Anda di halaman 1dari 25

MORFOLOGI ANGGREK BULAN

Dosen Pengampu : Lentina Sitinjak SP.MP

Disusun Oleh :

NAMA : Cellsin Ananta Hia


NPM : 230430012
MATA KULIAH : Biologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan saya panjatkan, karena atas Rahmat nya diberikan Kesehatan dan

kemampuan untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan judul

“MORFOLOGI ANGGREK BULAN” Dengan lancar tanpa ada halangan. Penulisan

makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah BIOLOGI. Makalah ini disusun

sebagai salah satu tugas dalam memahami lebih dalam tentang karakteristik morfologi

dari tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L.)

Saya menyadari bahwa anggrek bulan bukan hanya sekedar bunga yang

menyegarkan, tetapi juga merupakan tanaman yang memiliki struktur morfologi yang

menarik untuk dijelajahi. Pemahaman terhadap morfologi tanaman menjadi esensial

dalam konteks pertanian, khususnya dalam pengelolaan dan pemeliharaan tanaman

anggrek bulan. Makalah ini mencakup penjelasan mendalam tentang berbagai bagian

morfologi anggrek bulan, seperti daun, batang, bunga, buah, dan akar.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang bermanfaat

bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan morfologi tanaman anggrek

bulan. Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang dapat ditelusuri dan diperdalam

terkait dengan tanaman ini, dan penulis berharap makalah ini dapat menjadi pijakan untuk

penelitian lebih lanjut.

Dalam makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari

kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu,saran,kritik,dan masukan dari ibu sangat

saya harapkan guna meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan makalah ini.Sekian dan

terimakasih.

Penulis
Medan, 24 Januari 2024

i
Cellsin Ananta Hia

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II ...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Tanaman Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis L.) ...................................3
B. Morfologi Bunga Anggrek Bulan ..................................................................4
C. Klasifikasi Anggrek Bulan ............................................................................6
D. Pengertian Morfologi Tumbuhan ..................................................................6
E. Karaktersitik Umum Anggrek Bulan .............................................................8
F. Morfologi Anggrek Bulan .............................................................................9
G. Syarat Pertumbuhan.......................................................................................13
H. Budidaya anggrek bulan ...............................................................................15
I. Syarat pertumbuhan anggrek bulan ..............................................................18
J. Asal Usul Dan Penyebaran Tanaman Anggrek Bulan ..................................18

BAB III ........................................................................................................................20


PENUTUP ..........................................................................................................20
KESIMPULAN ..................................................................................................20
SARAN................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L.) merupakan jenis anggrek asli

Indonesia yang penyebarannya meliputi daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

dan Maluku. Anggrek bulan memiliki bunga yang sangat indah dan bunganya tahan

sampai enam bulan (Widyastuti, 1993). Anggrek bulan yang telah ditetapkan pemerintah

sebagai bunga nasional Indonesia yaitu puspa pesona, bahkan menjadi penyumbang

devisa bagi negara.

Saat ini anggrek bulan adalah salah satu jenis bunga yang termasuk dalam

perdagangan bunga internasional baik sebagai bunga potong (cutflower) ataupun dalam

bentuk tanaman berbunga (potplant). Negara tujuan ekspor potplant anggrek bulan adalah

Belanda, Korea, Jepang dan Singapura (Suryana, 2005). Minat yang tinggi terhadap

anggrek bulan sebagai tanaman hias maupun pelengkap dekorasi khususnya di luar negeri

menjadikan produksi anggrek ini tidak lagi skala rumahan tetapi menjadi skala industri.

Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan teknologi alternatif yang mampu menyediakan

bibit anggrek bulan dalam jumlah yang banyak. Teknologi yang berpeluang untuk

diterapkan adalah kultur in vitro.

Perbanyakan Phalaenopsis umumnya dilakukan dengan cara perkecambahan biji secara in

vitro (Young dkk., 2001), sehingga hasil yang diperoleh tidak seragam dan menghasilkan warna

bunga yang beragam.

1
B. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsentrasi 2,4-D yang paling baik untuk menginduksi pembentukan kalus

embriogenik

2. Mengetahui morfologi kalus embriogenik dan fase embrio somatik hasil

embriogenesis somatik anggrek bulan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanaman Anggrek Bulan ((Phalaenopsis amabilis L.)

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) Blume) adalah salah satu bunga

nasional Indonesia. Indonesia sendiri memiliki tiga bunga nasional yang ditetapkan

melalui Keputusan Presiden Nomor 4/1993, yaitu bunga melati (Jasminum sambac)

sebagai puspa bangsa, bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai puspa langka,

dan bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona (Puspitaningtyas,

2010).

Sejarah ditemukannya tanaman anggrek bulan terjadi pada abad ke-17. Rumphius

disebut sebagai orang yang pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon

pada tahun 1750, yang kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1973,

Linnaeus memberikan nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di

Nusakambangan, yang kemudian diberi nama Phalaenopsis amabilis. Sejak saat itu

sampai sekarang, anggrek bulan dikategorikan dalam genus Phalaenopsis (Rukmana,

2008).

Anggrek bulan adalah salah satu spesies dari genus Phalaenopsis yang dianggap

cukup penting karena peranannya sebagai induk dapat menghasilkan berbagai keturunan

atau hibrida. Keistimewaan lainnya adalah mampu berbunga sepanjang tahun dengan

masa rata-rata berbunga selama satu bulan (Iswanto, 2008).

3
Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang tumbuh menjuntai.

Batangnya sangat pendek dan terbungkus oleh seludang daun.

B. Morfologi Bunga Anggrek Bulan

Berikut akan dijelaskan morfologi bunga dari tanaman Anngrek Bulan :

1) Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan

Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya

bungacoklat (Zephyranthus roseaLindi.) Tetapi umumnya pada suatu tumbuhan

dapatditemukan banyak bunga. Tanaman Anggrek Bulan termasuk tumbuhan berbunga

banyak/majemuk ( planta multiflora ) Berdasarkan letak bunga pada batang, maka

tumbuhan anggrek bulan termasukkedalam kelompok bunga di ketiak daun ( flos

lateralis atau axillaris).

2) Bunga Majemuk (Anthotaxis, Infolrescentia )

Tumbuhan Anggrek Bulan termasuk kedalam tumbuhan Berbunga

banyak/majemuk.Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang

mendukungsejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita

bedakan bagian-bagian berikut

1. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yang terdapat

padaTumbuhan Anggrek Bulan yaitu :

a. Ibu tangkai bunga ( pedunculus, peduculus communis atau rhachis)

yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang

4
mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangai ini dapat bercabang, dancabang-

cabangnya bercabang lagi. Dapat pula sama sekali tak bercabang.

b. Tangkai bunga( pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang

mendukung bunganya.

c. Dasar bunga(receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-

bagian bunga lainnya.

2. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yang terdapat pada TumbuhanAnggrek

Bulan, yaitu :

a. Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya

muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya,

b. Daun tangkai (bracteola), yaotu satu atau dua dau kecil yang terdapat pada tangkai

bunga.

c. Daun-daun kelopak(Sepalae)

d. Daun-daun mahkota atau daun tajuk( petalae)

e. Benang-benag sari( stamina).

f. Daun-daun buah(carpella).

3. Tumbuhan Anggrek Bulan termasuk kedalam Bunga Majemuk Tak

terbatas(inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala). Yaitu bunga majemuk

yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang

dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal ” (semakin muda

semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga

5
majemukinimekar berturut-turut dari bawah ke atas.Dalam golongan ini, Tumbuhan

Anggrek Bulan terdapat dalam golongan dimana tumbuhan tersebut ibu tangkainya

tidak bercabang-cabang, sehingga bunga(bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada

ibu tangkainya.Dilihat dari bentuknya Tumbuhan Anggrek Bulan, termasuk kedalam

kelompok, Tandan (racemusataubotroys), jika bunga bertangkai nyata, duduk pada

ibutangkainya. Kita dapat pula mengatakan, ibu tangkai bercabang, dan cabang-

cabangnya masing-masing mendukung satu unga pada ujungnya.

C. Klasifikasi Anggrek Bunga

Menurut Tjitrosoepomo (2012), Phalaenopsis amabilis diklasifikasikan sebagai

berikut.

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledoneae

Ordo : Orchidales

Familia : Orchidaceae

Genus : Phalaenopsis

Species : Phalaenopsis amabilis

D. Pengertian Morfologi Tumbuhan

6
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur

tubuh dari tumbuhan. Istilah "morfologi" berasal dari bahasa Latin "morphus", yang

berarti wujud atau bentuk, dan "logos", yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda

dengan anatomi tumbuhan, yang secara khusus mempelajari struktur internal tumbuhan

pada tingkat mikroskopis.

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh

tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam

kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan

susunan tubuh yang terbentuk. Informasi morfologi dibutuhkan dalam pemahaman siklus

hidup, penyebaran geografis, ekologi, evolusi, konservasi, serta pendefinisian spesies.

Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi secara umum terdiri atas akar, batang,

daun, dan bunga. Setiap bagian tumbuhan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang

berbeda-beda. Misalnya, batang terdiri atas tunas aksiler (lateral) yang berpotensi

membentuk tunas cabang dan tunas terminal (ujung/apikal), bagian yang aktif tumbuh

dan berkembang membuat batang menjadi lebih tinggi. Fungsi transportasi zat mampu

dilakukan batang karena adanya struktur jaringan-jaringan pembuluh, yaitu pembuluh

kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).

Morfologi tumbuhan juga mencakup pemahaman tentang daun, yang merupakan

alat hara yang hanya terletak pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian lain.

Daun dibagi terbagi menjad i daun tunggal dan daun majemuk, pada daun majemuk

7
terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya pada

sumbu (rachis) yang sama.

E. Karakteristik Umum Anggrek Bulan

Susunan tubuh tanaman anggrek bulan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah

dan biji. Tanaman anggrek bulan bersifat epifit (tanaman yang hidupnya menumpang

pada tanaman lain, tanpa merugikan tanaman yang ditumpanginya). Phalaenopsis

termasuk anggrek yang tidak memiliki umbi semu, tetapi mempunyai daun yang cukup

tebal untuk menyimpan cadangan makanan selain itu juga akar Phalaenopsis menempel ketat di

pohon atau tempat tumbunya.

Phalaenopsis mempunyai tipe pertumbuhan monopodial. Memiliki batang yang

kecil sekali, daunnya yang beberapa jumlahnya dan tumbuh rapat satu sama lain kadang-

kadang lebar sekali, dengan warna hijau gelap, mengkilap atau berbarik kelabu. Tangkai

bunga tumbuh dari sisi di antara daun-daun, sering bercabang-cabang, dan

menggelantung panjang, juga memiliki bunga seperti kupu-kupu hinggap. Anggrek bulan

(Phalaenopsi amabilis L.) yang merupakan tumbuhan asli pulau jawa, Kalimantan,

Maluku, Sulawesi, dan Filipina ini memilki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Akarnya terdiri atas akar lekat yang berfungsi untuk melekat dan menahan
keseluruhan tanaman agar tetap berada pada posisinya.
2. Batang amat pendek.

3. Daun berbentuk jorong, tersusun rapat, berdaging, dengan panjang 20 cm –30 cm


dan lebar 7 cm – 12 cm.

4. Bunga tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, bercabang dan pada tiap
tandan.

8
terdapat maksimal 25 kuntum. Daun mahkota berbentuk bundar melebar, dengan pangkal

kecil dan ujung tumpul. Daun kelopak berbentuk jorong dengan ujung runcing. Bibir

bunga bertaju tiga, berbentuk segitiga, berwarna kuning pucat hingga kuning tua dan

bergaris-garis kemerahan disebelah dalam. Lama mekar bunga bertahan sampai 1 bulan.

F. Morfologi Anggrek Bunga

1. Akar

Gambar : Akar Anggrek Bulan


Anggrek Phalaenopsis dihabitat aslinya hidup epifit. Akarnya menempel pada

batang atau dahan tanaman lain. Biasanya akar yang menempel tersebut mengikuti

bentuk permukaan batang tempat ia menempel. Akarnya nyaris tidak berambut jika ada

pun sangat pendek atau menempel kuat pada batang tanaman yang ditumpangi.

Bagian akar yang tidak melekat pada batang pohon tidak ditumbuhi rambut. Pada

akar ini terdapat jaringan velemen yang berfungsi memudahkan akar menyerap air hujan

yang jatuh pada kulit pohon inang. Jaringan ini juga berfungsi sebagai alat pernafasan

anggrek. Dibagian akar anggrek epifit biasanya terdapat jamur mycorhiza yang hidup

bersimbiosis dengan anggrek. Jamur ini mengambil zat-zat organik dari humus kemudian

mengubahnya menjadi bahan makanan dan di berikan kepada anggrek (Utami dkk, 2007).

9
2. Batang

Gambar : Batang Anggrek Bulan

Pertumbuhan batang anggrek Phalaenopsis bersifat monofodial yaitu meninggi


atau vertical pada satu titik tumbuh dan terdiri dari hanya satu batang utama. Bunga
keluar dari sisi batang diantara dua ketiak daunnya. Ukuran batang sangat pendek,bahkan
nyaris tidak tampak tidak seperti kebanyakan tanaman anggrek lainnya, anggrek ini tidak
menghasilkan umbi semu (pseudo bulb). Disepanjang batang selalu muncul akar-akar
udara. Kegunaan akar ini untuk mencari makan sambil merekatkan diri pada benda-benda
disekitarnya agar batang tetap tegak.

3. Daun

Gambar : Daun Anggrek Bulan


Posisi daun anggrek Phalaenopsis pada umumnya bertunggangan dan berderet
dalam dua baris yang rapat berhadapan. Rata-rata bentuk hellaian daun nya melebar
kearah ujung dan bagian pangkalnya menghimpit batang atau pangkal daun diatasnya.
Warna daun hijau dengan tekstur tebal dan berdaging karena memiliki zat hijau daun
(klorofil) serta berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Lebar daun rata-
rata 5-10 cm.

10
4. Bunga

Gambar : Bunga Anggrek Bulan

Secara umum, susunan bunga Phalaenopsis sama dengan jenis anggrek


lainnya.Bunga tersebut tersusun menurut pola baku, yaitu merupakan bunga sempurna
yang mempunyai organ reproduksi jantan (androecium) dan organ reproduksi betina
gymnoeci.

Petal atau mahkota bunga anggrek Phalaenopsis berjumlah tiga buah dua
diantaranya terletak berselang seling dengan kelopak bunga, sedangkan yang terbawah
termodifikasi menjadi labellum. Sepal atau kelopak bunga juga berjumlah 3 buah yang
teratas disebut dengan sepal dorsal, dan 2 lainnya dibagian samping disebut sepal lateral.

Di bagian tengah bunga terdapat tugu bunga (column atau gymnosium) yang
merupakan tempat berkumpulnya organ reproduksi jantan dan betina. Serbuk sari berupa
individu pollen (monads) yang berkumpul dalam satu kelompok,atau terdiri dari empat
butir yang bergabung dalam massa disebut pollinia umumnya berwarna kuning pucat atau
kuning cerah tersimpan dalam kepala sari yang disebut anther cap terletak tepat diatas
ujung tugu bunga.

Pollinia berjumlah 2-8 buah, terbungkus jaringan tipis berperekat dan terkadang
terdapat tangkai sari. Pollinia keras sampai agak lunak denan bagian dasarnya menempel
pada tangkai yang disebut caudicle. Putik atau alat reproduksi betina adalah rongga berisi

11
materi lengket yang terletak dibawah anter cap meng hadap ke labellum. Bakal buah atau
ovary terletak didasar bunga yaitu dibawah tugu,sepal dan petal. Tugu merupakan tempat
alat reproduksi betina yaitu putik dan alat reproduksi jantan.

5. Buah

Gambar : Buah Anggrek Bulan

Buah anggrek berwarna hijau ukurannya beragam bentuknya seperti kapsul


memanjang. Polong buah tersusun dari tiga buah karpel apabila masak akan pecah
mengerluarkan biji yang banyak. Biji terdapat didalam buah yang jumlahnya mencapai
jutaan, tetapi biji anggrek tidak mempunyai cadangan makan (endosperm) seperti biji
tanaman lain. Panjang biji sekitar 0,3 – 5 mm dan lebarnya sekitar 0,08-0,75 mm.

Embrio pada biji jauh lebih kecil dari biji yaitu sekitar 30-100 um x 100-300 um
dan beratnya 0,3-14 um. Di dalam biji embrio yang tersusun dari sekitar 100 sel
menempati bagian kecil sel ruang biji yang dibunkus oleh testa mirip jaring jadi sekitar
70-90 % ruangan dalam biji berisi udara. Oleh karena itu untuk perkecambahan dan
pertumbuhan awal membutuhkan unsur-unsur sepeti gula, hara makro, hara mikro dan
ZPT dari luar atau lingkungan sekitarnya.

12
6. Biji

Gambar : Biji Anggrek Bulan

Biji menyerupai tepung dan berwarna kekuning-kuningan atau kecokelat-


cokelatan. Biji anggrek bulan tidak mengandung bahan makanan, sehingga bila
digunakan sebagai bahan perbanyakan secara generatif, harus ditumbuhkan dalam
medium tertentu.

G. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim

a. Cahaya

Cahaya sangat penting bagi pertumbuhan tanaman anggrek. Cahaya

merupakan sumber energi yang berguna untuk proses fotosintesis. Fotosintesis

akan menghasilkan energi yang berguna bagi kehidupan tanaman anggrek, baik

untuk tumbuh maupun membentuk daun, bunga, dan biji. Selain itu, juga

berfungsi dalam membangun atau memperbaiki bagian tanaman yang rusak dan

menyimpan cadangan makanan (Parnata, 2005: 23). Secara umum dapat

dikatakan bahwa anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) memerlukan cahaya

matahari sebanyak 15% - 30%, ini berarti bahwa jenis anggrek bulan menyukai

tipe cahaya yang semi teduh. Sedangkan menurut Lisa (2008: 44) Phalaenopsis

tumbuh dengan baik dalam keteduhan kira-kira 30% sinar siang. Di bawah
13
sinar dengan intensitas tepat, daunnya tampak kuat, segar, dan hijau tua.

b. Ketinggian Tempat

Anggrek tumbuh dengan baik di daerah tropis. Meskipun demikian,

ketinggian tempat juga ikut menentukan pertumbuhannya. Anggrek bulan

(Phalaenopsis amabilis) dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran

tinggi atau sekitar 50m – 1000m di atas permukaan laut (Rukmana, 2000).

Sedangkan menurut Parnata (2005: 64) anggrek bulan hidup diketinggian 400-

1.300 mdpl.

c. Kelembapan

Tanaman anggrek dapat tumbuh dengan cukup baik pada kelembaban

udara sekitar 50%, tetapi kelembaban udara yang paling baik untuk

pertumbuhan tanaman anggrek sekitar 70%. Kelembaban udara yang tinggi

bukan berarti tanaman anggrek dapat tumbuh dengan baik jika kondisi akarnya

terendam air,

pada kondisi terendam air tanaman anggrek justru akan mudah terserang

penyakit, seperti penyakit busuk daun dan busuk tunas.

d. Suhu

Suhu udara yang ideal berkisar antara 150 C – 350 C. Anggrek bulan

(Phalaenopsis amabilis) yang ditempatkan pada tempat yang memiliki

temperatur tinggi maka kualitas bunganya akan buruk, selain itu, anggrek bulan

(Phalaenopsis amabilis) juga dapat mengalami dehidrasi karena terlalu

tingginya tingkat penguapan (Parnata, 2005: 31). Sedangkan menurut Lisa

(2008: 44), Anggrek hanya tumbuh dengan baik dalam lingkungan yang panas

dan lembab tak kurang dari 18,50C pada waktu malam dan sekitar 240-270C

selama siang. Menurut Lisa (2008) Phalaenopsis adalah tanaman yang


14
memerlukan banyak air. Hal ini dapat dilihat pada tubuhnya yang sebagian

besar terdiri atas daun yang gemuk dan berair. Namun, karena tidak berumbi

semu, air harus disediakan pada saat diperlukan. Oleh karena itu, berbagai

media dapat digunakan untuk Phalaenopsis, asalkan dapat menahan kondisi

basah.

H. Eksplan Batang Anggrek Bulan

Perbanyakan tanaman anggrek bulan dapat dilakukan secara generatif dan

vegetatif. Perbanyakan anggrek melalui kultur biji tidak dapat dilakukan secara

konvensional karena biji anggrek tidak memiliki endosperm (cadangan makanan),

sehingga untuk perkecambahannya hanya dapat dilakukan dengan menumbuhkannya

pada media buatan secara aseptis melalui kultur biji secara invitro. Fase perkecambahan

biji terbagi menjadi 5 fase yaitu fase 0 : biji belum berkecambah, fase 1 : biji berkembang

menjadi protokorm, fase 2 : protokorm dengan primordia daun, fase 3 : protokormdengan

daun dan akar pertama, fase 4 : protokorm dengan beberapadaun dan akar, dan fase 5 :

planlet . Metode invitro dari pengecambahan biji, sub kultur hingga planlet siap

diaklimatisasikan memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 10-12 bulan. Teknik kultur

jaringan bertujuan untuk perbanyakan tanaman anggrek diperlukan penguasaan kondisi

yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek secara in vitro. Salah

satunyaadalah pemakaian media kultur dengan kandungan komponen-komponennya yang

tepat dan mampu merangsang perbanyakan protocorm like bodies (PLB) ataupun tunas.

Perbandingan antara sitokinin dan auksin yang tinggi akan mendorong pembentukan

tunas, sedangkan perbandingan sitokinin dan auksin rendah akan mendorong

pembentukan akar arang aktif yang ditambahkan ke dalam media kultur dapat berfungsi

15
untuk menyerap senyawasenyawa beracun dan membuat kondisi gelap yang merangsang

pertumbuhan akar pada tanaman yang dikultur.Cara vegetatif dapat dilakukan yaitu

pemisahan rumpun, menggunakan keiki, stek, dan kultur jaringan dengan bagian vegetatif

tanaman anggrek. Perbanyakansecara stek biasanya digunakan pada anggrek monopodial

dan hidup secaraterestrial. Pemisahan rumpun dapat dilakukan dengan memisahkan tunas

anggrek simpodial atau batang semu. Keiki merupakan anakan yang tumbuh pada ruas

batang. Perbanyakanmelalui pemisahan rumpun (splitting) biasanya memerlukan banyak

digunakan pada ini tanaman induk, sedangkan dengan cara keiki memerlukan waktu yang

lama. Salah satu proses perkembangbiakan anggrek yang melibatkan manusia adalah

persilangan buatan. Keunggulan dari teknik persilangan buatan yaitu dapat memadukan

beberapa sifat unggul dari dua genotipe yang disilangkan sehingga dihasilkan tanaman

baru yang memiliki sifat unggul tetuanya . Media tanam yang diperlukan anggrek adalah

media yang dapat menyimpan air dan unsur hara serta melepaskannya pada perakaran

secara perlahan-lahan, tidak mudah melapuk, tersedianya udara yang cukup bagi

perakaran, mudah didapat dan relatif murah harganya. Media tanam yang digunakan

untuk anggrek harus memiliki banyak rongga agar akar mendapatkan banyak oksigen

sehingga perkembangan akar baik. Pertumbuhan dan perkembangan akar yang baik akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Media tanam yang biasa

digunakan yaitu pecahan genting, arang kayu dan cacahan pakis. Media tanam akar pakis

merupakan media yang baik bagi yang merangsang pertumbuhan akar pada tanaman yang

dikulturkan. Cara vegetatif dapat dilakukan yaitu pemisahan rumpun, menggunakan

keiki, stek, dan kultur jaringan dengan bagian vegetatif tanaman anggrek. Perbanyakan

secara stek biasanya digunakan pada anggrek monopodial dan hidup secara terestrial.

Pemisahan rumpun dapat dilakukan dengan memisahkan tunas anggrek simpodial atau

batang semu. Keiki merupakan anakan yang tumbuh pada ruas batang. Perbanyakan
16
melalui pemisahan rumpun (splitting) biasanya memerlukan banyak tanaman induk,

sedangkan dengan cara keiki memerlukan waktu yang lama (Syammiah, 2006). Salah

satu proses perkembangbiakan anggrek yang melibatkan manusia adalah persilangan

buatan. Keunggulan dari teknik persilangan buatan yaitu dapat memadukan beberapa sifat

unggul dari dua genotipe yang disilangkan sehingga dihasilkan tanaman baru yang

memiliki sifat unggul tertentu.Media tanam yang diperlukan anggrek adalah media yang

dapat menyimpan air dan unsur hara sertamelepaskannya pada perakaran secara perlahan-

lahan, tidak mudah melapuk, tersedianya udara yang cukup bagi perakaran, mudah

didapat dan relatif murah harganya . Media tanam yang digunakan untuk anggrek harus

memiliki banyak rongga agar akar mendapatkan banyak oksigen sehingga perkembangan

akar baik.

Pertumbuhan dan perkembangan akar yang baik akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Media tanam yang biasa digunakan yaitu

pecahan genting, arang kayu dan cacahan pakis. Media tanam akar pakis merupakan

media yang baik bagiPhalaenopsis, namun apabila akar pakis yang tumbuh di hutan

diambil secara terus-menerus dikhawatirkan keseimbangan ekosistem terganggu. Arang

kayu tidak lekas lapuk, tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri, cukup baik untuk

media tanam anggrek walaupun miskin unsur hara.Pemeliharaan tanaman anggrek

meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Pemupukan diperlukan anggrek bulan untuk mencukupi atau menyediakan unsur-unsur

yang dibutuhkan oleh tanaman.Pupuk yang digunakan biasanya pupuk majemuk yaitu

pupuk yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pemberian pupuk dilakukan

melalui daun karena sebagian besar penyerapan hara pada tanaman anggrek terjadi

17
melalui daun. Beberapa jenis pupuk daun seperti bayfolan, gandasil, hyponex dan

vitabloom sudah tersedia di pasaran dan sudah banyak dipakai petani anggrek, tetapi ada

jenis pupuk baru (inabio, super bionik, plant catalyst 2006, dan Subur Inti Persada

(SIP)yang tersedia belum banyak digunakan. Pupuk baru mempunyai potensi untuk

digunakan karena kelebihan unsur hara yang dikandungnya. Pemupukan lebih efektif

diberikan pada permukaan daun bagian bawah karena stomata kebanyakan tanaman

Terletak pada bagian bawah.

I. Syarat Pertumbuhan Anggrek Bulan

Anggrek bulan dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dan

umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m dpl, juga dapat berkembang dengan baik pada

ketinggian 700-1.100 m dpl. Anggrek ini tumbuh epifit atau menempel di pohon yang

cukup rindang dan menyukai tempat yang teduh serta lembab, terutama di hutan basah

dengan curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau tumbuh di daerah tropis, anggrek ini

membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai penunjang hidupnya

karena tidak tahan terhadap sengatan matahari langsung. Kelembaban udara yang

diperlukan rata-rata 70-80% dengan suhu udara hangat di bawah 29oC. Anggrek bulan

memiliki karakter tumbuh monopodial, sehingga tidak menghasilkan anakan ke samping.

Dalam hal ini, perbanyakan Phalaenopsis akan lebih efektif dilakukan secara

generativedaripada vegetatif. Proses perkecambahan biji dilakukan di laboratorium, yaitu

dalam medium agar buatan yang dilakukan secara steril.

J. Asal Usul Dan Penyebaran Tanaman Anggrek Bulan

18
Sentrum utama asal tanaman anggrek bulan ditemukan di kawasan Asia tropik,

terutama Indonesia, Filipina, serta Malaysia. Sejarah (historis) ditemukannya tanaman

anggrek bulan terjadi pada abad ke-17. Rumphius disebut-sebut sebagai orang yang

pertama kali menemukan spesies anggrek bulan di Ambon, pada tahun 1950 yang

kemudian diberi nama Epidendrum albummajus. Pada tahun 1753 Linneus memberikan

nama Epidendrum amabila pada spesies anggrek bulan di Nusakambangan, yang

kemudian diberi nama Phalaenopsisamabilis. Sejak saat itu hingga sekarang anggrek

bulan dikategorikan dalam genus Phalaenopsis. Penyebaran aneka jenis atau spesies

anggrek bulan sebagian besar terdapat di kawasan ASEAN. Di Indonesia, plasma nutfah

anggrek bulan tumbuh secara alami dalam habitat hutan diberbagai daerah (wilayah),

misalnya Maluku, Sulawesi, Seram, Ambon, Buru, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

Sedangkan diluar ASEAN, anggrek bulan ditemukan di Queensland (Australia), Papua

New Guinea, dan pegunungan Himalaya (India). Kini penyebaran tanaman anggrek bulan

sudah meluas ke daerah subtropis. Di Amerika Serikat anggrek bulan popular dengan

sebutan Moth Orchids, karena bentuk bunganya mirip dengan kupu-kupu besar atau

ngengat raksasa yang sedang terbang.

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Tanaman bunga anggrek merupakan salah satu jenis bunga yang tersebar luas dan

dapat ditemukan di belahan dunia mana saja, salah satunya Indonesia. Pada perancangan

informasi mengenai tanaman anggrek Indonesia ini dengan menyampaikan informasi melalui

karya ilustrasi, Buku ilustrasi anggrek Indonesia ini diciptakan agar pembaca dapat

memahami dan melihat tanaman anggrek pada buku ini sebagaimana tanaman aslinya tidak

hanya itu dengan didampingi data bunga meliputi ciri, habitat, serta cara perawatannya

diharapkan dapat memberikan wacana serta informasi baru dan berguna bagi pembaca. Buku

ilustrasi dapat menjadi media yang dapat menyampaikan informasi dengan baik, dengan

menggambarkan objek serta memberikan data yang dapat membantu pembaca untuk

memahami objek yang mereka lihat. Namun dengan adanya batasan pada perancangan ini,

maka genus, spesies, serta data bunga anggrek yang dapat disampaikan pada buku ini juga

terbatas.

Media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tetapi

tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan panjang akar planlet anggrek bulan

( Phalaenopsis amabilis) dan media tanam yang baik untuk pertumbuhan planlet anggrek

bulan (Phalaenopsis amabilis) pada tahap aklimatisasi adalah cocopeat. Media tanam

berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tetapi tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi dan panjang akar planlet anggrek bulan ( Phalaenopsis amabilis) dan media

tanam yang baik untuk pertumbuhan planlet anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pada

20
tahap aklimatisasi adalah cocopeat. . Interaksi antara media tanam dan pupuk hyponex tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi planlet

anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis).

SARAN

Untuk perancang berikutnya, diharapkan dapat menambahkan informasi anggrek yang

lebih beragam serta data yang lebih lengkap. Pada perancangan berikutnya tidak harus

terpaku pada kriteria serta poin yang spesifik seperti ciri, habitat, sinonim, dan cara

perawatan anggrek. Perancang juga dapat menambahkan data yang dapat mengedukasi

pembaca dengan menyediakan informasi tanaman anggrek yang baru seperti media, fakta,

dan sejarah anggrek. Terutama pada bagian ilustrasi dimana ciri serta bagian anggrek tertentu

dapat digambarkan dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Iswanto, H. 2008. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Puspitaningtyas, D.M. 2010.. Koleksi Anggrek Kebun Raya

Rukmana,R. 2008. Budidaya Anggrek Bulan. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.

Tijitrosoepomo,G. 2012. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai