Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tumbuhan berwarna hijau karena memiliki bagian ujung yang disebut daun. Daun
merupakan bagian yang sangat penting, karena daun memiliki zat kiorosil yang
digunakan untuk proses fotosintesis. Dalam hal ini, setiap tumbuhan memiliki jenis
daun yang berbeda. Pada umumnya setiap tumbuhan memiliki sejumlah daun yang
cukup banyak. Daun biasanya tipis melebar, baik daun majemuk ataupun daun tnggal.
Daun majemuk merupakan modifikasi daun tunggal dimana dalam setiap tangkai
daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun (Rosanti, 2013). Allah SWT
berfirman dalam QS Azzumar ayat 21 yang berbunyi :
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air
dari langit, maka diaturnya sebagai sumber-sumber air dibumi kemudian
ditumbuhkannya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
lalu menjadi kering, lalu kami melihatnya kekuning-kuningan kemudian dijadikannya
hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai aku.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwaAllah menurunkan air dan menumbuhkan
tumbuhan. Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu untuk memberikan
manfaat dan kemudahan untuk mahkluknya. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa
Allah menumbuhkan berbagai tanaman. Tentunya berbagai tanaman tersebut
memiliki keanekaragaman bentuk dan struktur daun berdasarkan jenisnya. Potongan
ayat selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah memberikan suatu pelajaran
kepada orang-orang yang berakar untuk berfikir . Oleh karena itu, dibutuhkan
pengkajian suatu ilmu yang mempelajari bentukciptaan Allah. Sehingga mampu
menambah ketakwaan dan keimanan atas segala kebesaran Allah SWT.
Ditinjau dari keanekaragaman daun, maka terdapat jenis daun yang majemuk, yang
mana daun majemuk juga memiliki berbagai jenis pengelompokan.
Tumbuhan memiliki bagian khusus untuk melakukan perkembangan secara
generatif yaitu bunga. Bunga merupkan bagian tumbuhan yang paling menarik karena
memiliki bagian macam warna. Dalam hal ini, warna yang mencolok tersebut untuk
menarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan.
Berdasarkan penjelasan Tritro Suepomo (2011) alat perkembangbiakan generatif
itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Tetapi bagi
tumbuhan berbiji alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang dikenal
sebagai bunga.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hirj ayat 22 yang berarti :
“Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami
turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu. Dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya.”
Ayat tersebut menjelaskan tentang bahwa tumubuhan melakukan perkawinan
melalui bagian dari tumbuhan itu sendiri. Maksudnya adalah melalui bunga tersebut
Allah menciptakan adanya buah dan biji melalui proses perkawinan pada bunga yang
dikenal dengan istilah penyerbukan dan fertilisasi. Bunga sendiri memiliki bagian-
bagian tertentu untuk melakukan proses penyerbukan dan fertilisasi. Tentunya setiap
tumbuhan memiliki jenis berbeda-beda. Oleh karena itu, dilakukan pratikum
pengamatan bunga majemuk dan bunga tunggal. Serta, Praktikum morfologi daun
majemuk, untuk mengetahui susunan daun tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah pada pratikum ini adalah bagaimana mengenal susunan daun
majemuk.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikumini aalah untuk mengenal susunan daun majemuk (folium
compositum).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun majemuk
Suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut : ibu tangkai daun
(petiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya
helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun. Itu tangkai anak-
anak daun ini dapat dipandang merupakan penjelasan, tangkai daun ditambah dengan
ibu tulang. Oleh sebab itu, kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun
majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang tangkai anak daun.
Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelasan siatu tulang cabang pada daun tunggal.
Oleh sebab itu, didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup (samsoeri, 1982).
Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal dimana dalam setiap satu
tunggal daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun. Bila ditinjau
dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan lagi menjadi
beberapa jenis, yaitu daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari, daun majemuk
bangun kaki, dan daun majemuk campuran (Rosanti, 2013).
Banyak daun yang berawakan sangat besar merupakan daun majemuk atau
majemuk ganda. Adaptasi struktual ini memungkinkan daun yang besar untuk
menahan hembusan angin yang kuat agar tidak mengalami terlalu banyak sobekan.
Hal itu jga mungkin dimaksudkan agar beberapa patogen (organisme dan virus
penyebab penyakit) yang menyerang daun hanya menyebar pada satu anak daun
(Campbell, 2008).
2.2 Bagian-bagian daun majemuk
Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkaidaun (petiolus communis),
anak daun (faliolum) dan tangkai anak daun (petiolus). Ibu tangkai daun merupakan
struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-
anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang
kecil. Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai yang kecil yang disebut
tangkai anak daun. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yang merupakan tempat
melekatnya anak daun dan tangkainya. Anak daun (foliolum), yang terdiri dari lebih
dari satu helai. Yang didukung oleh tangkai anak daun. Tangkai anak daun (phollolus)
merupakan tempat melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak
terikat (Rosanti, 2013).
Daun majemuk dapat pula ditemukan bagian-bagian lain seperti pada dau tunggal,
misalnya ujung daun (vagina) yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang, seperti pada daun pinang (Areca Cetechu L).
2.3 Ciri-ciri daun majemuk
Berdasarkan penjelasan Tjitrosoepomo (2011) daun majemuk dapat dikenali
dengan petunjuk sebagai berikut :
a. Pada satu daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya
pun runtuh bersama-sama pula.
b. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan
yang terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak punya
kuncup.
c. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak.
2.4 Jenis-jenis daun majemuk
2.4.1 Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Sesuai dengan konsep “menyirip” daun majemuk menyirip memiliki anak-anak
daun yang tersusun dikiri dan kanan itu tangkai daun (ptiolus communis).
Berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya, daun majemuk menyirip
dibedakan menjadi beberapa kategori diantaranya (Rosanti, 2013) :
a. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (Unifouolatus).
b. Daun majemuk menyirip genap (abruqte pinatus)
c. Daun majemuk menyirip ganjil (umpari pinatus)
2.4.2 Daun majemuk menjari (paimatus)
Daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak daunnya
(Rosanti, 2013) :
a. Daun majemuk menjari beranak daun dua (Bifolioliotus)
b. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (Trifoliolatus)
c. Daun majemuk menjari beranak daun lima (Qainque Fliolatus)
d. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Septen foliolatus)
2.4.3 Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan sususan daun majemuk
menjari. Perbedaan pada dua daun terakhir, biasanya terletak didekat ibu tangkai
daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang
disampingnya. Sehingga seolah-olah memeliki kaki yang menunjang daun
disampingnya (Rosanti, 2015).
2.4.4 Daun majemuk campuran
Daun majemuk yang merupakan perpanduan dari daun majemuk menjari dan
daun majemuk menyirip (Rosanti, 2013).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Daun
4.2 Bunga

Anda mungkin juga menyukai