Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FARMASI SOSIAL DAN KOMUNITAS

“MAKALAH SWAMEDIKASI DEMAM”

Oleh : Kelompok 9
Anggota :
1. Melisa Oktavia 1941012112
2. Fujia Yunita 1941012008
3. Tiara Ramadaini 1941012110

Program Studi Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Padang
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Makalah
Swamediaksi Demam ini dengan baik tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah yang telah memberikan banyak bimbingan
serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.
Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu
yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk


menunjang penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di
dalam makalah yang telah kami susun ini masih terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih
lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan
banyak manfaat demi terciptanya pengetahuan swamedikasi terutama
pada penyakit demam.

Padang, Oktober 2019

Penulis

ii
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Demam ........................................................................................ 2
2.2 Patofisiologi Demam ..................................................................................... 2
2.3 Penyebab Demam .......................................................................................... 3
2.4 Gejala Demam ........................................................................................ 3
2.5 Pengobatan Demam ....................................................................................... 4
2.5.1 Terapi Farmakologi................................................................................. 4
2.5.2 Terapi Non-Farmakologi ........................................................................ 6
BAB III ................................................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
LAMPIRAN ............................................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk


mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat
dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. Obat-obatan yang digunakan untuk
pengobatan sendiri atau swamedikasi biasa disebut dengan obat tanpa (obat keras
tertentu). Beberapa penyakit yang pengatasannya yang pengobatannya
swamedikasi seperti: flu, sakit kepala, pilek, batuk dan demam.
Demam adalah gejala berupa naiknya suhu tubuh tubuh melebihi normal
(temperatur normal tubuh berkisar antara 36-38 derajat Celcius) sebagai respon
normal tubuh terhadap suatu gangguan. Infeksi merupakan penyebab terbanyak
demam pada anak-anak. Infeksi adalah keadaan tubuh yang dimasuki kuman
penyebab penyakit, bisa virus, parasit, atau bakteri. Suhu tubuh dikendalikan oleh
suatu bagian dari otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus berusaha agar suhu
tubuh tetap hangat (36,5-37,5 ºC ) meskipun lingkungan luar tubuh berubah-
ubah. Hipotalamus mengatur suhu dengan cara menyeimbangkan antara produksi
panas pada otot dan hati dan pengeluaran panas pada kulit dan paru-paru.
Surveilans Departemen Kesehatan RI, frekuensi kejadian demam di frekuensi
menjadi 15,4 per 10.000 penduduk. Dari survey berbagai rumah sakit di
Indonesia dari tahun 1981sampai dengan 1986 memperlihatkan peningkatan
jumlah penderita sekitar 35,8%. Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis
mengangkat demam sebagai tema makalah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demam


Definisi demam adalah salah satu dari tanda-tanda klinis yang paling umum
dan ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang memicu
peningkatan tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang diukur
secara oral adalah 36,7°C sampai 37°C. Arti demam juga dikenal dengan
istilah pireksia, merupakan tanda bahwa sesuatu yang luar biasa sedang terjadi
dalam tubuh, untuk yang orang yang dewasa, demam biasanya tidak berbahaya
kecuali mencapai 39,4°C atau lebih tinggi. Untuk demam pada anak-anak yang
sangat muda dan bayi, suhu sedikit lebih tinggi dapat mengindikasikan adanya
suatu infeksi serius. (Jevuska.2012)
Tingkat demam tidak selalu menunjukkan keseriusan kondisi yang
mendasarinya. Suatu penyakit ringan dapat menyebabkan demam tinggi, dan
penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.. Demam sering
dikonotasikan negatif, demam memainkan peran kunci dalam membantu tubuh
melawan sejumlah infeksi, yang disebut dengan homeostasis. Homeostasis adalah
kemampuan dari tubuh kita dalam mengatur dan menjaga keseimbangan
lingkungan internal (di dalam) yang ideal dan stabil ketika berhadapan dengan
perubahan eksternal (di luar). Temperatur homeostasis dikendalikan
di hipotalamus, tepatnya di bagian anterior, yang mana ia akan menjadi pusat
pengatur suhu tubuh sesuai target. (Jevuska.2012)

2.2 Patofisiologi Demam


Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat 2 jenis pirogen
yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar
tubuh seperti toksin, produk-produk bakteri dan bakteri itu sendiri mempunyai
kemampuan untuk merangsang pelepasan pirogen endogen yang disebut dengan
sitokin yang diantaranya yaitu interleukin-1 (IL-1), Tumor Necrosis

2
Factor (TNF), interferon (INF), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-11 (IL-11).
Sebagian besar sitokin ini dihasilkan oleh makrofag yang merupakan akibat reaksi
terhadap pirogen eksogen. Dimana sitokin-sitokin ini merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan sekresi prostaglandin, yang kemudian dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh.( Sumarno,dkk.2002)

2.3 Penyebab Demam


Demam disebabkan oleh adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering
buang air kecil atau buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada
tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa
sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi (bengkak di bagian mulut).
Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah.Demam yang disebabkan oleh
infeksi bakteri pada anak, salah satu yang paling sering ditemukan adalah infeksi
saluran kemih (ISK). Umumnya tidak disertai dengan gejala lainnya.

2.4 Gejala Demam


Kedinginan ketika rasa dingin setelah kontak dengan lingkungan yang dingin.
Badan akan merasa menggigil, menggigil terjadi karena dua kondisi, ketika
disertai demam atau karena paparan lingkungan yang dingin. Menggigil terjadi
karena tubuh menghasilkan panas ketika tubuh merasakan hawa yang dingin.
Paparan ekstrim dingin juga menghasilkan hipotermia (suhu inti tubuh
diturunkan).Demam dan sakit kepala kombinasi gejala yang paling umum terjadi.
Namun, sakit kepala yang sangat keras dengan demam tinggi dapat menjadi tanda
dari evolusi bakteri meningitis. Infeksi ini mengancam jiwa karena dapat
mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Selama demam masih ringan,
akan ada tekanan seperti sakit di belakang mata dan nyeri wajah.( Wardayati
2013)

3
Semakin tinggi demam, kita akan semakin mengalami dehidrasi. Demam
juga merupakan salah satu faktor dehidrasi, jika merasa tidak nyaman dan tidak
cukup mengonsumsi cairan,Berkeringat ketika demam melanda. Pengeluaran
keringat terjadi karena suhu tubuh yang meningkat. ( Wardayati 2013)

2.5 Pengobatan Demam

2.5.1 Terapi Farmakologi


2.5.1.1 Analgesik/Antipiretik
Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau
melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antipiretik
adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi.Jadi analgetik-
antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak
menurunkan suhu tubuh yang tinggi.Umumnya cara kerja analgetik-
antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter
tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Contoh obat-
obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia (Inarno 2013) :
1. Paracetamol
Paracetamol merupakan analgesik-antipiretik dan
anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki efek analgetik
(menghilangkan rasa nyeri), antipiretik (menurunkan demam),
dan anti-inflamasi (mengurangi proses peradangan).
Paracetamol paling aman jika diberikan selama kehamilan.
Parasetamol dalam dosis tinggi dan jangka waktu pemberian
yang lama bisa menyebabkan toksisitas atau keracunan pada
ginjal. sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik.
Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik
ringan.Parasetamol merupakan contoh obat dalam golongan
ini.Beberapa macam merk dagang, contohnya Parasetamol
(obat penurun panas atau penghilang nyeri) bisa
diperdagangkan dengan merk Bodrex, Panadol, Paramex.
(Inarno 2013)

4
2. Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit
(analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti
Inflammatory Drugs. Antalgin lebih banyak bersifat analgetik.
Pemakaiannya dihindari saat hamil TM I dan 6 minggu
terakhir. (Inarno 2013)
2.5.1.2 NSAID
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) menghambat
enzim siklooksigenase dalam tubuh kita, enzim tersebut berfugnsi
memperoduksi prostaglandin. Prostaglandin menyebabkan
munculnya rasa nyeri karena mengiritasi ujung saraf perasa.
Prostaglandin juga bagian dari pengatur suhu tubuh. Golongan
NSAID dapat mengurangi nyeri dengan turunnya kadar
prostaglandin. Efek lain akibat turunnya prostaglandin adalah
berkurangnya peradangan, pembengkakan, dan turunnya demam
serta mencegah pembekuan darah.Contoh golongan NSAID
(Kresnawati 2011) :
1. Ibuprofen
Ibuprofen adalah salah satu jenis anti-inflamasi non-
steroid (AINS) yang diindikasikan untuk meredakan nyeri
ringan sampai sedang, nyeri setelah operasi, nyeri pada
penyakit sendi (seperti pengapuran sendi atau rematik), nyeri
otot, nyeri haid, serta menurunkan demam. Ibuprofen juga
memiliki efek anti-radang dan anti-pembekuan darah yang
lemah.(Yolanda 2013)
2. Aspirin
Aspirin adalah obat menghambat produksi prostaglandin
(sebuah zat spesifik yang menyebabkan rasa sakit dan demam)
untuk mengurangi respons tubuh terhadap serangkaian proses
kimia yang akhirnya menuju terbentuknya rasa sakit.Obat ini di
indikasikan untuk meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi,

5
demam, nyeri karena haid, migren, sakit kepala dan sakit gigi
tingkat ringan hingga agak berat. (Bayer 2005)

2.5.2 Terapi Non-Farmakologi


Untuk menurunkan demam, penderita demam disarankan untuk minum
air putih yang cukup banyak (8 gelas air sehari) dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi serta mengkompres badan yang panas dengan air
hangat dan Istirahat yang cukup.

6
BAB III

PENUTUP

Demam adalah salah satu dari tanda-tanda klinis yang paling umum dan
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal yang memicu peningkatan
tonus otot serta menggigil. Rata-rata suhu tubuh normal yang diukur secara oral
adalah 36,7°C sampai 37°C. Tingkat demam tidak selalu menunjukkan keseriusan
kondisi yang mendasarinya. Suatu penyakit ringan dapat menyebabkan demam
tinggi, dan penyakit yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.Demam
memainkan peran kunci dalam membantu tubuh melawan sejumlah infeksi, yang
disebut dengan homeostasis. Homeostasis adalah kemampuan dari tubuh kita
dalam mengatur dan menjaga keseimbangan lingkungan internal (di dalam) yang
ideal dan stabil ketika berhadapan dengan perubahan eksternal (di luar).
Temperatur homeostasis dikendalikan di hipotalamus, tepatnya di bagian anterior,
yang mana ia akan menjadi pusat pengatur suhu tubuh sesuai target.
Demam disebabkan oleh adanya infeksi seperti infeksi saluran kemih (sering
buang air kecil atau buang air kecil disertai rasa pedih), infeksi streptokokus pada
tenggorokan (sering kali disertai dengan radang tenggorokan), infeksi sinus (rasa
sakit di atas atau di bawah kedua mata), dan abses gigi (bengkak di bagian mulut).
Infeksi mononucleosis yang disertai rasa lelah. Penderita demam biasanya
mengalami menggigil, sakit kepala, suhu tubuh agak hangat.
Pengobatan demam dapat menggunakan obat golongan Analgesik/Antipiretik dan
NSAID.Contohnya: Paracetamol, Ibuprofen, Antalgin,dan Aspirin.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bayer. 2005. Aspirin. Bayer HealthCare


Inarno. 2012. Obat Golongan Anagesik dan Antipiretik. STIKES Banyuwangi
Jevuska. 2012. Definisi Demam. Artikel Kedokteran, Interna
Kresnawati. 2011. Obat Golongan NSAID. Artikel Pencegahan
Sumarno dkk 2002. Patofisiologi demam. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 27-
38. Makalah Referat Kedokteran
Wardayati. 2013. Gejala Demam. Majalah Intisari. Kompas Gramedia
Yolanda. 2013. Ibuprofen. kerjanya.net
http://www.kerjanya.net/faq/4817-ibuprofen.html

8
LAMPIRAN
1. Kasus Swamedikasi Demam
Pada hari Jumat 16 Juli 2014 seorang ibu bernama Made Arya datang
ke Apotek Kimia Farma 235. Pelanggan bertanya obat demam yang cocok
untuk anakanya, yaitu:
a. Nama Pasien : Pt. Bagas
b. Umur Pasien : 8 tahun
c. Gejala Penyakit : Suhu tubuh tinggi, wajah
pucat, tidak
nafsu makan.
d. Berapa lama gejala dialami : 1 hari
e. Tindakan yang sudah dilakukan : Kompres di bagian dahi
f. Riwayat : Telah diberikan Sanmol,
namun
panasnya tidak mau turun,
belum
pernah diberikan Praxion.
Setalah Pelanggan menjelaskan hal-hal tersebut, penulis pun memberikan
Praxion kepada pasien dimana kandungan adalah ibuprofen yang
mempunyai efek sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang
rangsang rasa sakit (meringankan sakit) dan sebagai antipiretik bekerja
langsung pada pusat pengatur hipotalamus (menurunkan demam).
Kemudian penulis memberikan KIE kepada pelanggan dimana obat
tersebut diminum tiga sampai empat kali sehari satu sendok takar (15-20
ml).

9
Komposisi
Tiap 5 ml mengandung 120 mg Paracetamol
Cara Kerja Obat:
Analgesik-antipiretik
-Sebagai analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsanng rasa
sakit.
-Sebagai Antipiretik, bekerja langsung pada pusat pengatur panas di
hipotalamus
Indikasi
Menurunkan demam, meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala,
dan sakit gigi
Dosis
Suspensi 120mg/5ml
0-1 tahun : 1⁄2 sendok takar (2.5 ml)
3 – 4 kali sehari
1-2 tahun: 1 sendok takar (5 ml)
3 – 4 kali sehari

10
2-6 tahun: 1 – 2 sendok takar (5-10 ml)
3 – 4 kali sehari
6-9 tahun: 2-3 sendok takar (10-15 ml)
3 – 4 kali sehari
9-12 tahun: 3-4 sendok takar (15-20 ml)
3 – 4 kali sehari
Atau sesuai petunjuk dokter
Peringatan dan Perhatian
- Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
- Bila setelah dua hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri
tidak
menghilang. Segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
- Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkomsumsi alkohol, dapat
meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati
Efek Samping
- Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
hati
- Reaksi hipersensitifitas
Kontraindikasi
- Penderita gangguan fungsi hati yang berat
- Penderita hipersensitif terhadap obat ini.

11

Anda mungkin juga menyukai