Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No.

2 (Maret, 2021)

STUDI DESKRIPTIF SKRINING RESEP DI APOTEK X BANJARMASIN


TAHUN 2019
(Descriptive Study Of Recipe Screening In Apotek X Banjarmasin in 2019)
(Submited : 27 Januari 2021, Accepted : 30 Maret 2021)

Saftia Aryzki, Amaliyah Wahyuni, Noor Aisyah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin


Nomor ponsel : +6285251889960
Email: saftiaaryzki@stikes-isfi.ac.id

ABSTRAK

Resep merupakan bentuk permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada farmasis, baik dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan sampai dengan menyerahkan obat bagi pasien,
berdasarkan Permenkes RI Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
bahwa dalam pelayanan resep harus melakukan pelayanan administratif yang meliputi nama pasien, umur
pasien, jenis kelamin pasien, berat badan pasien, nama dokter, nomor SIP dokter, alamat dokter, nomor
telepon dokter, paraf dokter dan tanggal resep. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase
perparameter kelengkapan administratif resep di Apotek X Banjarmasin tahun 2019. Penelitian dilakukan di
Apotek X Banjarmasin dengan menggunakan metode rancangan penelitian non eksperimental yang
bersifat deskriptif analitik. Populasi pada penelitian ini sebanyak 13.947 lembar resep, dengan sampel
sebanyak 389 lembar resep obat di Apotek X Banjarmasin tahun 2019. Cara pengambilan sampel
menggunakan teknik acak yang proposional. Hasil penelitian menunjukkan dari sampel 389 lembar resep
0,26% yang memenuhi kelengkapan administratif resep dengan rincian ada nama pasien 100%, nama
dokter 95,10%, alamat dokter 94,60%, nomor telepon dokter 93,30%, tanggal resep 77,40%, nomor SIP
dokter 66,80%, umur pasien 50,90%, paraf dokter 31,40%, jenis kelamin pasien 7,50% dan berat badan
pasien 2,80%..

Kata kunci : Resep, skrining resep, kelengkapan administratif

ABSTRACT

A prescription is a written request from a physician or dentist, to a pharmacist, both in paper and electronic
form to provide and deliver medicine for patients, based on the regulation of the Minister of Health RI
number 73 of 2016 concerning the standards of pharmacy services in pharmacies that in the service of
prescriptions must perform administrative services that include the patient's name, age of the patient,
patient's gender, weight of the patient, doctor's name, doctor's SIP number, doctor's addres, doctor’s phone
number, doctor’s signature and recipe date. The purpose of this research is to know the percentage of the
prescribed parameters of the administrative completeness in Banjarmasin X Pharmacy in 2019. Research
conducted in Banjarmasin X pharmacy using non experimental design methods that are descriptive
analytical. The population used in this study was 13,947 recipe sheets, with a sample of 389 prescription
drugs at the Banjarmasin X Pharmacy in 2019. Sampling uses a randomized and propotional technique.The
results showed from samples of 389 prescription sheets 0.26% that meet the administrative completeness
of the recipe with the details of existing patient names 100%, doctor name 95.10%, doctor's address is
94.60%, doctor phone number 93.30%, recipe date 77.40%, doctor’s license number 66.80%, age patients
50.90%, doctor signature 31.40%, patient gender 7.50% and patient weight 2.80%.

Keywords : Prescription, screeneng recipes, administrative completeness

347
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

Kesalahan dalam proses administratif


PENDAHULUAN berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
administrasi pada saat obat diberikan atau
Komponen terpenting dalam pelayanan. diserahkan kepada pasien. Misalnya karena keliru
Pengaruh pesatnya perkembangan Ilmu membaca nama pasien atau tidak teliti dalam
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terhadap memeriksa identitas pasien maka obat yang
peningkatan penelitian di bidang farmasi. Pasien diberikan atau diserahkan juga menjadi salah.
dengan masalah kesehatan tertentu melakukan Bisa juga karena salah dalam menuliskan
pemeriksaan ke dokter, biasanya diberi pilihan instruksi pemakaian obat kepada pasien atau
terapi yang akan dijalankan. Pada banyak kasus, salah memberi penjelasan secara lisan kepada
terapi obat sering melibatkan penulisan resep. pasien sehingga pasien pun akhirnya salah dalam
Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menggunakan obat tersebut (Wibisana, 2014).
menerima obat (Megawati dkk., 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Ali Akbar
Salah satu pelayanan kefarmasian yang (2017) dengan judul Gambaran Kelengkapan
dilakukan di apotek adalah pengkajian resep Administrasi Resep JKN di Puskesmas
(Kemenkes RI, 2014; Aryzki, 2020). Pengkajian Pekauman Banjarmasin Tahun 2016 menunjukan
resep merupakan salah satu pelayanan bahwa dari 388 resep seluruhnya tidak
kefarmasian yang bertanggung jawab langsung mencantumkan jenis kelamin pasien (100%).
kepada pasien dengan maksud untuk Sementara penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan kualitas hidup pasien (Kemenkes Muhammad Zain Muttaqin (2018) dengan judul
RI, 2016). Dalam alur pelayanan resep, tenaga Gambaran Kelengkapan Administrasi Resep Di
kefarmasian wajib melakukan skrining resep yang Apotek Kimia Farma 433 Banjarmasin Tahun
meliputi skrining admnistratif, kesesuaian 2017 yang menunjukan bahwa hasil penelitian ini
farmasetis, dan kesesuian klinis untuk menjamin mendapatkan persentase 3,4% yang memenuhi
legalitas suatu resep dan meminimalkan persyaratan kelengkapan administrasi resep.
kesalahan pengobatan. Resep yang baik harus Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memuat cukup informasi yang memungkinkan mengetahui gambaran kelengkapan adminstratif
tenaga kefarmasian yang bersangkutan mengerti resep di Apotek X Banjarmasin Tahun 2019 dan
obat apa yang akan diberikan kepada pasien untuk mengetahui persentase resep
(Megawati dkk., 2017). perparameter yang memenuhi kelengkapan
Proses administratif merupakan skrining awal administratif berdasarkan Peraturan Menteri
pada saat resep dilayani di apotek, skrining Kesehatan standar pelayanan kefarmasian di
admnistratif perlu dilakukan karena mencakup Apotek nomor 73 Tahun 2016.
seluruh informasi didalam resep yang berkaitan
dengan kejelasaan tulisan obat, keabsahan resep
METODE PENELITIAN
dan kejelasan informasi didalam resep (Bilqis,
2015). Tindakan nyata yang dapat dilakukan oleh Penelitian ini merupakan rancangan penelitian
tenaga kefarmasian dalam mencegah terjadinya non eksperimental yang bersifat deskriptif analitik
medication error diantaranya adalah melakukan yaitu percobaan yang tidak mengintervensi yang
skrining resep yang meliputi skrining administratif, menggambarkan bagaimana kelengkapan
farmasetis dan klinis. Kajian administratif resep administratif resep di Apotek X Banjarmasin.
meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin dan Pengumpulan data secara retrospektif
berat badan, nama dokter, nomor surat izin berdasarkan resep pasien pada periode Januari -
praktik (No.SIP), alamat, nomor telepon, paraf Desember tahun 2019.
dokter, dan tanggal penulisan resep. Kajian Populasi penelitian ini adalah semua resep
farmasetis resep meliputi bentuk sediaan, pada tahun 2019 di Apotek X Banjarmasin.
kekuatan sediaan, stabilitas dan kompatibilitas Sampel yang diambil yaitu resep pada tahun
dan kajian klinis resep meliputi ketepatan indikasi, 2019 di Apotek X Banjarmasin yang memenuhi
ketepatan dosis obat, aturan penggunaan obat, kriteria inklusi dan eksklusi. Cara pengambilan
cara penggunaan obat, lama penggunaan obat, sampel menggunakan teknik Proportional
duplikasi / polifarmasi, reaksi obat yang tidak Random Sampling atau teknik acak yang
diinginkan, kontraindikasi dan interaksi obat proposional. Besar sampel minimal dihitung
(Kemenkes RI, 2016). berdasarkan Rumus Slovin sebanyak minimal
389 sampel, dengan tingkat kesalahan 5%.

348
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada melihat kesesuaian resep lengkap dan tidak
penelitian ini adalah: lengkapnya resep. Kajian administratif yang diteliti
a. Kriteria Inklusi yaitu seluruh resep dokter yang meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, berat
masuk di Apotek Taya Mukarrramah pada badan, nama dokter, nomor Surat Izin Praktik
tahun 2019. (SIP), alamat, nomor telepon, paraf dokter dan
b. Kriteria Eksklusi yaitu resep dokter yang tidak tanggal penulisan resep. Data yang dicatat pada
dapat terbaca, resep dokter yang rusak. Dan lembar observarsi yaitu nomor, jenis kelengkapan
salinan resep administratif resep, keterangan lengkap dan tidak
Terdapat tiga tahap prosedur penelitian yaitu: lengkap.
1. Tahap Perencanaan
Dimulai dengan penentuan masalah dan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis situasi. Sedangkan yang termasuk di
dalam situasi adalah perizinan dan diskusi Penelitian ini dilakukan di Apotek X
dengan pihak Instansi yaitu Pimpinan Apotek Banjarmasin dengan populasi yaitu resep obat
X Banjarmasin. selama satu tahun dimulai dari bulan Januari –
2. Tahap Pengambilan Data Desember tahun 2019. Jumlah total resep
Setelah berdiskusi dengan pihak Instansi dan sebanyak 13.947 lembar sebagai populasi.
mendapat izin penelitian, maka dilakukan Sampel diambil menggunakan teknik acak yang
pengambilan data secara retrospektif dengan proposional yaitu sampel diambil acak seimbang
melihat resep bulan Januari – Desember dengan jumlah yang berbeda setiap bulannya dan
tahun 2019 yang dilakukan adalah mengamati diperoleh sebesar 389 sampel dari bulan Januari
dan mencatat semua kelengkapan resep – Desember tahun 2019 dengan menggunakan
secara administratif dengan lembar observarsi rumus Slovin. Kemudian sampel resep diamati
yang telah dibuat. kelengkapan administratifnya dan dibuat dalam
3. Tahap Pengolahan Data persentasi.
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, Menurut standar pelayanan kefarmasian di
maka dilakukan pengolahan data. Proses Apotek nomor 73 tahun 2016 tentang standar
pengolahan data dilakukan dengan tahapan: pelayanan kefarmasian di apotek resep adalah
a) Analisis kelengkapan resep permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi
Setelah dilakukan sampling, selanjutnya kepada apoteker, baik dalam bentuk paper
resep tersebut dilakukan pengamatan satu maupun electronic untuk menyediakan dan
persatu dengan cara mencatat semua menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
bentuk-bentuk kelengkapan resep secara yang berlaku. Skrining resep merupakan suatu
administratif yang meliputi: pemeriksaan resep yang pertama kali dilakukan
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat petugas apotek setelah resep diterima. Ada tiga
badan pasien. aspek yang perlu diperhatikan dalam skrining
2. Nama, No SIP, alamat, telepon dan resep yakni kelengkapan administratif,
paraf dokter. kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.
3. Tanggal penulisan Resep. Pada penelitian ini skrining resep yang dilakukan
b) Data yang telah diperoleh kemudian oleh peneliti hanya berupa skrining kelengkapan
dimasukkan ke dalam Microsoft Office administratif resep. Aspek administratif resep
Excel 2013 untuk menghitung presentase dipilih karena merupakan skrining awal pada saat
resep perparameter lengkap dan tidak resep dilayani di apotek, skrining admnistratif
lengkapnya kelengkapan resep secara perlu dilakukan karena mencakup seluruh
administratif yang sudah diamati. informasi di dalam resep yang berkaitan dengan
c) Tahap akhir dilakukan penyusunan laporan kejelasaan tulisan obat, keabsahan resep, dan
hasil akhir. kejelasan informasi di dalam resep. Kajian resep
secara administratif merupakan aspek yang
Instrumen Penelitian sangat penting dalam peresepan karena dapat
Instumen penelitian yang digunakan dalam membantu mengurangi terjadinya medication
penelitian ini adalah lembar observarsi yang error. Bentuk medication error yang terjadi adalah
mengacu pada Permenkes No. 73 Tahun 2016 pada fase prescribing error (terjadi pada
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di penulisan resep) yaitu kesalahan yang terjadi
Apotek. Instumen penelitian dilakukan untuk
349
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

selama proses peresepan obat atau penulisan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2016 tentang
resep. standar pelayanan kefarmasian di apotek.
Kelengkapan persyaratan administratif
Tabel 1. Kelengkapan Administratif Resep Secara resep dalam penelitian ini yang paling tinggi
Keseluruhan adalah nama pasien yaitu sebesar 100%,
Kelengkapan
Jumlah Persentase pencantuman nama pasien di dalam resep sangat
Administratif Resep berguna untuk menghindari tertukarnya obat
Resep Lengkap 1 0,26%
Resep Tidak
dengan pasien lain pada waktu pelayanan di
388 99,74% apotek (Bilqis, 2015). Kelengkapan persyaratan
Lengkap
Total 389 administratif resep terbanyak kedua adalah nama
dokter sebesar 95,10%, pencantuman nama
Dari hasil Tabel 3. Resep yang tidak dokter juga sangat penting, karena dengan
lengkap lebih banyak dari resep yang lengkap. dicantumkannya nama dokter menujukan bahwa
Hanya terdapat satu resep yang lengkap dengan resep tersebut asli, dapat di
persentase 0,26%, sedangkan resep yang tidak pertanggungjawabkan dan tidak disalah gunakan
lengkap sebesar 388 lembar dengan persentase orang lain selain tenaga keprofesian dokter,
99,74%. dalam hal ini untuk menetukan keputusan medis
Melalui hasil pengamatan dari semua kepada pasien (Darmawan, 2014), pencantuman
sampel yang diteliti sebanyak 389 lembar resep nama dokter juga dapat menghindari terjadinya
diketahui masih banyak yang tidak memenuhi medication error dikarenakan jika terjadi resep
standar dari Kementrian Kesehatan yang tidak jelas terbaca dapat menghubungi dokter
dicanangkan melalui Peraturan Menteri tersebut. Alamat dokter juga menempati nilai
Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 tentang hampir sempurna yang terbanyak ketiga sebesar
Persyaratan Administratif Resep di Apotek. 94,60% dan yang terbanyak keempat adalah
Ketidaklengkapan tersebut memang tidak banyak nomor telepon dokter dengan 93,30%. Alamat
berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dokter dan nomor telepon dokter harus
karena tidak pernah dijumpai kasus berbahaya, dicantumkan dengan jelas didalam resep dan
namun sangat berpotensi menimbulkan akan diperlukan apabila suatu resep tulisannya
medication error pada fase administratif yang tidak jelas atau meragukan bisa langsung
berimbas pada keterlambatan penyembuhan dan menghubungi dokter yang bersangkutan, hal ini
kegagalan terapi. Kelengkapan administratif juga akan memperlancar pelayanan pasien pada
pasien ini sangat penting dalam membantu waktu di apotek (Megawati dan Santoso, 2014).
menentukan ketepatan pemberian dosis obat.
Hasil penelitian ini dari keseluruhan resep yang Tabel 2. Hasil Persentase Kategori
lengkap hanya sebesar 0,26% sedangkan resep Kelengkapan Administratif Resep
yang tidak lengkap sebesar 99,74%. Berdasarkan Menurut Permenkes No. 73 Tahun
penelitian yang memenuhi kelengkapan 2016
Jumlah Resep dan Persentase (%)
administratif resep seperti nama pasien dengan
Kelengkapan Resep
persentase 100% berbanding terbalik dengan No Administratif (%)
berat badan pasien yang hanya memperoleh Tidak
Resep Ada (%) Ada Tidak
Ada
angka 2,80% dan jenis kelamin pasien 7,50%. Ada
Nama pasien, nama dokter, alamat dokter, serta 1 Nama Pasien 389 100% 0 0%
nomor telepon dokter yang dituliskan oleh dokter 2 Umur Pasien 198 50,90% 191 49,10%
Jenis Kelamin
telah mencapai 100%. Dalam hal ini dokter 3
Pasien
29 7,50% 360 92,50%
berperan baik dalam proses penyembuhan Berat Badan
4 11 2,80% 378 97,20%
pasien sehingga tidak berpotensi untuk terjadi Pasien
medication error. 5 Nama Dokter 370 95,10% 19 4,90%
Nomor SIP
6 260 66,80% 129 33,20%
Berdasarkan hasil tabel 3 di bawah, dari Dokter
Alamat
sepuluh kategori yang sudah dijabarkan, 7 368 94,60% 21 5,40%
Dokter
penelitian di Apotek X Banjarmasin tahun 2019 Nomor
banyak ditemukan resep yang tidak memenuhi 8 Telepon 363 93,30% 26 6,70%
kategori kelengkapan resep menurut Peraturan Dokter
9 Paraf Dokter 122 31,40% 267 68,60%

350
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

10
Tanggal
301 77,40% 88 22,60% Selanjutnya kelengkapan administratif tertinggi
Resep kedelapan adalah paraf dokter sebesar 31,40%,
Total 389
pencantuman paraf dokter digunakan agar resep
yang ditulis dapat dipertanggung jawabkan agar
tidak disalahgunakan di masyarakat umum, hal itu
Kelengkapan persyaratan administratif resep
terkait dalam penulisan resep narkotik maupun
mengenai pencantuman tanggal resep dengan
psikotropik. Paraf dokter merupakan aspek yang
nilai 77,40%, tanggal resep dicantumkan untuk
penting yang harus ada pada resep, untuk
keamanan pasien dalam hal pengambilan obat.
mencegah pemalsuan. Pencantuman paraf dokter
Pencantuman tanggal penulisan resep yang telah
juga berperan penting dalam resep agar dapat
dilakukan oleh dokter belum semuanya
menjamin keaslian resep, berfungsi sebagai
memenuhi syarat administratif resep.
legalitas dan keabsahan resep tersebut serta
Pencantuman tanggal resep diperlukan karena
dapat dipertanggungjawabkan agar tidak disalah
selain berkaitan dengan keamanan pasien juga
gunakan di masyarakat umum. Hal ini terkait
dapat menentukan apakah suatu resep boleh
dalam penulisan resep narkotik maupun
dilayani atau tidak (Puteri dkk., 2014).
psikotropika. Tetapi di lapangan masih banyak
Kelengkapan administratif resep yang tertinggi
kejadian dokter tidak mencantumkan paraf dalam
keenam adalah nomor SIP dokter yaitu sebesar
penulisan resep (Darmawan, 2014). Jenis
66,80%, menurut Peraturan Menteri Kesehatan
kelamin pasien merupakan kelengkapan yang
RI No. 2052/MENKES/PER/X/2011 tahun
kesembilan yaitu 7,50%, jenis kelamin pasien
tentang SIP dokter wajib dicantumkan di dalam
merupakan salah satu aspek yang diperlukan
resep dikarenakan untuk menjamin bahwa dokter
dalam perencanaan dosis karena dapat
tersebut secara sah diakui dalam praktek
mempengaruhi faktor dosis obat pada pasien
keprofesian dokter. Permenkes juga
(Rudiansyah, 2016). Hal ini tergantung dari dokter
menyebutkan bahwa dokter, dokter gigi, dan
yang melakukan praktik disekitar lingkungan
dokter hewan wajib memliki SIP. Adapun tujuan
apotek tersebut, karena sebagian besar pasien
dari pencantuman SIP dokter yaitu agar dapat
menebus resep obat di apotek tempat dokter
memberikan perlindungan kepada pasien dan
praktik. Ketidaklengkapan dalam mencantumkan
memberikan kepastian hukum serta jaminan
jenis kelamin disebabkan karena kebiasaan
kepada masyarakat bahwa seorang dokter
dokter dalam penulisan resep dan pasien yang
tersebut telah benar-benar layak dan telah
terlalu ramai sehingga tingkat kesibukan dokter
memenuhi syarat untuk menjalankan praktik
juga meningkat (Pratiwi dkk., 2018). Dan berat
kedokteran seperti yang telah ditetapkan oleh UU
badan pasien merupakan kelengkapan
RI nomor 29 Tahun 2004 (Marini dkk., 2012).
administratif resep terakhir yaitu 2,80%, berat
Namun pada kenyataannya masih banyak dokter
badan pasien juga merupakan salah satu aspek
spesialis dan resep yang dari rumah sakit yang
yang diperlukan dalam perhitungan dosis. Berat
tidak mencantumkan SIP dapat dilihat dari resep
badan merupakan aspek pelengkap dalam
yang diterima dan dilayani oleh Apotek
menentukan perhitungan dosis yang tepat bahkan
XBanjarmasin. Dan kategori yang masih
jika dokter tidak mencantumkan umur pasien.
dikatakan lengkap administratif resepnya yaitu
Kebanyakan dokter hanya menuliskan berat
umur pasien dengan 50,90%, umur pasien dalam
badan balita atau anak dibawah dua tahun karena
penulisan resep cukup penting yang berguna
untuk penyesuaian dosis dan mempercepat
dalam hal perhitungan dosis karena banyak
pelayanan. Dokter masih belum sepenuhnya
rumus yang digunakan untuk perhitungan dosis
menuliskan berat badan dalam peresepan,
dengan menggunakan umur pasien, umur pasien
pentingnya pencantuman berat badan pasien
juga berkaitan dengan kesesuaian bentuk
karena dapat mempermudah perhitungan dalam
sediaan. Umur pasien dalam penulisan resep
dosis yang dilakukan oleh petugas farmasis
sangat diperlukan karena dapat diketahui dosis
dalam penyiapan obat (Rahmawati, 2002).
yang diberikan sudah sesuai atau belum,
Rendahnya kelengkapan administratif resep
terutama pada anak-anak. Rumus ini dibuat
pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
menentukan dosis pada pasien anak dan dewasa
penelitian sebelumnya. Pada penelitian yang
dalam usia tahun atau dalam bulan sehingga
dilakukan oleh Muhammad Zain Muttaqin pada
memudahkan dokter untuk mencantumkan dosis
tahun 2018 terhadap resep-resep yang berasal
obat pasien (Syamsuni, 2006).

351
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

dari apotek di Banjarmasin, diperoleh resep yang Resep Racikan di Lima Apotek Kota
lengkap hanya sebesar 3,4%. Surakarta Tahun 2012’, Skripsi, Universitas
Selanjutnya perkategori yang memenuhi Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
kelengkapan administratif resep seperti nama
dokter 98,70%, nama pasien 97,80%, tanggal Dharmawati, A.N., 2010, ‘Skrining Resep Pada
resep 96,60%, nomor SIP dokter 97,80%, alamat Pasien Anak Di Apotek Wilayah Kabupaten
dokter 88,50%, umur pasien 46,30%, paraf Sukoharjo Periode Bulan Agustus-Oktober
dokter 29,30% dan barat badan 6,50. 2009’, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.

KESIMPULAN Giampaolo., 2009, Medication Errors: Prescribing


Faults And Prescription Errors, British
1. Kelengkapan administratif resep yang Journal Of Clinical Pharmacology, P(624-
dilakukan di Apotek XBanjarmasin pada bulan 628).
Januari – Desember tahun 2019 hanya
memperoleh persentase kelengkapan sebesar Hala, Andi., 2018, ‘Laporan PKL Magang di
0,26% sementara ketidaklengkapan dengan Apotek Talitha Farma Banjarmasin’,
persentase sebesar 99,74% yang artinya Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin,
masih belum memenuhi ketentuan persyaratan Banjarmasin.
menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor
73 tahun 2016 tentang standar pelayanan Hartini, Y.S and Sulasmono., 2010, Apotek
kefarmasian di apotek. Beserta Naskah Peraturan Perundang-
2. Persentase kelengkapan perparameter yang Undangan Terkait Apotek Termasuk
dilakukan di Apotek XBanjarmasin pada bulan Naskah Dan Ulasan Permenkes Tentang
Januari – Desember tahun 2019 memperoleh Apotek Rakyat, Edisi Revisi, Cetakan
persentase seperti nama pasien 100%, nama Ketiga, Universitas Sanata Dharma,
dokter 95,10%, alamat dokter 94,60%, nomor Yogyakarta.
telepon dokter 93,30%, tanggal resep 77,40%,
nomor SIP dokter 66,80%, umur pasien Jas, A., 2009a, Perihal Resep & Dosis Serta
50,90%, paraf dokter 31,40%, jenis kelamin Latihan Menulis Resep, Edisi 2, Universitas
pasien 7,50% dan berat badan pasien 2,80%. Sumatera Utara Press, Medan, Halaman 1-
15.
PENGHARGAAN
Jas, A., 2009b, Perihal Resep & Dosis Serta
Terima kasih kepada Seluruh mahasiswa
Latihan Menulis Resep, Edisi 2, Universitas
Perguruan Tinggi Kesehatan di Banjarmasin dan
Sumatera Utara Press, Medan, Halaman
tim peneliti yang telah mendukung penelitian
33-35.
tersebut..
Katzung, G. Bertram., 2009, Farmakologi Dasar
DAFTAR PUSTAKA dan Klinik, Edisi 5, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.
Akbar, Ali., 2017, ‘Gambaran Kelengkapan
Administrasi Resep JKN di Puskesmas Katzung, G. Bertram., 2015, Farmakologi Dasar
Pekauman Banjarmasin Tahun 2016’, Karya dan Klinik, Edisi 5, Penerbit Buku
Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi ISFI Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.
Banjarmasin, Banjarmasin.
Kemenkes RI., 2011, Peraturan Menteri
Bilqis, S.U., 2015, ‘Kajian Administrasi, Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889
Farmasetik, dan Klinis Resep Pasien Rawat Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik
Jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada Dan Izin Tenaga Kefarmasian, Jakarta,
Bulan Januari 2015’, Skripsi, Universitas Departemen Kesehatan RI.
Islam Negeri Jakarta, Jakarta.
Kemenkes RI., 2014, Peraturan Menteri
Darmawan, R., 2014, ‘Analisis Kelengkapan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35
Administrasi dan Potensial Interaksi pada
352
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan dan Kelengkapan Resep di Apotek, Majalah
Kefarmasian Di Apotek, Jakarta, Farmasi Indonesia Vol.13 Hal: 1-94.
Departemen Kesehatan RI.
Rudiansyah., 2016, ‘Analisis Kelengkapan
Kemenkes RI., 2016, Peraturan Menteri Administrasi Resep Pasien Instalasi Gawat
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Darurat di RSUD dr. Achmad Diponegoro
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Putussibau Tahun 2014’, Skripsi,
Kefarmasian Di Apotek, Jakarta, Menteri Universitas Tanjungpura Pontianak,
Kesehatan. Pontianak.

Kemenkes RI., 2017, Peraturan Menteri Syamsuni, H.A., 2006, Ilmu Resep, Buku
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Kedokteran EGC, Jakarta, hh.18-26.
Tahun 2017 Tentang Apotek, Jakarta,
Menteri Kesehatan. Syamsuni, H.A., 2012, Farmasetika Dasar Dan
Hitungan Farmasi, Buku Kedokteran EGC,
Megawati., Fitria., Santoso., 2017, ‘Pengkajian Jakarta, hh.7-13.
Resep Secara Administratif Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Ri No 35 Tatro, D.S (ed)., 2009, Drug Interactions Dalam
Tahun 2014 Pada Resep Dokter Spesialis Buku Walker R dan Whittlesea, Clinical
Kandungan Di Apotek Sthira Dhipa’, Pharmacyand Therapeutics. Fifth Editor,
Skripsi, Akademi Farmasi Saraswati Churchill Livingstone Elsevier, London.
Depansar, Denpasar.
Undang-undang., 2004, Peraturan Menteri
Muttaqin, M.Z., 2018, ‘Gambaran Kelengkapan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29
Administrasi Resep Di Apotek Kimia Farma
433 Banjarmasin Tahun 2017’, Karya Tulis Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran,
Ilmiah, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik
Banjarmasin.
Indonesia.
Marini., Iswahyudi., Wijianto, B., 2012, ‘Analisis
Kelengkapan Penulisan Resep Dari Aspek Wibisana, A., 2014, ‘Analisis Kelengkapan
Kelengkapan Resep Di Apotek Kota Administratif Resep Dan Polifarmasi yang
Pontianak Tahun 2012’, Skripsi, Univesitas Berpotensi Timbulnya Medication Error
Tanjungpura Pontianak, Pontianak. Pada Resep Penyakit Gastritis di Apotek
Kimia Farma Kota Palembang Periode
Notoadmojo, S., 2010, Metedeologi Penelitian, Januari-Maret 2014’, Karya Tulis Ilmiah,
Rieka Cipta, Jakarta. Politeknik Kesehatan Palembang,
Palembang.
Pratiwi, Dian., M, N.R.I., Pratiwi, D.R., 2018,
‘Analisi Kelengkapan Administratif Resep Di Wibowo, A., 2010, ‘Analis Kelengkapan Resep di
Apotek Bunda Ketejer Praya Lombok Apotek Wilayah Lamongan Bulan Februari
Tengah’, Skripsi, Universitas Qomarul Huda 2010’, Skripsi, Univesitas Surabaya,
Badaruddin Bagu, Lombok Tengah. Surabaya.
Puteri, F.A., Aisyah, N., Cahaya, N., 2014, Wikipedia., 2016, Apotek, di akses pada 13 April
‘Evaluasi Kelengkapan Administratif Resep 2016, http://id.wikipedia.org/wiki/Apotek.
Di Apotek Sukma Sari Di Kota Banjarmasin
Periode Januari-Desember 2013’, Karya WHO (World Health Organization)., 2016,
Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi ISFI Medication Errors : Technical Series On
Banjarmasin, Banjarmasin. Safer Primary Care , ISBN 978-92-4-
151164-3.
Rahmawati, F and Oetari, R., 2002, Tinjauan
Penulisan Resep, Tinjauan Aspek Legalitas

353
ISSN : 2598-2095 Vol. 4 No. 2 (Maret, 2021)

Vijriyanti, Lisa., 2018, ‘Identifikasi Medication


Error’, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Palembang, Palembang.

Virginia, Pegy., 2016, ‘Pengaruh Edukasi Media


Sosial (Whatsapp Masanger) Terhadap
Tingkat Pengetahuan, Sikap Serta Perilaku
Penggunaan Obat Keras Yang Rasional Di
Masyarakat’, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto.

354

Anda mungkin juga menyukai