Anda di halaman 1dari 16

SKRINING RESEP PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK ALAM FARMA


Jl. Raya Gas Alam No. 39
PERIODE 07 31 AGUSTUS 2017

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh Gelar Apoteker (Apt)
Program Studi Profesi Apoteker

Disusun Oleh :
Rizka Nurbaiti, S. Far
41161097100078

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Apoteker (PKPA) ini diajukan oleh :


Nama : Rizka Nurbaiti
NIM : 41161097100078
Program Studi : Profesi Apoteker
Tanggal/ Waktu PKPA : 01 30 November 2017
Tempat PKPA : Apotek Alam Farma
Judul : Skrining Resep Praktik Kerja Profesi Apoteker di
Apotek Alam Farma, Jl. Raya Gas Alam No. 39,
Periode 01 30 November 2017

Telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh


gelar Apoteker pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Disetujui oleh:
Pembimbing PKPA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ismiarni Komala., Ph.D.,Apt

Diketahui oleh,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker

Dr. Azrifitria, M. Si., Apt


NIP. 19711272005012004
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016.


Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari pelayanan
kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinis meliputi pengkajian dan pelayanan resep,
dispensing, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, pelayanan
kefarmasian di rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO),
dan monitoring efek samping obat (MESO).
Resep yang baik harus memuat cukup informasi yang memungkinkan
ahli farmasi mengerti obat apa yang akan diberikan kepada pasien (Katzung
2009). Namun pada kenyataan yang ditemukan di Apotek masih banyak
permasalahan yang ditemui dalam pelayanan resep di Apotek seperti kurang
lengkapnya informasi pasien, penulisan resep yang tidak jelas atau tidak
terbaca, tidak dicantumkan aturan pemakaian obat dan rute pemberian, serta
tidak ada tanda tangan atau paraf dari dokter penulisan resep.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 tahun 2016, kegiatan


pengkajian resep dimulai dari persyaratan administrasi (nama pasien, nama
dokter alamat, paraf dokter, umur, berat badan, dan jenis kelamin),
persyaratan farmasetik (bentuk sediaan, kekuatan sediaan, stabilitas dan
kompatibilitas) dan persyaratan klinis (ketepatan indikasi dan dosis obat,
aturan, cara dan lama penggunaan obat, duplikasi dan/ atau polifarmasi,
reaksi obat yang tidak diinginkan) (Peraturan Menteri Kesehatan No.73,
2016)

Kajian resep atau skrining resep merupakan aspek yang sangat


penting dalam peresepan karena dapat membantu mengurangi terjadinya
medication error. Untuk itu apoteker sebagai tenaga profesional farmasi
harus dapat mengkaji dan menganalisa atau melakukan skrining terhadap
resep yang masuk ke apotek sebelum dilakukan proses dispensing.

1.2. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang peran, fungsi, dan tanggug jawab
apoteker pada pelayanan kefarmasian di apotek khususnya dalam melakukan
analisa resep.
1.3. Manfaat
Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian
dalam analisa dan skrining resep di apotek
BAB II
METODELOGI

1.1 Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek yang dilaksanakan di Apotek


Alam Farma Jl. Raya Gas Alam No. 39. Waktu pengambilan sampel
dilakukan selama proses Praktek Kerja Profesi Apoteker mulai pada tanggal
01 30 November 2017.

1.2 Metodologi
Adapun metode yang digunakan adalah pemilihan penyakit
berdasarkan yang telah ditetapkan di dalam modul Pratek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) Program Studi Profesi Apoteker di Apotek .
BAB III
ISI
3.1 Pengkajian Resep
Resep 1 Resep 2

Resep 3 Resep 4
Resep 5 Resep 6

Resep 7 Resep 8
Resep 9 Resep 10

Resep 11 Resep 12
Resep 13 Resep 14
BAB V
PEMBAHASAN

Pengkajian resep atau skrining resep merupakan aspek yang sangat penting
dalam peresepan karena dapat membantu mengurangi terjadinya medication error.
Pengkajian resep atau skrining resep yang dilakukan untuk mengkaji resep di
Apotek Alam Farma meliputi persyaratan administrasi persyaratan farmasetik dan
persyaratan klinis.

Pengkajian resep dilakukan terhadap 14 resep yang terdapat di Apotek Alam


Farma. Persyaratan Administrasi Persyaratan administrasi yang harus dimiliki
resep menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004, meliputi :

1) Nama, alamat, dan nomor izin praktek (SIP) dokter.


2) Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4) Nama setiap obat beserta komposisinya (praescriptio/ordonatio), dosis, dan
jumlah obat yang diminta.
5) Cara pemakaian yang jelas (signatura).
6) Tanda tangan/paraf dokter penulis resep (subscriptio).
7) Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
8) Informasi lainnya.

Kesesuaian Farmasetika Evaluasi yang dilakukan untuk kesesuaian


farmasetika yaitu evaluasi terhadap dosis yang ditulis oleh dokter. Dosis yang
dimaksudkan adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan
kepada seorang pasien, baik untuk obat dalam maupun obat luar (Syamsuni, 2006).

Pada Pengkajian Klinis Resep yang dievaluasi yaitu meliputi Ketepatan


indikasi, aturan pakai obat, lamapenggunaan obat, duplikasi atau polifarmasi dalam
resep, efek samping obat , kontraindikasi obat dan interaksi obat.

Berdasarkan hasil pengkajian resep yang dilakukan pada empat belas resep di
Apotek Alam Farma diketahui bahwa semua resep yang tidak memenuhi
kelengkapan administrasi. Kelengkapan administrasi yang tidak lengkap seperti
jenis kelamin, umur pasien, berat badan, alamat pasien, nomor surat izin praktek
dokter, serta tanda tangan dokter.

Pada pengkajian farmasetik terhadap masing-masing resep juga ditemukan


tiga resep yang tidak memenuhi kelengkapan farmasetika yaitu tidak terdapat
kekuatan sediaan. Dan terdapat lima resep yang tidak ada bentuk sediaanya.

Hasil pengkajian pertimbangan klinis terhadap empat belas resep tersebut


menunjukkan bahwa semua resep tersebut telah tepat indikasi, tepat dosis, tidak ada
duplikasi atau polifarmasi, dan tidak ada obat yang kontraindikasi serta tidak ada
interaksi obat pada resep yang diberikan. Namun, terdapat obat yang lama
penggunaannya tidak sesuai yaitu acyclovir sebagai antiviral pada infeksi virus
yang diberikan melebihi lama pengggunaan obat yang seharusnya, dimana lama
penggunaan obat yang seharusnya yaitu lima hari tetapi diberikan untuk tujuh hari.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1) Dari hasil skrining resep yang dilakukan pada empat belas resep di
apotek Alam Farma diketahui bahwa masih terdapat resep yang kurang
memenuhi kelengkapan administrasi seperti jenis kelamin, umur pasien,
berat badan, alamat pasien dan tanda tangan dokter.
2) Hasil pengkajian farmasetik terhadap masing-masing resep juga masih
ada yang belum memenuhi kelengkapan farmasetika seperti tidak ada
bentuk sediaan dan kekuatan sediaan
3) Hasil pengkajian pertimbangan klinis terhadap masing-masing resep
telah memenuhi kesesuaian pertimbangan klinis meliputi tepat indikasi
dan dosis obat, tidak terjadi duplikasi dan polifarmasi, serta tidak
terdapat interaksi obat. Tetapi terdapat obat yang lam penggunaan
obatnya tidak sesuai yaitu acyclovir.

4.2. Saran

1) Perlu adanya koordinasi antar profesi apoteker dan dokter penulis resep
dalam hal kelengkapan penulisan resep untuk meminimalisir medication
error.
2) Perlu adanya peran apoteker dan tenaga teknik kefarmasian yang bertugas
melakukan pelayanan resep untuk melakukan penggalian informasi
kepada pasien untuk meminimalisir medication error karena resep yang
tidak lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association
Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J. 2009. Basic & Clinical Pharmacology, 11th Ed. New
York:McGraw-Hill.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Repu;blik Indonesia. 2016. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Stockley., Baxter, K. 2008. Stockleys Drug Interactions: 9th Edition. London:
Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai