Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BOTANI FARMASI

MORFOLOGI DAUN MAJEMUK

DosenPengampu :

Devi Nisa Hidayati, S.Farm., M.Sc. Apt

Nama Kelompok 5 :

1. NurAsih 18105011025
2. Nevanda Aurelia NurHidayah 18105011026
3. RossaYulianiSetianingrum 18105011027
4. Arini Ulfa Hidayah 18105011028
5. Husna SafiraYudianti 18105011029
6. Syifa Maulida 18105011030
7. Yusuf FaqihPerdana 18105011031
8. Rizka Martiyani 18105011032
9. Lia Rahmasari 18105011033
10.Thalia Marviani 18105011034

Kelas : A1

Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim

Tahun Pelajaran 2018/2019


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Morfologi Daun Majemuk dengan baik. Adapun maksud dan tujuan
kami untuk menyusun makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Botani
Farmasi.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devi Nisa
Hidayati selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Serta kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses terselesaikannya makalah ini. Kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini, oleh sebab itu kami mengharapkan masukan dan kritik yang dapat
membangun sebagai bahan evaluasi untuk kami guna memperbaiki makalah ini.

Semarang, 21 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN UMUM .......................................................................... 3
BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUD RAA SOEWONDO .......................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 42
BAB I

PENDAHULUAN

Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya


dengan akar.Daun mempunyai nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki
struktur berupa helaian,berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau. Warna
hijau disebabkan oleh kandungan zat hijau daun yang disebut klorofil, berfungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari melalui fotosintesis. (Dewi Rosanti,
2013)

Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian
daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah
makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat
transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis. Dan, yang tak
kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi ( penguapan air ) dan
respirasi (pernapasan dan pertukaran gas). (Dewi Rosanti,2013)

Allah SWT menciptakan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam untuk


dimanfaatkan oleh manusia. Seperti yang terdapat dalam surat Az-Zumar ayat:21
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa seseungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-
macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-uningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.

Surah Al-An’am ayat 99 yang artinya : “Dan Dialah yang menurunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-
tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai dan
kebun-kebun anggur…”

Dengan mempelajari setiap karateristik yang dimiliki sehelai daun, dengan


mudah dapat dibedakan jenis-jenis daun majemuk, sebagai ciri suatu tumbuhan.
Karateristik daun majemuk dapat menjadi salah satu petunjuk dalam
mengidentifikasi tumbuhan,sama halnya dengan mempelajari struktur daun
majemuk. (Dewi Rosanti,2013)
BAB II

DASAR TEORI

STRUKTUR DAUN MAJEMUK (Folium compositum)

Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai daun (petiolus communis), anak
daun ( foliolum) dan tangkai anak daun (petiololus).

A. Ibu Tangkai Daun (petiolus communis)


Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang
langsung duduk pada batang. Ibu tangkai daun, merupakan tempat melekatnya anak
daun dan tangkainya (Dewi Rosanti,2013). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang
merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya, oleh
sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya
juga di atas pangkal ibu tangkai pada batang. (Gembong Tjitrosoepomo,1985)
B. Anak Daun (foliolum)
Anak-anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa
helaian yang kecil. Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai
tangkai yang pendek saja atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun
seledri ( Apium graveolens L. ). Ada kalanya anak daun mempunyai tangkai yang
cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan ( Nothoponax
scutellarium Merr. ). (Gembong Tjitrosoepomo,1985)

C. Tangkai Anak Daun (petiololus )


Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai kecil yang disebut
tangkai anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu
tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu di dalam ketiaknya tak pernah
terdapat suatu kuncup.
Dengan uraian di atas kiranya sudah cukup petunjuk untuk mengenal suatu daun
majemuk, dan tidak akan keliru dengan cabang yang mempunyai daun tunggal.
Sebagai tambahan dapat juga kiranya dikemukakan bahwa(Gembong
Tjitrosoepomo,1985):
i. Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan
biasanya pun runtuh bersama-sama pula.
ii. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan
yang terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak
mempunyai kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah panjang dan
mempunyai sebuah kuncup di ujungnya.
iii. Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun,
sedang pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau
mungkin lebih dari satu kuncup.

Walaupun demikian selalu ada hal-hal yang jika kurang saksama pemeriksaannya
dapat menyesatkan,seperti misalnya (Gembong Tjitrosoepomo,1985):

 Pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.). Kedua pohon ini mempunyai daun majemuk, tetapi daun majemuk
ini sampai agak lama masih memperlihatkan pertumbuhan memanjang, sehingga
anak daunnya mempunyai umur berbeda, oleh karena itu tidak luruh
berbarengan. Kita sering melihat anak daun pada pangkal ibu tangkai sudah
runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar/ masih
hijau.
 Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan katu (Sauropus androgynus
Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang
tumbuh mendatar dari batang pokok dan terbatas pertumbuhannya (tidak
bertambah panjang lagi). Cabang-cabang berdaun ini akan kita kira daun
majemuk, tetapi dugaan itu keliru karena dari ketiak-ketiaknya pada waktu-
waktu tertentu akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah pula.
JENIS-JENIS DAUN MAJEMUK
Menentukanjenisdaunmajemuk, yang harusdiperlihatkanadalahposisianak-
anakdaunterhadapibutangkaidaunnya (Dewi Rosanti.2013). Menurut susunan anak daun
pada ibu tangkainya daun majemuk dapat dibedakan dalam beberapa golongan(Gembong
Tjitrosoepomo,1985) :

1. DaunMajemukMenyirip (Pinnatus).

Sesuai dengan konsep menyirip, daun majemuk menyirip memiliki anak-anak


daun yang tersusun di kiri dan kanan ibu tangkai daun (petiolus communis). Biasanya
daun-daun majemuk menyirip memiliki ukuran anak daun yang kecil.

Bila di perhatikan secara terperinci, berdasarkan kedudukan anak daun pada


tangkainya, daun mejemuk menyirip di bedakan menjadi beberpa kategori, yaitu
daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), daun menyirip genap
(abruptepinnatus), dan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus).
2. DaunMajemukMenjari (Palmatusatau Digitatus).

Cara untuk menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun majemuk
menjari, hampir sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari. Pada daun
majemuk menjari, yang harus diperhatikan adalah susunan anak-anak daun yang
terpancar dari ujung ibu tangkai daun, seperti pada jari-jari tangan.

Daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak daunnya.


Jika anak daun berjumlah dua, maka daun majemuk seperti ini di namakan daun
majemuk menjari beranak daun dua (bifoliolatus) , dimana pada ujung ibu tangkai
daun selaput dua anak daun, misalnya daun namnam (Cynometra cutuliflora L. ) .

Jika anak daun berjumlah tiga, maka daun majemuk seperti ini di namakan daun
majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), dimana pada ujung ibu tangkai
terdapat tiga anak daun, misalnya karet (Hevea brasilliensis L.).
3. DaunMajemukBangun Kaki (Pedatus).

Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun majemuk
menjari. Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang biasanya terletak
di dekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai
anak daun yang di sampingnya, sehingga seolah-olah memiliki kaki yang menunjang
daun di sampingnya. Daun majemuk bangun kaki biasanya terdapat pada tumbuh-
tumbuhan dari familia Araceae, seperti daun rasberi (Rubus sp.), arisema (Arisaema
filiforme).
4. DaunMajemukCampuran (Digitatopinnatus).
Struktur daun majemuk ini merupakan perpaduan dari daun majemuk menjari dan
daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun tersusun cabang-cabang yang
terpancar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut duduk anak-anak daun yang
tersusun menyirip. Karena itulah daun majemuk seperti ini disebut sebagai daun
majemuk campuran. Contoh tumbuhan yang memiliki daun majemuk seperti ini
adalah putri malu(mimosa pudica).
BAB III

PEMBAHASAN

Bila ditinjau dari jumlah helaian daunnya, daun dibedakan menjadi daun
tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu
helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila dalam satu
tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut
dinamakan daun majemuk. (Dewi Rosanti,2013)

Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam


setiap tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun. Bila
ditinjau dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa jenis, yaitu daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari,
daun majemuk bangun kaki, dan daun majemuk campuran.
Kesimpulan

1. Bagian-bagian dari daun majemuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu


a. Ibu tangkai daun (potiolus communis)
b. Tangkai anak daun (Petiololus)
c. Anak daun (Foliolum) adapula upih daun (Vagina) seperti pada
daun tunggal
2. Macam-macam daun majemuk menyirip dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
a. Daun majemuk menyirip (Pinnatus)
b. Daun majemuk menjari (Palmatus atau Digitatus)
c. Daun majemuk bangun kaki (Pedatus)
d. Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus)
3. Berdasarkan ditinjau dari jumlah helaian daun nya, daun dibedakan
menjadi 2, yaitu
a. Daun Tunggal
b. Daun Majemuk
Daftar Pustaka
1. Rosanti Dewi , 2013 , Morfologi Tumbuhan , Penerbit Erlangga , Jakarta
Timur .
2. Tjitrosoepomo Gembong , 2016 , Morfologi Tumbuhan , Gadjah Mada
University Press , Yogyakarta .

Anda mungkin juga menyukai