ABSTRAK
Kelengkapan resep merupakan aspek yang sangat penting dalam peresepan karena
dapat membantu mengurangi terjadinya medication error. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi kelengkapan resep bulan Januari s.d. Mei tahun 2020 di Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan
secara retrospektif terhadap resep. Pemilihan depo obat IGD sebagai sampel
berdasarkan pada kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan oleh peneliti. Metode
pengambilan sampel resep dilakukan dengan menggunakan metode quota
sampling, didapatkan sebanyak 343 resep. Resep diolah dan dievaluasi kelengkapan
resep sesuai dengan literatur. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa masih
terdapat resep yang tidak memenuhi aspek kelengkapan resep khususnya jenis obat
high alert di Depo IGD RSHS kota Bandung sehingga dikhawatirkan dapat memicu
terjadinya medication error.
ABSTRACT
Prescription completeness is a very important aspect in prescribing because it can help reduce the
occurrence of medication errors. This study aims to evaluate the completeness of the recipes from
January to January until. May 2020 at Hasan Sadikin Hospital (RSHS) Bandung. This research is
descriptive in nature, conducted retrospectively on the recipe. The selection of ED drug depots as
samples was based on the inclusion and exclusion criteria set by the researchers. The sampling
method for the recipe was done by using the quota sampling method, obtained 343 recipes. The
recipe is processed and evaluated for the completeness of the recipe in accordance with the
literature. From the results of the study, it was concluded that there were still prescriptions that did
not meet the completeness aspect of the prescription, especially the high alert type of medicine at
the IGD Depo RSHS Bandung city so it was feared that it could trigger medication errors.
25
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
26
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
27
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
28
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
29
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
ditentukan, yang berakibat pada tidak dapat diketahui penyebab tidak lengkapnya
dilayaninya resep. Dan untuk dapat penulisan resep di RSHS Bandung adalah
melayaninya diperlukan konfirmasi lagi tingginya tingkat kesibukan dokter
kepada dokter, padahal untuk konfirmasi sehubungan dengan banyaknya pasien yang
bukan merupakan hal yang mudah harus dilayani setiap harinya atau setiap
dilakukan karena mengingat tingkat kali melakukan visite.
kesibukan kedua belah pihak, yaitu dokter Selain itu format blanko resep yang
dan farmasis. Situasi ini dapat menghambat tersedia di RSHS Bandung tidak lengkap.
pelayanan dan disamping itu juga akan Akibatnya pengisian data pasien pada
dapat memberikan peluang untuk blanko resep menjadi tidak lengkap. Dalam
penyalahgunaan misalnya pada resep wawancara tersebut terungkap bahwa bagi
psikitropika. Pasien bisa saja menulis dokter tidak ada masalah untuk memenuhi
sendiri jumlah obatnya sesuai persyaratan kelengkapan resep yang diper-
keinginannya. lukan, selama formatnya dapat menunjang
Pada resep, cara pakai obat harus keperluan dan tidak mengganggu
dituliskan dengan lengkap dan jelas agar pelayanan.
tidak memicu terjadinya administration Pada bulan Maret sampai dengan
error. Misalnya obat harus diminum 1 jam Mei 2020 terjadi penurunan jumlah resep
sebelum makan, atau 2 jam sesudah makan, yang masuk ke Depo IGD RSHS
harus dikunyah dulu atau harus dihisap dibandingkan dengan jumlah resep yang
seperti permen dan sebagainya. Dengan masuk pada bulan Januari dan Pebruari
informasi tersebut diharapkan pasien akan 2020. Hal tersebut dikarenakan sedang
dapat menggunakan obat dengan benar. terjadi pandemi Covid-19 dan
Dalam penelitian ini, peneliti hanya pemberlakuan PSBB di Kota Bandung.
melihat cara pemberian atau aturan pakai Pada bulan Februari jumlah resep yang
obat seperti obat diminum 3 kali 1 sehari masuk ke Depo IGD RSHS mulai
dan obat diminum sebelum makan atau mengalami penurunan akan tetapi tidak
setelah makan, peneliti mendapatkan hasil begitu signifikan, dan pada bulan Mei 2020
343 lembar resep atau 100% resep memiliki juga terjadi kembali kenaikan jumlah resep
aturan pakai tersebut. yang masuk ke Depo IGD RSHS.
Aturan pakai atau cara pakai obat Berdasarkan pengamatan dilapangan
tergantung pada sediaan obat dan jenis obat dikaitkan dengan fenomena yang sedang
atau indikasi obat tersebut. Misalnya obat terjadi yaitu pandemi Covid-19 yang
kolesterol seperti Simvastin, obat ini menjadi faktor utama penurunan dan
diminum pada malam hari. Obat Kaptopril, kenaikan jumlah resep yang masuk ke Depo
obat ini diminum pada saat lambung IGD RSHS, dismping itu pemberlakuan
kosong (1 sampai 2 jam sebelum makan protokol Covid-19 memberikan kantribusi
atau sesudah makan) agar memaksimalkan terhadap jumlah pasien yang
penyerapan (absorbsi). penanganannya melalui IGD. Pengadaan
Akan tetapi dalam resep biasanya ruangan khusus bagi pasien Covid-19
tidak terdapat aturan spesifik seperti itu. merupakan faktor yang memberikan
Aturan atau cara pakai obat seperti itu pengaruh langsung terhadap penggunaan
sudah menjadi tugas bagi petugas ruang IGD dalam penanganan pasien rumah
apotekmengetahui aturan pakai obat-obat sakit.
tersebut tanpa harus dokter menuliskan Terkait penurunan dan kenaikan
aturan pakai tersebut.Hasil wawancara jumlah resep yang masuk ke Depo IGD
dengan salah satu dokter penulis resep RSHS dengan kajian penulisan resep baik
30
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Penelitian ini masih banyak Aslam M., Tan C., Prayitno A., 2003.
terdapat ketidakjelasan dalam penulisan Farmasi Klinis, Menuju Pengobatan
resep pasien IGD Rumah Sakit Hasan Rasional dan Penghargaan Pilihan
Sadikin Bandung berdasarkan Permenkes Pasien. Jakarta: PT. Elexmedia
No. 72 tahun 2016 tentang standar Komptindo
pelayanan resep di rumah sakit. Hasil Cohen, M. 1999. Medical Errors.
kelengkapan resep menunjukkan bahwa: 1) American Pharmaceutical
Secara adminis-trasi. Ketidaklengkapan Association. Washington DC
administrasi resep yang ditulis oleh dokter Dwiprahasto, I., Kristin, E., 2008, Masalah
pada RSHS Bandungpada urutan pertama dan Pencegahan Medication Error,
yaitu penu-lisan umur pasien, selanjutnya Bagian Farmakologi dan
penulisan ruangan dan yang terakhir yaitu Toksikologi/Clinical Epidemiology &
tanggal penulisan resep. 2) Secara
31
Jurnal Sabdariffarma Tahun 2021 Vol 3 No.1 7-14 p-ISSN 2338-6851/ e-ISSN 2723-1887
32