Anda di halaman 1dari 40

MORFOLOGI DAUN

(Laporan Praktikum Botani)

MAULANA RISWANDI
2110511210004
KELOMPOK 4

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................ i

DAFTAR TABEL........................................................................................ ii

PENDAHULUAN....................................................................................... 1

Latar Belakang.................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4

METODELOGI........................................................................................... 13

Waktu dan Tempat.............................................................................. 13


Alat dan Bahan................................................................................... 13
Alat................................................................................................. 13
Bahan............................................................................................. 13
Pelaksanaan........................................................................................ 14
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 16

Hasil.................................................................................................... 16
Pembahasan........................................................................................ 25
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 35

Kesimpulan......................................................................................... 35
Saran................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Hasil pengamatan morfologi daun mangga..................................... 16

2. Hasil pengamatan morfologi daun tebu........................................... 16

3. Hasil pengamatan morfologi daun pepaya....................................... 17

4. Hasil pengamatan morfologi gramineae.......................................... 17

5. Hasil pengamatan morfologi daun pisang........................................ 18

6. Hasil pengamatan morfologi daun nangka....................................... 18

7. Hasil pengamatan morfologi daun teratai........................................ 19

8. Hasil pengamatan morfologi daun tempuyung................................ 19

9. Hasil pengamatan morfologi daun nanas......................................... 20

10. Hasil pengamatan morfologi daun jagung....................................... 20

11. Hasil pengamatan morfologi daun bunga sepatu ............................ 21

12. Hasil pengamatan morfologi daun cocor bebek............................... 21

13. Hasil pengamatan morfologi daun beluntas..................................... 22

14. Hasil pengamatan morfologi daun kenikir....................................... 22

15. Hasil pengamatan morfologi daun belimbing.................................. 23

16. Hasil pengamatan morfologi daun singkong................................... 23

17. Hasil pengamatan morfologi daun jeruk purut................................ 24

18. Hasil pengamatan morfologi daun karet.......................................... 24


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari


batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi
energi cahaya menjadi energi kimia (Latifa, 2016).
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang
mengalami modifikasi pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan
tempat penting untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ
pokok pada tumbuhan (Idarianawaty, 2011).
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah
pentingnya dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun.
Daun dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki
struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau
(Rosanti, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini
helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga
berfungsi mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga
berfungsi sebagai alattransportasi atau pengangkutan zat makanan hasil
fotosintesis ke seluruh tubuhtumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun
berfungsi sebagai alat transpirasi(penguapan air) dan respirasi (pernapasan
dan pertukaran gas) (Rosanti, 2013).
Daun merupakan organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada
umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan
tempat utamaterjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan itu, daun memiliki
struktur mulut daunyang berguna untuk pertukaran gas O2, CO2, dan uap
air dari daun ke alamsekitar dan sebaliknya (Papuangan, 2014).
Daun umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau,
tetapi beberapa daun ada yang berbentuk jarum seperti pada pinus dan
berbentuk sisik atau duriseperti pada kaktus (Amintarti, 2014).
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh
tumbuhanyang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis
paling banyak berlangsung didaun.-ungsi daun antara lain sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat
pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta untuk respirasi. Daun juga
bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun
kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan skulen atau
xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpanan air
(Purnomo, 2010).
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah
untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya dugunakan kata-kata yang
umum untuk menyatakan bentuk suatu benda. Selain bentuk helaian daun, apeks
dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang beraneka ragam (Mutiara,
2008).
Berdasarkan susunan daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal dan
daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu daun pada setiap
tangkainya, sedangkan daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa (lebih
dari satu) daun pada satu tangkainya (Amintarti, 2014).
3

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:


1. Mengamati, mempelajari serta menggambarkan daun sehingga dapat
membedakan bentuk daun, daun lengkap, tidak lengkap, serta daun
tunggal dan daun majemuk.
2. Mengetahui perbedaan antara tepi daun, pangkal daun, serta toreh-toreh
daun.
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan merupakan organisme yang mempunyai peran penting bagi


organisme lainnya. Seluruh organ-organ yang meliputi akar, batang, daun, bunga,
dan buah semuanya dibutuhkan organisme lain. Bahkan kemajuan teknologi
mampu menjelajah gen beserta jaringannya untuk dibudidayakan guna
memperoleh organisme tumbuhan baru yang lebih berkualitas (Suwarno, 2007).
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan
apparatus yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia
bagikelangsungan hidup tumbuhan. Struktur daun dikelompokkan menjadi
struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar (morfologi) daun dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuk, helaian daun, bentuk ujung daun, tepi daun
dan susunantulang daun. Struktur anatomi daun tersusun atas tiga sistem jaringan,
yakni jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar (parenkim) dan jaringan
pembuluh (vaskular) (Moekti, 2009).
Daun bila ditinjau dari jumlah helaiannya, daun dibedakan menjadi daun
tunggal dan daun majemuk. Bila setiap satu tangkai daun didukung oleh satu
helaian daun, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Bila didalam satu
tangkai daun didukung oleh lebih dari satu helaian daun, maka daun tersebut
dinamakan sebagai daun majemuk. Daun tunggal adalah daun pada satu aksisnya
(tangkai daun) hanya mendukung satu helaian daun. Kuncup pada umumnya
terletak diketiak tangkai daun. Ciri khas daun tunggal adalah terbentuknya tidak
bersamaan dan gugur dari urutan tua ke muda (Nugroho, 2012).
Tumbuhan yang banyak jenisnya mempunyai daun yang helaiannya
berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun warnanya
(Anggraini, 2012).
Daun tunggal adalah daun yang setiap tangkai daunnya memiliki
satu helaian daun. Bagian dari batang tempat duduk daun disebut nodus dan
sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun. Daun tunggal
mempunyai karakteristik yaitu didalam daun terdapat bagian penting yang
terdapat pada batang daun selalu mempunyai bentuk tipis, melebar dan
berwarna hijau karena mengandung klofil yang melalui proses fotosintesis dan
daun pun mempunyai umur yang terbatas (Trisnawati, 2012).
Daun majemuk adalah tangkainya bercabang-cabang dan baru pada
cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya sehingga disini pada satu tangkai
terdapat lebih dari satu helaian daun (Gembong, 2006).
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian yaitu upih daun
atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun
(lamina). Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan
misalnya: pohon pisang (Musaparadisca), pohon pinang (Areca cathechu),
dan bambu (Bambusa sp.) tumbuhan yang mempunyai daun yang tidak
lengkap tidak begitu banyak jenisnya kebanyakan tumbuhan kehilangan satu
atau dua bagian dari tiga bagian tersebut, daun yang demikian disebut
daun tidak lengkap (Tjitrosoepomo, 2013).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk
transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Daun tersusun atas
beberapa jaringan, yaitu: jaringan epidermis, jaringan parenkim dan jaringan
pengangkut (Sugiyono, 2009).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini helaian
daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah
makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga berfungsi sebagai alat
transportasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh tubuh
tumbuhan. Dan yang tak kalah penting daun berfungsi sebagai alat transpirasi
(penguapan air) dan respirasi (pernapasan dan pertukaran gas) (Rosanti, 2013).
Proses klasifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi
gambar bentuk daun dari tumbuhan. Dengan cara tersebut maka dapat dilakukan
langkah-langkah pengenalan pola daun dengan mengenali karakteristik struktural
daun seperti bentuk dan tekstur sebuah daun. Metode untuk melakukan
pemrosesan terhadap citra masukan dengan pemanfaatan teknik pengolahan citra
digital dilakukan untuk menganalisa karakteristik struktural daun (Liantoni,
2015).
Untuk dapat mengidentifikasi varietas tanaman, dibutuhkan cukup
pengetahuan, seperti pengetahuan mengenai informasi atau ciri-ciri unik dari tiap-
tiap varietas tersebut. Faktor ciri tanaman dapat diperoleh melaluistruktur organ
tanamannya, seperti batang,daun, bunga, biji atau struktur lainnya. Fitur daun
dalam beberapa varietas memiliki warna, tekstur, dan tulang daun yang cenderung
sama. Bentuk daun merupakan salah satu faktorpenting yang menyusun bentuk
tanaman.Bentuk daun adalah kunci utama untukidentifikasi tanaman (Syahputra et
al., 2011).
Menurut Pracaya (2011), klasifikasi dari tanaman mangga (Mangifera
indica) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica

Menurut Indrawanto et al. (2010), klasifikasi dari tanaman tebu


(Saccharum officinarum L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.

Menurut Erica, (2012), klasifikasi dari tanaman Pepaya (Carica papaya


L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.

Menurut Wunderlin et al (2018), klasifikasi dari gramineae (Imperata


cylindrica L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Species : Imperata cylindrica L.

Menurut Tjitrosoepomo (2001), klasifikasi dari tanaman pisang (Musa


paradisiaca L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.

Menurut Sunarjono (2008), klasifikasi dari tanaman nangka (Artocarpus


heterophyllus) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
Menurut Marianto (2001), klasifikasi dari tanaman teratai (Nymphaea
amazonum) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea amazonum

Menurut Utami (2008), klasifikasi dari tanaman tempuyung (Sonchus


arvensis L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Sonchus
Spesies : Sonchus arvensis L.

Menurut Surtiningsih (2008), klasifikasi dari tanaman nanas (Ananas


comosus) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Bromeliales
Famili : Bromeliaceae
Genus : Ananas
Spesies : Ananas comosus

Menurut United States Department of Agriculture (USDA) (2018),


klasifikasi dari tanaman jagung (Zea mays L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Menurut Tjitrosoepomo (2007), klasifikasi dari tanaman bunga sepatu


(Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.

Menurut Mustafa (2018), klasifikasi dari tanaman cocor bebek (Kalanchoe


pinnata) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe pinnata

Berdasarkan Natural Resources Conservative Service (2012), klasifikasi


dari tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.

Menurut Dalimartha (2005), Klasifikasi dari tanaman beluntas (Pluchea


indica L.) adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica L.

Moshawih et al. (2017), klasifikasi dari tanaman kenikir (Cosmos


caudatus) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Cosmos
Spesies : Cosmos caudatus

Menurut Sa’adah (2010), klasifikasi dari tanaman belimbing wuluh


(Averrhoa bilimbi L.) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L.

Menurut Herbarium Medanense (2016), klasifikasi dari tanaman singkong


(Manihot utilissima) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima

Menurut Tjitrosoepomo (2010), klasifikasi dari tanaman jeruk purut


(Citrus hystrix) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus hystrix

Menurut Santosa (2007), klasifikasi dari tanaman karet (Hevea


brasiliensis) adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Species : Hevea brasiliensis
METODELOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 05, 12, dan 19 September
2022, pukul 14.40 - 16.20 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Biologi Pertanian Fakultas Pertanian Program Studi Agronomi.

Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:


Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk menulis saat praktikum berlangsung
baik materi penjelasan, serta hasil identifikasi.
Pensil warna. Pensil warna digunakan untuk mewarnai sketsa gambar
bahan yang digunakan saat praktikum.
Laporan sementara. Laporan sementara digunakan sebagai tempat
mencatat hasil penjelasan materi serta hasil identifikasi.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


Daun mangga (Mangifera indica L.). Digunakan sebagai bahan yang akan
diamati.
Daun Tebu (Saccharum officinarum L.). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Pepaya (Carica papaya L.). Digunakan sebagai bahan yang diamati.
Daun Gramineae (Imperata cylindrica L.). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
13

Daun Pisang (Musa paradisiaca L.). Digunakan sebagai bahan yang


diamati.
Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus.). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Teratai (Nymphaea amazonum). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Nanas (Ananas comosus). Digunakan sebagai bahan yang diamati.
Daun Jagung (Zea mays L.). Digunakan sebagai bahan yang diamati.
Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Digunakan sebagai bahan
yang diamati.
Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Babandotan (Ageratum conyzoides L.). Digunakan sebagai bahan
yang diamati.
Daun Kenikir (Cosmos caudatus). Digunakan sebagai bahan yang diamati.
Daun Belimbing (Averrhoa carambola L.). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Singkong (Manihot utilissima). Digunakan sebagai bahan yang
diamati.
Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix). Digunakan sebagai bahan yang diamati.
Daun Karet (Hevea brasiliensis). Digunakan sebagai bahan yang diamati.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pada praktikum ini yaitu :


1. Menyiapkan bahan yang akan diamati.
2. Mengindentifikasi bagian-bagian daun untuk membedakan antara daun
lengkap, daun tidak lengkap, susunan tukang daun, bangun daun, daun
tunggal dan majemuk.
14

3. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas dan


mencari klasifikasi masing-masing tanaman dan memberikan hasil
identifikasi pada masing-masing daun.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum ini, hasil pengamatan morfologi daun


(tulang daun (A), bagian terlebar daun (B), ujung daun (C), pangkal daun
(D), tepi daun (E), dalamnya toreh (F), letak toreh (G), jumlah daun dalam
satu cabang (H)) yang dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi daun mangga (Mangifera indica).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah- tengah helaian daun,
bangun lanset
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun majemuk, menyirip

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi daun tebu (Saccharum officinarum L.).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih
A. Tulang daun : sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada
bagian yang terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun tunggal
17

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi daun pepaya (Carica papaya L.).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menjari


B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah-tengah helaian
daun, bangun bundar
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Berlekuk
E. Tepi daun : Bergigi
F. Dalamnya toreh : Berbagi
G. Letak toreh : Berbagi menjari
H. Daun tunggal

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi gramineae (Imperata cylindrica L.)

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih

A. Tulang daun : Sejajar/lurus


B. Bagian terlebar : Tidak ada
bagian terlebar, bangun garis
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun tunggal
18

Tabel 5. Hasil pengamatan morfologi daun pisang (Musa paradisiaca L.).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih

A. Tulang daun : sejajar/lurus

B. Bagian terlebar : Kira-kira ditengah-


tengah daun, bangun lanset
C. Ujung daun : Tumpul

D. Pangkal daun : Runcing

E. Tepi daun : Rata

F. Dalamnya toreh : -

G. Letak toreh : -

H. Daun tunggal

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi daun nangka (Artocarpus heterophyllus).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menjari

B. Bagian terlebar : Kira-kira ditengah-


tengah helaian daun, bangun jorong
C. Ujung daun : Meruncing

D. Pangkal daun : Runcing

E. Tepi daun : Rata

F. Dalamnya toreh : -

G. Letak toreh : -

H. Daun tunggal
19

Tabel 7. Hasil Pengamatan Morfologi Daun Teratai (Nymphaea amazonum).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah-tengah helaian daun,
bangun bulat
C. Ujung daun : Membulat
D. Pangkal daun : Pertemuan tepi
daun terjadi pada sisi seberang
batang yang berlawanan.
E. Tepi daun : Bergigi
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun tunggal

Tabel 8. Hasil pengamatan morfologi daun tempuyung (Sonchus arvensis L.).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, duduk
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira dibawah
tengah-tengah helaian daun,
bangun bertelinga
C. Ujung daun : Tumpul
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Berlekuk
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun majemuk, berlekuk menyirip
20

Tabel 9. Hasil pengamatan morfologi daun nanas (Ananas comosus).

Gambar Keterangan
- Lengkap
A. Tulang daun : Sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada bagian
terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun Tunggal

Tabel 10. Hasil pengamatan morfologi daun jagung (Zea mays).

Gambar Keterangan
- Lengkap
A. Tulang daun : Sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada bagian
terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun Tunggal
21

Tabel 11. Hasil pengamatan morfologi daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira dibawah
tengah-tengah helai daun, bangun
bulat telur
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Tumpul
E. Tepi daun : Bergerigi
F. Dalamnya toreh :Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun tunggal

Tabel 12. Hasil pengamatan morfologi daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira ditengah-
tengah helai daun, bangun jorong
C. Ujung daun : Tumpul
D. Pangkal daun : Tumpul
E. Tepi daun : Beringgit
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun tunggal
22

Tabel 13. Hasil pengamatan morfologi daun beluntas (Pluchea indica).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah- tengah helai daun,
bangun jorong
C. Ujung daun : Runcing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Bergigi
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk
menyirip
H. Daun tunggal

Tabel 14. Hasil pengamatan morfologi daun kenikir (Cosmos caudatus).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menjari


B. Bagian terlebar :
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Bergerigi ganda
F. Dalamnya toreh : Berbagi
G. Letak toreh : Berbagi menyirip
H. Daun majemuk
23

Tabel 15. Hasil pengamatan morfologi daun belimbing (Averrhoa carambola L.).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira ditengah-
tengah helai daun, bangun lanset
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun majemuk, menyirip gasal

Tabel 16. Hasil pengamatan morfologi daun singkong (Manihot utilissima).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menjari


B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah-tengah helaian daun,
bangun lanset
C. Ujung daun : Runcing
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun majemuk, menjari beranak
lima
24

Tabel 17. Hasil pengamatan morfologi daun jeruk purut (Citrus hystrix).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira
dibawah tengah-tengah daun,
bangun bulat telur
C. Ujung daun : Tumpul
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Beringgit
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk
menyirip
H. Daun majemuk beranak satu

Tabel 18. Hasil pengamatan morfologi daun karet (Hevea brasiliensis).

Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai

A. Tulang daun : Menyirip


B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah- tengah helaian
daun, bangun bulat jorong
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun majemuk, menjari
beranak tiga.
25

Pembahasan

Morfologi daun adalah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk pada


sehelai daun, baik itu berupa daun tunggal ataupun majemuk. Pada
dasarnya, sehelai daun terdiri dari dasar daun, tangkai daun, dan helaian
daun. Ada pula yang menganggap terdiri dari pelepah daun atau upih,
tangkai daun, dan helaian daun.
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam
menjalankan proses fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa
sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk manusia. Daun
tumbuhan dapat dibedakanmenurut bentuk, ukuran dan beragam sifat
lainnya. Berdasarkan kejadiannya,daun dibedakan atas daun tunggal dan
daun majemuk. Daun tunggal adalah setiaptangkai daun hanya terdiri dari
satu helaian daun, sedangkan daun majemuk apabila lebih dari satu helaian
daun.
Pada Tabel 1 mengenai hasil pengamatan morfologi daun mangga.
Daun mangga merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena daun
mangga hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja. Daun mangga
termasuk tulang daun menyirip karena tulang-tulang pada daun mangga
berbentuk sirip-sirip ikan dan tulang daun tersusun rapi. Bagian terlebar
pada daun kira-kira ditengah-tengah helaian daun dan termasuk daun
lanset karena bentuk daun mangga memiliki perbandingan 3:1 sampai 5:1.
Ujung daun mangga termasuk meruncing karena pada ujung daun sempit,
panjang dan runcing. Bentuk pangkal daun mangga termasuk runcing
karena pangkal daunnya membentuk sudut lancip (<90°). Tepi daun
mangga termasuk daun rata karena pada daun mangga tidak terdapat
torehan atau sinus dan angulusnya. Berdasarkan jumlah daun dalam satu
cabang, daun mangga termasuk daun majemuk menyirip karena pada
tangkainya memiliki lebih dari satu helaian daun.
Pada Tabel 2 mengenai hasil pengamatan morfologi daun tebu.
Daun tebu merupakan daun yang tidak lengkap berupih karena daun tebu
26

hanya memiliki helaian daun dan pelepah saja. Daun tebu memiliki tulang
daun yaitu sejajar/ lurus karena bentuk tulang daunnya yang menjulang
lurus dan tegak. Daun tebu tidak memiliki bagian yang terlebar dan
termasuk pada bangun pita karena bentuk daun yang sama dari pangkal
hingga ujung daun dan daun tebu mirip seperti pita. Daun tebu memiliki
ujung daun yang meruncing karena pada ujung daun sempit, panjang dan
runcing. Pangkal daun tebu termasuk runcing karena karena pada pangkal
daun membentuk sudut lancip dan torehnya kurang dari pada setengah
panjangnya. Tepi daun tebu termasuk daun rata karena tidak terdapat
torehan atau angulus dan sinus pada tepi daunnya. Berdasarkan jumlah
daun dalam satu cabang, daun tebu termasuk daun tunggal karena pada
upihnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Berdasarkan jumlah daun
dalam satu cabang, daun tebu termasuk daun tunggal karena pada upihnya
hanya terdapat satu helaian daun saja.
Pada Tabel 3 mengenai hasil pengamatan morfologi daun pepaya.
Daun pepaya merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki helaian daun dan tangkai daun. Daun pepaya memiliki tulamg
daun menjari karena bentuknya yang mirip dengan jari. Untuk bagian
terlebarnya daun pepaya memilki bagian terlebar kira-kira ditengah-tengah
helaian daun dan termasuk bangun bundar karena daun pepaya terlihat
bulat atau bundar. Ujung daun pepaya adalah meruncing karena pada
ujung daun sempit, panjang dan runcing. Pada pangkal daun berlekuk
karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya. Tepi daun pepaya
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angulusnya lancip.
Dalamnya toreh pada daun pepaya termasuk berbagi karena dalamnya
toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun. Untuk letak
torehnya daun pepaya yaitu berbagi menjari karena toreh pada daun
pepaya melebihi setengah panjang dan termasuk tulang daun menjari.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun pepaya termasuk daun
tunggal karena pada tangkai daunnya hanya memiliki satu helai daun saja.
27

Pada Tabel 4 mengenai hasil pengamatan morfologi daun


gramineae. Daun gramineae merupakan daun tidak lengkap berupih
karena hanya memiliki pelepah dan helai daun. Daun gramineae memiliki
tulang daun sejajar/lurus karena bentuknya yang lurus dari pangkal sampai
ujung. Untuk bagian terlebarnya daun gramineae tidak memiliki bagian
daun terlebar karena bentuknya yang lurus atau sejajar dari pangkal hingga
ujung daun dan termasuk bangun garis karena pada daun gramineae
terdapat garis pada daunnya atau sejajar. Ujung daun pada daun gramineae
adalah meruncing karena pada ujung daun sempit, panjang dan runcing.
Pada pangkal daun berbentuk runcing karena torehnya kurang dari pada
setengah panjang nya dan pada tepi daun termasuk daun rata karena tidak
memiliki sinus dan angulusnya tumpul. Untuk letak torehnya daun
gramineae tidak memiliki toreh. Daun gramineae merupakan daun tunggal
karena dalam satu pelepah hanya memiliki satu helai daun.
Pada Tabel 5 mengenai hasil pengamatan morfologi daun pisang.
Daun pisang merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun,
tangkai daun, serta pelepah daun. Daun pisang bertulang sejajar/lurus
karena bentuk daun nya yang lurus dan tidak berbelok ke bagian lain nya.
Daun pisang memiliki bagian terlebar yaitu kira-kira ditengah-tengah
helaian daun dan termasuk bangun lanset karena bentuk daun pisang
memiliki perbandingan 3:1 sampai 5:1. Ujung daun pada pisang yaitu
tumpul karena ujung daun membentuk sudut tumpul (>90°). Pangkal daun
pada daun pisang adalah runcing karena pangkal daunnya membentuk
sudut lancip dan torehnya kurang dari pada setengah panjang nya. Daun
pepaya memiliki tepi daun rata karena tidak terdapat torehan atau angelus
dan sinus. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun pisang
termasuk daun tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu
helaian daun saja.
Pada Tabel 6 mengenai hasil pengamatan morfologi daun nangka.
Daun nangka merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki helaian dan tangkai daun saja. Daun nangka memiliki tulang
28

daun menyirip karena daun nya mirip dengan sirip-sirip ikan dan tulang
daunnya tersusun rapi. Bagian terlebar daun nangka kira-kira ditengah-
tengah helaian daun dengan bangun jorong karena bentuk daun nangka
menjorong serta lonjong atau oval. Ujung daun pada daun nangka adalah
tumpul itu karena pada ujung daun membentuk sudut (>90°). Pangkal
daunnya termasuk daun runcing karena pada pangkal daun terbentuk sudut
lancip dan torehnya kurang dari pada setengah panjangnya. Tepi daun
nangka termasuk tepi daun rata karena pada tepi-tepi daun tidak terdapat
torehan atau angulus dan sinus. Berdasarkan jumlah daun dalam satu
cabang, daun nangka termasuk daun majemuk karena pada tangkainya
terdapat lebih dari satu helaian daun dan termasuk daun tunggal karena
pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja.
Pada Tabel 7 mengenai hasil pengamatan morfologi daun teratai.
Daun teratai merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki helaian daun dan tangkai daun. Daun teratai memiliki tulang
daun menyirip karena bentuknya seperti sirip-sirip ikan dan tulangnya
tersusun rapi. Untuk bagian terlebarnya daun teratai memiliki bagian
terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun dan termasuk bangun
bundar karena pada daun teratai berbentuk bulatan atau bundar. Ujung
daun pada daun teratai adalah membulat karena pada ujung daun bulat dan
tumpul. Pada pangkal daun teratai bertemu tepi daun terjadi pada sisi
seberang batang yang berlawanan dengan letak daunnya. Tepi daun
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angelusnya lancip.
Dalamnya toreh daun teratai termasuk berlekuk karena dalam torehnya
kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikiri
dan kanannya. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun teratai
merupakan daun tunggal karena dalam satu tangkai hanya memiliki satu
helai daun.
Pada Tabel 8 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
tempuyung. Daun tempuyung merupakan daun tidak lengkap daun duduk
karena hanya memiliki helaian daun saja. Daun tempuyung memiliki
29

tulang daun menyirip karena bentuknya seperti sirip-sirip ikan dan tulang
daunnya tersusun rapi. Untuk bagian terlebarnya daun tempuyung memilki
bagian terlebar kira-kira dibawah tengah- tengah helaian daun dan
termasuk bangun bundar karena pada daun tempuyung terdapat bulatan
atau bundar. Ujung daun pada daun tempuyung adalah tumpul karena pada
ujung daun membentuk sudut tumpul (>90°). Pada pangkal daun
berbentuk meruncing karena pangkal daunnya sempit, panjang dan
runcing. Tepi daun tempuyung termasuk daun bergigi karena sinusnya
tumpul dan angulusnya lancip. Dalamnya toreh daun tempuyung termasuk
berlekuk karena dala toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-
tulang yang terdapat dikiri dan kanannya. Berdasarkan jumlah daun dalam
satu cabang, daun tempuyung merupakan daun majemuk menyirip karena
karena pada tangkainya memiliki lebih dari satu helaian daun.
Pada Tabel 9 mengenai hasil pengamatan morfologi daun nanas.
Daun nanas merupakan daun tidak lengkap berupih karena hanya memiliki
upih daun dan helai daun. Daun nanas memiliki tulang daun sejajar/lurus
karena bentuknya yang lurus dari pangkal sampai ujung. Untuk bagian
terlebarnya daun nanas tidak memilki bagian terlebar dan termasuk bangun
pedang karena pada daun nanas dari pangkal sampai ujung memanjang
dan tepinya sama lebar layaknya pedang. Ujung daun pada daun nanas
adalah berduri karena pada ujung daunnya memiliki atau terdapat duri,
pendek dan runcing. Bentuk pangkal daun nanas berbentuk berlekuk
karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya. Tepi daun nanas
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angelusnya lancip.
Dalamnya toreh juga termasuk berbagi karena dalam nya toreh melebihi
setengah panjangnya tulang- tulang daun. Untuk letak torehnya daun nanas
tidak memiliki toreh. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun
nanas merupakan daun tunggal karena dalam satu upih hanya memiliki
satu helai daun.
Pada Tabel 10 mengenai hasil pengamatan morfologi daun jagung.
Daun jagung merupakan daun lengkap karena memiliki pelepah daun,
30

tangkai daun dan helai daun. Daun jagung memiliki tulang daun
sejajar/lurus karena bentuknya yang lurus dari pangkal hingga ujung daun.
Untuk bagian terlebarnya daun jagung tidak memilki bagian terlebar dan
termasuk bangun pita karena daun jagung bentuk lurus dari pangkal
hingga ke ujung daun. Ujung daun pada daun jagung adalah meruncing
karena pada ujung daun sempit, panjang dan runcing. Pada pangkal daun
berbentuk runcing karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya.
Tepi daun jagung termasuk daun rata karena tidak memiliki torehan pada
tepi daun. Untuk dalamnya toreh dan letak torehnya daun jagung tidak
memiliki toreh. Daun jagung juga merupakan daun tunggal karena dalam
satu tangkai hanya memilik satu helai daun.
Pada Tabel 11 mengenai hasil pengamatan morfologi daun bunga
sepatu. Daun bunga sepatu merupakan daun tidak lengkap bertangkai
karena hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun bunga sepatu
termasuk daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti
sirip-sirip ikan dan susunan tulang daunnya yang rapi. Bagian daun
terlebar pada daun bunga sepatu kira-kira dibawah tengah- tengah helai
daun dan termasuk bangun bulat telur (ovatus) karena bentuk daun
menyerupai bentuk telur. Bentuk ujung daun bunga sepatu adalah
meruncing karena pada ujung daunnya sempit, panjang dan runcing.
Bentuk pangkal daun bunga sepatu termasuk ke dalam bentuk pangkal
yang tumpul karena pangkal daunnya membentuk sudut tumpul. Tepi daun
bunga sepatu termasuk tepi daun yang bergerigi karena sinis dan angelus
sama-sama lancip. Dalamnya toreh pada tepi daun bunga sepatu adalah
berlekuk karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
tulang-tulang yang terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk
menyirip karena tepi lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun bunga sepatu termasuk
daun tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu helai daun saja.
Pada Tabel 12 mengenai hasil pengamatan morfologi daun cocor
bebek. Daun cocor bebek merupakan daun tidak lengkap bertangkai
31

karena hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun cocor bebek
termasuk daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti
sirip-sirip ikan dan tersusun rapi. Bagian daun terlebar pada daun cocor
bebek kira-kira ditengah-tengah helai daun dan termasuk bangun jorong
(ovalis) karena bagian daun terlebarnya berada di tengah helai daun.
Bentuk ujung daun cocor bebek adalah tumpul karena pada ujung daunnya
membentuk sudut tumpul (>90°). Bentuk pangkal daun cocor bebek
termasuk ke dalam bentuk pangkal yang tumpul karena pangkal daunnya
membentuk sudut tumpul. Tepi daun cocor bebek termasuk tepi daun yang
beringgit karena karena sinus pada tepi daun tajam dan angelusnya
tumpul. Dalamnya toreh pada tepi daun cocor bebek adalah berlekuk
karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang
yang terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk menyirip karena
tepi lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip. Berdasarkan
jumlah daun dalam satu cabang, daun cocor bebek termasuk daun tunggal
karena pada satu tangkai hanyar terdapat satu helai daun saja.
Pada Tabel 13 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
beluntas. Daun beluntas merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena
hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun beluntas termasuk daun
bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti sirip-sirip ikan
dan susunan tulang daunnya rapi. Bagian daun terlebar pada daun
belimbing kira-kira ditengah-tengah helai daun dan termasuk bangun
jorong (ovalis) karena bagian daun terlebarnya berada di tengah dan
bentuk helai daun oval atau lonjong. Bentuk ujung daun beluntas adalah
runcing karena puncak daun membentuk sudut lancip (<90°). Bentuk
pangkal daun beluntas termasuk ke dalam bentuk pangkal yang runcing
karena pangkal daunnya membentuk sudut lancip dan torehnya kurang
dari pada setengah panjang nya. Tepi daun beluntas termasuk ke dalam
tepi daun yang bergigi karena sinus pada daun tumpul sedangkan
angulusnya lancip. Dalamnya toreh pada tepi daun beluntas adalah
berlekuk karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
32

tulang-tulang yang terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk


menyirip karena tepi lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun beluntas termasuk daun
tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu helai daun saja.
Pada Tabel 14 mengenai hasil pengamatan morfologi daun kenikir.
Daun kenikir merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki tangkai dan helaian daun saja. Daun kenikir memiliki tulang
daun menjari karena bentuknya yang mirip dengan jari. Untuk bagian
terlebarnya daun kenikir memiliki bagian terlebar kira-kira ditengah-
tengah helaian daun dan termasuk bangun jorong karena pada daun kenikir
terdapat ujung yang menjorong dan bentuk helai daun oval atau lonjong .
Ujung daun pada daun kenikir adalah meruncing karena pada ujung daun
sempit, panjang dan runcing. Pada pangkal daun berbentuk meruncing
karena torehnya kurang dari pada setengah panjangnya. Tepi daun kenikir
termasuk daun bergerigi ganda karena sinus dan angulus sama-sama
lancip, tetapi angulusnya cukup besar dan bergerigi lagi. Dalamnya toreh
daun kenikir termasuk berbagi karena dalamnya toreh melebihi setengah
panjangnya tulang-tulang daun. Untuk letak torehnya daun kenikir yaitu
berbagi menyirip karena toreh pada daun kenikir melebihi setengah
panjang tulang daun di kanan dan kirinya dan termasuk tulang daun
menjari. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun kenikir
merupakan daun majemuk menyirip gasal karena jumlah daunnya ganjil
atau gasal.
Pada Tabel 15 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
belimbing. Daun belimbing merupakan daun tidak lengkap bertangkai
karena hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun belimbing
termasuk daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti
sirip-sirip ikan dan susunan tulang daunnya rapi. Bagian daun terlebar
pada daun belimbing kira-kira ditengah-tengah helai daun dan termasuk
bangun lanset (lanceolatus) karena memiliki perbandingan antara 3 : 1
sampai 5 : 1. Bentuk ujung daun belimbing adalah meruncing karena pada
33

ujung daunnya yang sempit, panjang dan runcing. Bentuk pangkal daun
belimbing termasuk ke dalam bentuk pangkal yang runcing karena
pangkal daunnya membentuk sudut lancip dan torehnya kurang dari
setengah panjang daun. Tepi daun belimbing termasuk ke dalam tepi daun
yang rata karena tidak memiliki torehan pada tepi daun. Daun belimbing
tidak memiliki tepi daun yang bertoreh serta tidak memiliki letak torehnya.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun belimbing termasuk
daun majemuk menyirip gasal karena pada tangkai daun terdapat lebih dari
satu helaian daun dan jumlah daunnya gasal.
Pada Tabel 16 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
singkong. Daun singkong merupakan daun yang tidak lengkap bertangkai
karena hanya terdapat helaian daun dan tangkai daunnya saja. Daun
singkong memiliki tulang daun menjari karena tulang daun tersebut mirip
dengan jari. Bagian terlebar pada daun kira-kira ditengah-tengah helaian
daun dan termasuk daun lanset karena bentuk daun singkong memiliki
perbandingan 3:1 sampai 5:1. Ujung daun pada daun singkong termasuk
daun runcing karena puncak daun membentuk sudut lancip dan torehnya
kurang dari pada setengah panjangnya. Pangkal daun singkong juga
berbentuk meruncing karena pangkal daun sempit, panjang serta runcing.
Untuk tepi daun pada daun singkong adalah rata karena pada daun
singkong tidak terdapat torehan atau angulus dan sinusnya. Berdasarkan
jumlah daun dalam satu cabang, daun singkong termasuk daun majemuk
karena memiliki lebih dari satu helaian daun dan termasuk daun majemuk
menjari beranak daun lima karena pada daun singkong terdapat tulang
daun yang menjari dan terdapat lima anak daunnya.
Pada Tabel 17 mengenai hasil pengamatan morfologi daun jeruk
purut. Daun jeruk purut merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena
hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun jeruk purut termasuk
daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti sirip-sirip
ikan dan tersusun rapi. Bagian daun terlebar pada daun jeruk purut kira-
kira dibawah tengah-tengah helai daun dan termasuk bangun bulat telur
34

(ovalis) karena bagian daun terlebarnya berada tengah helai daunnya


menyerupai bentuk telur. Bentuk ujung daun jeruk purut adalah tumpul
karena pada ujung daunnya membentuk sudut tumpul (>90°). Bentuk
pangkal daun jeruk purut termasuk ke dalam bentuk pangkal yang runcing
karena pangkal daunnya membentuk sudut lancip torehnya kurang dari
setengah panjang daun. Tepi daun jeruk purut termasuk tepi daun yang
beringgit karena karena sinus pada tepi daun tajam dan angelusnya
tumpul. Dalamnya toreh pada tepi daun jeruk purut adalah berlekuk karena
dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang
terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk menyirip karena tepi
lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip. Berdasarkan jumlah
daun dalam satu cabang, daun jeruk purut termasuk daun majemuk
beranak satu karena pada tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun
dan memiliki satu anak daun.
Pada Tabel 18 mengenai hasil pengamatan morfologi daun karet.
Daun karet merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki tangkai dan helaian daun saja. Untuk tulang daunnya yaitu
menyirip karena tersusun seperti sirip-sirip ikan dan tersusun rapi. Bagian
terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun dan termasuk bangun
jorong karena pada daun karet berbentuk oval atau lonjong. Pada ujung
daun karet termasuk meruncing karena daun sempit, panjang dan runcing.
Untuk Pangkal daun termasuk runcing karena pada pangkal daun
membentuk sudut lancip dan torehnya kurang dari pada setengah panjang
nya. Tepi daun karet termasuk tepi daun rata karena tidak memiliki
torehan pada tepi daunnya. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang,
daun karet termasuk daun majemuk karena pada tangkai daun terdapat
lebih dari satu helai daun dan termasuk majemuk menjari beranak daun
tiga karena pada tangkai daun karet terdapat tiga anak daun.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum adalah sebagai berikut:


1. Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan
apparatus yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia bagi
kelangsungan hidup tumbuhan. Daun merupakan organ pokok pada tubuh
tumbuhan. Pada umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan
merupakan tempat utamaterjadinya fotosintesis.
2. Struktur luar (morfologi) daun dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk,
helaian daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun, tepi daun dan
susunan tulang daun. Daun terbagi menjadi daun lengkap meliputi
upih/pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun. Contoh daun lengkap
yaitu daun pisang dan daun jagung. Contoh daun tidak lengkap yaitu daun
mangga, daun tebu, daun pepaya, daun nangka, daun teratai, daun
tempuyung, daun nanas, daun bunga sepatu, daun cocor bebek, daun
babandotan, daun kenikir, daun belimbing, daun singkong, daun jeruk
purut, daun karet. Daun lengkap dan daun tidak lengkap akan dibagi
berdasarkan tulang daunnya, letak bagian daun terlebar, bentuk ujung
daun, bentuk pangkal daun, tepi daun, berdasarkan dalam toreh dan letak-
letak toreh.
3. Daun dibedakan menjadi 2 yaitu daun tunggal adalah daun yang setiap
tangkai daunnya memiliki satu helaian daun (folium). Contoh daun tunggal
yaitu daun tebu, daun pepaya, daun gramineae, daun pisang, daun teratai,
daun nanas, daun jagung, daun beluntas. Daun majemuk adalah
tangkainya bercabang-cabang dan baru pada cabang tangkai ini terdapat
helaian daunnya sehingga disini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu
helaian daun (folium complex). Contoh daun majemuk yaitu daun mangga,
daun nangka, daun tempuyung, daun bunga sepatu, daun cocor bebek,
daun kenikir, daun belimbing, daun singkong, daun jeruk, dan daun karet.
Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk praktikan agar untuk lebih memperhatikan untuk
mengidentifikasikan daun yang diamati.
2. Untuk praktikan apabila ada ketidakpahaman atau tidak mengerti dengan
apa yang disampaikan oleh asisten praktikan mohon untuk bertanya agar
dapat memahami apa yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha. S. 2005. Tanaman Obat di Sekeliling yang Terkait Sekitar


Lingkungan. Puspa Swara. Jakarta.

Gembong. 2006. Morfologi tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.

Hayati. E.K., A.G. Fasyah, & L. Sa’adah. 2010. Fraksinasi dan identifikasi
senyawa tanin pada daun belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L.), Jurnal
Kimia, 4 (2): 193-200.

Liunokas. A.B., & A.H.S. Billik, 2021. Karakteristik Morfologi Tumbuhan.


Deepublish. Yogyakarta.

Moekti. 2009. Daun dan Alat Tambahan. UM Press, Malang.

Marianto. 2001. Tanaman Air. Penerbit PT Agro Medika Pustaka. Jakarta.

Nilasari. A.N., J.S. Heddy., & T. Wardiyati. 2013. Identifikasi keragaman


morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman hasil
persilangan antara varietas Arumanis 143 dengan Podang Urang umur 2
tahun. Doctoral dissertation. Brawijaya University. Malang.

Riastuti. R. D., Si, M.P., Y. Febrianti., & Si, M. P. 2021. Morfologi Tumbuhan


Berbasis Lingkungan. Ahlimedia Book. Malang.

Sunarjono. H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Trisnawati. 2012. Daun tunggal dan duduk daun. UM Press. Malang.

Tjitrosocpomo. 2013. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada, Yogyakarta.

Zuhriyah. F. A. 2020. Pengembangan Buku Referensi Morfologi Tumbuhan


Family Fabaceae Sebagai Sumber Belajar. Tulungagung.

Anda mungkin juga menyukai