Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Botani Farmasi

Dosen Pembimbing : Sri Maryam, M.Si,Apt & Syumillah Saepudin,S.Si

Disusun Oleh :

Leni Marlina (Konversi) DIA181537

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Botani Farmasi sebagai salah satu
tugas mata ajar Botani Farmasi di Universitas Al-Ghifari.
Penulis menyadari bahwa dalam rangkaian makalah ini tidak akan terlaksana sebagaimana
yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang turut berperan dalam
penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan ini sehingga penulis
mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat positif demi kesempurnaannya. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan dan
semoga laporan ini berguna bagi penulis sendiri atau pihak lain yang memanfaatkan. Amin

Bandung, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB 1 DAUN ............................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ...........................................................................................................

BAB III.....................................................................................................................................................

3.1 Alat dan Bahan ..................................................................................................................

3.2 Prosedur Kerja ....................................................................................................................

BAB IV HASIL PENGAMATAN .........................................................................................................

BAB V PENUTUP ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
DAUN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting, di
samping itu tumbuhan juga memliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan
makhluk hidup. Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai
helaian daun (lamina) yaitu bagian yang melebar yang bertaut pada batang oleh sebuah
tangkai daun (petiolus). Buku-buku (nodus) adalah bagian batang tempat duduk atau
melekatnya daun, tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun
dinamakan ketiak daun (axilla). Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada
umumnya pipih dan melebar.

Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun dan helai daun. Jika tidak
memiliki salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak lengkap. Umumnya
tumbuhan berdaun tidak lengkap dapat berupih, bertangkai, atau duduk langsung pada
batang. Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis
tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun terlebar,
perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan
tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada
susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian
permukaannya (Citrosupomo, 1989).

Jadi, yang melatar belakangi pembuatan praktikum ini untuk mengenal dan
membedakan bagian-bagian daun

1.2 Rumusan Maslah

1. Apa yang membedakan daun lengkap dan tidak lengkap?


2. Bagaimana ciri morfologi setiap sampel daun?
3. Bagaimana perbedaan daun dikotil dan monokotil?

1.3.Tujuan

4. Mampu membedakan daun lengkap dan tidak lengkap


5. Mampu menyebutkan ciri morfologi setiap sampel daun
6. Mampu menjelaskan perbedaan daun dikotil dan monokotil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Daun
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar.
Setiap tumbuhan pada umumya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah Folium.
Secara umum, daun memiliki struktur berupa helai, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna
hijau (Nilasari, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini, daun bertugas
menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah makanan
melaluifotosintesis. Selain itu, daun juga berfungsi sebagai alat transformasi atau
pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan, dan daun juga
berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pertukaran dan pernapasan
gas) (Rosanti, 2013).
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan dan berfungsi dalam
proses fotosintesis. Pada sayatan epidermis daun bagian atas (adaksial) hanya memperlihatkan
bentuk sel epidermis, sedangkan pada daun bagian bawah (abaksial) dapat dilihat
adanya stomata ada yang membuka dan ada yang menutup. Adanyastomata pada bagian
bawah berfungsi untuk mengurangi penguapan berlebihan. Tipestomata pada daun adalah
tipe parasitik dimana tiap sel penutup didampingi satu atau lebih sel tetangga yang sumbu
memanjangnya sejajar dengan sumbu sel penutup (Yuzammi, 2015).
Luas daun dan morfologi daun sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan faktor
lingkungan. Daun terkena cahaya dengan intensitas tinggi dan panas selama perkembangannya
dapat mempengaruhi luas permukaan daun yaitu berukur (Tambaru, 2005).

B. Bagian-bagian Daun
Menurut Citrosupomo (1989), daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai
berikut:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petioles)
3. Helaian daun (lamina)
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya: pohon
pisang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp.) dan lain-lain (Citrosupomo, 1989).
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga
bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap (Citrosupomo,
1989).
1. Upih daun atau pelepah daun (Vagina)
Menurut Citrosupomo (1989), upih daun merupakan bagian daun yang melekat atau
memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain:
a) Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.).
b) Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun semuanya
membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari
luar adalah upih-upihnya tadi.
2. Tangkai Daun (Petioles)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan bertugas untuk
menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa, sehingga dapat memperoleh
cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya (Citrosupomo, 1989).
3. Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang
helainya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun warnanya (Citrosupomo,
1989).
Menurut Citrosupomo (1989), mengenal susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa
kemungkinan:
1. Hanya terdiri atas tangkai dan helai saja, disebut daun bertangkai. Misalnya: nangka
(Artocarpus integra Merr.) dan mangga (Mangifera indica L.).
2. Daun terdiri atas upih dan helai, maka disebut daun berupih. Misalnya padi (Oryza sativa L.),
jagung (Zea mays L.) dan lain-lain.
3. Daun hanya terdiri atas helai saja, sehingga langsung melekat atau duduk pada batang, maka
disebut daun duduk (sessilis).
4. Daun hanya terdiri atas tangkai saja dan tangkai biasanya lalu menjadi pipih sehingga
menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu
dinamakan filodia. misalnya: Acacia auriculiformis A. Cunn.

C. Struktur Daun Tunggal (Folium simplex)


1. Struktur Daun Tunggal
Struktur daun yaitu tangkai daun (petioles), helai daun (lamina) dan pelepah atau upih
(vagina). Apabila daun memiliki tiga struktur tersebut digolongkan sebagai daun lengkap, dan
daun yang tidak memiliki salah satu dari struktur daun tersebut dinamakan daun tidak lengkap
(Rosanti 2013).
2. Bangun Daun (Circumscriptio)
Bangun daun merupakan bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk menentukan
helaian daun, dilakukan berdasarkan posisi bagian terlebar dari helaian daun, yaitu di tengah
helaian daun, di bagian bawah helaian daun dan tidak adabagian yang terlebar.
Hasil visualisasi yang tergambardari langkah-langkah tersebut merupakan bangun dari daun
yang bersangkutan, misalnya bulat, segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat dan sebagainya
(Rosanti, 2013).
a) Bagian Terlebar di tengah Helaian Daun
Bagian-bagian daun ini adalah bangun jorong, bangun perisai, bangun lanset dan bangun
memanjang. Dikatakan bangun perisai jika letak tangkai daun berada di tengah-tengah helaian
daun, bukan tumbuh dari pangkal daun. Dikatakan bangun jorong jika panjang dan lebar
helaian daun melalui garis bantu berkisar antara 1,5 : 1 sampai 2 : 1. Dikatakan bangun
memanjang jika melalui sketsa garis bantu perbandingan panjang dan lebar daun berkisar
antara 2,5 : 1 sampai 3 : 1. Dikatakan bangun lanset jika daun yang memiliki perbandinga lebar
dan panjang daun antara 3 : 1 sampai 5 : 1 (Rosanti, 2013).
b) Tidak Ada Bagian yang Terlebar
Bangun daun seperti ini biasanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan berdaun sempit,
sehingga bangun daun dapat dibedakan menjadi: daun berbangun garis (linearis), umumnya
memiliki helaian daun yang panjang, sempit dan tipis. Daun berbangun pita (ligulatus),
umumnya memiliki ukuran daun yang jauh lebih panjang, menyerupai pita yang dapat dilipat-
lipat ataupun digulung. Berbangun pedang (ensiformis), memiliki helaian yang tebal dan kaku,
dengan bentuk panjang seperti pedang. Bangun kaku (subulatus), memiliki bentuk seperti
panjang dan tajam, dengan struktur yang kaku. Bangun jarum (acerosus), mempunyai struktur
yang panjang berbentuk bulat dan kaku, sehingga berdiri tegal di setiap helainya (Rosanti,
2013).
3. Pangkal Daun (Basis folli)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan dengan tangkai daun.
Pangkal yang terdapat di kiri-kanan tangkai daun, baik berlekatan atau tidak, dapat dibedakan
menjadi enam macam: Runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),
membulat (rotundatus), ramping atau rata (truncatus) dan berlekuk (emarginatus) (Rosanti,
2013).
4. Ujung Daun (Apex folii)
Ujung daun merupakan pucuk daun, dimana letaknya paling jauh dari pangkal daun.
Dalam Morfologi Tumbuhan diketahui sedikitnya 7 bentuk ujung daun yaitu: runcing (acutus),
meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), ramping atau rata
(truncatus), terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus) (Rosanti, 2013).
5. Tepi Daun (Margo folii)
Tepi daun hanya dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan yang tidak
rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk
(Rosanti, 2013).
6. Daging Daun (Intervenium)
Daging daun merupakan isi dari daun. Daging daun berbeda-beda, ada yang yang
berdaging tebal dan ada yang berdaging tipis. Karena itulah daging dan dapat dibedakan
menjadi: tipis seperti selaput (membranaceus), tipis seperti kertas (papyraceus), tipis lunak
(herbaceous), kaku (perkeimenteus), seperti kulit (coriaceus) dan berdaging (carnosus)
(Rosanti, 2013).
7. Pertulangan Daun (Nervatio)
Tulang daun merupakan struktur penguat helaian daun, sama dengan tulang manusia
yang member kekuatan menunjang berdirinya tubuh. Berdasarkan posisi tulang-tulang cabang
terhadap ibu tulang daunnya, sistem pertulangan daun dapat dibedakan menjadi: bertulang
menyirip (pennineryis), bertulang menjari (palminervis), bertulang melengkung (cervinervis)
dan bertulang lurus atau sejajar (rectinervis) (Rosanti, 2013).
8. Warna Daun
Pada umumnya, daun berwarna hijau. Namun tidak jarang dijumpai daun dengan warna
yang berbeda, seperti merah pada andong. Ada juga yang memiliki warna campuran seperti
hijau bercampur merah, hijau keputihan, dan hijau kekuningan.
9. Permukaan Daun
Permukaan daun dapat ditentukan dengan alat peraba (tangan). Ada beberapa jenis permukaan
daun, yaitu: licin (leavis), gundul (glaber), berkerut (rugosus), berbulu (pilosus) dan bersisik
(lepidus) (Rosanti, 2013).

D. Struktur Daun Majemuk (Folium compositum)


Daun majemuk merupakan tangkai daunnya bercabang-cabang dan helaian daunnya
terletak pada cabang-cabang tersebut. daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu ibu tangkai
(petiolus communis), anak daun (foliolum) dan tangkai anak daun (petiololus). Ibu tangkai daun
merupakan struktur tangkai daun yang paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-
anak daun merupakan helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil
(Rosanti 2013).
1. Jenis-jenis Daun Majemuk
Menurut Rosanti (2013), berdasarkan susunan anak daun dan tangkai anak daunnya, daun
majemuk dapat dibedakan menjadi daun majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari
(palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), dan daun majemuk campuran (digitato
pinnatus).
a) Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
Daun majemuk menyirip mempunyai anak-anak daun yang tersusun di kiri dan di kanan
ibu tangkai daun (petioles communis). Biasanya daun-daun majemuk meyirip memiliki ukuran
anak daun yang kecil (Rosanti 2013).
b) Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
Cara untuk menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun majemuk menjari
hampir sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari. Pada daun majemuk menjari,
yang harus diperhatikan adalah susunan anak-anak daun yang terpencar dari ujung ibu tangkai
daun, seperti pada jari-jari tangan (Rosanti 2013).
c) Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)
Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun majemuk
menjari. Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang bisanya terletak di dekat
ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai daun, melainkan pada tangkai daun yang
disampinya, sehingga seolah-olah memiliki kaki yang menunjang daun sampingnya.
Contohnya daun rasberi (Rubus sp.) (Rosanti 2013).
d) Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Struktur daun majemuk campuran merupakan perpaduan dari daun majemuk menjari
dan daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun tersusun cabang-cabang yang
terpencar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut duduk anak-anak daun yang tersusun
menyirip. Contohnya daun putrid malu (Mimosa pudice) (Rosanti, 2013).

E. Tata Letak Daun Pada Batang


Tangkai daun, baik daun tunggal maupun daun majemuk melekat pada batang atau
cabang-cabang batang. Pada batang terdapat buku-buku batang (nodus), dan bagian ini
seringkali nampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang
sebagai suatu cincin. Contohnya tumbuhan monokotil, terutama dari jenis rumput atau familia
Poaceae, seperti bambu (Bambusa sp.), dan tebu (Saccharum officinarum L.). Pada
tumbuhan dikotil, buku batang tidak terlihat jelas, melainkan hanya membentuk seperti
tonjolan pada batang (Rosanti, 2013).
BAB III

3.1 Alat dan Bahan

1. Alat
 Penggaris
 Pensil warna

2. Bahan
 Daun manga
 Daun alamanda
 Daun mawar
 Daun alpukat
 Daun sirsak

3.2 Prosedur

Menggunakan literatur untuk menentukan klasifikasi setiap sampel

Mengukur lebar dan panjang daun untuk menentukan bentuk daun

Mengamati ciri ciri morfologi setiap sampel daun


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Hasil studi literature tertera klasifikasi setiap sampel

Tingkat Takson Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5


(Sirsak) (Alamanda) (Mangga) (Alpukat) (Mawar)

Kingdom Plantae Plantae Plantae Plantae Plantae

Super Divisio Embryophyta Spermatophyta Embryophyta Embryophyta Angiospermae

Divisio Spermatophyta Magnoliophyta Tracheophyta Spermatophyta Spermatophyta

Class Dikotiledonae Magnoliopsida Magnoliopsida Magnoliopsida Dikotiledonae


a. Umum Dikotil Dikotil Dikotil Dikotil Dikotil
b. Dikotil/Mo
nokotil
Sub Class Magnoliidae Asteriadae Rosidae Magnoliidae Rosidae

Ordo Magnoliales Apocynaceae Sapindales Laurales Rosanales

Familia Annonaceae Apocynaceae Anacardiaceae lauraceae Rosaceae

Genus Annona Allamanda Mangipera L Persea Rosa

Spesies Annona Allamanda Mangipera Persea Rosa Hiproida


Muricata L Cthartica L indica L Americana Mil

2. Hasil Pengamatan kelengkapan dan tulang daun tertera pada tabel


Karakter Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5
(Sirsak) (Alamanda) (Mangga) (Alpukat) (Mawar)

Bagian daun
a. pelepah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
b. tangkai Ada Ada Ada Ada Ada
c. helaian Ada Ada Ada Ada Ada

Daun lengkap/ tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap

Tulang daun
a. sejajar Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip Menyirip
b. menjari
c. menyirip

3. Hasil Pengamatan tertera pada tabel berikut


No Karakter Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5
(Sirsak) (Alamanda) (Mangga) (Alpukat) (Mawar)

1 Ujung Meruncing Meruncing Meruncing Tumpul Meruncing

2 Pangkal Meruncing Meruncing Meruncing Tumpul Meruncing

3 Bertoreh/Tidak Tidak Tidak Bangun bulat Tidak Tidak


telur
4 Tepi Rata Rata Rata Rata Berlekuk
menyirip

5 Ukuran
a. Panjang 11,6 cm 9,7 cm 20,9 cm 9,2 cm 3,4 cm
b. Lebar 4,1 cm 3,3 cm 5,6cm 5,3 cm 2,5 cm
c. Perbandingan 11,6 : 4,1 9,7 : 3,3 20,9 : 5,6 9,2 : 5,3 3,4 : 2,5
d. Bentuk daun Bangun bulat lonjong Bangun bulat Bangun Bangun delta
telur telur bulat telur
6 Bagian terlebar Atas Tengah Tengah Tengah Bawah
Bawah/tengah/atas
7 Berdaging / Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

8 Permukaan Licin Licin kasap kasap Licin


Licin/kasap/berbulu
9 Tangkai (ada/-) Ada Ada Ada Ada Ada
bentuknya
10 Kedudukan
a. berhadapan
b. berseling Berseling Berseling Berseling Berseling Berhadapan
c. Roset
11 Alat tambahan Tidak Ada Stipula Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Stipula/Ligula

12 Gambar Daun
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini dengan judul “morfologi daun” maka disimpulkan
bahwa daun memiliki dua tipe daun yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal terdiri
dari satu helaia daun saja sedangkan daun majemuk terdiri dari dua atau lebih helaian daun.
Daun majemuk dapat berupa daun majemuk menyirip, menjari, bangun kaki dan daun
majemuk campuran. Pada daun terdapat juga duduk daun yang terdiri dari berbagai macam
urutan pecahan juga dapat beberapa bertumpu pada batang secara berdekatan.

Hasil yang didapatkan pada semua daun yaitu daun sirsak,manga, alamanda, mawar
dan alpukat.

1. Merupakan daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah hanya mempunyai
tangkai dan helaian saja.

2. Semua morfologi daun pada tulang daun menyirip

3. Ujung dan pangkal meruncing hanya pada daun alpukat yang tumpul.

4. Semua daun tidak bertoreh kecuali daun manga bangun bulat telur

5. Semua bentuk daun bangun bulat telur dengan ukuran panjang pada daun sirsak
11,6 cm lebar 4,1 cm. panjang 9,7 cm pada daun alamanda Lebar 3,3 cm 9,7 cm.
panjang pada daun mangga 20,9 cm Lebar 5,6cm. pada daun alpukat panjang 9,2
cm Lebar 5,3 cm. pada daun mawar panjang 3,4 cm dan lebar 2,5 cm.

6. Permukaan pada daun sirsak, daun alamanda dan daun mawar Licin,sedangkan
pada daun manga dan alpukat kasap.

7. Semua daun mempunyai tangkai dan tidak berdaging

8. Semua kedudukan daun berseling kecuali daun mawar yang berhadapan

9. Semua daun tidak memiliki alat tambahan kecuali daun alamnda mempunyai
stipula.
DAFTAR PUSTAKA

https://aprianustelaumbanua.wordpress.com/2018/03/30/laporan-mingguan-praktikum-botani-
morfologi-daun/

http://teriseptinasari.blogspot.com/2017/07/laporan-praktikum-daun.html

Anda mungkin juga menyukai