Disusun Oleh :
Rizka Nurbaiti, S. Far
41161097100078
JAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh:
Pembimbing PKPA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Diketahui oleh,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang peran, fungsi, dan tanggug jawab
apoteker pada pelayanan kefarmasian di apotek khususnya dalam melakukan
analisa resep.
1.3. Manfaat
Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian
dalam analisa dan skrining resep di apotek
BAB II
METODELOGI
1.2 Metodologi
Adapun metode yang digunakan adalah pemilihan penyakit
berdasarkan yang telah ditetapkan di dalam modul Pratek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) Program Studi Profesi Apoteker di Apotek .
BAB III
ISI
3.1 Pengkajian Resep
Resep 1 Resep 2
Resep 3 Resep 4
Resep 5 Resep 6
Resep 7 Resep 8
Resep 9 Resep 10
Resep 11 Resep 12
Resep 13 Resep 14
BAB V
PEMBAHASAN
Pengkajian resep atau skrining resep merupakan aspek yang sangat penting
dalam peresepan karena dapat membantu mengurangi terjadinya medication error.
Pengkajian resep atau skrining resep yang dilakukan untuk mengkaji resep di
Apotek Alam Farma meliputi persyaratan administrasi persyaratan farmasetik dan
persyaratan klinis.
Berdasarkan hasil pengkajian resep yang dilakukan pada empat belas resep di
Apotek Alam Farma diketahui bahwa semua resep yang tidak memenuhi
kelengkapan administrasi. Kelengkapan administrasi yang tidak lengkap seperti
jenis kelamin, umur pasien, berat badan, alamat pasien, nomor surat izin praktek
dokter, serta tanda tangan dokter.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1) Dari hasil skrining resep yang dilakukan pada empat belas resep di
apotek Alam Farma diketahui bahwa masih terdapat resep yang kurang
memenuhi kelengkapan administrasi seperti jenis kelamin, umur pasien,
berat badan, alamat pasien dan tanda tangan dokter.
2) Hasil pengkajian farmasetik terhadap masing-masing resep juga masih
ada yang belum memenuhi kelengkapan farmasetika seperti tidak ada
bentuk sediaan dan kekuatan sediaan
3) Hasil pengkajian pertimbangan klinis terhadap masing-masing resep
telah memenuhi kesesuaian pertimbangan klinis meliputi tepat indikasi
dan dosis obat, tidak terjadi duplikasi dan polifarmasi, serta tidak
terdapat interaksi obat. Tetapi terdapat obat yang lam penggunaan
obatnya tidak sesuai yaitu acyclovir.
4.2. Saran
1) Perlu adanya koordinasi antar profesi apoteker dan dokter penulis resep
dalam hal kelengkapan penulisan resep untuk meminimalisir medication
error.
2) Perlu adanya peran apoteker dan tenaga teknik kefarmasian yang bertugas
melakukan pelayanan resep untuk melakukan penggalian informasi
kepada pasien untuk meminimalisir medication error karena resep yang
tidak lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association
Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2009. Basic & Clinical Pharmacology, 11th Ed. New
York:McGraw-Hill.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Repu;blik Indonesia. 2016. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Stockley., Baxter, K. 2008. Stockleys Drug Interactions: 9th Edition. London:
Pharmaceutical Press.