Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang

demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya

merupakan cabang-cabang ilmu. Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi

ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang

sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi

Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah

demikian besar perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar

dan morfologi saja (morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit)

dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan.

Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi

sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan

susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang

berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal

sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui

bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang

bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan,

sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan

akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya

bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan

1
penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat

perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-

sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-

bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja Organ reproduksi bunga ?

2. Bagaimana diagram dan rumus bunga ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja organ reproduksi bunga

2. Untuk mengetahui diagram dan rumus bunga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ORGAN REPRODUKSI BUNGA

1. Benang sari

Alat kelamin jantan (androecium) merupakan metamorfosis daun

yang menghasilkan serbuk sari (stamen). Apabila dikatakan bahwa

androecium adalah metamorfosis daun, hal ini dapat terlihat jelas pada

bunga tasbih (Canna hibrida Hert.), benang sarinya berbentuk

lembaran-lembaran menyerupai daun mahkota dan mandul.

Bagian-bagian benang sari terdiri dari berikut ini.

1) Tangkai sari (filamentum), berbentuk benang yang penampang

melintangnya bulat.

2) Kepala sari (anthera), terdapat pada ujung tangkai sari yang di

dalamnya mempunyai dua ruang sari (theca), masing-masing

terdiri dari dua ruangan kecil (loculus).

Dalam ruangan sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen),

yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau

persarian.

3
3) Penghubung ruang sari (connectivum) merupakan lanjutan tangkai

sari dan menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari)

yang terdapat di kiri kanan penghubung ini.

2. Putik

Alat kelamin betina (gynaecium), biasanya disebut putik (pistillum).

Putik juga merupakan metamorfosis daun dan disebut daun buah

(carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa daun buah.

Daun buah ini dapat beruang satu, dua, tiga atau banyak dan tersusun

dalam satu lingkaran yang terakhir.

Bagian-bagian putik, meliputi berikut ini.

a. Bakal buah (ovarium), bagian paling bawah terlihat besar dan

duduk pada dasar bunga.

b. Tangkai putik (stylus), bagian yang sempit, terdapat di atas bakal

buah dan berbentuk seperti benang.

c. Kepala Putik (stigma), bagian paling atas dan terletak pada ujung

tangkai putik.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bunga biasanya mempunyai dua

macam alat perkembangbiakan dan justru alat-alat itulah yang

sesungguhnya merupakan bagian yang terpenting, karena dengan adanya

alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat-alat perkembangbiakan

atau calon tumbuhan baru.

4
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga,

kita dapat membedakan :

a. Bunga banci atau berkelamin dua(hermaphroditus), yaitu bunga yang

padanya terdapat benang sari(alat kelamin jantan) maupun putik(alat

kelamin betina). Bunga ini biasa disebut bunga sempurna atau bunga

lengkap. Bunga jenis ini biasanya mempunyai hiasan bunga yang terdiri

atas kelopak dan mahkota. Misalnya bunga terung(Solanum melongena

L.).

b. Bunga berkelamin tunggal(unisexualis)

Jika pada bunga hanya terdapat salah-satu dari kedua macam alat

kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat

dibedakan lagi dalam :

a) Bunga jantan (flos masculus), jika bunga hanya terdapat benang

sari tanpa putik. Misalnya, bunga jagungyang terdapat di bagian

atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali ditunjukkan dengan

lambang

b) Bunga betina (flos fermineus), yaitu bunga yang tidak

mempunyai benang sari, melainkan hanya putik saja. Misalnya

bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina

ditunjukkan dengan lambang

5
c) Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak

terdapat baik benang sari maupun putik. Misalnya, bunga

pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus annuus

L.)

B. DIAGRAM BUNGA

Dalam mendeskripsikan bunga, di samping secara verbal dapat

ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan

yang lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang

melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga.

Dalam menbicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya, telah

diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk di atas dasar bunga,

masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram

bunga, masing-masing bagian harus digambarkan sedemikian rupa,

sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan

dengan lambang yang sama.

Mengingat, bahwa yang digambar pada diagram pada diagram itu

penampang-penampang melintang masing-msing bagian bunga seperti

telah diuraikan di atas, maka kemungkinan adanya persamaan gambar

hanyalah mengenai daun-daun kelopak dan daun tajuk bunga, sedangkan

mengenai benang sari dan putiknya rasanya tidak akan terjadi kekeliruan .

Oleh sebab itu kelopak dan dau tajuk harus selalu digambar dengan

lambang-lambang yang jelas berbeda, walaupun bentuknya mirip satu

sama lain.

6
Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatiakan hal-

hal sebagai berikut :

1. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan

perencanaan suatu diagram, kita membedakan dua macam letak

bunga:

a) Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)

b) Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris).

2. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam

berapa lingkaran.

Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan

kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang

konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian

bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingakran yang

konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal).

Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat

dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu,

7
dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga

tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan

bidang median itu disebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan

secara skematik penampang melintang batang (digambarkan sebagai

lingkaran kecil) dan disebelah bawahnya gambar skematik daun

pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar

ke dalam digambarkan daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari,

dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.

Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus

diperhatikan ialah :

1) Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.

2) Bagaimana susunanya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak

satu dengan daun kelopak lain), bebas satu sama lain, bersentuhan

tepinya, berlekatan dll.

3) Bagian susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-

daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-

daun buah penyusun putiknya), berhadapan atau berseling, bebas atau

berlekatan, dll.

4) Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.

8
Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri khas

untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan

pada diagram bunga :

a) Kelopak tambahan (apicalyx), umumnya terdapat pada

tumbuhan suku Malvaceae, misalnya kembang sepatu (Hibiscus

rosa-sinensis).

b) Mahkota (tajuk) tambahan (corona), misalnya pada biduri

(Calotropis gigantea Dryand).

Dalam penyusunan diagram bunga dapat berpenganggan pada pendirian

berikut :

a) Hanya menggambarkan bagian bunga menurut apa adanya,

b) Membuat diagram bunga yang tidak hanya memuat bagian-bagian

yang benar-benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian

yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya

ada.

Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga :

a) Diagram bunga teoritik

Diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga

yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak

ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada

b) Diagram bunga empirik

9
Diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang

benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang

sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagram

sungguh (yang sebenarnya).

Cara membuat diagram bunga:

a. Membuat lingkaran, jumlahnya sesuai dengan jumlah bagain bunga

b. Membuat bidang median/simetri

c. Sejajar tapi berlawanan arah bidang median buat penampang batang

(untuk bunga axilaris)

d. Bagian bawah gamabr skematik daun pelindung (kalau ada)

e. Gambar bagian-bagian bunga sesuai pada lingkarannya

C. RUMUS BUNGA

Rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus

bunga menunjukkan keadaan kelopak bunga, mahkota bunga, organ-organ

reproduktifnya, dan simetrinya. Bila bunga merupakan bunga majemuk,

10
untuk menghitung rumus bunga dilakukan terhadap satu bunga saja, yang

mewakili keseluruhan bunga majemuk. Susunan rumus bunga menyatakan

posisi bunga mulai dari tangkai bunga sampai ke putik. Secara berturut-turut,

rumus bunga dimulai dari kelamin bunga tersebut, yang ditunjukkan oleh

organ reproduktifnya. Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga

memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrisnya atau jenis

kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian bunga, sedang

angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian bunga. Disamping

itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan

bagian-bagian bunga satu sama lain.

Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4

bagian pokok bunga sebagai berikut.

1. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singaktan

kata kalix (calix), yang merupakan istilah ilmiah untuk kelopak.

2. Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan

kata corolla(istilah untuk mahkota bunga)

3. Benang-benang sari yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan

kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga).

4. Putik yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan

kata gymnaecium (istilah untuk alat betina pada bunga).

11
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu

mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu

huruf P, singkatan dari kata Perigonium (tenda bunga).

Dibelakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang

menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi, dan diantara dua bagian

bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu ditaruh koma.

 Huruf-huruf dan lambang yang biasa dipakai pada rumus bunga:

1. Huruf-huruf harus sesuai dengan bagian bunga

2. Tambahkan angka di belakang masing-masing huruf

3. Antara bagian-bagian tambahkan tamda “koma”

4. Didepan rumus bunga tambahkan tanda simetri bunga yakni:

a. “ * “ untuk simetri banyak

b.“ ↑ “ untuk simetri tunggal

5. Tambahkan juga kelamin bunga yakni:

a. Hermaproditus “ ♀ “

b.Bunga jantan “♂ “

c. Bunga betina “ ♀ “

6. Jika pada masing-masing bagian bunga mempunyai lebih dari saatu

lingkaran, dapat ditambahkan dengan tanda:

a. Tambah “ + “

b.Tambahkan tanda Kurung “ (… + … ) “ kalau bagiannya

menyatu.

7. Jika bagian bunga jumlahnya banyak dapat dilambangkan dengan

12
a. Tanda tak hingga “~ “

b.Tambahkan tanda kurung “ (~) ” kalau bagiannya menyatu

8. Jika antar bagian menyatu ditambahkan tanda “ […] “

9. Posisi ovarium, ditambahkan garis pada jumlah gymnaecium

sesuai dengan posisinya:

a. Ovarium menumpang dengan “ garis bawah”, ex: G (3)

b.Ovarium setengah tenggelam, tidak ada tanda

c. Ovarium tenggelam dengan “ garis diatas “, ex: G (3)

Contoh rumus bunga dasar :

Jenis bunga Rumus bunga keterangan

Bunga K 5, C 5, A 10, G 1 5 daun kelopak, 5

merak(Caesalpinia daun mahkota, 10

pulcherrima.) benang sari dan putik

terjadi dari sehelai

daun buah

Lilia gereja(Lilium P 6, A 6, G 3 6 daun tenda bunga, 6

longiforum thunb.) benang sari dan putik

yang terjadi dari 3

buah.

13
Contoh rumus bunga dengan simetrinya :

Jenis bunga Rumus bunga keterangan

Bunga ↑ K 5, A 5, A 10, G 1 Zygomorphus (simetri

merak(Caesalpinia satu)

pulcherrima.)

Lilia gereja(Lilium *P 6, A 6, G 3 Actonomorphus

longiforum thunb.) (simetri banyak)

Contoh rumus bunga beserta kelamin bunga

Jenis bunga Rumus bunga keterangan

Bunga ♀♂ ↑ K 5, C 5, A 10, Hermaproditus (banci)

merak(Caesalpinia G1

pulcherrima.)

Lilia gereja(Lilium ♀♂ * P 6, A 6, G 3 Hermaproditus (banci)

longiforum thunb.)

Contoh rumus bunga tersusun dari beberapa lingkaran

Jenis bunga Rumus bunga keterangan

Bunga ♀♂ ↑ K(5), C5, A5 + Dua lingkaran dan

merak(Caesalpinia 5, G1 kelopaknya berlekatan

pulcherrima.)

14
Lilia gereja(Lilium ♀♂ * P(3 + 3), A6, Dua lingkaran, tenda

longiforum thunb.) G(3) bunga berlekatan dan

3 buah berlekatan

Contoh rumus bunga duduknya bakal buah

Jenis bunga Rumus bunga keterangan

Bunga ♀♂ ↑ K(5), C5, A5 + Menumpang

merak(Caesalpinia 5, G1

pulcherrima.)

Lilia gereja(Lilium ♀♂ * P(3 + 3), A6, Menumpang tapi

longiforum thunb.) G(3) berlekatan

Contoh bunga beserta diagram dan rumus bunganya

Jenis bunga Diagram bunga Rumus bunga

Bunga rumput ♀♂ ↑ K 1, + (2),

(Graminae) C2 + 0, A 3, G1

15
Bunga kacang- ♀♂ ↑ (5), C 5, A 1,

kacangan(papilionaceae) + (9), G 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. organ reproduksi pada bunga terdiri atas benang sari(alat kelamin jantan)

dan putik (alat kelamin betina) yang merupakan bagian bunga yang

terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian

dihasilkan calon tumbuhan baru.

2. Diagram bunga digunakan untuk menggambarkan penampang-

penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan

putik. Juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada.

3. Rumus bunga terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-

angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai

sifat bunga beserta bagian-bagiannya.

16
B. Saran

Penulis menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan

pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh

karena itu, penulis senantiasa menanti saran yang bersifat membangun dari

semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, G. 1990. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai