Oleh:
Leni Marlina
D1A181537
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Banyaknya macam dan jenis obat akan menyulitkan pemilihan obat yang tepat bagi
dengan sikap bebas dalam memilih obat menimbulkan selera yang berbeda. Selain itu
dengan banyaknya item obat tersebut mengakibatkan persaingan perusahaan obat, adanya
promosi obat yang terdorong target penjualan tertentu dapat mempengaruhi dokter dalam
penulisan resep, hal ini dapat menyebabkan penulisan resep semakin tidak rasional dan
harga resep pun menjadi tinggi. Keadaan tersebut memperparah daya beli masyarakat
terhadap pembelian obat yang tentunya akan menghambat proses penyembuhan. Mengatasi
dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Fornas bertujuan untuk
menyediakan acuan nasional bagi puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
menyediakan acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat,
berkhasiat, aman, dengan harga yang terjangkau, sehingga pelayanan kesehatan lebih
bermutu dengan belanja obat yang terkendali (cost effective).Untuk menjaga ketersediaan
obat, apoteker atau penanggung jawab ruang farmasi bersama tim tenaga kesehatan di
dokter, apoteker dan tenaga kesehatan lain mengenai obat yang digunakan di puskesmas.
Namun, ternyata masih ada peresepan yang belum sesuai dengan formularium seperti
pada penelitan Dessy Kartika Sari (2017) yang telah dilakukan di Rumah Sakit Islam
Unisma, kesesuaian dokter dalam meresepkan obat berdasarkan formularium rumah sakit
sakit harus 100%. Alasan dokter tidak menulis resep sesuai formularium Rumah Sakit
Islam Unisma sebagai berikut : obat yang diresepkan kosong distributor, dokter tidak
mengetahui isi formularium rumah sakit, resep yang ditulis dokter tidak ada gantinya di
dokter menulis tidak sesuai formularium rumah sakit karena dokter kurang mendapat
puskesmas Ibrahim adjie bandung dengan harapan dapat meminimalisir dampak dari
2. Apa saja obat yang ditulis oleh dokter di resep dan tidak tercantum dalam
formularium puskesmas tahun 2019 yang akan menjadi dampak terhadap pelayanan
kesehatan ?
tahun 2019 di Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung pada bulan Maret 2020.
2. Mengetahui obat apa saja yang ditulis oleh dokter di resep dan tidak tercantum dalam
pelayanan kesehatan.
1. Peneliti
2. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pustaka bagi para pembaca
tentang sejauh mana puskesmas telah menerapkan peresepan yang sesuai dengan
formularium puskesmas sehingga dapat diterapkan sebagai bahan pembelajaran
selanjutnya.
3. Bagi puskesmas
puskesmas dengan harapan dapat digunakan sebagai data untuk revisi formularium
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2020 dengan mengambil data bulan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
kualitatif yang akan dijelaskan dalam bentuk uraian. Penelitian dengan pengambilan
b. Sumber data : data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data penelitian yang diperoleh dari studi pustaka seperti : jurnal, buku, dan referensi
lain. Dan data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti. Peneliti
mengamati dan mengevaluasi langsung lembar resep yang digunakan dalam data
penelitian dan dokumentasi berupa lembar resep dan formularium puskesmas yang
dengan tenaga teknis kefarmasian terkait dengan masalah yang akan diteliti.
terstruktur.
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lembar resep yang masuk ke
b. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh populasi pada bulan maret
N
dengan perhitungan menggunakan Rumus slovin n = (Sugiyono, 2017).
1+ N (e)²
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Toleransi Error 1%
N
Maka : n =
1+ N (e)²
3446
n=
1+ 3446 x (0,01) ²
3446
n=
1+ 3446 x 0,0001
3446
n=
1,3446
a. Kriteria Inklusi pada penelitian ini yaitu semua resep pasien yang ditulis oleh dokter,
resep pasien dari semua poli yang ada di puskesmas Ibrahim adjie, dan resep dengan
b. Kriteria Ekslusi pada penelitian ini yaitu resep yang tidak jelas atau tidak bisa dibaca,
1. Tahap pertama penelitian ini yaitu mengajukan proposal kepada dosen pembimbing
2. Tahap kedua mengurus surat ijin penelitian yang diajukan pada fakultas dan ditanda
tangani oleh Dekan Fakultas Farmasi. Surat ijin tersebut kemudian di sampaikan
kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung dengan teknik pengolahan data sebagai berikut :
Mengumpulkan Data
Mengevaluasi Resep
Mengolah Data
dimana peneliti mengambil sampel 2562 resep secara acak dari populasi 3446
lembar resep pada bulan maret. Kemudian dilakukan skrining untuk melihat resep
obat pada resep dengan obat yang terdapat dalam formularium puskesmas tahun
2019 pada lembar pengumpul data (LPD ) meliputi: nomor, nama, umur, jenis
kelamin, resep, obat yang digunakan (nama obat, formularium, non formularium,
3) Mengevaluasi resep antara banyaknya obat yang terdapat dalam formularium dan
4) Pengolahan data
a. Input data
Data resep terpilih dimasukkan ke dalam program Microsoft excel. Format tabel
memuat nomor, data obat yang digunakan (sesuai formularium berdasarkan item
obat dan lembar resep, tidak sesuai / non formularium berdasarkan item obat dan
lembar resep), poli dan kelas terapi berdasarkan lembar resep , Hasil dari total
b. Cleaning data
Setelah data diinput kemudian diperiksa kembali untuk memastikan apakah data
c. Perhitungan sampel
pada resep. Skala pengukuran kesesuaian peresepan item obat terhadap formularium :
Tidak sesuai : < 100 % Sesuai Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. (Kemenkes
Berdasarkan poli
Penyajian hasil penelitian berupa persentase dalam bentuk tabel (Lampiran 3) dan
grafik berdasarkan lembar resep, item obat, poli, dan kelas terapi . kemudian hasil di
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah buku formularium
puskesmas tahun 2019 di puskesmas ibrahim adjie bandung. Bahan yang akan
digunakan adalah sampel lembar resep pada bulan Maret 2020 sebanyak 2562.
DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang pusat
kesehatan masyarakat, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI, 2019. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2019. Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusksemas, - Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Menkes RI, 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2018,
Penyusunan dan penerapan formularium nasional dalam program jaminan kesehatan..
Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dessy Kartika Sari, 2017. Evaluasi kesesuaian peresepan obat terhadap formularium rumah
sakit pada pasien umum rawat jalan di rumah sakit islam unisma. Akademi Farmasi
Putra Indonesia Malang.
Dr.widodo, 2017. Metodologi penelitian popular dan praktis. Depok : Rajagrafindo persada.
WHO, 1993, How to investigase drug use in health facilities (selected drug use indicators, 3-
86, WHO Geneva)
Kartika citra, 2011. Evaluasi rasionalitas penggunaan obat ditinjau dari indikator peresepan
menurut world health organization (WHO) di seluruh puskesmas kecamatan kota
depok. Universitas Indonesia.
Lampiran 1
Input Data
Total jumlah
obat
Total R/
Lampiran 3
Persentase Tabel
Berdasarkan Poli