Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI DAN SISTEMATIKA TANAMAN


“MORFOLOGI BATANG PADA TANAMAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Botani dan Sistematika
Tanaman

Nama : Astari Fatatyasari


NIM : 4442180120
Kelas : II C
Kelompok. : 6

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum botani dan
sistematika tanaman dengan judul “Morfologi Batang pada Tumbuhan” ini
dengan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum botani dan
sistematika tanaman. Laporan ini memaparkan bagian – bagian akar tumbuhan
yang telah diamati.
Sehubungan dengan penyelesaian laporan praktikum ini, tak jarang penulis
meminta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak disebabkan kurangnya
pengetahuan penulis mengenai pembuatan laporan praktikum. Oleh karena itu
sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT;
2. Seluruh asisten laboratorium praktikum botani dan sistematika tanaman,
Teh Sifani Wahyudanti dan Teh Rahmadia Fitri.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung;
4. Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa selaku fasilitator materi.
Penulis percaya masih banyak kekurangan dalam laporan ini, baik mengenai
isi maupun tatacara dalam penulisan laporan ini. Namun penulis berharap
laporan ini sesuai dengan kriteria untuk diterima sebagai tugas laporan
praktikum botani dan sistematika tanaman dan juga meminta kritik serta saran
demi kesempurnaan laporan ini dan laporan selanjutnya.

Serang, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Tujuan ........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Batang ......................................................................................2
2.2 Bagian – Bagian Batang.............................................................................3
2.3 Jenis – Jenis Batang ...................................................................................4
2.4 Permukaan Batang ...................................................................................5
2.5 Arah Tumbuh Batang ................................................................................5
2.6 Percabangan pada batang ..........................................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu...................................................................................11
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................11
3.3. Cara Kerja ................................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ........................................................................................................12
4.2. Pembahasan ..............................................................................................13
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ..................................................................................................16
5.2. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengamatan......................................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Arah Tumbuh Cabang Tegak .................................................................6


Gambar 2. Arah Tumbuh Cabang Condong Ke Atas ..............................................6
Gambar 3. Arah Tumbuh Cabang Mendatar ............................................................7
Gambar 4. Cabang Terkulai ....................................................................................7
Gambar 5. Percabangan Monopodial .......................................................................8
Gambar 6. Percabangan Simpodial ..........................................................................8
Gambar 7. Percabangan Dikotom ............................................................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Batang bagi tumbuhan merupakan salah satu organ yang sangat penting.
Batang berfungsi sebagai penunjang tumbuh tubuh tumbuhan untuk tetap berdiri
tegak dan melakukan aktivitasnya sebagai mana mestinya karena proses
pengambilan makanan yang diperlukan tumbuhan salah satunya melalui batang
(Tjitrosomo, 1983).
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat-
zat makanan cadangan. Batang selalu bertambah panjang ujungnya.
Pertumbuhan batang ditandai dengan adanya percabangan. Batang memiliki
struktur yang cukup kompleks (Rosanti, 2011).
Beberapa hal yang menjadi fokus dalam melakukan kegiatan pengamatan
pada batang diantaranya adalah mengamati tipe batang, bentuk batang, arah
percabangan batang, permukaan batang dan percabangan batang. (Rosanti,
2011).
Pada laporan ini akan memaparkan beberapa hal mengenai batang yang
dilakukan pada saat pengamatan antara lain tipe batang, bentuk batang, arah
percabangan batang, permukaan batang. Adapun tanaman yang diamati
batangnya yaitu batang jahe, batang rumput, batang euphorbia, batang mangga,
batang sawi, dan batang teki.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum morfologi batang pada praktikum kali ini
ialah agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis akar dan bagian-bagian akar.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Batang


Batang (Caulis) merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting,
dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan. Menurut
Safitri (2014), batang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
2. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain.
3. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan
pada buku-buku inilah terdapat daun.
4. Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya atau matahari (bersifat
fototrop atau heliotrop).
5. Selalu bertambah panjang di ujungnya. Oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
6. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atu ranting-ranting kecil.
7. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Menurut Safitri (2014) menjelaskan mengenai fungsi batang pada
tumbuhan, diantaranya:
1. Menghasilkan dan menyangga daun.
2. Tempat menyimpan makanan, misalnya tebu, sagu, dan aren.
3. Alat perkembangbiakan vegetatif.
4. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan
pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
5. Menjadi tempat menyimpan zat-zat makanan cadangan.
6. Tempat tumbuhnya daun, cabang dan bunga.
Tempat melekat daun pada batang dinamakan buku dan bagian sumbu
batang di antara dua buku yang berurutan disebut ruas. Diujung ketiak daun
terbentuk kuncup ketiak atau kuncup aksilar. Diujung batang, meristem apical

2
yang dikelilingi bakal daun (primordial daun) yang masih kecil dan merapat juga
dapat disebut kuncup dan sesuai tempatnya dinamakan kuncup terminal. Kedua
kuncup tersebut sangat penting peranannya dalam penampilan morfologi
tumbuhan.

2.2. Jenis - Jenis Batang


Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antaranya yang
jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak berbatang. Oleh
sebab itu jenis batang dapat dibedakan menjadi dua (Tjitrosoepomo, 2009) yaitu:
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis)
Tumbuh-tumbuhan yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada,
hanya tampaknya saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek,
sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan
tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (rosula), seperti misalnya
lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan semacam ini
akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-
tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun
yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
2. Tumbuhan yang jelas berbatang
Tumbuhan yang jelas berbatang dapat dibedakan menjadi 4
(Tjitrosoepomo, 2009) yaitu:
a. Batang basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya
pada bayam (Amaranthus spinosus L.), krokot (Portulaca oleracea L.).
Musa paradisiacal (Pisang).
b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat, karena
sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores)
dan semak-semak (frutices) pada umumnya.
c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-
ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa
L.) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.
d. Batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi mempunyai ruas-
ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa

3
Kunth.), wlingi (Scirpus grossus L.) dan tumbuhan sebangsa teki
(Cyperaceae) lainnya.

2.3. Bentuk Batang


Bentuk batang pada umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa
tumbuhan memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang menjadi
kunci dalam determinasi dan mengklasifikasi tumbuhan (Rosanti, 2011).
Pada tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) pada umumnya mempunyai
batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil,
jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat
memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak. Sedangkan
tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ke ujung boleh dikatakan tak ada perbedaan sama besarnya. Hanya pada
beberapa golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi selanjutnya
ke atas tetap sama, seperti terlihat pada semacam-macam palma (Palmae)
(Tjitrosoepomo, 2009).
Menurut (Tjitrosoepomo, 2009), bentuk batang yang dimaksud ialah
bentuk batang pada penampang melintang yang dapat dibedakan bermacam-
macam bentuk batang, antara lain:
1. Bulat (teres), misalnya bamboo (Bambusa sp), kelapa (Cocos nucifera
L).
2. Bersegi (angularis), dalam hal ini ada kemungkinan :
a. Bangun segitiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyperus
rontundus).
b. Segi empat (quadangularis), misalnya batang markisah (Passiflora
quadangularis L), iler (Coleus scutellarioides Benth).
3. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih
tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan:
a. Fitokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai
pertumbuhan yang terbatas, misalnya pada jakang (Muehlenbeckia
platyclada Meissn).

4
b. Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, misalnya sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill).

2.4. Permukaan Batang


Berdasarkan sifat yang bermacam – macam, menurut Tjitrosoepomo
(2009), permukaan batang dapat dibedakan menjadi:
a. Licin (laevis), misalnya batang jagung (Zea mays L.)
b. Berusak (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi – rigi yang
membujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth.)
c. Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur – alur yang jelas
misalnya oada Cereus peruvianus L.
d. Bersayap (alatus), biasannya pada batang yang bersegi, tetapi pada
sudut – sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi
(Diosorea alata L.) dan markisah (Passiflora quadrangularis L)
e. Berambut (pilosus), seperti misalnya pada tembakau (Nicotiana
tabacum L.)
f. Berduri (spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.)
g. Memperlihatkan bekas – bekas daun, misalnya pada papaya (Carica
papaya L.) dan kelapa (Cocus nucifera)
h. Memperlihatkan bekas – bekas daun penumpu, misalnya nangka
(Artocarpus integra Merr.)
i. Memperlihatkan banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia
stipulata Boiv.)
j. Melepaskan kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu
biji (Psidium guajava)

2.5. Arah Tumbuh Batang


Menurut Rosanti (2011), cabang-cabang pada suatu tumbuhan biasanya
membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokoknya. Bergantung pada
besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang menjadi berlainan. Arah
tumbuh cabang dapat dibedakan menjadi:
1. Tegak (fastigiatus)

5
Pertumbuhan cabang dikatakan tegak jika sudut antara batang dan cabang
sangat kecil. Hal ini menyebabkan arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya
saja sedikit sorong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang
pokoknya. Cabang seperti ini dapat ditemukan pada kelor (Moringa oleifera),
wiwilan tumbuhan kopi (Coffea sp) dan sebagainya.

Gambar 1. Arah Tumbuh Cabang Tegak


Sumber: Indriyanto (2012)
2. Condong ke atas (patens).
Arah cabang yang seperti ini jika cabang dengan batang membentuk sudut
kurang lebih 45o, misalnya pada pohon cemara (Casuarina aquisetifolia) dan
sebagainya.

Gambar 2. Arah Tumbuh Cabang Condong Ke Atas


Sumber: Indriyanto (2012)
3. Mendatar (horizontalis).
Cabang mendatar, jika cabang sudut antara cabang dan batang pokok yang
terbentuk kurang lebih 90o. cabang seperti ini dapat ditemukan pada tumbuhan
kapuk (Ceiba pentandra), ketapang (Termimalia catappa), pulai (Alstonia sp)
dan sebagainya.

6
Gambar 3. Arah Tumbuh Cabang Mendatar
Sumber: Indriyanto (2012)
4. Terkulai (declinatus).
Cabang terkulai, jika cabang pada pangkalnya mendatar atau serong, tetapi
ujungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya kopi robusta (Coffea robusta)
dan flamboyant (Delonix regia). Contoh cabang terkulai dapat dilihat pada
gambar dibawa

Gambar 4. Cabang Terkulai


Sumber: Indriyanto (2012)

2.6. Percabangan pada batang


Menurut Sumardi (1983), percabangan pada batang ada bermacam-macam
dan dapat dibedakan tiga macam:
1. Percabangan secara monopodial, jika batang pokok selalu tampak jelas. Ini
disebabkan karena batang pokok lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya cemara (Casuarina
equisetifolia), kapus (Ceiba pentandra), durian (Durio zibethinus), pinus
(Pinus merkusii) dan sebagainya.

7
Gambar 5. Percabangan Monopodial
Sumber: Indriyanto (2012)
2. Pada percabangan simpodial, batang pokok sukar ditentukan. Hal ini
disebabkan oleh batang pokok menghentikan pertumbuhannya, sehingga
pertumbuhan cabang lebih dominan. Dengan kata lain pertumbuhan batang
pokok kalah cepat dibandingkan dengan pertumbuhan cabang, sehingga
batang pokok hanya terlihat di bagian bawah saja, karena pada bagian atas
tumbuhan sudah merupakan cabang-cabang. Percabangan simpodial dapat
ditemukan pada sawo manila (Achras zapora), bugenvil (Bougenvillea
spectabillis), jeruk (Citrus sp) dan sebagainya.

Gambar 6. Percabangan Simpodial


Sumber: Indriyanto (2012)
3. Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan yang batang
setiap kali menajdi dua cabang yang sama besarnya, misalnya paku andam
(Gleichenia linearis Clarke).

8
Gambar 7. Percabangan Dikotom
Sumber: Indriyanto (2012)
Menurut Tjitrosoepomo (2009), cabang yang besar yang biasanya langsung
keluar dari batang pokok lazimnya disebut dahan (ramus), sedang cabang-
cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus). Cabang-cabang pada suatu
tumbuhan dapat bermacam-macam sifatnya, oleh sebab itu cabang-cabang dapat
dibedakan seperti di bawah ini :
a. Geragih (flagellum stolon), yaitu cabang-cabang kecil panjang yang tumbuh
merayap, dan dari buku-bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah
tumbuh akar-akar. Tunas pada buku-buku ini beserta akar-akarnya masing-
masing dapar terpisah merupakan suatu tumbuhan baru. Cabang yang
demikian ini dibedakan lagi dalam dua macam :
1) Merayap di atas tanah, misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica
Urb) dan arbe (Fragraria vesca L).
2) Merayap di dalam tanah, misalnya teki (Cryperus rontundus L), kentang
(Solanun tuberosum L).
b. Wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya
tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari
kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar. Seringkali terdapat pada kopi
(Coffea sp) dan pohon coklat (Theobroma cacao L).
c. Sirung panjang (virga), yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
pendukung daun-daun, dan mempunyai ruas-ruas yang cukup panjang. Pada
cabang-cabang demikian ini tidak pernah dihasilkan bunga, oleh sebab itu
sering pula cabang yang mandul (steril).
d. Sirung pendek (virgule atau virgule sucrescens), yaitu cabang-cabang kecil
dengan ruas-ruas yang pendek yang selain daun biasanya merupakan

9
pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat menghasilkan alat
perkembanganbiakan bagi tumbuhan ini disebut pula cabang yang subur
(fertil).

10
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman mengenai Morfologi Batang
Pada Tanaman dilaksanakan pada Selasa, 26 Februarit 2019 pukul 13.00 – 14.40
WIB bertempat di Laboratorium Bioteknologi, Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada pratikum kali ini yaitu kertas hvs, alat
tulis, pisau dank aca pembesar. Dan bahan yang digunakan adalah batang jahe,
batang rumput, batang euphorbia, batang mangga, batang sawi, dan batang teki.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum kali ini yaitu :
1. Disiapkan alat-alat dan bahan.
2. Diamati morfologi batang pada setiap tanaman
3. Digambar dan diberi penjelasan tipe batang,bentuk batang, arah tumbuh
batang, permukaan batang, serta percabangan batang

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Jenis – Jenis dan Keterangan pada Batang
No Gambar Keterangan
Batang Sawi Jenis Batang : Basah
(Brassica rapa) Bentuk Batang : Pipih
Permukaan Batang : Licin
1 Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Condong keatas

Batang Teki Jenis Batang : Mendong


(Cyperus rotundus) Bentuk Batang : Segitiga
2 Permukaan Batang : Licin
Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Tegak Lurus

Batang Jahe Jenis Batang : Batang Basah


(Zingiber officinale) Bentuk Batang : Bulat
Permukaan Batang : Licin
3 Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Tegak Lurus

12
Batang Euphorbia Jenis Batang : Mendong
(Euphorbia milii) Bentuk Batang : Bulat
Permukaan Batang : Berduri
4 Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Tegak Lurus

Batang Rumput Mendong Jenis Batang : Batang Rumput


(Fimbristylis globulosa) Bentuk Batang : Segitiga
Permukaan Batang : Licin
5 Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Tegak Lurus

Batang Mangga Jenis Batang : Berkayu


(Mangifera indica) Bentuk Batang : Bulat
Permukaan Batang : Beralur
6 Tipe Percabangan : Monopodial
Arah Tumbuh : Tegak Lurus

4.2 Pembahasan
Tumbuhan – tumbuhan yang diamati memiliki karakteristik atau ciri
morfologi yang berbeda – beda. Perbedaan – perbedaan tersebut dapat dilihat
dari tipe batangnya, bentuk batang, permukaan batang, arah tumbung batang dan
percabangan batang.
Berdasarkan hasil pengamatan, pada batang rumput, batang jahe, batang
euphorbia, batang sawi, dan batang teki. Terdapat tumbuhan yang jelas berbatang
dapat dibedakan menjadi 4 yaitu batang berkayu (herbaceous), rumput (calmus),

13
mendong (calamus), dan basah (herbaceous) , sama seperti yang dikemukakan
oleh Tjitrosoepomo, 2009.
Berdasarkan hasil pengamatan, rumput mendong (Fimbristylis globulosa),
memiliki jenis batang yaitu batang Rumput, batang rumput (calmus), yaitu
batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan seringkali
berongga, pada bentuk batangnya segitiga, permukaan batangnya licin (laevis),
memiliki tipe percabangan monopodial, monopodial karena dapat dibedakan
antara batang pokok dengan cabangnya. Ini disebabkan karena batang pokok
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya, arah tumbuhnya tegak lurus (erectus).
Berdasarkan hasil pengamatan, sawi (Brassica juncea L.) merupakan
tanaman yang jelas berbatang. Adapun tipe batangnya adalah batang basah
(herbaceus) karena batangnya lunak dan berair. Namun menurut Tjitrosoepomo
(2012) sawi termasuk tanaman yang tidak berbatang (Planta acualis) karena
batang sangat pendek, sehingga semua daunnya seakan – akan keluar dari bagian
atas akar dan tersusun rapat satu sama lain. Bentuk batang sawi pipih permukaan
batangnya licin (laevis) sedangkan arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus),
dan percabangan batangnya simpodial karena tidak dapat dibedakan antara
batang pokok dengan cabangnya.
Berdasarkan hasil pengamatan tanaman teki (Cyperus rotundus)
merupakan tanaman yang jelas berbatang dengan tipe batang mendong
(calamus) seperti batang rumput. Tanaman teki memiliki bentuk penampang
segitiga (triangularis) yang permukaan batangnya jika di amati bersifat licin
(laevis). Arah tumbuh batang pada tanaman teki tegak lurus (erectus) dan
percabangan batangnya monopodial karena dapat dibedakan antara batang
pokok dengan cabangnya. Ini disebabkan karena batang pokok lebih besar dan
lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.
Berdasarkan hasil pengamatan Batang Jahe (Zingiber officinale), jenis
batangnya batang basah (herbaceus) karena batangnya lunak dan berair. bentuk
batangnya bulat (teres), jika diamati permukaan batang bersifat licin, tipe
percabangannya monopodial karena dapat dibedakan antara batang pokok
dengan cabangnya karena dapat dibedakan antara batang pokok dengan

14
cabangnya, ini disebabkan karena batang pokok lebih besar dan lebih panjang
(lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. arah tumbuhnya
tegak lurus (erectus).
Berdasarkan hasil pengamatan Batang Euphorbia (Euphorbia milii), jenis
batang mendong (calamus) seperti batang rumput. Bentuk batang bulat (teres),
permukaan batang berduri (spinosus), tipe percabangannya monopodial karena
dapat dibedakan antara batang pokok dengan cabangnya. Ini disebabkan karena
batang pokok lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya)
daripada cabang-cabangnya. Arah tumbuhnya tegak lurus (erectus).
Berdasarkan hasil pengamatan batang mangga (Mangifera indica), kayu
(lignosis) karena batangnya keras dan kuat serta sebagiannya terdiri atas kayu.
Batangnya berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batangnya beralur
(sulcatus), yaitu membujur batang terdapat alur – alur yang jelas. Dapat
diketahui bahwa arah tumbuh tanaman ini adalah tegak lurus (erectus) dan
percabangannya monopodial karena dapat dibedakan antara batang pokok
dengan cabangnya karena dapat dibedakan antara batang pokok dengan
cabangnya, ini disebabkan karena batang pokok lebih besar dan lebih panjang
(lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

15
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Batang (Caulis) merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah
penting dari daun. Batang berfungsi memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain
fungsi lainnya sebagai jalur transportasi air dan unsur hara tumbuhan, dari akar
ke daun. Sifat-sifat umum batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik,
antara lain adalah tumbuh selalu ke atas daun dan menjauhi pusat bumi.
Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan yang diamati termasuk ke dalam
tumbuhan yang jelas berbatang yang terdiri dari batang basah, batang kayu,
batang mendong, dan batang rumput. Adapun yang termasuk tipe batang basah
adalah tanaman sawi dan jahe, batang kayu adalah tanaman Mangga, batang
mendong adalah tanaman teki, sedangkan batang rumput adalah tanaman
rumput. Batangnya yang berbentuk bulat yaitu batang europhorbia, jahe mangga,
dan sedangkan batang sawi berbetuk pipih dan teki berbentuk segitiga.
Permukaan batang yang terlihat beragam pada setiap tanaman. Arah tumbuh
batang pada tanaman yang diamati seluruhnya tegak lurus sedangkan
percabangan batangnya terdapat monopodial yaitu batang jahe, batang rumput,
batang euphorbia, batang mangga, batang sawi, dan batang teki.

5.2. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan diantaranya yaitu dalam suatu
pengamatan objek, seharusnya praktikan terlebih dahulu mempersiapkan bahan
atau objek yang akan diamati agar pengamatan dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, praktikan juga harus kondusif saat kegiatan pengamatan berlangsung
agar apa yang diinstruksikan oleh asisten laboratorium dapat didengar dan
dipahami oleh seluruh praktikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung

Indriyanto. 2012. Dendrologi Suatu Teori dan Praktik Menyidik Pohon.


Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota


IKAPI)

Rosanti, D. 2011. Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.

Safitri, R., dan S. Bowo. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Mediatama.
Surakarta.

Sumardi, I dan A. Pudjoartanto. 1983. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.


UGM Press. Yogyakarta

Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. UGM Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta

Tjitrosomo, S. 1983. Botani Umum 1. Angkasa. Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai