AULIA RAMADINA
2110511320004
KELOMPOK 2
Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................4
METODE PENELITIAN................................................................................................................8
Alat..........................................................................................................................................8
Bahan.......................................................................................................................................8
Prosedur Kerja.............................................................................................................................9
Hasil...........................................................................................................................................10
Pembahasan...............................................................................................................................20
Kesimpulan................................................................................................................................23
Saran..........................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.),
mangga (Mangifera indica L.). dll. Daun terdiri atas upih dan helaian, daun yang
demikian ini disebut daun berupih atau daun berpelepah seperti lazim kita dapati pada
tumbuhan yang tergolong suku rumput, misalnya: padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea
mays L.). dll. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang. Daun yang demikian susunannya
dinamakan daunduduk (sessilis), seperti dapat kita lihat pada biduri (Calotropis
gigantea R.Br.). daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai
pangkal yang demikian lebarnya. Hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari
batang atau memeluk batang. Oleh sebab itu juga dinamakan daun majemuk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L.). bagian
samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali bangunnya membulat dan
disebut telinga daun.
Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan satu helaian daun
semu atau palsu, dinamakan : filodia, seperti terdapat pada berbagai jenis pohon
Acacia yang berasal dari Australia, misalnya: Acacia auriculiformis A. Cunn.
(Tjitroepomo, 2005: 11-12).
Tujuan
Fungsi utama daun adalah menyintesis bahan organik dengan menggunakan sinar sebagai
sumber energi melalui proses fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di dalam organel sel
khusus yang disebut kloroplas, yang di dalamnya terdapat pigmen klorofil. Struktur luar dan
dalam daun berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Daun biasanya
rata dan tipis sehingga memudahkan masuknya sinar matahari ke dalam sel. Luasnya permukaan
daun juga memungkinkan terjadinya pertukaran gas. (Mulyani, 2010).
Bentuk daun tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas
itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat
untuk : Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat
gas (CO ), pengolahan zat-zat makanan (asimilasi), Penguapan air (transpirasi), dan pernafasan
2
(respirasi). Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang diambil
adalah zat-zat yang bersifat anorganik. Air beserta garam-garam diambil dari tanah oleh akar
tumbuhan, sedang gas asam arang yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil
dari udara melalui celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stoma) masuk kedalam daun.
Zat-zat itu belum sesuai dengan keperluan tumbuhan, oleh sebab itu harus diubah, diolah
dijadikan zat-zat organik yang sesuai dengan kepentingan tumbuhan. Pengolahan zat anorganik
menjadi zat organik ini dilakukan oleh daun dengan bantuan sinar matahari. Pekerjaan ini disebut
asilmilasi, jadi daun dapat disamakan dapur bagi tumbuhan. Misalnya gas asam arang yang
berasal dari udara dengan air yang berasal dari tanah dalam daun diubah menjadi zat gula, dan
zat-zat organik yang terbuka di dalam daun seterusnya diangkut ke tempat-tempat penimbunan
dan disitu merupakan zat makanan cadangan. Karena untuk tugas daun ini diperlukan bantuan
5
sinar matahari, maka daun bentuknya pipih dan lebar dan selalu menghadap keatas untuk
menangkap matahari sebanyak-banyaknya.(Tjitrosoepomo,2001).
Modifikasi daun sangat bervariasi pada group tanaman yang berbeda, beberapa tanaman
primitif daunya merupakan perluasan secara lateral dari tumbuh dimana epidermis batang dan
pada beberapa tanaman paku-pakuan dan tanaman berbiji kemungkinan merupakan sistem
cabang dengan komponen yang bergabung sebagian besar daun tanaman dikotil dan monokotil
pasti phyllase yaituberupa petiole yang pipih dan meluas dan disokong dengan petiole
(Heddy, 2010).
Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daunnya memiliki satu helaian daun. Bagian
dari batang tempat duduk daun disebut nodus dan sudut atas antara daun dan batang disebut
ketiak daun. Daun tunggal mempunyai karakteristik yaitu didalam daun terdapat bagian penting
yang terdapat pada batang daun selalu mempunyai bentuk tipis, melebar dan berwarna hijau
karena mengandung klofil yang melalui proses fotosintesis dan daunpun mempunyai umur yang
terbatas ( Trisnawati, 2012).
Daun majemuk adalah tangkainya bercabang-cabang dan baru pada cabang tangkai ini
terdapat helaian daunnya sehingga disini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun
(Gembong, 2006).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian yaitu upih daun atau pelepah daun (Vagina),
tangkai daun (Petiolus), dan helaian daun (Lamina). Daun lengkap dapat kita jumpai pada
beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musaparadisca),pohon pinang (Areca
cathechu), dan bambu (Bambusa Sp.) tumbuhan yang mempunyaidaun yang tidak lengkap
tidak begitu banyak jenisnya kebanyakan tumbuhan kehilangan satu atau dua bagian dari tiga
bagian tersebut, daun yang demikian disebut daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo, 2013).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian yaitu upih daun atau pelepah daun (Vagina),
tangkai daun (Petiolus), dan helaian daun (Lamina). Daun lengkap dapat kita jumpai pada
beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musaparadisca),pohon pinang (Areca
cathechu), dan bambu (Bambusa Sp.) tumbuhan yang mempunyaidaun yang tidak lengkap
tidak begitu banyak jenisnya kebanyakan tumbuhan kehilangan satu atau dua bagian dari tiga
bagian tersebut, daun yang demikian disebut daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo, 2013).
6
Daun majemuk mempunyai tangkai daun yang bercabang-cabang dan helaian daunnya
terletak pada cabang-cabang tersebut. Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai
(petiolus communis), anak daun (foliolum) dan tangkai anak daun (petiololus). Ibu tangkai daun
merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-
anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil
(Rosanti 2013).
Menurut Rosanti (2013), berdasarkan susunan anak daun dan tangkai anak daunnya, daun
majemuk dapat dibedakan menjadi daun majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari
(palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), dan daun majemuk campuran (digitato
pinnatus).
a. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
Daun majemuk menyirip mempunyai anak-anak daun yang tersusun di kiri dan di kanan
ibu tangkai daun (petioles communis). Biasanya daun-daun majemuk meyirip memiliki ukuran
anak daun yang kecil (Rosanti 2013).
b. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
Cara untuk menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun majemuk menjari
hampir sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari. Pada daun majemuk menjari, yang
harus diperhatikan adalah susunan anak-anak daun yang terpencar dari ujung ibu tangkai daun,
seperti pada jari-jari tangan (Rosanti 2013).
c. Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)
Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun majemuk
menjari. Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang bisanya terletak di dekat ibu
tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai daun, melainkan pada tangkai daun yang disampinya,
sehingga seolah-olah memiliki kaki yang menunjang daun sampingnya. Contohnya daun rasberi
(Rubus sp.) (Rosanti 2013).
d. Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Struktur daun majemuk campuran merupakan perpaduan dari daun majemuk menjari dan
daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun tersusun cabang-cabang yang terpencar
seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut duduk anak-anak daun yang tersusun menyirip.
Contohnya daun putrid malu (Mimosa pudice) (Rosanti, 2013).
7
Tangkai daun, baik daun tunggal maupun daun majemuk melekat pada batang atau
cabang-cabang batang. Pada batang terdapat buku-buku batang (nodus), dan bagian ini seringkali
amboo sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu
cincin. Contohnya tumbuhan monokotil, terutama dari jenis rumput atau familia Poaceae, seperti
amboo (Bambusa sp.), dan tebu (Saccharum officinarum L.). Pada tumbuhan dikotil, buku
batang tidak terlihat jelas, melainkan hanya membentuk seperti tonjolan pada batang (Rosanti,
2013).
METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14 Maret 2022 pukul 14.40-16.20
WITA. Secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom.
Alat
Bahan
Prosedur Kerja
Hasil
Kelas : Liliopsida
Ordo : Lilliales
Genus : Sansevieria
Spesies : Sansevieria
20
21
Pembahasan
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan proses fisiologi
dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya
termasuk manusia. Adapun fungsi daun adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Pada
tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. Sedangkan pada
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons Sebagai organ pernapasan. Di daun
terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi,
dan alat perkembangbiakkan vegetatif.
Dalam satu struktur daun terdiri dari satu pelepah daun, satu tangkai daun dan satu helaian
daun. Pada keadaan lain, setangkai daun tidak memiliki satu buah helaian daun, tetapi memiliki
jumlah helaian lebih dari satu. Struktur seperti ini dikenal sebagai daun majemuk (folium
compositum). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam setiap satu
tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun.
Daun lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: upih daun/pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiole) dan helaian daun (lamina). Sementara daun tidak lengkap adalah daun
yang tidak memiliki salah satu bagian pokok daun lengkap. Mengenai susunan daun tidak
lengkap ada beberapa kemungkinan sebagai berikut:
1. Daun bertangkai : hanya ada tangkai dan helaian daun.
2. Daun berupih : hanya ada helaian daun dan pelepah.
3. Daun duduk : hanya ada helaian daun.
4. Daun semu : daun yang berkembang dari tangkai.
Daun majemuk adalah daun yang tangkainya bercabang-cabang dan baru pada cabang
tangkai ini terdapat helaian daun sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun
sehingga disebut folium compositum yang disusun oleh ibu tangkai daun (petiolus communis),
tangkai anak daun (petiolus) dan anak daun (folium). Sedangkan daun tunggal adalah daun yang
tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja yang disebut dengan folium complex.
Daun majemuk ada bermacam-macam yaitu: daun mejemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk
menjari (palmatus) dan daun majemuk campuran (digito pinnatus). Pada daun majemuk menjari
dibagi lagi menjadi daun majemuk menjari beranak 1, daun majemuk menjari beranak 2, daun
25
majemuk menjari beranak 3, daun majemuk menjari beranak 4, daun majemuk menjari beranak 5
dan daun majemuk menjari beranak banyak.
Perbedaan antara daun majemuk dan daun tunggal yaitu daun tunggal (folium simplex) yaitu
dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Daun
majemuk (folium kompositum) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) terdapat cabang-
cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang terdapat lebih dari satu
helaian daun.
Dari hasil pengamatan, daun talas (Colocasia esculenta) termasuk tumbuhan berdaun
lengkap karena memiliki upih daun atau pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Dan
termasuk daun tunggal karena tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja.
Daun Mangga (Mangifera indica), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petiole). Sering disebut daun bertangkai,
disebut daun bertangkai karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Dan termasuk
dalam daun tunggal karena tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja.
Daun Tebu (Saccharum officinarum), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena
hanya memiliki helaian daun dan pelepah daun yang sering disebut daun upih. Dan termasuk
dalam daun tunggal karena hanya terdapat satu helaian daun saja.
Daun Gamal (Gliricidia maculatum), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena
tidak memiliki pelepah daun atau upih daun. Sering disebut daun bertangkai, disebut daun
bertangkai karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Dan termasuk dalam daun
majemuk beranak banyak, disebut majemuk beranak banyak karena pada ujung tangkai daun
terdapat banyak helaian daun.
Daun Karet (Hevea brasiliensis), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah daun atau upih daun. Sering disebut daun bertangkai, disebut daun bertangkai
karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Dan termasuk dalam daun majemuk
beranak tiga pada umumnya, disebut majemuk beranak tiga karena pada ujung tangkai daun
terdapat tiga helaian daun pada umumnya.
Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian daun dan tangkai yang sering disebut daun bertangkai. Dan termasuk dalam
daun majemuk beranak satu, disebut beranak satu karena pada pada ujung tangkai daun terdapat
satu helaian daun pada umumnya.
26
Daun Ubi Kayu (Manihot utilisima), termasuk tumbuhan berdaun tidak lengkap karena tidak
memiliki pelepah daun atau upih daun. Sering disebut daun bertangkai, disebut daun bertangkai
karena hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun. Dan termasuk dalam daun Tunggal
karena hanya memiliki satu helaian daun.
Daun Lidah Mertua (sanseviera Grandis Hahnii) merupakan daun tidak lengkap karena
hanya memiliki helaian daun (lamina) atau sering juga disebut dengan daun duduk. Selain itu,
daun lidah buaya juga termasuk ke dalam daun tunggal.
Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan daun tidak lengkap karena hanya
memiliki helaian daun (lamina) atau sering juga disebut dengan daun duduk. Selain itu, daun
lidah buaya juga termasuk ke dalam daun tunggal.
Daun lidah buaya (Aloe vera) merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian
daun (lamina) atau sering juga disebut dengan daun duduk. Selain itu, daun lidah buaya juga
termasuk ke dalam daun tunggal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kebanyakan daun pada tumbuhan merupakan daun yang tidak lengkap, daun yang
lengkap (memiliki vagina,petiolus, dan lamina) hanya dimiliki tumbuhan tertentu.
2. Dikatakan daun lengkap jika pada daun terdapat pelepah (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina), ditemukan pada daun talas (Colocasia
esculenta).
3. Daun mangga (Mangifera indica), daun tebu (Saccarum officinarum), daun gamal
(Gliricidia maculatum), daun karet (Hevea brasiliencis), daun jeruk purut (Citrus
hystrix), daun singkong (Manihot utilisima), daun lidah mertua (sanseviera
Grandis Hahnii), daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) daun lidah buaya (Aloe
vera) termasuk daun yang tidak lengkap.
4. Setiap daun mempunyai sifat tersendiri yang bisa dilihat pada bangun daunnya
(circumscription), ujung daunnya (apex folii), pangkal daunnya (basis folii), tepi
daunnya (margo folii), daging daunnya (intervenium), warna daunnya, serta
permukaan daunnya.
5. Ada dua jenis daun berdasarkan pada jumlah helaian daun yaitu daun tunggal dan
majemuk.
Saran
Heddy, 2010. Penuntun Praktikum Botani. FAPERTA UIN Suska Riau. Pekan Baru.
Latifa, Roimil. 2015. Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan
Hutan Kota Di Kota Malang. Jurnal Jurusan Biologi FKIP, Universitas
Muhammadiyah Malang
Moekti, 2009. Daun dan Alat Tambahan. UM Press. Malang.