Anda di halaman 1dari 26

MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES PENYERBUKAN

(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)

Oleh :

ANNISA YULIDA
1810517120004
Erioglossum rubiginosum

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2018
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ii

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................... 1


Tujuan Praktikum ................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

BAHAN DAN METODE ............................................................................... 8

Alat Dan Bahan .................................................................................... 8


Alat.............................................................................................. 8
Bahan .......................................................................................... 8
Waktu Dan tempat ...................................................................... 8
Prosedur Kerja ...................................................................................... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 10

Hasil .................................................................................................... 10
Pembahasan ......................................................................................... 14

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 17

Kesimpulan .......................................................................................... 17
Saran .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) .... 10

2. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Bougenville (Bougainville spectab


ilis) .............................................................................................................. 11

3. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Pepaya (Carica papaya L.) .......... 12

4. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Mawar (Rosa sp.) ......................... 13


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bunga merupakan alat reproduksi pada tumbuhan, biasanya olehnya

dihasilkan suatu alat, yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-

alat yang demikian dinamakan alat perkembangbiakan (Organum reproductivum),

yang dibedakan dalam 2 golongan yang bersifat vegetatif dan generatif. Alat

perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut

jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji alat tersebut lazimnya

merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Oleh sebab itu suatu

tumbuhan berbiji, jika sudah tiba waktu baginya akan mengeluarkan bunga. Pada

bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa yang disebut

persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan

yang kita sebut buah, yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang nanti

akan tumbuh menjadi tumbuhan baru (Solikhin, 2008).

Bunga merupakan alat reproduksi tumbuhan yang umumnya berbentuk

indah dan menarik serta pada sebagian tanaman bunganya mengeluarkan bau

harum. Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian yang disebut tangkai

bunga, dasar bunga, kelopak bunga, serbuk sari dan putik. Pada bagian bunga

seringkali tidak didapati hiasan bunganya yang disebut bunga dan mahkota

bunganya, dengan kata lain kelopak dengan mahkota bunga sama, baik bentuk

maupun warna (Pratikno, 2004).

Pembungaan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tanaman. Bentuk

dan warna bunga yang indah, tajuk bunga yang teratur rapi, serta bau bunga yang
2

semerbak, menimbulkan rasa sayang atau cinta terhadap bunga-bunga tersebut.

Hal ini juga dapat memperbesar minat para perkebun untuk membudidayakan

jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat di alam raya. Beberapa kegunaan bunga

diantaranya (Darjanto dan Siti Satifah, 2002) :

1. Dalam masyarakat Indonesia yang tata cara hidupnya penuh dengan”upacara

adat” sering dijumpai bunga sebagai salah satu sarana sesaji dalam upacara

keagamaan, perkawinan, dan kematian.

2. Di bidang “kesenian” bunga dapat menjelma berupa lukisan dan juga sering

dibahas dalam syair. Pelukis, penyair, dan juru seni lainnya di sini akan

menemukan inspirasi yang terus mengalir dan tak ada habisnya dari bunga

sebagai obyek. Adanya keanekaragaman dan warna-warni yang indah

menyebabkan bunga tersebut dibahas dalam prosa di berbagai negara dalam

berbagai bahasa.

3. Beberapa macam bunga dapat dibuat sayur sebagai teman makan nasi.

4. Di kota-kota besar banyak tanamna bunga–bungaan yang digunakan sebagai

“penghias dan penyegar kota” selain dapat memberi naungan, juga

menghasilkan bunga yang harum baunya dan cocok untuk ditanam di tepi-

tepi jalan suatu kota tak akan terasa indah dan kurang dapat dinikmati bila

didalamnya tidak ada pemandangan tanaman yang bermacam-macam.

5. Beberapa macam bunga dapat memajukan industri. Salah satu diantaranya

adalah bunga Bangkai (Amorphophallus) yang di kebun Raya Bogor dan

dapat menarik perhatian para pengunjung kebun Raya pada waktu sedang
3

berbunga. Tanaman itu tiap 2-3 tahun sekali dapat membentuk bung araksasa

yang tingginya dapat mencapai 10 meter.

6. Di berbagai negara bunga berharga sebagai “bahan ekspor” Contoh: bunga

Anggrek (Orchidaceae).

7. Di bidang “industri”, bunga dapat dipergunakan sebagai bahan pembuatan:

Obat-obatan Contoh: bunga cengkeh (Eugenia aromatica O.K.). Minyak

wangi Contoh: bunga Mawar (Rosa hybrida Hort), bunga Nagasari (Mesua

ferra L.) yang harum baunya dapat dipergunakan sebagai campuran bebas

kosmetika. Zat warna Contoh: Krokus safran (Crocus sativus L.) banyak

dipakai di Persia untuk memberi warna kuning yang cemerlang pada

permadani dan kain.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bumga sempurna dan

tidak sempurna, bunga lengkap dan tidak lengkap, fungsi bunga, macam-macam

penyerbukan, proses penyerbukan serta menggambarkan bagian-bagian bunga.


TINJAUAN PUSTAKA

Bunga menurut (Tjitrosoepomo, 2005) mempunyai bagian-bagian tersendiri

yaitu :

1. Tangkai bunga (Pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat

batang, padanya sering kali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian

yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan

peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.

2. Dasar bunga (Receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar,

dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah

mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat

rapat satu sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu

lingkaran.

3. Hiasan bunga (Perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan

daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-

urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua

bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian-bagian

hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran :

a. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran

luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup

merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-

pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala).

Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula

terpisah-pisah.
5

b. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga

yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi.

Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota

bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya

dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.

4. Alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan

metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas

sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga benang-benang sarinya dapat pula

bebas atau berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran ada pula yang

dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun,

masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrida Hort.) yang

benang sarinya yang mandul berbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun-

daun mahkota.

5. Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang

biasanya disebut putik (pistilum), putik juga terdiri atas metamorfosis daun

yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau

beberapa putik dan setiap putik dapat terdiri atas satu daun buah. Kalau ada

beberapa daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai

lingkaran bagian-bagian bunga yang terakhir.

Menurut (Tjitrosoepomo, 2005) jika melihat bagian-bagian yang terdapat

pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan), maka bunga dapat

dibedakan dalam :
6

1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (Flos completusl), yang dapat terdiri

atas : 1 lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran

benang-benang sari dan satu lingkaran daun buah. Bunga yang bagian-

bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran dikatakan : bersifat tetrasiklik, dan jika

bagian-bagiannya tersusun dalam 5 lingkaran dikatakan pentasiklik.

2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (Flos incompletus), jika

salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada.

Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang

(nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya,

dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).

Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga,

maka menurut (Tjitrosoepomo, 2005) dibedakan menjadi :

1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermophroditus), yaitu bunga yang

padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat

kelamin betina).

2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah

satu dari kedua macam alat kelaminnya.

3. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik

benang sari maupun putik.

Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala

putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada

satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila

serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain disebut dengan penyerbukan silang
7

(cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman yang

menyerbuk silang memiliki kemungking yang sama untuk terjadinnya

penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki

kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5 %. Begitu juga tanaman

yang menyerbuk sendiri memiliki peluang terjadinya penyerbukan silang sebesar

5 %. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan keragaman sifat dan

genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan

kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 2007).


BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Alat Tulis.

2. Lembar Pritest.

3. Lembar Posttest.

4. Lembar Laporan Sementara.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

2. Bunga bougenvil (Bougainvillea spectabilis).

3. Bunga pepaya (Carica papaya L.).

4. Bunga mawar (Rosa sp.).

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksankan pada hari Kamis, 22 November 2018 pukul

16.15 - 18.15 WITA. Di Laboraturium Biologi Pertanian Universitas Lambung

Mangkurat Banjarbaru.
9

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

sebagai berikut:

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Amati bunga. Tentukan bunga berdasarkan kelengkapan, kelamin, warna

dann bagian-bagian bunga.

3. Gambar bagian-bagian bunga tersebut.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah beberapa data pengamatan yang

dapat dilihat pada beberapa tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).


Gambar Keterangan
1. Mahkota.

2. Putik.

3. Benang sari.

4. Kelopak.

5. Dasar bunga.

6. Tangkai bunga.

Identifikasi Klasifikasi
1. Bunga lengkap. Kingdom : Plantae

2. Bunga sempurna. Divisi : Magnoliophyta

3. Tipe bunga tunggal. Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Family : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.


11

Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Bougenville (Bougainvillea


spectabilis).
Gambar Keterangan
1. Kelopak.

2. Kepala putik.

3. Mahkota.

4. Benang sari.

5. Tangkai bunga.

Identifikasi Klasifikasi
1. Bunga tidak lengkap. Kingdom : Plantae

2. Bunga sempurna. Divisi : Magnoliophyta

3. Tipe bunga majemuk. Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Nyctaginaceae

Genus : Bougainvillea

Spesies : Bougainvillea spectabilis.


12

Tabel 3. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Pepaya (Carica papaya L.).


Gambar Keterangan
1. Benang sari.

2. Mahkota.

3. Tangkai bunga.

Identifikasi Klasifikasi
1. Bunga jantan. Kingdom : Plantae

2. Bunga tidak lengkap. Divisi : Magnoliophyta

3. Bunga tidak sempurna. Kelas : Magnoliopsida

4. Tipe bunga majemuk. Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya L.


13

Tabel 4. Hasil Pengamatan Morfologi Bunga Mawar (Rosa sp.).


Gambar Keterangan
1. Mahkota.

2. Putik.

3. Benang sari.

4. Kelopak.

5. Dasar bunga.

6. Tangkai bunga.

Identifikasi Klasifikasi
1. Bunga lengkap. Kingdom : Plantae

2. Bunga sempurna. Divisi : Spermatophyta

3. Bunga tunggal. Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa sp.


14

Pembahasan

Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk kedalam bunga lengkap

karena memiliki dasar bunga (receptaculum), tangkai bunga (pedicellus), putik

(pistil), benang sari (stamen), mahkota (petal), dan kelopak (sepal). Berdasarkan

kelaminnya bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk bunga sempurna

karena memiliki alat kelamin jantan betina dalam satu bunga, biasanya juga

disebut dengan bunga banci (hemaprodit). Berdasarkan tipenya bunga ini

termasuk kedalam bunga tunggal karena pada satu tangkai bunga hanya terdapat

satu bunga.

Bunga bougenville (Bougainvillea spectabilis) termasuk kedalam bunga

tidak lengkap karena tidak memiliki salah satu dari enam bagian dasar bunga yaitu

tidak memiliki dasar bunga (receptaculum). Berdasarkan kelaminnya bunga

bougenville (Bougainvillea spectabilis) termasuk bunga sempurna karena

memiliki alat kelamin jantan betina dalam satu bunga, biasanya juga disebut

dengan bunga banci (hemaprodit). Berdasarkan tipenya bunga ini termasuk

kedalam bunga tunggal karena pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga.

Bunga papaya (Carica papaya L.) yang diteliti adalah bunga jantan

(masculus) yaitu bunga yang hanya memiliki benang sari saja (stamen). Bunga

papaya (Carica papaya L.) juga termasuk kedalam bunga tidak lengkap karena

tidak memiliki salah satu dari enam dasar bunga. Berdasarkan kelaminnya bunga

papaya (Carica papaya L.) termasuk bunga tidak sempurna karena hanya

memiliki satu kelamin saja dalam satu bunga. Berdasarkan tipenya bunga ini
15

termasuk kedalam bunga majemuk karena pada satu tangkai bunga hanya terdapat

beberapa bunga.

Bunga mawar (Rosa sp.) termasuk kedalam bunga lengkap karena

memiliki dasar bunga (receptaculum), tangkai bunga (pedicellus), putik (pistil),

benang sari (stamen), mahkota (petal), dan kelopak (sepal). Berdasarkan

kelaminnya bunga mawar (rosa sp.) termasuk bunga sempurna karena memiliki

alat kelamin jantan betina dalam satu bunga, biasanya juga disebut dengan bunga

banci (hemaprodit). Berdasarkan tipenya bunga ini termasuk kedalam bunga

tunggal karena pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu bunga.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini adalah

sebagai berikut :

1. Yang termasuk bunga lengkap adalah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

dan bunga mawar (Rosa sp.), sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga

bougenville (Bougainvillea spectabilis) dan bunga pepaya (Carica papaya L.).

2. Yang termasuk bunga sempurna adalah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis),

bunga bougenville (Bougainvillea spectabilis) dan bunga mawar (Rosa sp.)

sedangkn bunga tidak sempurna adalah bunga pepaya (Carica papaya L.).

3. Yang termasuk bunga tunggal adalah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis),

bunga bougenville (Bougainvillea spectabilis) dan bunga mawar (Rosa sp.)

sedangkn bunga majemuk adalah bunga pepaya (Carica papaya L.).

Saran

Saran untuk praktikum kali ini sebaiknya bahan dipersiapkan jauh-jauh hari

sebelum praktikum, waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya

sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan, serta

apabila praktikan tidak mengerti dalam format laporan, asisten dosen dimohon

dapat menjelaskan dengan sabar ke praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Siti Satifah. 2002. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan dan Silang Buatan. Gramedia. Jakarta.

Pratikno, Herry. 2004. Praktikum Biologi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Solikhin. 2008. Serasi Biologi. Banjarmasin.

Sunarto. 2007. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada Press.


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai