Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGRONOMI


“BUDIDAYA TANAMAN KACANG PANJANG
(Vigna sinensis)”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Dasar Dasar
Agronomi

Disusun oleh :
Nama : Astari Fatatyasari
NIM : 4442180120
Kelas : III C
Kelompok : 6 (enam)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis)

Sampel 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST


1 12 cm 36 cm 52 cm 85 cm
2 11,5 cm 35 cm 47 cm 69 cm
3 9,6 cm 30 cm 45 cm 60 cm
4 8,2 cm 26 cm 39 cm 58 cm
5 7 cm 23 cm 35 cm 50 cm

Grafik.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang. (Vigna sinensis)

Tinggi Tanaman Kacang Panjang


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 MST 2 MST 3 MST 4 MST
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Tabel.2 Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang
(Vigna sinensis)

Sampel 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST


1 2 Daun 5 Daun 8 Daun 11 Daun
2 2 Daun 5 Daun 9 Daun 12 Daun
3 2 Daun 3 Daun 4 Daun 6 Daun
4 2 Daun 4 Daun 5 Daun 8 Daun
5 2 Daun 3 Daun 5 Daun 7 Daun

Grafik.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Panjang. (Vigna sinensis)

Jumlah Daun
14

12

10

0
1 2 3 4
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah
daun pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis), menurut Haryanto (2005)
tanaman kacang panjang tumbuh baik pada dataran rendah sampai menengah
hingga ketinggian 700 m dpl. Tanaman kacang panjang tumbuh baik pada
tanah latosol (lempung berpasir), subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik, drainasenya baik dengan pH berkisar 5,5-6,5. Unsur-unsur iklim yang
perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman adalah sinar matahari dan
curah hujan. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim
kemarau maupun musim hujan.
Menurut Hutapea (1994) kacang panjang mengandung enam antosianin
(sianidin 3-O-galaktosida, sianidin 3-O-glukosida, delfinidin 3-O-glukosida,
malvidin 3-O-glukosida, peonidin3-O-glukosida, dan petunidin 3-O-
glukosida), flavonol atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida,
quersetin, quersetin 3-O-glukosida, kuersetin 3-O-6′-asetilglukosida), aglikon
flavonoid (kuersetin, kaempferol, isorhamnetin). Daun dan akarnya
mengandung saponin dan polifenol. Selain itu juga mengandung protein,
karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin C, dan niasin. Kandungan senyawa-senyawa di dalam
kacang panjang ini berperan dalam proses proliferasi, diferensiasi, dan sintesis
protein di sel target yang berbeda-beda.
Sebelum dilakukan pengamatan tinggi dan jumlah daun dilakukan
penanaman pada kacang tanah, maka dari itu proses yang dilakukan oleh
praktikan pertama kali adalah mengolah tanah. Pengolahan tanah dilakukan
dengan menggemburkan tanah dan mengukur tanah untuk berapa luas lahan
yang dibutuhkan untuk menanam kacang panjang, kemudian dilakukan
pemupukan pada tanah dengan pupuk dan dilakukan pengukuran untuk jarak
tanam. Praktikan menggunakan monokultur.
Kemudian dilakukan penanaman benih kacang panjang dengan jarak yang
sudah ditentukan, kemudian setelah dilakukan penanaman dilakukan lah
pengukuran pada tanaman. Hasil pengukuran tinggi adalah sebagai berikut,
pada 1 MST pada sampel 1 tumbuh sepanjang 12 cm, sampel 2 sepanjang 11.5
cm, sampel 3 sepanjang 9.6 cm, sampel 4 sepanjang 8.2 cm, sampel 5
sepanjang 7 cm, pada 1 MST pertumbuhan belum begitu terlihat pesat.
Kemudian pada 2 MST pada sampel 1 tumbuh sepanjang 36 cm, sampel 2
sepanjang 35 cm, sampel 3 sepanjang 30 cm, sampel 4 sepanjang 26 cm,
sampel 5 sepanjang 23 cm.
Selanjutnya pada 3 MST pada sampel 1 tumbuh sepanjang 52 cm, sampel
2 sepanjang 47 cm, sampel 3 sepanjang 45 cm, sampel 4 sepanjang 39 cm,
sampel 5 sepanjang 35 cm. pada 4 MST pada sampel 1 tumbuh sepanjang 85
cm, sampel 2 sepanjang 69 cm, sampel 3 sepanjang 60 cm, sampel 4 sepanjang
58 cm, sampel 5 sepanjang 50 cm. Dilihat dari grafik, sampel 1 memiliki tinggi
yang lebih dibandingkan dengan sampel lainnya.
Kemudian dilakukan penghitungan jumlah daun, pada 1 MST pada
sampel 1 sampai sampel 5 memiliki jumlah 2 daun. Kemudian pada 2 MST
sampel 1 dan sampel 2 memiliki jumlah 3 daun, sampel 3 dan sampel 5
memiliki jumlah 4 daun. Selanjutnya pada 3 MST sampel 1 memiliki 8 daun,
sampel 2 memiliki 9 daun, sampel 3 memiliki 4 daun, sampel 4 dan 5 memiliki
5 dun. Terakhir pada 4 MST, sampel 1 memiliki 11 daun, sampel 2 memiliki
12 tangkai, sampel 3 memiliki 6 tangkai, sampel 4 memiliki 8 tangkai, sampel
5 memiliki 7 tangkai.
Selama budidaya berlangsung terdapat hama hama yang mulai mengganggu
tanaman kacang panjang, hama yang paling sering ditemui antara lain belalang,
menurut Astuti (2007) belalang merupakan hewan yang bertindak sebagai salah
satu serangga yang tergolong dalam hama. Belalang kayu terdapat didaerah yang
musim keringnya tegas. Warna tubuh belalang kayu ini abu-abu kecoklatan jika
yang sudah dewasa, jika yang muda berwarna hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. 2007. Klasifikasi Hewan, Penamaan, Ciri dan Pengelompokkannya.


Ciganjur:Kawan Pustaka.
Haryanto, W., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Teknik Penanaman Sawi
dan Selada Secara Hidroponik. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hutapea, J.R. 2004. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai