Oleh : Kelompok 9
Anggota :
1. Melisa Oktavia 1941012112
2. Fujia Yunita 1941012008
3. Tiara Ramadaini 1941012110
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah
Swamediaksi Demam ini dengan baik tepat pada waktunya.
Penulis
ii
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Demam ........................................................................................ 2
2.2 Patofisiologi Demam ..................................................................................... 2
2.3 Penyebab Demam .......................................................................................... 3
2.4 Gejala Demam ........................................................................................ 3
2.5 Pengobatan Demam ....................................................................................... 4
2.5.1 Terapi Farmakologi................................................................................. 4
2.5.2 Terapi Non-Farmakologi ........................................................................ 6
BAB III ................................................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-11 (IL-11).
Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi
terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.( Sumarno,dkk.2002)
3
Semakin tinggi demam, kita akan semakin mengalami dehidrasi. Demam
juga merupakan salah satu faktor dehidrasi, jika merasa tidak nyaman dan tidak
cukup mengonsumsi cairan,Berkeringat ketika demam melanda. Pengeluaran
keringat terjadi karena suhu tubuh yang meningkat. ( Wardayati 2013)
4
2. Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit
(analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti
Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik.
Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu
terakhir. (Inarno 2013)
2.5.1.2 NSAID
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) menghambat
enzim siklooksigenase dalam tubuh kita, enzim tersebut berfugnsi
memperoduksi prostaglandin. Prostaglandin menyebabkan
munculnya rasa nyeri karena mengiritasi ujung saraf perasa.
Prostaglandin juga bagian dari pengatur suhu tubuh. Golongan
NSAID dapat mengurangi nyeri dengan turunnya kadar
prostaglandin. Efek lain akibat turunnya prostaglandin adalah
berkurangnya peradangan, pembengkakan, dan turunnya demam
serta mencegah pembekuan darah.Contoh golongan NSAID
(Kresnawati 2011) :
1. Ibuprofen
Ibuprofen adalah salah satu jenis anti-inflamasi non-
steroid (AINS) yang diindikasikan untuk meredakan nyeri
ringan sampai sedang, nyeri setelah operasi, nyeri pada
penyakit sendi (seperti pengapuran sendi atau rematik), nyeri
otot, nyeri haid, serta menurunkan demam. Ibuprofen juga
memiliki efek anti-radang dan anti-pembekuan darah yang
lemah.(Yolanda 2013)
2. Aspirin
Aspirin adalah obat menghambat produksi prostaglandin
(sebuah zat spesifik yang menyebabkan rasa sakit dan demam)
untuk mengurangi respons tubuh terhadap serangkaian proses
kimia yang akhirnya menuju terbentuknya rasa sakit.Obat ini di
indikasikan untuk meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi,
5
demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi
tingkat ringan hingga agak berat. (Bayer 2005)
6
BAB III
PENUTUP
Demam adalah salah satu dari tanda-tanda klinis yang paling umum dan
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang memicu peningkatan
tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang diukur secara oral
adalah 36,7°C sampai 37°C. Tingkat demam tidak selalu menunjukkan keseriusan
kondisi yang mendasarinya. Suatu penyakit ringan dapat menyebabkan demam
tinggi, dan penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.Demam
memainkan peran kunci dalam membantu tubuh melawan sejumlah infeksi, yang
disebut dengan homeostasis. Homeostasis adalah kemampuan dari tubuh kita
dalam mengatur dan menjaga keseimbangan lingkungan internal (di dalam) yang
ideal dan stabil ketika berhadapan dengan perubahan eksternal (di luar).
Temperatur homeostasis dikendalikan di hipotalamus, tepatnya di bagian anterior,
yang mana ia akan menjadi pusat pengatur suhu tubuh sesuai target.
Demam disebabkan oleh adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering
buang air kecil atau buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada
tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa
sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi (bengkak di bagian mulut).
Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah. Penderita demam biasanya
mengalami menggigil, sakit kepala, suhu tubuh agak hangat.
Pengobatan demam dapat menggunakan obat golongan Analgesik/Antipiretik dan
NSAID.Contohnya: Paracetamol, Ibuprofen, Antalgin,dan Aspirin.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN
1. Kasus Swamedikasi Demam
Pada hari Jumat 16 Juli 2014 seorang ibu bernama Made Arya datang
ke Apotek Kimia Farma 235. Pelanggan bertanya obat demam yang cocok
untuk anakanya, yaitu:
a. Nama Pasien : Pt. Bagas
b. Umur Pasien : 8 tahun
c. Gejala Penyakit : Suhu tubuh tinggi, wajah
pucat, tidak
nafsu makan.
d. Berapa lama gejala dialami : 1 hari
e. Tindakan yang sudah dilakukan : Kompres di bagian dahi
f. Riwayat : Telah diberikan Sanmol,
namun
panasnya tidak mau turun,
belum
pernah diberikan Praxion.
Setalah Pelanggan menjelaskan hal-hal tersebut, penulis pun memberikan
Praxion kepada pasien dimana kandungan adalah ibuprofen yang
mempunyai efek sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang
rangsang rasa sakit (meringankan sakit) dan sebagai antipiretik bekerja
langsung pada pusat pengatur hipotalamus (menurunkan demam).
Kemudian penulis memberikan KIE kepada pelanggan dimana obat
tersebut diminum tiga sampai empat kali sehari satu sendok takar (15-20
ml).
9
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung 120 mg Paracetamol
Cara Kerja Obat:
Analgesik-antipiretik
-Sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsanng rasa
sakit.
-Sebagai Antipiretik, bekerja langsung pada pusat pengatur panas di
hipotalamus
Indikasi
Menurunkan demam, meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala,
dan sakit gigi
Dosis
Suspensi 120mg/5ml
0-1 tahun : 1⁄2 sendok takar (2.5 ml)
3 – 4 kali sehari
1-2 tahun: 1 sendok takar (5 ml)
3 – 4 kali sehari
10
2-6 tahun: 1 – 2 sendok takar (5-10 ml)
3 – 4 kali sehari
6-9 tahun: 2-3 sendok takar (10-15 ml)
3 – 4 kali sehari
9-12 tahun: 3-4 sendok takar (15-20 ml)
3 – 4 kali sehari
Atau sesuai petunjuk dokter
Peringatan dan Perhatian
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
- Bila setelah dua hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri
tidak
menghilang. Segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
- Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkomsumsi alkohol, dapat
meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati
Efek Samping
- Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
hati
- Reaksi hipersensitifitas
Kontraindikasi
- Penderita gangguan fungsi hati yang berat
- Penderita hipersensitif terhadap obat ini.
11