Tumbuhan berwarna hijau karena memiliki bagian ujung yang disebut daun. Daun merupakan bagian yang sangat penting, karena daun memiliki zat kiorosil yang digunakan untuk proses fotosintesis. Dalam hal ini, setiap tumbuhan memiliki jenis daun yang berbeda. Pada umumnya setiap tumbuhan memiliki sejumlah daun yang cukup banyak. Daun biasanya tipis melebar, baik daun majemuk ataupun daun tnggal. Daun majemuk merupakan modifikasi daun tunggal dimana dalam setiap tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun (Rosanti, 2013). Allah SWT berfirman dalam QS Azzumar ayat 21 yang berbunyi : “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya sebagai sumber-sumber air dibumi kemudian ditumbuhkannya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering, lalu kami melihatnya kekuning-kuningan kemudian dijadikannya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai aku.” Ayat tersebut menjelaskan bahwaAllah menurunkan air dan menumbuhkan tumbuhan. Sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu untuk memberikan manfaat dan kemudahan untuk mahkluknya. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menumbuhkan berbagai tanaman. Tentunya berbagai tanaman tersebut memiliki keanekaragaman bentuk dan struktur daun berdasarkan jenisnya. Potongan ayat selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah memberikan suatu pelajaran kepada orang-orang yang berakar untuk berfikir . Oleh karena itu, dibutuhkan pengkajian suatu ilmu yang mempelajari bentukciptaan Allah. Sehingga mampu menambah ketakwaan dan keimanan atas segala kebesaran Allah SWT. Ditinjau dari keanekaragaman daun, maka terdapat jenis daun yang majemuk, yang mana daun majemuk juga memiliki berbagai jenis pengelompokan. Tumbuhan memiliki bagian khusus untuk melakukan perkembangan secara generatif yaitu bunga. Bunga merupkan bagian tumbuhan yang paling menarik karena memiliki bagian macam warna. Dalam hal ini, warna yang mencolok tersebut untuk menarik perhatian serangga untuk membantu proses penyerbukan. Berdasarkan penjelasan Tritro Suepomo (2011) alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya. Tetapi bagi tumbuhan berbiji alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang dikenal sebagai bunga. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hirj ayat 22 yang berarti : “Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu. Dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” Ayat tersebut menjelaskan tentang bahwa tumubuhan melakukan perkawinan melalui bagian dari tumbuhan itu sendiri. Maksudnya adalah melalui bunga tersebut Allah menciptakan adanya buah dan biji melalui proses perkawinan pada bunga yang dikenal dengan istilah penyerbukan dan fertilisasi. Bunga sendiri memiliki bagian- bagian tertentu untuk melakukan proses penyerbukan dan fertilisasi. Tentunya setiap tumbuhan memiliki jenis berbeda-beda. Oleh karena itu, dilakukan pratikum pengamatan bunga majemuk dan bunga tunggal. Serta, Praktikum morfologi daun majemuk, untuk mengetahui susunan daun tersebut. 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah pada pratikum ini adalah bagaimana mengenal susunan daun majemuk. 1.3 Tujuan Tujuan dari praktikumini aalah untuk mengenal susunan daun majemuk (folium compositum). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun majemuk Suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut : ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun. Itu tangkai anak- anak daun ini dapat dipandang merupakan penjelasan, tangkai daun ditambah dengan ibu tulang. Oleh sebab itu, kuncup ketiak pada tumbuhan yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang tangkai anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelasan siatu tulang cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup (samsoeri, 1982). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal dimana dalam setiap satu tunggal daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak-anak daun. Bila ditinjau dari jumlah dan posisi anak daunnya, daun majemuk dapat dibedakan lagi menjadi beberapa jenis, yaitu daun majemuk menyirip, daun majemuk menjari, daun majemuk bangun kaki, dan daun majemuk campuran (Rosanti, 2013). Banyak daun yang berawakan sangat besar merupakan daun majemuk atau majemuk ganda. Adaptasi struktual ini memungkinkan daun yang besar untuk menahan hembusan angin yang kuat agar tidak mengalami terlalu banyak sobekan. Hal itu jga mungkin dimaksudkan agar beberapa patogen (organisme dan virus penyebab penyakit) yang menyerang daun hanya menyebar pada satu anak daun (Campbell, 2008). 2.2 Bagian-bagian daun majemuk Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkaidaun (petiolus communis), anak daun (faliolum) dan tangkai anak daun (petiolus). Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak- anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil. Setiap helaian yang kecil didukung oleh tangkai-tangkai yang kecil yang disebut tangkai anak daun. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yang merupakan tempat melekatnya anak daun dan tangkainya. Anak daun (foliolum), yang terdiri dari lebih dari satu helai. Yang didukung oleh tangkai anak daun. Tangkai anak daun (phollolus) merupakan tempat melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak terikat (Rosanti, 2013). Daun majemuk dapat pula ditemukan bagian-bagian lain seperti pada dau tunggal, misalnya ujung daun (vagina) yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti pada daun pinang (Areca Cetechu L). 2.3 Ciri-ciri daun majemuk Berdasarkan penjelasan Tjitrosoepomo (2011) daun majemuk dapat dikenali dengan petunjuk sebagai berikut : a. Pada satu daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya pun runtuh bersama-sama pula. b. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan yang terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak punya kuncup. c. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak. 2.4 Jenis-jenis daun majemuk 2.4.1 Daun majemuk menyirip (pinnatus) Sesuai dengan konsep “menyirip” daun majemuk menyirip memiliki anak-anak daun yang tersusun dikiri dan kanan itu tangkai daun (ptiolus communis). Berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi beberapa kategori diantaranya (Rosanti, 2013) : a. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (Unifouolatus). b. Daun majemuk menyirip genap (abruqte pinatus) c. Daun majemuk menyirip ganjil (umpari pinatus) 2.4.2 Daun majemuk menjari (paimatus) Daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak daunnya (Rosanti, 2013) : a. Daun majemuk menjari beranak daun dua (Bifolioliotus) b. Daun majemuk menjari beranak daun tiga (Trifoliolatus) c. Daun majemuk menjari beranak daun lima (Qainque Fliolatus) d. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (Septen foliolatus) 2.4.3 Daun majemuk bangun kaki (pedatus) Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan sususan daun majemuk menjari. Perbedaan pada dua daun terakhir, biasanya terletak didekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya. Sehingga seolah-olah memeliki kaki yang menunjang daun disampingnya (Rosanti, 2015). 2.4.4 Daun majemuk campuran Daun majemuk yang merupakan perpanduan dari daun majemuk menjari dan daun majemuk menyirip (Rosanti, 2013). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Daun 4.2 Bunga