Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN

“ORGAN DAUN”

OLEH

KELOMPOK 3

ELENA HENDRIETA MAKENA (2006050001)


NANCY MANEHAT (2006050002)
ANGGUN NUR FAHSYA UBA (2006050003)
MARIA REGINA DUA WISANG (2006050006)
JESNIA TAMU INA (2006050008)
GODAM YOHANES SOEWARDI MIRAKAHO (2006050024)
OLGA FRENSIA TASI (2006050041)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga,kami dapat menyusun makalah yang berjudul ”Organ Daun” dengan
baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Anatomi Tumbuhan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan
makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah
khasanah pengetahuan bagi para pembaca.

Kupang,November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Daun ................................................................................................................... 3
2.2 Fungsi Daun..................................................................................................................................... 4
2.3 Struktur Luar Daun dan Struktur Dalam Daun ............................................................................... 4
2.4 Jaringan Pokok Penyusun Daun .................................................................................................. ...9
2.5 Perbedaan Daun Monokotil dan Daun Dikotil ............................................................................ .10
2.6 Proses Pembentukan Daun..............................................................................................................11
2.7 Proses Pengguguran Daun (Absisi)..................................................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... .15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 (tumbuhan cocor bebek) ................................................................................. 7


Gambar 2.3.1 ( anantomi daun ) .................................................................................................... 9
Gambar 2.5.1 ( daun monokotil ) ................................................................................................ 16
Gambar 2.5.2 ( daun dikotil) ................................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh
tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun
dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhtumbuhan
nampak hijau pula. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat
mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup.

Pada lingkungan informal manusia secara umum mengetahui bentuk dari


daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal
daun secara spesifik. Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal
dan mengetahui pentingnya daun pada tumbuhan secar spesifik, sehingga
proses pembelajaran dari setiap lembaga formal yang time scedokan, harus
banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum sehingga proses
pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada. Bagian tumbuh-
tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan
meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun
berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang.

Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan


hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya

1
menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa
helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai
pembeda bagi bentuk-bentuk daun.

Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau


menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan
berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan daun ?


2. Apa fungsi daun ?
3. Bagaimana struktur morfologi luar daun dan struktur anatomi dalam daun?
4. Apa saja jaringan pokok penyusun daun ?
5. Bagaimana perbedaan daun monokotil dan dikotil ?
6. Bagaimana proses pembentukan daun itu ?
7. Bagaimana proses pengguguran daun ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan daun.


2. Utuk mengetahui struktur luar dan struktur dalam daun.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari daun.
4. Untuk mengetahui jaringan pokok penyusun daun.
5. Untuk mengetahui perbedaan daun monokotil dan dikotil.
6. Untuk mengetahui terjadinya proses pembentukan daun.
7. Untuk mengetahui terjadinya proses pengguguran daun.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Daun


Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumny berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi
dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting
bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri
melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun yang mempunyai
helaian daun (lamina) umumnya menampilkan secara jelas spesialisasinya
sebagai struktur fotosintesis pada laminanya. Daun terdiri atas sistem kulit,
sistem vascular, dan sistem jaringan dasar. Karena daun umumnya
mengalami pertumbuhan sekunder maka epidermis tetap sebagai penyusun
sistem kulit.

Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan
berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun
tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan
klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam
menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna
merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan
klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat
dengan jelas pada daun yang gugur).

3
2.2 Fungsi Daun
a. Tempat terjadinya fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil, terjadinya
fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan
monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
b. Sebagai organ pernapasan. Di daun terdapat stomata yang berfungsi
sebagai organ respirasi.
c. Tempat terjadinya transpirasi.
d. Alat perkembangbiakan vegetatif, misalnya pada tanaman cocor bebek
(tunas daun).

Gambar 2.2.1 (tumbuhan cocor bebek)

2.3 Struktur Luar Daun dan Struktur Dalam Daun

Struktur Morfologi Bagian Luar Daun


1. Daun sempurna tersusun dari 3 bagian, yaitu:

a) Pelepah daun mendudukkan daun pada batang.

b) Tangkai daun ( petiolus) menghubungkan pelepah atau batang


dengan helai daun.

c) Helai daun (lamina) merupakan bagian terpenting dari


kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun sebagai
organ fotosintetis paling dominan bekerja. Bentuk helai daun

4
sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal.

2. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau

menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing


panjang.

3. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh rambut-rambut kecil.

4. Di antara pangkal daun atau tangkai daun seringkali dihiasi dengan

daun penumpu.

5. Pada daun rumput-rumputan, di bagian perbatasan helai dan pelepah

seringkali dihiasi lidah-lidah (ligula).

6. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan

fungsi menjadi organ penyimpan air.

7. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.

Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi


panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin
(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman).

Struktur Anatomi Bagian Dalam Daun


1. Epidermis, yang merupakan lapisan sel hidup terluar. Jaringan ini

terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Fungsinya


untuk melindungi jaringan yang terdapat dibawahnya.

2. Jaringan mesofil yang terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Jaringan tiang (jaringan palisade), yaitu jaringan yang


mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses
pembuatan makanan. Salah satu cirri jaringan ini yaitu sel-
selnya berbentuk selinder dan tersusun rapat.

5
b. Jaringan bunga karang (jaringan spons), yaitu jaringan yang
lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade.
Fungsinya sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.

3. Berkas pembuluh angkut yang terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Xilem (Pembuluh Kayu) yang pada akar berfungsi untuk


mengangkut air dan mineral menuju daun, sedangkan pada
batang dan fungsi xylem itu sebagai sponsor penegak
tumbuhan.

b. Floem (Pembuluh Tapis) yang berfungsi untuk mengedarkan


hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

4. Jaringan tambahan pada daun yang meliputi sel-sel khusus yang

umumnya terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel Kristal


dan kelenjar.

5. Stomata, yang berfungsi organ respirasi. Dimana stomata


mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis dan
mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis.

Gambar 2.3.1 ( anantomi daun )

6
Struktur Anatomi Daun Dewasa

1. Epidermis dan derivatnya, epidermis yang terdapat di permukaan

atas maupun bawah, umumnya terdiri dari selapis sel, tetapi ada
pula yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda)
misalnya pada Ficus, Nerium dan Piper. Bila epidermis bawah
berlapis banyak maka maka terdapat ruang substomata, stomata
sebagai derivat epidermis terdapat di kedua permukaan daun
(yang disebut daun amfistomatik) tetapi pada daun terapung
stomata hanya terdapat di bagian atas (daun epistomatik). Sel-sel
epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel
penutup, modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas terdiri dari
sederet sel yang lebih besar dari epidermis normal dengan dinding
tipis dan vakuola besar

2. Mesofil, sebagai jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas

dan epidermis bawah serta antara berkas pengangkut yang


berdiferensiasi menjadi 2 bentuk yaitu palisade atau jaringan tiang
dan jaringan bunga karang. Sel jaringan tiang bentuknya silindris,
tegak pada permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama
lain dan mengandung banyak kloroplas sedangkan jaringan bunga
karang tersusun oleh sel-sel yang tak teratur, berdinding tipis,
lepas dan mengandung kloroplas yang sedikit dibandingkan
dengan jaringan tiang. Misalnya pada rumput itu mesofilnya tidak
berdiferensiasi menjadi jaringa tiang dan jaringan bunga karang
tetapi tersusun atas jaringan parenkim yang struktur dan
ukurannya seragam.

3. Sistem jaringan berkas pengankut, membentuk bangunan


kompleks yang disebut tulang daun. Pada tumbuhan
Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan cabang-
cabang membentuk jala, sedangkan pada tumbuhan
Monocotyledoneae tulang daun berderet sejajar sumbu daun dan

7
dihubungkan oleh berkas-berkas kecil, fungsi tulang daun untuk
mentransfor air serta zat hara dari tanah dan menyebarkan hasil
fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur jaringan
pengangkut harus dapat mencapai semua sel mesofil yang terlibat
dalam fotosintesis. Di dalam berkas pengangkut xylem selalu
berada di atas floem karena tulang daun merupakan kelanjutan
dari tangkai daun yang berasal dari batang.

4. Sistem jaringan penguat, berbagai jaringan penyusun daun dapat

berfungsi sebagai penguat. Pertama adalah epidermis yang


strukturnya yang dengan adanya kutikula dan kolenkim yang
terdapat di bawah epidermis pada tulang daun dan tepi daun,
tulang daun yang besar itu juga mengandung serabut sklerenkim.

5. Kelenjar, struktur kelenjar yang berfungsi pada pengeluaran air


serta senyawa-senyawa lain. Kelanjar biasanya terdapat diujung
berkas pengangkut berupa sekelompok parenkim padat dikelilingi
epithelium yang bersifat kelenjar, letak kelanjar di dalam daun
atau tangkai daun yang dipakai sebagai tanda taksonomi
sedangkan kelenjar madu banyak terdapat pada tangkai daun atau
stipula dan kelenjar minyak atsiri terdapat pada mesofil misalnya
pada daun jeruk dan daun Eucalyptus, dan kelenjar yang
mengeluarkan air terdapat di ujung trakeid terdiri dari parenkim
yang longgar tanpa kloroplas disebut epitem dan dikelilingi oleh
epidermis.

Struktur Anatomi Daun Dalam Lingkungan Khusus

1. Hidrofit, Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam


dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Faktor yang mempengaruhi
struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada
suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air
mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan
pembuluh sedikit, xilem.
2. Xerofit adalah tumbuhan yang telah beradaptasi terhadap kehidupan di
daerah kering. Tumbuhan jenis ini dapat bertahan hidup pada daerah yang
sangat panas dan kering, walaupun hanya mendapat sedikit air. Contoh khas
tumbuhan jenis xerofit adalah tumbuhan kaktus, lili gurun, pohon
kurma, aloevera, setawar, sp senseveria.

8
3. Mesofit merupakan tumbuhan yang biasa hidup di lingkungan yang tidak
terlalu basah dan tidak terlalu kering. Tumbuhan ini biasanya hidup di
lingkungan tempat tinggal kita dan masuk dalam golongan tumbuhan berkayu
dan ada juga yang rerumputan. Ciri-ciri tumbuhan mesofit: - Akarnya tumbuh
pesat dan bercabang.

2.4 Jaringan Pokok Penyusun Daun


Adapun jaringan pokok penyusun daun terdiri dari 3 sistem pada daun, yaitu :
a. Sistem kulit (dermal system atau epidermis) tersusun oleh epidermis baik pada
permukaan atas maupun permukaan bawah daun.
b. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferensiasi
ke dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan
daun disebut isolateral atau isobilateral.
c. Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floen, xilem berfungsi untuk
mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun
(untuk di gunakan sebagai bahan fotosintesis). Floem berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Sedangkan anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Epidermis, merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis
bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis di
lapisis oleh lapisan kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda
beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuik, struktur, susunan stomata,
penampilan, dan susunan terikoma serta adanya sel khusus. Di antara sel
epidermis terdapat sel penjaga yang memebntuk stomata yang merupakan
suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi
kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi uang berlainan dengan
epodermis.
2. Mesofil, yang terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam
epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik
yang berisis kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim
dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons.
3. Jaringan pembuluh, yang terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada
daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis
pembuluh yaitu xylem dan floem. Sistem jaringan pembukuh tersebar di
seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang
erat dengan mesofil. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala
dan sistem tulang daun sejajar.

9
2.5 Perbedaan Daun Monokotil dan Daun Dikotil
1. Daun Monokotil
Tumbuhan berkeping biji tunggal ( atau monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena
hanya memiliki satu daun tembaga. Daun tumbuhan monokotil beragam dalam
bangun dan struktur, dan beberapa mirip dengan daun dikotil. Daun monokotil
terdiri atas tangkaian dan helaian daun, namun kebanyakan berdiferensiasi
menjadi helaian dan pelepah, dan helaiannya berupa relatif sempit. Secara
tipikal tulang daun sejajar, daun monokotil ini terdiri dari jaringan epidermis,
mesofil dan berkas vaskuler. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan
dikotil dapat dibedakan pada tumbuhan dikotil yaitu sistem jaringan dasarnya
(mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang. Tidak
demikian halnya pada monokotil. Adapun struktur daun monokotil memiliki :
- Epidermis dan kutikula, terletak pada lapisan permukaan atas dan bawah daun.
Jaringan ini berfungsi melindungi lapisan sel dibagian dalam dari kekeringan dan
mencegah penguapan air melalui permukaan daun.
- Stomata terletak berderet diantara urat daun. Berfugsi sebagai jalan masuk dan
keluarnya udara.
- Mesofil, terletak pada cekungan di antara urat daun. Berfingsi membuat zat
makanan melalui fotosintesis.
- Urat daub, terlatk pada helai daun. Berfungsi sebagai transportasi zat.

Struktur daun

2. Daun Dikotil
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan
tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki
sepasang daun lembaga (kotiledon; daun yang terbentuk pada embrio)
berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya
bersifat mudah terbelah dua. Umumnya daun dikotil mesofilnya tidak
berdiferensiasi, jaringan palisade tidak ada atau perkembangannya sedikit,
volume antar selnya besar, daunnya tipis, epidermis berkutikula tipis, stomata
sejajar dengan epidermis atau agak menonjol.

10
Jaringan penguat pada daun dikotil adalah kolenkim atau sklerenkim dan
jaringan pembuluh juga merupakan karingfan penyokong dari helai daun.
Kolenkim terdapat sepanjang tulang daun yang besar dibagian atas dan bagian
bawahnya serta dibagian xilem dan floem yang tak berfungsi untuk penghantar
sedangkan klerenkim terdapat dalam bentuk seludang pembuluh atau sklereida
dalam mesofil. Adapun stuktur daun diotil memiliki jaringan epidermis, terdiri
dari satu lapis sel kecuali tanaman ficus (karet), lapisan epidermis tumbuhan
dikotil berfungsi melindungi lapisan sel dibagian dalam dari kekeringan dan
menjaga bentuk daun agar tetap.
- Jaringan kutikula, merupakan penebalan dari zat kutin, letaknya melapisi
permukaan atas dan bawah daun. Zat kutin pada kutikula berfungsi mencegah
penguapan air melalui permukaan daun.
- Stomata, melapisi permukaan atas dan bawah daun, berfungsi sebagai jalan masuk
dan kedunya udara serta sebagai sel penjaga sebagai pengatur membuka dan
meutupnya stomata.
- Rambut dan kelenjar, yang berfungsi sebagai alat pengeluaran.
- Mesofil, terletak diantara lapisan epidermis atas dan bawah, berfungsi sebagai
tempat berlangsung fotosintesis.
- Urat daun, terletak pada helai daun, berungsi sebagai transportasi zat.

2.6 Proses Pembentukan Daun


Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem
apeks. Setiap primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks
pucuk. Ketika primodial daun baru terbentuk, primodial daun sebelumnya
(yang lebih tua) telah melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas
meristem di dalam daun itu sendiri. Interval waktu antara pembentukan
primodial daun sebelumnya dengan primordial daun berikutnya pada meristem
apeks disebut plastokron. Promodial daun pada tumbuhan dikotil biasanya
terbentuk pada sebagian kecil dari diameter meristem apeks pucuk, sedangkan
pada tumbuhan monokotil, promordial daun terbantuk dan berkembang pada
sekeliling meristem apeks pucuk.

11
Jadi, daun dikotil yang sangat muda tampak seperti pasak, sedangkan daun
monokotil tampak seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek pucuk.
Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsur-angsur
sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun
terjadi sebagai akibat bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan
penambahan ukuran sel.

2.7 Proses Pengguguran Daun (Absisi)


Peristiwa gugurnya dedaunan tumbuhan tampak seperti kejadian alam biasa.
Abscission adalah suatu proses dilakukannya tumbuhan untuk memisahkan atau
membuang organ tumbuhan seperti dedaunan, kelopak bunga, bunga dan buah
yang tidak lagi diperlukan tumbuhan atau yang terserang penyakit.Absisi yang
terjadi pada daun dan buah merupakan contoh senesen yang jelas.Pembelahan
sel yang disebut daerah absisi, berkembang dekat pangkal tangkai daun,
sehingga sejumlah dinding sel yang melintang tegak lurus terhadap sumbu
panjang tangkai daun terbentuk.Pektinase dan selulase dirangsang
pembentukannya pada sel-sel didaerah absisi, hubungan ikatan pembuluh yang
terputus akan tersumbat dengan dibentuknya tilosa (tylose), yaitu suatu zat
sejenis “gum” dan dilapisi sel-sel gabus. Dalam proses ini dua peristiwa
terlibat,yaitu pembelahan sel dan induksi hidrulose.Kedua proses ini merupakan
proses metabolisme yang aktif dan oleh karenanya merupakan bagian yang
terprogram dalam perkembangan tumbuhan.
Menurut John Walker, kepala The MU Interdisciplinary Plant Group di the
Christopher .S. Bond Life Sciences Center, tumbuhan menggugurkan organnya
karena dedaunan tua, misalnya digugurkan guna membantu daur ulang zat-zat
makanan, sementara buah-buahan yang telah masak rontok dan jatuh ke bawah
guna membantu penyebaran benih.Juga, bagian-bagian bunga yang terkena
penyakit sengaja digugurkan dan dibuang oleh tumbuhan . Hal ini sengaja
dilakukan untuk mencegah penjalaran penyakit. Demikianlah gugurnya daun,
bunga buah itu adalah peristiwa besar yang melibatkan pengaturan rumit gen-
gen tumbuhan.Tanpa pengguguran ini,takkan ada dau ulang zat gizi, takkan ada
penyebarluasan biji dan takkan ada pencegahan perluasan penyakit.Jika semua
prosesini terhenti, tumbuhan pada akhirnya akan punah.
Daun Gymnospermae dan Dicotyledonae umumnya sebelum mati gugur dulu
sebagai akibat adanya perubahan di pangkal tangkai atau helaian daun,bagian
tanggai dinamakan daerah pengguguranyang merupakan bagian terlemah dari
tangkai daun, di tempat tersebut diameter berkas pengangkut lebih kecil dari
bagian lain dan juga tidak mengandung kolenkim atau sklerenkim.Sebelum
daun gugur terjadinya lapisan pemisah paa daerah pengguguran tersebut dimana
sel parenkim di daerah itu membelah menjadi sel yang lebih kecil,pipih,
mengandung tepung dan plasmanya kental.

12
Sel-sel penyusun lapisan ini dindingnya larut atau bahkan seluruh selnya hancur
sehingga daun gugur akibat tenaga mekanis atau gravitasi.Sedangkan lapisan
pemisah yang tersisa di batang akan membentuk lapisan pelindung dapat berupa
jaringan pelindung primer maupun sekunder berupa periderm.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki peran penting bagi
kelangsungan hidup tumbuhan.Secara anatomi jarinagn penyusun daun terdiri
atas jaringan epidermis,jaringan dasar,jaringan pengangkut dan jaringan
penyokong.erdasarkan letak jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipue,yaitu
daun isobilateral (jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah)
dan daun dorsiventral(jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja),Pada
tumbuhN Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan
jaringan bunga pagar.Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat
dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar,yang terlihat
hanya jaringan parenkim.Dan daun memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat
fotosintesis,tempat terjadinya respirasi dan sebagai organ pernapasan.

3.2 Saran
Dalam mempelajari anatomi tumbuhan, diperlukan pengetahuan yang cukup baik
mengenai berbagai jenis tumbuhan dan morfolginya,untuk mempermudah
mempelajari struktur anatominya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad yusna.2005.Mata K. Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung uliah Anatomi


Tumbuhan,UNG:Jurusan Biologi
Dwidjoseputro,D.1992.Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia
Hidayah, Estiti B.1995:Penerbit ITB.
http://www.pusatbiologi.com/2013/03/struktur-anatomi-daun-dikotil-dan.html
http://www.astalog.com/2674/struktur-anatomi-daun-dan-fungsinya.htm
Lakitan, Benyamin.1993.Dasar-Dasar Anatomi Tumbuhan.Jakarta:Rajawali Pers.

15

Anda mungkin juga menyukai