Anda di halaman 1dari 9

OBSERVASI PENGKAJIAN KELENGKAPAN RESEP OBAT BATUK SECARA

ADMINISTRATIF DAN FARMASETIK PADA PUSKESMAS CILAMAYA DI


KABUPATEN KARAWANG
Caroline Noer Asy’ary
Universitas Singaperbangsa Karawang
Email : caroline.asyary18074@student.unsika.ac.id

ABSTRAK
Dalam sebuah resep yang tidak lengkap terdapat potensi untuk menjadi salah satu
penyebab terjadinya medication error. Kejadian ini dapat dihindari dengan melakukan
skrining resep oleh Apoteker yang meliputi kajian aspek administratif dan farmasetik. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kelengkapan administratif dan farmasetik resep
periode Januari – Mei 2021 pada Puskesmas Cilamaya di Kabupaten Karawang. Metode
penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Teknik
pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling), dan diperoleh
sebanyak 428 lembar resep yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan
bahwa kelengkapan resep secara administratif yang terdiri atas: nama pasien 100%, umur
pasien 96%, jenis kelamin 0%, berat badan 96%, nama dokter 8%, paraf dokter 43%, tanggal
resep 99%, dan ruangan asal resep 76%. Sedangkan secara farmasetik terdiri atas: bentuk dan
kekuatan sediaan 100%, dosis obat 96%, jumlah obat 99%, stabilitas dan ketersediaan 100%,
aturan penggunaan 96% dan komptabilitas 100%. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
Permenkes No. 74 Tahun 2016, resep yang ada di Puskesmas Cilamaya periode Januari – Mei
2021 belum lengkap secara administratif dan farmasetik.
Kata Kunci : Pengkajian Resep, Kelengkapan Administratif dan Farmasetik.

ABSTRACT
An incomplete prescription has the potential to be one of the causes of medication
errors. This incident can be avoided by conducting prescription screening by pharmacists
which includes a review of administrative and pharmaceutical aspects. The purpose of this
study was to determine the administrative and pharmaceutical completeness of prescriptions
for the period January – May 2021 at the Cilamaya Health Center in Karawang Regency.
The research method is descriptive quantitative with retrospective data collection. The
sampling technique was simple random sampling, and 428 prescription sheets were obtained
that met the inclusion criteria. The results showed that the administrative completeness of the
prescription consisted of: patient's name 100%, patient age 96%, gender 0%, weight 96%,
doctor's name 8%, doctor's initials 43%, prescription date 99%, and room of origin.
prescription 76%. Meanwhile, pharmaceutically it consists of: 100% dosage form and
strength, 96% drug dosage, 99% drug amount, 100% stability and availability, 96% usage
rules and 100% compatibility. It can be concluded that based on Permenkes No. 74 of 2016,
prescriptions at the Cilamaya Health Center for the period January – May 2021 are not
administratively and pharmaceutically complete.
Keyword : Screening recipies, Administrativeand Pharmaceutict Completenes.
PENDAHULUAN satu faktor kesalahan medikasi (medication
Dalam pelayanan kesehatan obat error) yang berakibat fatal bagi pasien.1
merupakan komponen yang penting karena Namun dalam beberapa kasus,
diperlukan dalam sebagian besar upaya masih banyak permasalahan yang ditemui
kesehatan baik upaya preventif, promotif, dalam peresepan. Aspek admnistratif dan
kuratif dan rehabilitatif.1 Pasien yang farmasetik resep dipilih karena merupakan
memiliki masalah kesehatan atau suatu skrining awal pada saat resep dilayani di
penyakit tentunya akan melakukan puskesmas, skrining admnistratif dan
pemeriksaan ke fasilitas kesehatan farmasetik perlu dilakukan karena
terutama fasilititas kesehatan primer mencakup seluruh informasi di dalam
seperti Puskesmas sebagai lini pertama. resep yang berkaitan dengan kejelasaan
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan tulisan obat, keabsahan resep, dan
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 kejelasan informasi di dalam resep. Dalam
yang dimaksud dengan Pusat Kesehatan penulisan resep kelengkapan administratif
Masyarakat yang selanjutnya disebut dan farmasetik sudah diatur dalam
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dinas kesehatan kabupaten/kota yang Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang
bertanggung jawab menyelenggarakan Standar Pelayanan Kefarmasian Di
pembangunan kesehatan di suatu wilayah Puskesmas.2 Persyaratan administrasi
kerja.2 meliputi:
Pada banyak kasus, terapi obat 1. Nama, umur, jenis kelamin dan
sering melibatkan penulisan resep. Resep berat badan pasien.
merupakan hal terpenting sebelum pasien 2. Nama, dan paraf dokter.
menerima obat. Dalam alur pelayanan 3. Tanggal resep.
resep, apoteker wajib melakukan skrining 4. Ruangan/unit asal resep.
resep yang meliputi skrining admninstratif, Persyaratan farmasetik meliputi:
kesesuaian farmasetik, dan kesesuian 1. Bentuk dan kekuatan sediaan.
klinis untuk menjamin legalitas suatu resep 2. Dosis dan jumlah Obat.
dan meminimalkan kesalahan pengobatan.3 3. Stabilitas dan ketersediaan.
Resep harus ditulis dengan jelas 4. Aturan dan cara penggunaan.
untuk menghindari salah persepsi antara 5. Kompatibilitas (ketidakcampuran
penulis dengan pembaca resep, kegagalan Obat).
komunikasi dan salah interpretasi antara Akibat ketidaklengkapan
dokter dengan apoteker merupakan salah administratif dan farmasetik resep bisa
berdampak buruk bagi pasien, yang resep menurut Peraturan Menteri
merupakan tahap skrining awal guna Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
mencegah adanya medication error. Tahun 2016.
Bentuk medication error yang terjadi
adalah pada fase prescribing (error terjadi METODE PENELITIAN
pada penulisan resep) yaitu kesalahan yang Desain penelitian yang digunakan
terjadi selama proses peresepan obat atau dalam penelitian ini adalah deskriptif
penulisan resep. Dampak dari kesalahan kuantitatif dengan mengambil data primer
tersebut sangat beragam, mulai yang tidak berupa resep obat batuk selama 6 bulan
memberi resiko sama sekali hingga terakhir sejak Januari 2021 – Juni 2021
terjadinya kecacatan bahkan kematian.4 menggunakan metode retrospektif
Pada penelitian mengenai evaluasi observasional.
penggunaan obat dengan indikator Populasi dalam penelitian ini
prescribing pada puskesmas wilayah kota adalah semua resep obat yang ada pada
administrasi Jakarta Barat periode tahun Puskesmas Cilamaya selama 5 bulan
2016 yang dilakukan oleh Munarsih, dkk terakhir (Januari 2021 – Mei 2021).
pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa Sampel yang akan digunakan adalah resep
peresepan obat di puskesmas wilayah kota yang mengandung obat batuk yang terbaca
administrasi Jakarta Barat belum rasional pada Puskesmas Cilamaya selama 5 bulan
kecuali untuk peresepan antibiotik dan terakhir (Januari 2021 – Mei 2021).
injeksi, namun untuk indikator yang Pengambilan data dilakukan
lainnya hampir mendekati rasional. Pada dengan cara mendatangi Puskesmas
tahun 2018 telah dilakukan penelitian oleh Cilamaya di Kabupaten Karawang,
Dewi, et al. dengan judul Evaluation of kemudian peneliti mulai mengamati
Drugs Use with WHO Prescribing seluruh resep yang masuk selama periode
Indicator in Kuta Primary Healthdengan Januari - Mei 2021 yang ditulis oleh
hasil diperoleh tidak ada kriteria POR dari dokter. Selanjutnya dilakukan pengolahan
target Dirjen Binfar yang memenuhi data dengan rumus sebagai berikut :
(Dewi, et al., 2018)
Berdasarkan masalah tersebut, Jumlah resep yang lengkap
%=
Jumlah total resep
dilakukan pengkajian terhadap
kelengkapan administratif dan farmasetik
pada resep apakah memenuhi ketentuan
kelengkapan administratif dan farmasetik
HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining resep merupakan suatu
Dari hasil penelitian yang pemeriksaan resep yang pertama kali
dilakukan diketahui bahwa total resep dilakukan petugas apotek setelah resep
keseluruhan yang diperoleh selama periode diterima. Ada tiga aspek yang perlu
Januari - Mei 2021 berjumlah 2.802 diperhatikan dalam skrining resep yakni
lembar dengan jumlah sampel resep yaitu kelengkapan administratif, kesesuaian
428 resep obat batuk. Dari data populasi farmasetik dan pertimbangan klinis. Pada
dan sampel dapat dilihat rekapitulasi resep penelitian ini skrining resep yang
dengan menghitung persentase sebagai dilakukan berupa skrining kelengkapan
berikut: administratif dan farmasetik resep. Aspek
Tabel 1. Rekapitulasi Resep periode Januari – admnistratif dan farmasetik resep dipilih
Mei 2021
karena merupakan skrining awal pada saat
Jenis Persentase
No. Frekuensi resep dilayani di apotek, skrining
Resep %
admnistratif perlu dilakukan karena
Resep obat mencakup seluruh informasi di dalam
1. 2.374 85%
lain resep yang berkaitan dengan kejelasaan
Resep obat tulisan obat, keabsahan resep, dan
2. 428 15%
batuk kejelasan informasi di dalam resep.
Jumlah 2.802 100% Kajian resep secara administratif
dan farmasetik merupakan aspek yang
Obat batuk golongan mukolitik sangat penting dalam peresepan karena
yang sering digunakan adalah ambroxol dapat membantu mengurangi terjadinya
dan asetil sistein. Pada bulan Januari – Mei medication error. Bentuk medication error
2021 terjadi pergantian musim dari musim yang terjadi adalah pada fase prescribing
penghujan ke musim kemarau, tidak (error terjadi pada penulisan resep) yaitu
banyak debu tetapi suhu udara tidak stabil kesalahan yang terjadi selama proses
sehingga banyak orang menderita penyakit peresepan obat atau penulisan resep.
influenza yang disertai dengan gejala Melalui hasil pengamatan dari 428 lembar
batuk berdahak. Selain itu, beberapa resep diketahui masih banyak terdapat
penyakit lain dengan gejala batuk seperti ketidaklengkapan penulisan resep setiap
tuberkulosis, pneumonia, difteri, serta harinya.
Covid-19 juga mempengaruhi banyaknya
penggunaan obat batuk golongan
mukolitik.
Tabel 2. Pengkajian Kelengkapan Administratif Penulisan nama dokter merupakan
Resep Periode Januari – Mei 2021
unsur yang paling tidak sesuai, dalam
Jumlah Resep Persentase %
Aspek resep wajib dicantumkan nama dokter
Tidak Tidak
Administratif Ada Ada untuk menjamin keamanan pasien, bahwa
Ada Ada
Nama pasien 428 0 100% 0% dokter yang bersangkutan mempunyai hak
Umur pasien 413 15 96% 4% dan dilindungi undang-undang dalam
Jenis kelamin 0 428 0% 100% memberikan pengobatan bagi pasiennya
Berat badan 413 15 96% 4%
dan telah memenuhi syarat untuk
Nama dokter 99 329 8% 92%
menjalankan praktek seperti yang telah
Paraf dokter 186 242 43% 57%
Tanggal resep 422 6 99% 1%
ditetapkan oleh Undang-Undang serta
Ruangan asal 325 103 76% 24% untuk menjamin bahwa dokter tersebut
Rata-rata 286 142 67% 33% secara sah diakui dalam praktek
keprofesian dokter. Namun pada
Hasil penelitian menunjukan kenyataannya masih banyak dokter yang
berdasarkan tabel 2 persentase tidak mencantumkan namanya dapat
kelengkapan resep di apotek Puskesmas dilihat dari resep yang diterima dan
Cilamaya yaitu nama pasien 100%, umur dilayani oleh Puskesmas Cilamaya. Dari
pasien 96%, jenis kelamin pasien 0%, hasil penelitian di lapangan menujukan
berat badan pasien 96%, nama dokter 8%, bahwa total ketidaklengkapan nama dokter
paraf dokter 43%, tanggal peresepan 99%, ada 329 dari 428 resep atau sebesar 92%
dan ruangan asal resep 76% . Evaluasi tidak lengkap.
tentang kelengkapan administratif resep Pencantuman paraf dokter juga
nama pasien dan jenis kelamin pasien yang berperan penting dalam resep agar dapat
dituliskan oleh dokter telah mencapai menjamin keaslian resep, berfungsi
100%. Dalam hal ini dokter berperan baik sebagai legalitas dan keabsahan resep
dalam proses peresepan sehingga tidak tersebut serta dapat dipertanggung
berpotensi mengalami kesalahan dalam jawabkan agar tidak disalahgunakan di
pemberian obat kepada pasien. Sedangkan masyarakat umum. Tetapi di lapangan
untuk kelengkapan administrasi resep masih banyak kejadian dokter tidak
berupa umur pasien, berat badan pasien, mencantumkan paraf dalam penulisan
tanggal peresepan, dan ruangan asal resep resep. Terdapat ketidaklengkapan paraf
sudah hampir memenuhi standar dokter sebanyak 242 dari 428 resep atau
kelengkapan peresepan, sehingga sebesar 57% tidak lengkap.
mengurangi potensi prescribing error.
Tanggal penulisan resep sangat diperlukan karena untuk dapat
dicantumkan untuk keamanan pasien mengetahui dosis yang diberikan sudah
dalam hal penggambilan obat. Apoteker sesuai atau belum. Apoteker dan petugas
dapat menentukan apakah resep tersebut apotek mengambil peran dalam penulisan
masih bisa dilayani di apotek atau umur dalam selembar resep.
disarankan kembali ke dokter berkaitan Jenis kelamin merupakan salah satu
dengan kondisi pasien meskipun di aspek yang diperlukan dalam perencanaan
Indonesia belum ada ketentuan batas dosis karena dapat mempengaruhi faktor
maksimal resep dapat dilayani di apotek. dosis obat pada pasien. Namun dari hasil
Pencantuman tanggal penulisan resep yang penelitian tidak ditemukan satu resep yang
telah dilakukan oleh dokter hampir menuliskan jenis kelamin dari total 428
semuanya memenuhi karena masih ada resep atau sebesar 100% tidak
sekitar 6 resep dari 428 resep atau 1% dari mencantumkan jenis kelamin pasien.
resep yang masuk di Puskesmas tidak Dokter menuliskan berat badan
menuliskan tanggal peresepan. dalam peresepan pasien, berat badan juga
Jika ditinjau dari kesalahan merupakan salah satu aspek yang
identitas pasien, pencantuman nama pasien diperlukan dalam perhitungan dosis.
di dalam resep sangat berguna untuk Dalam penentuan dosis para ahli telah
menghindari tertukarnya obat dengan membuat rumus khusus berdasarkan berat
pasien lain pada waktu pelayanan di badan seseorang, untuk itu berat badan
Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan sangat perlu dicantumkan dalam penulisan
bahwa kelengkapan nama pasien yang resep. Dari total 428 resep ada 15 resep
dicantumkan sudah 100%. yang tidak mencantumkan berat badan
Selain nama pasien data pasien pasien padahal berat badan sangat penting
seperti umur pasien dalam penulisan resep dalam perhitungan dosis yang dilakukan
cukup penting yang berguna dalam hal apoteker pada saat menyediakan obat. Ada
perhitungan dosis karena banyak rumus baiknya jika farmasis yang bekerja di
yang digunakan untuk perhitungan dosis apotek untuk membantu melengkapi
dengan menggunakan umur pasien, umur penulisan berat badan pasien. Dalam
pasien juga berkaitan dengan kesesuaian penulisan berat badan pasien apoteker dan
bentuk sediaan. Terdapat 15 resep dari petugas apotek memberikan bagian lebih
total 428 sampel yang diambil atau 4% dalam melengkapi.
kejadian ketidaklengkapan pencantuman
umur pasien. Umur dalam penulisan resep
Tabel 3. Pengkajian Kelengkapan Farmasetik tertentu sesuai dengan kebutuhan,
Resep Periode Januari – Mei 2021
mengandung satu atau lebih zat aktif
Jumlah Resep Persentase %
Aspek seperti contohnya bentuk sediaan padat
Tidak Tidak
Farmasetik Ada Ada yaitu tablet. Kekuatan sediaan merupakan
Ada Ada
Bentuk dan kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat
kekuatan 428 0 100% 0% jadi seperti Paracteamol tablet 500 mg.
sediaan Kemudian jumlah obat merupakan jumlah
Dosis obat 409 19 96% 4%
total obat yang tercantum pada resep yang
Jumlah obat 422 6 99% 1%
akan diberikan kepada pasien.6
Stabilitas dan
428 0 100% 0%
ketersediaan Informasi mengenai aspek bentuk
Aturan sediaan, kekuatan sediaan dan jumlah obat
409 19 96% 4%
penggunaan sangat perlu dituliskan terutama untuk
Kompatibilitas 428 0 100% 0%
obat-obatan yang memiliki beragam
Rata-rata 421 7 98% 2%
bentuk sediaan dan dosis sehingga jika

Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil tidak dituliskan kedua poin tersebut dapat

kelengkapan resep kategori farmasetik. menyebabkan kesalahan di fase

Kelengkapan resep kategori farmasetik dispensing.7 Penulisan aspek bentuk dan

berupa aspek bentuk dan kekuatan sediaan kekuatan sediaan serta jumlah obat

sebesar 100%, dosis obat 96%, jumlah tersebut juga dapat mengurangi terjadinya

obat 99%, stabilitas dan ketersediaan kesalahan pemberian dosis obat akibat

100%, aturan penggunaan 96%, dan banyaknya obat dengan beragam bentuk

kompatibilitas 100%. Terdapat beberapa dan kekuatan sediaan.3 Dari hasil yang

aspek yang lengkap berupa bentuk sediaan diperoleh presentase kelengkapan

dan kekuatan sediaan, stabilitas dan farmasetik resep di Puskesmas Cilamaya

ketersediaan, dan komptabilitas. Tetapi ada dengan aspek bentuk dan kekuatan sediaan

beberapa aspek yang hampir lengkap yaitu serta jumlah obat yaitu 100%.

dosis obat, jumlah obat, dan aturan Aturan pakai atau signa adalah

penggunaan. petunjuk penggunaan obat bagi pasien

Tercantumnya kekuatan dan bentuk dimana aspek ini pada resep harus

sediaan dalam resep sangat penting karena dicantumkan dengan jelas karena sangat

satu jenis obat dapat tersedia dalam penting dalam proses pelayanan agar tidak

berbagai kekuatan dan bentuk sediaan.5 terjadinya kesalahan ataupun kekeliruan

Bentuk sediaan yang merupakan bentuk dalam pembacaan oleh Apoteker yang
nantinya akan dijelaskan kepada pasien
penerima obat, sehingga pasien dapat mengakibatkan terhambatnya pelayanan
meminum obat sesuai dengan cara dan resep oleh apoteker kepada pasien.10
aturan pemakaian untuk keamanan
penggunaan obat dan keberhasilan terapi KESIMPULAN
pada pasien.8 Dari hasil yang diperoleh Hasil penelitian yang telah
presentase kelengkapan farmasetik resep di dilakukan di Puskesmas Cilamaya
Puskesmas Cilamaya dengan aspek bentuk menunjukkan bahwa resep yang terdapat
dan kekuatan sediaan serta jumlah obat di Puskesmas Cilamaya belum lengkap
yaitu 96%. secara administratif (67%) dan farmasetik
Tepat dosis adalah ketepatan (98%) menurut Peraturan Menteri
jumlah obat yang diberikan kepada pasien Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
dimana dosis berada dalam range dosis, Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
lama dan cara pemberian terapi yang Kefarmasian di Puskesmas.
direkomendasikan dengan usia dan kondisi
pasien.9 Masih terdapat beberapa resep UCAPAN TERIMAKASIH
yang belum tepat dosis walaupun dengan Peneliti ingin mengucapkan
persentase rendah yaitu 4% dikarenakan terimakasih kepada para Dosen
pada beberapa resep tidak mencantumkan Pembimbing dari Fakultas Ilmu Kesehatan
umur serta kekuatan sediaan begitu juga Universitas Singaperbangsa yang telah
dengan signa atau aturan pakai sehingga membantu dari berbagai aspek dalam
kesalahan ini dapat menyebabkan penelitian ini. Dan juga peneliti ucapkan
munculnya efek negatif serta tidak terimakasih kepada lembaga Fasilitas
tercapainya efek terapeutik dalam Kesehatan Puskesmas Cilamaya yang telah
pengobatan yang berakibat membahayakan memberikan izin untuk melakukan
keselamatan pasien. penelitian dan telah memberikan respon
Ketidaklengkapan resep dari aspek yang sangat baik.
administratif dan farmasetik dapat
merugikan pasien akibat kemungkinan DAFTAR PUSTAKA
kesalahan pengobatan (medication error). 1) Megawati F, Santoso P. Pengkajian
Meskipun frekuensi kejadian tidak banyak, resep secara administratif
namun dapat berakibat fatal bagi penderita. berdasarkan peraturan menteri
Beberapa resep tidak dapat dilayani karena kesehatan ri no 35 tahun 2014 pada
tulisan resep yang jelek dan tidak terbaca. resep dokter spesialis kandungan di
Kejadian ketidaklengkapan resep
apotek sthira dhipa. Jurnal Ilmiah 7) Ather A, Neelkantreddy P, Anand
Medicamento. 2017;3(1):12-16. G, Manjunath G, Vishwanath J,
2) Menteri Kesehatan Republik Riyaz M. A study on determination
Indonesia. Peraturan Menteri of prescription writing errors in out
Kesehatan Republik Indonesia patient department of medicine in a
Nomor 74 Tahun 2016 Tentang teaching hospital. Indian Journal of
Standar Pelayanan Kefarmasian Pharmacy Practice. 2013, 6(2): 21-
Di Puskesmas. 2016. 24.
3) Putri PRJ. Observasi pengkajian 8) Linnisa UH, Wati SE. Rasionalitas
resep secara administratif pada peresepan obat batuk ekspektoran
apotek x di kabupaten badung. dan antitusif di apotek jati medika
Indonesian Journal of Legal and periode oktober-desember 2012.
Forensic Sciences. 2020;10(1):38- Indonsian Journal on Medical
45. Science. 2014;1(1):30-39.
4) Siti. Kajian administratif, 9) Ismaya NA, Tho IL, Fathoni MI.
farmasetik dan klinis resep pasien Gambaran kelengkapan resep
rawat jalan di rumkital dr. secara administratif dan farmasetik
Mintohardjo pada bulan januari di apotek k24 pos pengumben. Edu
2015 [skripsi]. Jakarta: Universitas Masda Journal. 2019;2(3):148-157.
Islam Negeri Sayarif Hidayatullah 10) Sheikh D, Mateti UV, Kabekkodu
Jakarta; 2015. S, Sanal T. Assessment of
5) Rauf A, Hurria, Jannah AIM. medication errors and adherence to
Kajian skrining resep aspek WHO prescription writing
administratif dan farmasetik di guidelines in a tertiary care
apotek cs farma periode juni- hospital. Future Journal of
desember 2018. Ad-Dawaa’ Pharmaceutical Sciences.
Journal of Pharmaceutical 2017;3:60-64.
Sciences. 2020;3(1):33-39. Doi:
10.24252/djps.v3i1.14007.
6) Dewi R, Sutrisno D, Aristantia O.
Evaluasi kelengkapan administrasi,
farmasetik dan klinis resep di
puskesmas sarolangun tahun 2019.
Pharma Xplore. 2021;6(2):1-12.

Anda mungkin juga menyukai