MAULANA RISWANDI
2110511210004
KELOMPOK 4
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................ i
DAFTAR TABEL........................................................................................ ii
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
Latar Belakang.................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4
METODELOGI........................................................................................... 13
Hasil.................................................................................................... 16
Pembahasan........................................................................................ 25
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 35
Kesimpulan......................................................................................... 35
Saran................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 05, 12, dan 19 September
2022, pukul 14.40 - 16.20 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Biologi Pertanian Fakultas Pertanian Program Studi Agronomi.
Alat
Bahan
Pelaksanaan
Hasil
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah- tengah helaian daun,
bangun lanset
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun majemuk, menyirip
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih
A. Tulang daun : sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada
bagian yang terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun tunggal
17
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, berupih
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun tunggal
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun tunggal
19
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira
ditengah-tengah helaian daun,
bangun bulat
C. Ujung daun : Membulat
D. Pangkal daun : Pertemuan tepi
daun terjadi pada sisi seberang
batang yang berlawanan.
E. Tepi daun : Bergigi
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun tunggal
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, duduk
A. Tulang daun : Menyirip
B. Bagian terlebar : Kira-kira dibawah
tengah-tengah helaian daun,
bangun bertelinga
C. Ujung daun : Tumpul
D. Pangkal daun : Meruncing
E. Tepi daun : Berlekuk
F. Dalamnya toreh : Berlekuk
G. Letak toreh : Berlekuk menyirip
H. Daun majemuk, berlekuk menyirip
20
Gambar Keterangan
- Lengkap
A. Tulang daun : Sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada bagian
terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun Tunggal
Gambar Keterangan
- Lengkap
A. Tulang daun : Sejajar/lurus
B. Bagian terlebar : Tidak ada bagian
terlebar, bangun pita
C. Ujung daun : Meruncing
D. Pangkal daun : Runcing
E. Tepi daun : Rata
F. Dalamnya toreh : -
G. Letak toreh : -
H. Daun Tunggal
21
Tabel 11. Hasil pengamatan morfologi daun bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Tabel 12. Hasil pengamatan morfologi daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata).
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Tabel 15. Hasil pengamatan morfologi daun belimbing (Averrhoa carambola L.).
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Tabel 17. Hasil pengamatan morfologi daun jeruk purut (Citrus hystrix).
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Gambar Keterangan
- Tidak lengkap, bertangkai
Pembahasan
hanya memiliki helaian daun dan pelepah saja. Daun tebu memiliki tulang
daun yaitu sejajar/ lurus karena bentuk tulang daunnya yang menjulang
lurus dan tegak. Daun tebu tidak memiliki bagian yang terlebar dan
termasuk pada bangun pita karena bentuk daun yang sama dari pangkal
hingga ujung daun dan daun tebu mirip seperti pita. Daun tebu memiliki
ujung daun yang meruncing karena pada ujung daun sempit, panjang dan
runcing. Pangkal daun tebu termasuk runcing karena karena pada pangkal
daun membentuk sudut lancip dan torehnya kurang dari pada setengah
panjangnya. Tepi daun tebu termasuk daun rata karena tidak terdapat
torehan atau angulus dan sinus pada tepi daunnya. Berdasarkan jumlah
daun dalam satu cabang, daun tebu termasuk daun tunggal karena pada
upihnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Berdasarkan jumlah daun
dalam satu cabang, daun tebu termasuk daun tunggal karena pada upihnya
hanya terdapat satu helaian daun saja.
Pada Tabel 3 mengenai hasil pengamatan morfologi daun pepaya.
Daun pepaya merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki helaian daun dan tangkai daun. Daun pepaya memiliki tulamg
daun menjari karena bentuknya yang mirip dengan jari. Untuk bagian
terlebarnya daun pepaya memilki bagian terlebar kira-kira ditengah-tengah
helaian daun dan termasuk bangun bundar karena daun pepaya terlihat
bulat atau bundar. Ujung daun pepaya adalah meruncing karena pada
ujung daun sempit, panjang dan runcing. Pada pangkal daun berlekuk
karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya. Tepi daun pepaya
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angulusnya lancip.
Dalamnya toreh pada daun pepaya termasuk berbagi karena dalamnya
toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun. Untuk letak
torehnya daun pepaya yaitu berbagi menjari karena toreh pada daun
pepaya melebihi setengah panjang dan termasuk tulang daun menjari.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun pepaya termasuk daun
tunggal karena pada tangkai daunnya hanya memiliki satu helai daun saja.
27
daun menyirip karena daun nya mirip dengan sirip-sirip ikan dan tulang
daunnya tersusun rapi. Bagian terlebar daun nangka kira-kira ditengah-
tengah helaian daun dengan bangun jorong karena bentuk daun nangka
menjorong serta lonjong atau oval. Ujung daun pada daun nangka adalah
tumpul itu karena pada ujung daun membentuk sudut (>90°). Pangkal
daunnya termasuk daun runcing karena pada pangkal daun terbentuk sudut
lancip dan torehnya kurang dari pada setengah panjangnya. Tepi daun
nangka termasuk tepi daun rata karena pada tepi-tepi daun tidak terdapat
torehan atau angulus dan sinus. Berdasarkan jumlah daun dalam satu
cabang, daun nangka termasuk daun majemuk karena pada tangkainya
terdapat lebih dari satu helaian daun dan termasuk daun tunggal karena
pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian daun saja.
Pada Tabel 7 mengenai hasil pengamatan morfologi daun teratai.
Daun teratai merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena hanya
memiliki helaian daun dan tangkai daun. Daun teratai memiliki tulang
daun menyirip karena bentuknya seperti sirip-sirip ikan dan tulangnya
tersusun rapi. Untuk bagian terlebarnya daun teratai memiliki bagian
terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun dan termasuk bangun
bundar karena pada daun teratai berbentuk bulatan atau bundar. Ujung
daun pada daun teratai adalah membulat karena pada ujung daun bulat dan
tumpul. Pada pangkal daun teratai bertemu tepi daun terjadi pada sisi
seberang batang yang berlawanan dengan letak daunnya. Tepi daun
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angelusnya lancip.
Dalamnya toreh daun teratai termasuk berlekuk karena dalam torehnya
kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikiri
dan kanannya. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun teratai
merupakan daun tunggal karena dalam satu tangkai hanya memiliki satu
helai daun.
Pada Tabel 8 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
tempuyung. Daun tempuyung merupakan daun tidak lengkap daun duduk
karena hanya memiliki helaian daun saja. Daun tempuyung memiliki
29
tulang daun menyirip karena bentuknya seperti sirip-sirip ikan dan tulang
daunnya tersusun rapi. Untuk bagian terlebarnya daun tempuyung memilki
bagian terlebar kira-kira dibawah tengah- tengah helaian daun dan
termasuk bangun bundar karena pada daun tempuyung terdapat bulatan
atau bundar. Ujung daun pada daun tempuyung adalah tumpul karena pada
ujung daun membentuk sudut tumpul (>90°). Pada pangkal daun
berbentuk meruncing karena pangkal daunnya sempit, panjang dan
runcing. Tepi daun tempuyung termasuk daun bergigi karena sinusnya
tumpul dan angulusnya lancip. Dalamnya toreh daun tempuyung termasuk
berlekuk karena dala toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-
tulang yang terdapat dikiri dan kanannya. Berdasarkan jumlah daun dalam
satu cabang, daun tempuyung merupakan daun majemuk menyirip karena
karena pada tangkainya memiliki lebih dari satu helaian daun.
Pada Tabel 9 mengenai hasil pengamatan morfologi daun nanas.
Daun nanas merupakan daun tidak lengkap berupih karena hanya memiliki
upih daun dan helai daun. Daun nanas memiliki tulang daun sejajar/lurus
karena bentuknya yang lurus dari pangkal sampai ujung. Untuk bagian
terlebarnya daun nanas tidak memilki bagian terlebar dan termasuk bangun
pedang karena pada daun nanas dari pangkal sampai ujung memanjang
dan tepinya sama lebar layaknya pedang. Ujung daun pada daun nanas
adalah berduri karena pada ujung daunnya memiliki atau terdapat duri,
pendek dan runcing. Bentuk pangkal daun nanas berbentuk berlekuk
karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya. Tepi daun nanas
termasuk daun bergigi karena sinusnya tumpul dan angelusnya lancip.
Dalamnya toreh juga termasuk berbagi karena dalam nya toreh melebihi
setengah panjangnya tulang- tulang daun. Untuk letak torehnya daun nanas
tidak memiliki toreh. Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun
nanas merupakan daun tunggal karena dalam satu upih hanya memiliki
satu helai daun.
Pada Tabel 10 mengenai hasil pengamatan morfologi daun jagung.
Daun jagung merupakan daun lengkap karena memiliki pelepah daun,
30
tangkai daun dan helai daun. Daun jagung memiliki tulang daun
sejajar/lurus karena bentuknya yang lurus dari pangkal hingga ujung daun.
Untuk bagian terlebarnya daun jagung tidak memilki bagian terlebar dan
termasuk bangun pita karena daun jagung bentuk lurus dari pangkal
hingga ke ujung daun. Ujung daun pada daun jagung adalah meruncing
karena pada ujung daun sempit, panjang dan runcing. Pada pangkal daun
berbentuk runcing karena torehnya kurang dari pada setengah panjang nya.
Tepi daun jagung termasuk daun rata karena tidak memiliki torehan pada
tepi daun. Untuk dalamnya toreh dan letak torehnya daun jagung tidak
memiliki toreh. Daun jagung juga merupakan daun tunggal karena dalam
satu tangkai hanya memilik satu helai daun.
Pada Tabel 11 mengenai hasil pengamatan morfologi daun bunga
sepatu. Daun bunga sepatu merupakan daun tidak lengkap bertangkai
karena hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun bunga sepatu
termasuk daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti
sirip-sirip ikan dan susunan tulang daunnya yang rapi. Bagian daun
terlebar pada daun bunga sepatu kira-kira dibawah tengah- tengah helai
daun dan termasuk bangun bulat telur (ovatus) karena bentuk daun
menyerupai bentuk telur. Bentuk ujung daun bunga sepatu adalah
meruncing karena pada ujung daunnya sempit, panjang dan runcing.
Bentuk pangkal daun bunga sepatu termasuk ke dalam bentuk pangkal
yang tumpul karena pangkal daunnya membentuk sudut tumpul. Tepi daun
bunga sepatu termasuk tepi daun yang bergerigi karena sinis dan angelus
sama-sama lancip. Dalamnya toreh pada tepi daun bunga sepatu adalah
berlekuk karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
tulang-tulang yang terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk
menyirip karena tepi lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun bunga sepatu termasuk
daun tunggal karena pada tangkai daun hanya terdapat satu helai daun saja.
Pada Tabel 12 mengenai hasil pengamatan morfologi daun cocor
bebek. Daun cocor bebek merupakan daun tidak lengkap bertangkai
31
karena hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun cocor bebek
termasuk daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti
sirip-sirip ikan dan tersusun rapi. Bagian daun terlebar pada daun cocor
bebek kira-kira ditengah-tengah helai daun dan termasuk bangun jorong
(ovalis) karena bagian daun terlebarnya berada di tengah helai daun.
Bentuk ujung daun cocor bebek adalah tumpul karena pada ujung daunnya
membentuk sudut tumpul (>90°). Bentuk pangkal daun cocor bebek
termasuk ke dalam bentuk pangkal yang tumpul karena pangkal daunnya
membentuk sudut tumpul. Tepi daun cocor bebek termasuk tepi daun yang
beringgit karena karena sinus pada tepi daun tajam dan angelusnya
tumpul. Dalamnya toreh pada tepi daun cocor bebek adalah berlekuk
karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang
yang terdapat dikiri kanannya dan letak torehnya berlekuk menyirip karena
tepi lekuknya mengikuti susunan tulang daun menyirip. Berdasarkan
jumlah daun dalam satu cabang, daun cocor bebek termasuk daun tunggal
karena pada satu tangkai hanyar terdapat satu helai daun saja.
Pada Tabel 13 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
beluntas. Daun beluntas merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena
hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun beluntas termasuk daun
bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti sirip-sirip ikan
dan susunan tulang daunnya rapi. Bagian daun terlebar pada daun
belimbing kira-kira ditengah-tengah helai daun dan termasuk bangun
jorong (ovalis) karena bagian daun terlebarnya berada di tengah dan
bentuk helai daun oval atau lonjong. Bentuk ujung daun beluntas adalah
runcing karena puncak daun membentuk sudut lancip (<90°). Bentuk
pangkal daun beluntas termasuk ke dalam bentuk pangkal yang runcing
karena pangkal daunnya membentuk sudut lancip dan torehnya kurang
dari pada setengah panjang nya. Tepi daun beluntas termasuk ke dalam
tepi daun yang bergigi karena sinus pada daun tumpul sedangkan
angulusnya lancip. Dalamnya toreh pada tepi daun beluntas adalah
berlekuk karena dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya
32
ujung daunnya yang sempit, panjang dan runcing. Bentuk pangkal daun
belimbing termasuk ke dalam bentuk pangkal yang runcing karena
pangkal daunnya membentuk sudut lancip dan torehnya kurang dari
setengah panjang daun. Tepi daun belimbing termasuk ke dalam tepi daun
yang rata karena tidak memiliki torehan pada tepi daun. Daun belimbing
tidak memiliki tepi daun yang bertoreh serta tidak memiliki letak torehnya.
Berdasarkan jumlah daun dalam satu cabang, daun belimbing termasuk
daun majemuk menyirip gasal karena pada tangkai daun terdapat lebih dari
satu helaian daun dan jumlah daunnya gasal.
Pada Tabel 16 mengenai hasil pengamatan morfologi daun
singkong. Daun singkong merupakan daun yang tidak lengkap bertangkai
karena hanya terdapat helaian daun dan tangkai daunnya saja. Daun
singkong memiliki tulang daun menjari karena tulang daun tersebut mirip
dengan jari. Bagian terlebar pada daun kira-kira ditengah-tengah helaian
daun dan termasuk daun lanset karena bentuk daun singkong memiliki
perbandingan 3:1 sampai 5:1. Ujung daun pada daun singkong termasuk
daun runcing karena puncak daun membentuk sudut lancip dan torehnya
kurang dari pada setengah panjangnya. Pangkal daun singkong juga
berbentuk meruncing karena pangkal daun sempit, panjang serta runcing.
Untuk tepi daun pada daun singkong adalah rata karena pada daun
singkong tidak terdapat torehan atau angulus dan sinusnya. Berdasarkan
jumlah daun dalam satu cabang, daun singkong termasuk daun majemuk
karena memiliki lebih dari satu helaian daun dan termasuk daun majemuk
menjari beranak daun lima karena pada daun singkong terdapat tulang
daun yang menjari dan terdapat lima anak daunnya.
Pada Tabel 17 mengenai hasil pengamatan morfologi daun jeruk
purut. Daun jeruk purut merupakan daun tidak lengkap bertangkai karena
hanya memiliki tangkai dan helai daun saja. Daun jeruk purut termasuk
daun bertulang menyirip karena susunan tulang daunnya seperti sirip-sirip
ikan dan tersusun rapi. Bagian daun terlebar pada daun jeruk purut kira-
kira dibawah tengah-tengah helai daun dan termasuk bangun bulat telur
34
Kesimpulan
Hayati. E.K., A.G. Fasyah, & L. Sa’adah. 2010. Fraksinasi dan identifikasi
senyawa tanin pada daun belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L.), Jurnal
Kimia, 4 (2): 193-200.