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada
tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) biasanya terdapat
dua daun tangkal yang letaknya tegak lurus pada bidang median, ter sedang
pada tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneoe bu hanya terdapat satu daun
tangkai dan letaknya di dalam di bidang median, di bagian atas tangkai bunga.
c. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali
menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, misalnya terdapat
pada bunga kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis
Bl.),
d. Daun-daun pembalut (bractea involucralis, involucrum), yaitu sejumlah daun-
daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada
bunga matahari (Helianthus annuus L.),
e. Kelopak tambahan (eptcalyx), yaitu bagi daun yang berwarna hijau, tersusun
tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak, misalnya pada
bunga kem- bang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.),
f. Daun-daun kelopak (sepalae),
g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae),
h. Daun-daun tenda bunga (tepalae). jika kelopak dan mahkota sana bentuk dan
warnanya,
i. Benang-benang sari (stamina),
j. Daun-daun buah (carpeila).

Bertalian dengan sifat-sifat Itu bunga majemuk bedakan dalam tiga golongan:
 Bunga majemuk tak berbatas
Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentio racemosa. in- florescentia botryoides
atau inflorescentia centripetalaj. yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat
tumbuh terus, de- ngan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan
mempunyai susunan "acropetal" (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu
tangkai), dan bunga-bunga pada bunga ma- jemuk ini mekar berturut-turut dari bawah
ke atas. Bunga majemuk tak berbatas terdapat misalnya pada: kembang merak
(Coesalpinia pulcherrima Swartz.), mangga (Mangifera indica L.).

Bunga majemuk tak terbatas dibedakan menjadi:


1. Tandan (racemus atau botrys). jika bungà bertangkai nyata. duduk pada ibu
tangkainya. Kita dapat pula melihat ibu tangkai bercabang dan cabang-
cabanghya masing masing mendukung satu bunga pada ujungnya, misalnya
pada kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.).
2. Bulir (spica). seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai, misalnya bunga
jarong (Stochytarpheta jamaicensis Vahil.).
3. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya
(bunga majemuk yang men: dukung bunga jantan. yang betina menjadi buah),
terdapat misalnya pada sirih (Piper betle L.).
4. Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali
berdaging.
5. Bunga payung (umbella), valtu suatu bunga majemuk tak berbatas, bang-
cabang yang sama panjangnya: Masing-masing cabang mempunyai suatu daun
pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya,
maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti ter- dapat
daun-daun pembalut. Bunga payung terdapat pada tumbuhan suku
Umbelliferae, misalnya: daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.) Pada suatu
bunga payung cabang-cabang ibu tangkai masing-masing dapat mengulangi
cara percabangan ibu tangkainya, hingga dengan demikian terjadi bunga
payung vang bertingkat, yang lazimnya lalu disebut: bunga payung majemuk,
seperti terdapat pada wortel (Daucus carota L.).
6. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bu- nga majemuk yang
ujung ibù tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk
seperti cawan (ada pula kalanya tidak begítu lebar dan rata, sehingga bentuk
cawan tidak begitu nyata), dan pada bagian itulah tersusun bunga- bunganya.
7. Bunga bongkol (capitulum). suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga
cawan. tetapi tanpa daun-daun pem- balut. dan ujung ibu tangkai biasanya
membengkak. sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola.
Bunga-bunga yang duduk di bagian yang membengkak tadi seringkali
mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik Itu terletak pada bongkolnya
(ujung ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk bunga majemuk yang
demikian ini umum terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae. misalnya
lamtoro (Leucaena glauca Benth.), petai (Parkia speciosa Hassk.), sikejut
(Mimosa pudica L.), dll.
8. Bunga periuk (hypanthodium), Bunga ini dapat dibedakan dalam dua bentuk,
yaitu: ujung ibu tangkai menebal. berdaging. mempunyai ben- tuk seperti
gada. sedang bunga-bunganya terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal
tadi, sehingga ter- capai bentuk bulat atau silinder. Daun-daun pembalut tidak
ada. Bunga majemuk yang demikian susunannya terdapat misalnya pada
keluwih (Artocarpus communis Forst.). nangka (Artocarpus integra Mer.),
ujung ibu tangkai menebal berdaging. membentuk badan. yang menyerupai
periuk. sehingga bunga-bunga yang semestinya terletak padanya lalu terdapat
di dalam periuk tadi, dan sama sekali tak tampak dari luar.

 Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau in florescentia centrifuga,


inflorescentia definita), yaitu bunga ma: jemuk yang ujung. ibu tangkainya selalu
ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas.
Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang. dan cabang-cabang pade tadi seperti ibu
tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga tidak pada ujungnya. Pada bunga
majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu
pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas). oleh
sebab itu dinamakan: inflorescentia centrifuga.
Bunga majemuk tak terbatas dibedakan menjadi:
1. Anak payung menggarpu (dichasium), Pada ujung ibu tangkai terdapat satu
bunga. Di bawahnya terdapat dua cabang yang sama panjangnya. masing-
masing mehdukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dahulu
ialah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya. seperti misalnya bunga
melati.
2. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga
majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan selan- jutnya. cabang-cabangnya
bercabang lagi, tetapi setiap kali ber- cabang hanya terbentuk satu cabang saja,
yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Bunga yang demikian ini
an- tara lain terdapat pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.). Pada
beberapa jenis tumbuhan, yang tergolong suku Euphorbiaceae, misalnya kayu
merah (Euphorbia pulcherrima Willd.), patikan (Euphorbia hirta L.), dll.
terdapat bunga ma- jemuk, dengan susunan yang khas, yaitu: satu bunga
betina dikelilingi oleh lima bunga bercabang seling, masing-masing ter- diri
atas empat bunga jantan. Bunga majemuk dengan susunan yang demikian itu
disebut suatu: cyathium.
3. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang, tetapi setiap kali
bercabang juga hanya.terbentuk satu cabang, yang se- muanya terbentuk ke
kiri atau ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut
sebesar 90°, sehingga jika kita mengikuti arah percabangan kita akan
mengadakan gerakan seperti sekerup atau. spiral, misalnya bunga kenari
(Canarium commune L.),
4. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan
terletak pada satu bidang; hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk
seperti sabit, terdapat pada tumbuhan suku Juncaceae.
5. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua percabangan
terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua
bunga pada bunga majemuk itu ter- dapat pada tempat yang sama tingginya,
terdapat antara lain pada tumbuhan suku Iridaceae.

 Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu suatu bunga majemuk yang
merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak
berbatas. Bunga johar misalnya. ibu tangkai mengadakan percabangan seperti pada
suatu malai. tetaqpi cabang-cabangnya bersifat seperti malai rata. Bunga soka (Ixora
paludosa Kurz.) seluruhnya merupakan suatu malai rata. tetapi bagian-bagiannya
berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (Çanarium commune L.) mempunyai
susunan seperti malai. etapi ujungnya berupa sekerup.

BUAH (1)

Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur melainkan ikut tumbuh dan tinggal
pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan
suatu bagian buah yang penting, misalnya:

a. Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur,
dan kita kenal kemudian sebagal pem- bungkus tongkol jagung (klobot).
b. Daun-daun kelopak. Pada terong'dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang
ikut merupakan bagian buah.
c. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal pada buah, misalnya pada jagung,
yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat
kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis., yang
sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun buah dan jumlah ruangan dalam buah
manggis tadi.

Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling banyak padanya terdapat sisa-
sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak
terbungkus. jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan
buah sejati atau buah sungguh. Kecuali bakal buahnya sendiri seringkali terjadi, bahwa ada
bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah. bahkan seringkali
merupakan bagian buah yang paling menarik per- hatian. Dalam pembicaraan sehari-hari
buahnya yang benar sering- kali tidak dikenal lagi. Apa yang dinamakan buahnya justru
bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah yang
penting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructus spurius).
Ikhtisar Tentang Buah Mengingat uraian di atas, buah pada tumbuhan umumnya
dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

a) buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta
bagian-bagian lain pada bunga Itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini
(lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang
bermanfaat. dapat dimakan). sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang
tersembunyi.
b) buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dani bakal buah, dan jika ada
bagian bunga lainnya yang masih ting gal bagian ini tidak merupakan bagian buah
yang berarti.

 Penggolongan Buah Semu


Buah semu dapat dibedakan dalam:
a. Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang
ikut membentuk buah misalnya:
 tangkai bunga pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale L).
 kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima L)
b. Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu
bakal buah yang bebas satu sama lain dan kemudian masing-masing dapat
tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga tadi
yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali
yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca L)

BIJI (SEMEN) (1)

Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan bakal buah tumbuh menjadi
buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini
merupakan alat perkembangbiakan yang utama mengandung calon tumbuhan baru (lembaga).
Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula
terpencar ke lain tempat Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji
atau tembuni (placenta) Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus) Bagian biji
tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus) Jika biji sudah masak biasanya tali
pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya Bekas tali pusar umumnya nampak
jelas pada biji Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut
atau selaput biji (arillus). bagian ini ada yang merupakan selubung blji yang sempurna, ada
yang hanya menyelubungi sebagian biji saja.

 Salut biji ada yang:


a) berdaging atau berair, dan seringkal dapat dimakan, misalnya pada biji durian
(Durio zibethinus Mur.). biji rambutan (Nephelium lappaceum L.), dll.
b) menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala
(Myristico fragrans Hout.). Salut biji pala dinamakan macis, yang seperti
bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam
keperluan lainnya. a.l. sebagai bahan obat.
 Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
1. kulit biji (spermodermis)
2. tali pusar (funiculus)
3. inti biji atau isi biji (nucleus seminis)
 Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi
dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya,
misalnya: integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit
biji (spermodermis).
 Kulit Biji (Spermodermis)
Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum),
oleh sebab itu biasanya kulit biji (dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri
atas dua lapisan, yaitu:

a) lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam,
ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau
batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di
dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang
berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, ada
pula yang mempunyai permukaan yang keriput.
b) lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, seringkali
dinamakan juga kulit ari.

 Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada belinjo itu masing-masing
dinamakan:
a) kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda
berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya merah.
b) kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras. berkayu,
menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
c) Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji
 Tali Pusar (Funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya
(tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji.
 Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan Inti biji lalah semua baglan biji yang terdapat di dalam kulitnya,
oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas:
a) lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru,
b) putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa
permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah); sebelum dapat mencari
makanan sendiri.

JARINGAN (2)

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi.
Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti:
 Jaringan meristem
 Jaringan parenkim,
 Jaringan sklerenkim
 Jaringan kolenkim
 Jaringan epidermis
 Jaringan pengangkut

1. Jaringan Epidermis (2)


Jaringan epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Jaringan epidermis berfungsi melindungi
jaringan dari lingkungan luar, berperan dalam pengaturan pertukaran gas pada daun
dan bagian permukaan luarnya dilapisi oleh kutikula. Sel epidermis berbentuk tubular
dengan susunan rapat tanpa ruang interseluler. Permukaan daun yang menghadap ke
atas dikenal dengan epidermis atas (sisi adaksial) dan permukaan yang lain dikenal
dengan epidermis bawah (sisi abaksial). Epidermis dapat berkembang dan mengalami
modifikasi seperti stomata dan trikoma.
2. Jaringan skelerenkim(3)
Sel-sel pembuat jaringan sklerenkim bersifat kaku dan berfungsi mendukung berat
organ tumbuhan. Ada dua jenis sklerenkim: serat dan sklereid. Sel- sel ini cenderung
memiliki dinding sel sekunder yang tebal dan mengalami lignifikasi.
3. Jaringan kolenkim(3)
Kolenkim adalah sel sub epidermis memanjang dengan sel-sel yang menebal tidak
merata. Tiga ciri-ciri morfologi kolenkim yang paling khas:
 Selnya yang memanjang secara aksial.
 Dinding sel mereka tebal
 Protoplas hidup
4. Jaringan parenkim(3)
Jaringan parenkim pada xylem sekunder tersusun atas variable hidup baik secara
morfologi dan fisiologi. Biasanya dinding tipis dan berbentuk persegi Panjang atau
persegi. Jaringan ini diproduksi oleh fusiform dan cambium vascular yang
berkembang menjadi untaian parenkim aksial dan parenkim radial.
5. Jaringan pembuluh tumbuhan terdiri dari xilem dan floem. (4)
Xilem dan floem memiliki fungsi yang berbeda dan spesifik. Xilem berfungsi
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar, sedangkan floem
berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan.

Daftar Pustaka

1. Tjitrosoepomo, G. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


2016. (1)
2. Anu, O., Rampe, H. L., & Pelealu, J. J. Struktur sel epidermis dan stomata daun
beberapa tumbuhan suku euphorbiaceae. Jurnal MIPA.2017. 6(1):69-73. (2)
3. Ramdhini, R. N., Manalu, A. I., Ruwaida, I. P., Isrianto, P. L., Panggabean, N. H.,
Wilujeng, S., ... & Surjaningsih, D. R. Anatomi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.
2021. (3)
4. Kurniawati, F., Zaenab, S., & Wahyuni, S. Analisis perbandingan bentuk jaringan
pembuluh trakea pada preparat maserasi berbagai genus piper sebagai sumber belajar
biologi. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia). 2015;1(2). (4)

Anda mungkin juga menyukai