Anda di halaman 1dari 13

Proposal Usulan Penelitian

Evaluasi Kesesuaian Peresepan Obat Terhadap Formularium


Puskesmas Yang Mengacu Pada Formularium Nasional di Puskesmas
Ibrahim Adjie Bandung

Oleh:

Leni Marlina
D1A181537

Pembimbing 1 : Iis Rukmawati, S.Si.,Apt.,M.M.Kes (..……………….)

Pembimbing 2 : Bhekti Pertiwi, M.Si.,Apt (………………...)

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit

(preventif) di wilayah kerjanya (Menkes, 2019).

Banyaknya macam dan jenis obat akan menyulitkan pemilihan obat yang tepat bagi

dokter. Kurangnya pengetahuan farmakologi terutama untuk obat baru, bersamaan

dengan sikap bebas dalam memilih obat menimbulkan selera yang berbeda. Selain itu

dengan banyaknya item obat tersebut mengakibatkan persaingan perusahaan obat, adanya

promosi obat yang terdorong target penjualan tertentu dapat mempengaruhi dokter dalam

penulisan resep, hal ini dapat menyebabkan penulisan resep semakin tidak rasional dan

harga resep pun menjadi tinggi. Keadaan tersebut memperparah daya beli masyarakat

terhadap pembelian obat yang tentunya akan menghambat proses penyembuhan. Mengatasi

hal tersebut diperlukan seleksi obat dengan membuat formularium.

Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/MENKES/813/2019 Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang

dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Fornas bertujuan untuk

menyediakan acuan nasional bagi puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,

menyediakan acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat,

berkhasiat, aman, dengan harga yang terjangkau, sehingga pelayanan kesehatan lebih

bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost effective).Untuk menjaga ketersediaan

obat, apoteker atau penanggung jawab ruang farmasi bersama tim tenaga kesehatan di

puskesmas menyusun formularium puskesmas juga untuk memberikan informasi kepada

dokter, apoteker dan tenaga kesehatan lain mengenai obat yang digunakan di puskesmas.

Formularium merupakan pedoman penggunaan obat yang diresepkan kepada pasien.

Namun, ternyata masih ada peresepan yang belum sesuai dengan formularium seperti

pada penelitan Dessy Kartika Sari (2017) yang telah dilakukan di Rumah Sakit Islam

Unisma, kesesuaian dokter dalam meresepkan obat berdasarkan formularium rumah sakit

68,6%. Menurut Menkes No 129/Menkes/SK/II/2008 standar pelayanan minimal rumah

sakit harus 100%. Alasan dokter tidak menulis resep sesuai formularium Rumah Sakit

Islam Unisma sebagai berikut : obat yang diresepkan kosong distributor, dokter tidak

mengetahui isi formularium rumah sakit, resep yang ditulis dokter tidak ada gantinya di

formularium rumah sakit, dokter menuliskan resep berdasarkan permintaan pasien,

dokter menulis tidak sesuai formularium rumah sakit karena dokter kurang mendapat

sosialisasi tentang formularium.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengevaluasi sejauh

mana kesesuaian dan ketidaksesuaian peresepan obat terhadap formularium puskesmas di

puskesmas Ibrahim adjie bandung dengan harapan dapat meminimalisir dampak dari

ketidaksesuaian penulisan resep terhadap pelayanan kesehatan, sehingga peresepan obat

haruslah mengacu kepada formularium puskesmas.


1.2 Identifikasi Masalah

1. Berapa persentase kesesuaian peresepan obat terhadap formularium puskesmas tahun

2019 di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung pada bulan Maret 2020 ?

2. Apa saja obat yang ditulis oleh dokter di resep dan tidak tercantum dalam

formularium puskesmas tahun 2019 yang akan menjadi dampak terhadap pelayanan

kesehatan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui persentase kesesuaian peresepan obat terhadap formularium puskesmas

tahun 2019 di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung pada bulan Maret 2020.

2. Mengetahui obat apa saja yang ditulis oleh dokter di resep dan tidak tercantum dalam

formularium puskesmas tahun 2019 di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung dengan

harapan dapat meminimalisir dampak dari ketidaksesuaian penulisan resep terhadap

pelayanan kesehatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah ilmu dan pengalaman dalam memperluas wawasan dan pengetahuan

penelitian tentang kesesuaian peresepan obat terhadap formularium.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka bagi para pembaca

khususnya mahasiswa/I Universitas Al-ghifari dan calon peneliti lain dalam

mengembangkan wawasan serta pengetahuan mengenai penelitian yang serupa

tentang sejauh mana puskesmas telah menerapkan peresepan yang sesuai dengan
formularium puskesmas sehingga dapat diterapkan sebagai bahan pembelajaran

selanjutnya.

3. Bagi puskesmas

Memberi data hasil perhitungan evaluasi kesesuaian peresepan terhadap formularium

puskesmas dengan harapan dapat digunakan sebagai data untuk revisi formularium

selanjutnya, dan bagaimana puskesmas menangani apabila terjadi ketidaksesuaian

peresepan terhadap formularium puskesmas.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2020 dengan mengambil data bulan

Maret 2020 di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni


Penyusunan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Poposal
Sidang Proposal
Pengambilan
Data
Pengolahan Data
Penyusunan Data
Sidang Kolokium

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

a. Jenis Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif secara kuantitatif

dengan menggunakan angka untuk menjelaskan suatu fenomena, dan penelitian

kualitatif yang akan dijelaskan dalam bentuk uraian. Penelitian dengan pengambilan

data secara retrospektif.

b. Sumber data : data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data penelitian yang diperoleh dari studi pustaka seperti : jurnal, buku, dan referensi

lain. Dan data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Peneliti

mengamati dan mengevaluasi langsung lembar resep yang digunakan dalam data

penelitian dan dokumentasi berupa lembar resep dan formularium puskesmas yang

menjadi objek penelitian. Setelah pengumpulan data dilakukan interview wawancara

dengan tenaga teknis kefarmasian terkait dengan masalah yang akan diteliti.

Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan wawancara tidak

terstruktur.

3.2 Subjek Penelitian

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lembar resep yang masuk ke

puskesmas pada bulan maret 2020 yaitu 3446 lembar resep.

b. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh populasi pada bulan maret

N
dengan perhitungan menggunakan Rumus slovin n = (Sugiyono, 2017).
1+ N (e)²

Keterangan :

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi

e = Toleransi Error 1%

N
Maka : n =
1+ N (e)²

3446
n=
1+ 3446 x (0,01) ²

3446
n=
1+ 3446 x 0,0001

3446
n=
1,3446

n = 2562,85 ∞ 2562 Lembar Resep. (sampel).

3.3 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi pada penelitian ini yaitu semua resep pasien yang ditulis oleh dokter,

resep pasien dari semua poli yang ada di puskesmas Ibrahim adjie, dan resep dengan

semua diagnosa penyakit pasien.

b. Kriteria Ekslusi pada penelitian ini yaitu resep yang tidak jelas atau tidak bisa dibaca,

dan resep dengan nama pasien dan diagnosis yang sama.

3.4 Tahapan Penelitian

1. Tahap pertama penelitian ini yaitu mengajukan proposal kepada dosen pembimbing

skripsi program studi S1 Fakultas Farmasi Universitas Al-ghifari Bandung.

2. Tahap kedua mengurus surat ijin penelitian yang diajukan pada fakultas dan ditanda

tangani oleh Dekan Fakultas Farmasi. Surat ijin tersebut kemudian di sampaikan

kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kepala Dinas Kesehatan Kota

Bandung kemudian kepada Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung.


3. Tahap ketiga setelah mendapat ijin penelitian, selanjutnya dilakukan tahap

pelaksanaan penelitian yaitu penelusuran data dibagian Instalasi Farmasi UPT

Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung dengan teknik pengolahan data sebagai berikut :

Bagan 3.1. Teknik Pengolahan Data

Mengumpulkan Data

Menyesuaikan peresepan obat terhadap


formularium puskesmas tahun 2019

Sesuai dengan formularium puskesmas Tidak sesuai dengan formularium


puskesmas

Mengevaluasi Resep

Mengolah Data

1) Mengumpulkan data pengambilan resep dengan teknik simple random sampling

dimana peneliti mengambil sampel 2562 resep secara acak dari populasi 3446

lembar resep pada bulan maret. Kemudian dilakukan skrining untuk melihat resep

yang terpilih memenuhi kriteria inklusi.

2) Menyesuaikan peresepan obat dengan mencocokkan kesesuaian dan ketidaksesuaian

obat pada resep dengan obat yang terdapat dalam formularium puskesmas tahun

2019 pada lembar pengumpul data (LPD ) meliputi: nomor, nama, umur, jenis
kelamin, resep, obat yang digunakan (nama obat, formularium, non formularium,

generik), poli, kelas terapi, serta nama dokter. (Lampiran 1).

3) Mengevaluasi resep antara banyaknya obat yang terdapat dalam formularium dan

obat yang diresepkan tidak terdaftar dalam formularium puskesmas, kemudian

menghitung persentase kesesuaian dan ketidakseseuaian.

4) Pengolahan data

a. Input data

Data resep terpilih dimasukkan ke dalam program Microsoft excel. Format tabel

memuat nomor, data obat yang digunakan (sesuai formularium berdasarkan item

obat dan lembar resep, tidak sesuai / non formularium berdasarkan item obat dan

lembar resep), poli dan kelas terapi berdasarkan lembar resep , Hasil dari total

jumlah oba dan total resep. (Lampiran 2)

b. Cleaning data

Setelah data diinput kemudian diperiksa kembali untuk memastikan apakah data

bersih dari kesalahan dan siap untuk dihitung persentase kesesuaian.

c. Perhitungan sampel

Kesesuaian terhadap formularium diukur dengan menghitung persentase obat

pada resep. Skala pengukuran kesesuaian peresepan item obat terhadap formularium :

 Berdasarkan item obat

jumlah item obat yang diresepkan berdasarkan formularium


= x 100 %
jumlah total item obat yang diresepkan

Hasil Persentase Keseuaian :

Sesuai : 100 % Sesuai Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

Tidak sesuai : < 100 % Sesuai Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. (Kemenkes

RI, 2019). Begitu pula menurut WHO 1993.


 Berdasarkan perlembar resep

jumlah total lembar resep obat yang sesuai


= x 100 %
jumlah total lembar resep yang diteliti

 Berdasarkan poli

jumlah lembar resep sesuai formularium dari poli


= x 100 %
jumlah total lembar resep sesuai formularium dari semua poli

 Berdasarkan kelas terapi

jumlah lembar resep sesuai formularium dari kelasterapi


= x 100 %
jumlah total lembar resep sesuai formularium dari semua kelas terapi

d. Pembahasan dan kesimpulan

Penyajian hasil penelitian berupa persentase dalam bentuk tabel (Lampiran 3) dan

grafik berdasarkan lembar resep, item obat, poli, dan kelas terapi . kemudian hasil di

bahas dalam pembahasan dan kesimpulan.

3.5 Instrumen Penelitian

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah buku formularium

puskesmas tahun 2019 di puskesmas ibrahim adjie bandung. Bahan yang akan

digunakan adalah sampel lembar resep pada bulan Maret 2020 sebanyak 2562.
DAFTAR PUSTAKA

Menkes RI, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang pusat
kesehatan masyarakat, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes RI, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01.07/MENKES/813/2019 Formularium Nasional. Jakarta, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI, 2019. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2019. Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusksemas, - Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.

Menkes RI, 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2018,
Penyusunan dan penerapan formularium nasional dalam program jaminan kesehatan..
Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dessy Kartika Sari, 2017. Evaluasi kesesuaian peresepan obat terhadap formularium rumah
sakit pada pasien umum rawat jalan di rumah sakit islam unisma. Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang.

Menkes RI, 2008, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No


129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, pp. 153–
164, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sugiyono, 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:alfabeta

Dr.widodo, 2017. Metodologi penelitian popular dan praktis. Depok : Rajagrafindo persada.

WHO, 1993, How to investigase drug use in health facilities (selected drug use indicators, 3-
86, WHO Geneva)

Kartika citra, 2011. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat ditinjau dari indikator peresepan
menurut world health organization (WHO) di seluruh puskesmas kecamatan kota
depok. Universitas Indonesia.
Lampiran 1

Lembar Pengumpulan Data

Obat yang akan digunakan

No Nama Umur Jenis R Poli Kelas Nama


kelamin
/ terapi Dokter
Nama formulari Non Generik
formularium
obat um
Lampiran 2

Input Data

Hasil o Obat yang digunakan Poli Kelas


formularium Non formularium
Item Lembar Item obat Lembar Terapi

obat resep resep

Sesuai Tidak sesuai

Total jumlah

obat

Total R/

Lampiran 3
Persentase Tabel

 Berdasarkan Lembar Resep

Keterangan Resep formularium Resep non formularium


Jumlah resep
(Total = 2562)
Persentase (%) 100%

 Berdasarkan Item obat pada Resep

Keterangan Item obat pada resep Item obat pada resep


formularium non formularium
Jumlah item obat pada
resep
(Total = )
Persentase (%) 100%

 Berdasarkan Poli

Poli Jumlah lembar Persentase Jumlah lembar Persentase Jumlah


resep sesuai (%) sesuai resep tidak sesuai (%) tidak sampel
formularium formularium sesuai
Poli Umum
- Anak
- Dewasa
- Lansia
Gigi dan Mulut
Kandungan
KIA/Imunisasi

Jumlah 100 % 100 % 2562

 Berdasarkan Kelas Terapi

Kelas Terapi Jumlah lembar Persentase Jumlah lembar Persentase Jumlah


resep sesuai (%) sesuai resep tidak (%) tidak sampel
formularium sesuai sesuai
formularium
Analgesik

Jumlah 100 % 100 % 2562

Anda mungkin juga menyukai