Anda di halaman 1dari 13

Nama: C.

Vera Dwi Pratiwi

NIM : 228122203

1. a. Apa yang dimaksud dengan penggunaan obat rasional? b. Faktor-


faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan obat ? Jelaskan (score
10).

a. Penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat yang


sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat
dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.

b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan obat:

1) Sistem pelayanan kesehatan


a) Suplai obat yang tidak dapat diandalkan
b) Kekurangan obat/kekosongan obat menyebabkan pasien
tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan.
c) Obat kadaluwarsa
d) Ketersediaan obat yang tidak tepat, obat sub standar dan
obat palsu
e) System kesehatan yang tidak menerapkan kebijakan terkait
dengan standar pengobatan, daftar obat esensial, dan
formularium obat.
2) Dokter penulis resep (prescriber) yang dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu:
a) Faktor internal:
i. Kurangnya pelatihan, berkaitan dengan kompetensi dokter
(prescriber) dalam menentukan diagnose yang tepat dan
menuliskan obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
ii. Panutan (role mode) yang ditiru mungkin meresepkan obat
yang tidak rasional, contohnya pemberian antibiotika pada
pasien ISPA non pneumonia (pada umumnya disebabkan
oleh virus).
iii. Kurangnya informasi yang objektif, informasi obat dan
pengobatan yang diperoleh hanya dari perusahaan farmasi,
sehingga informasi yang diperoleh tidak objektif
b) Faktor eksternal:
i. Jumlah pasien yang terlalu banyak sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis sangat terbatas
ii. Tekanan untuk meresepkan obat yang berasal dari
komunitasnya
iii. Tekanan dari pasien maupun perusahaan farmasi,
misalnya jika pasien meminta obat yang tidak sesuai
diagnose karena merasa telah mengeluarkan biaya yang
tidak sedikit untuk membayar asuransi.
3) Pelayanan resep (dispenser):
a) Kurangnya pelatihan
b) Tidak adanya pengawasan/supervise
c) Jumlah pasien yang terlalu banyak sehingga kelebihan
beban kerja dan menyebabkan waktu pelayanan obat dan
pemberian informasi menjadi terbatas (kurang).
d) Kurangnya fasilitas kerja
e) Adanya intensif finansial
4) Pasien dan masyarakat
a) Budaya dan kepercayaan masyarakat. Contoh kepercayaan
masyarakat, pemberian injeksi vitamin B12 jika mengalami
pegal linu akan cepat sembuh.
b) Kemampuan komunikasi dan perilaku dari prescriber dan
dispenser
c) Kurangnya informasi tertulis
d) Keterbatasan waktu yang tersedia untuk konsultasi sehingga
informasi tentang penyakit belum disampaikan secara
tuntas.
e) Keterjangkauan biaya pengobatan dan keyakinan akan obat-
obat tertentu atau cara pemberian, contohnya
kecenderungan prescriber meresepkan obat yang bermerek
yang relative mahal padahal tersedia obat generic dengan
manfaat dan keamanan yang sama dan harga lebih murah.
f) Swamedikasi OTC dan obat resep

2. Sebutkan dan jelaskan indikator penggunaan obat rasional menurut


WHO ? (score 20).

Indikator penggunaan obat rasional menurut WHO yang digunakan


untuk melakukan pengukuran terhadap capaian keberhasilan upaya
dan intervensi dalam peningkatan penggunaan obat yang rasional
dalam pelayanan kesehatan adalah:

a. Indikator inti:

1) Indikator peresepan:
a) Rerata jumlah item dalam item resep
b) Presentase peresepan dengan nama generic
c) Persentase peresepan dengan antibiotika
d) Presentase peresepan dengan suntikan
e) Presentase peresepan yang sesuai dengan Daftar Obat
Esensial
2) Indikator pelayanan:
a) Rerata waktu konsultasi
b) Rerata waktu penyerahan obat
c) Presentase obat yang sesungguhnya diserahkan
d) Presentase obat yang dilabel secara adekuat
3) Indicator fasilitas:
a) Pengetahuan pasien mengenai dosis yang benar
b) Ketersediaan Daftar Obat Esensial
c) Ketersediaan key drugs.

b. Indikator tambahan yang diberlakukan sebagai tambahan terhadap


indicator inti. Indicator ini tidak kurang pentingnya dibandingkan
indicator inti, namun seringdata yang dipergunakan sulit diperoleh
atau interpertasi terhadap data tersebut mungkin sarat muatan local.

1) Persentase pasien yang diterapi tanpa obat


2) Rerata biaya obat tiap peresepan
3) Persentase biaya untuk antibitika
4) Persentase biaya untuk suntikan
5) Peresepan yang sesuai dengan pedoman pengobatan
6) Persentase pasien yang puas dengan pelayanan yang diberikan
7) Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai akses kepada
informasi yang obyektif.
3. Gambarkan siklus untuk memperbaiki penggunaan obat beserta
penjelasannya !.(score 20)

Siklus untuk memperbaiki penggunaan obat rasional:

1. Meneliti
Menilai situasi
penggunaan obat

Memperbaiki
diagnosis
4. follow up 2. Diagnosa

Mengukur perubahan Identifikasi penyebab

Memperbaiki
intervensi

3. Treat

Melakukan perbaikan

Pada siklus yang pertama: menilai penggunaan obat dilihat berdasarkan


indicator yang telah ditetapkan oleh WHO

Pada siklus yang ke-2:

Memperjelas masalah yang ada berdasarkan siklus yang pertama,


membandingkan hasil penelitian dengan menggunakan standar yang ada.

Kemudian mengidentifikasi penyebab masalah yang muncul berdasarkan


factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan obat rasional (system
pelayanan kesehatan, dokter penulis resep, pelayanan resep (dispenser),
dan pasien maupun masyarakat).

Kemudian mengidentifikasi factor yang bisa menghambat upaya


perbaikan, antara lain: masalah insentif dari perusahaan farmasi kepada
dokter penulis resep maupun ke pelayanan resep (dispenser), supplai
obat yang berkaitan dengan menajemen pengadaan untuk menjamin
ketersediaan obat yang sesuai dan tepat indikasi, lingkungan kerja seperti
komunikasi antara penulis resep dengan bagian pelayanan resep, dan lain
sebagainya.

Metode yang digunakan untuk melakukan mencari jawaban pada


identifiksi masalah dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
sehingga dapat memberikan gambaran mengapa suatu masalah dapat
terjadi.

Jenis metode kualitatif antara lain dengan menggunakan kuesioner,


observasi terukur, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah
(FGD), dan kunjungan simulasi. Pada metode ini memerlukan pengumpul
data yang terlatih.

a. Kuesioner, dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap,


atau kebiasaan. Pertanyaan yang diajukan dengan cara yang
terstandar, dapat dibuat dengan pertanyaan terbuka, dan dilakukan
uji coba. Besar sampel yang digunakan tergantung pada populasi,
metode sampling, ketepatan yang diinginkan, dan sumberdaya yang
tersedia. Untuk mengungkapkan penyebab suatu masalah
penggunaan obat rasional dapat menggunakan sedikitnya 30
responden dari tiap sub-kelompok.

Kelebihan dari kuesioner adalah:

1) Bisa menyajikan data frekuensi pengetahuan, sikap, dan


karakteristik populasi.
2) Sumber daya manusia untuk petugas pengumpulan data
mudah diperoleh

Kelemahan dari kuesioner adalah:

1) Sikap responden seringkali sulit diukur sehingga dapat


menjadi bias pengukuran paparan.
2) Responden lebih suka memilih jawaban yang tersedia walau
mereka tidak tahu jawabannya sehingga dapat menimbulkan
bias
3) Hasil pengukuran sangan sensitive terhadap cara bertanya
atau cara menuliskan pertanyaan hal ini terkait dengan
persepsi responden terhadap pertanyaan yang diberikan
b. Observasi terstruktur, dilakukan oleh observer yang terlatih terhadap
suatu proses pelayanan kesehatan. Observer harus dapat
mengupayakan agar dapat melebur ke dalam situasi yang sedang
diamati. Data yang dicatat dalam bentuk skala atau daftar ceklist dari
tindakan atau prosedur yang dilakukan. Jumlah responden yang
dibutuhkan minimal 30 responden untuk tiap jenis perilaku yang
diukur agar dapat mewakili populasi. Untuk dapat memahami suatu
proses pengambilan keputusan, dalam beberapa kasus dapat
menggunakan 5-6 pemegang kebijakan yang terkait.

Kelebihan dari observasi terstruktur adalah:

1) Merupakan metode yang terbaik untuk menilai interaksi antara


penulis resep dengan pasien.
2) Dapat digunakan untuk memahami perilaku penulis resep
dalam situasi yang sebenarnya.
3) Merupakan metode yang terbaik untuk membuktikan apakah
memang ada factor penulisan resep berdasarkan permintaan
pasien.

Kelemahan dari observasi terstruktur adalah:


1) Dengan hadirnya observer dapat mempengaruhi perilaku
penulis resep maupun pasien.
2) Observer harus terlatih, tekun, dan sabar karena terlibat
dalam situasi yang diamati.
c. Wawancara mendalam merupakan diskusi mendalam antara
responden dengan pewawancara dengan bantuan pedoman
wawancara. Metode ini bagus digunakan untuk pimpinan, manajer,
informan kunci yang jumlahnya hanya sedikit namun mempunyai
peranan penting dalam pengambilan kebijakan. Untuk mendapatkan
informasi mendasar umumnya cukup memerlukan 5-10 wawancara
dengan informan kunci. Dalam wawancara mendalam dapat
mengeksplorasi pendapat, pemikiran, dan keinginan responden
secara terbuka dan mendalam. Dalam wawancara mendalam juga
dapat mengangkat isu yang sensitive, misalnya terkait dengan
penghasilan, komisi, insentif, atau keuntungan pribadi.

Kelebihan dari wawancara mendalam adalah:

1) Bisa digunakan pada responden yang buta huruf.


2) Dapat menimbulkan kepercayaan responden terhadap
pewawancara karena bercakap-cakap secara langsung.
3) Bisa menangkap suatu ide atau opini responden yang tak
terduga sebelumnya.

Kelemahan dari wawancara mendalam adalah:

1) Memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan wawancara


terstruktur.
2) Analisis data bisa sulit karena informasinya melebar, terkait
dengan kepercayaan responden sehingga memberikan
informasi yang berlebihan.
3) Memerlukan pewawancara yang sangat terlatih karena harus
menangkap apa yang disampaikan oleh responden.
d. Diskusi kelompok terarah (DKT/FGD), diskusi dipimpin oleh
moderator dan membahas suatu topic masalah yang telah
ditentukan, bisanya memerlukan waktu antara 1-2 jam.

Kelebihan dari diskusi kelompok terarah adalah:

1) Bagus untuk memunculkan opini atau keyakinan sekelompok


responden.
2) Memberikan informasi yang lengkap dan mendalam
3) Mudah dan murah karena semua berkumpul dalam suatu
ruangan dan dilakukan dalam satu waktu.

Kelemahan dari diskusi kelompok terarah adalah:

1) Memerlukan moderator terlatih untuk menjebatani komunikasi


antar responden.
2) Kadang ada kesulitan menyampaikan perasaan yang
sebenarkan karena adanya responden yang lain.
3) Kesulitan dalam menganalisis karena adanya individu yang
sangat berpengaruh di kelompok.
e. Kunjungan simulasi menggunakan petugas pengumpul data yang
telah dipersiapkan untuk berperan sebagai pasien kemudian
mencatat prosedur yang dilakukan oleh penyedia tenaga kesehatan
kepadanya. Metode ini bermanfaat untuk mengukur perilaku di
pelayanan swasta. Bermanfaat dalam berbagai aspek kegiatan yang
berhubungan dengan pemeriksaan pasien, pemberian pengobatan,
dan nasihat. Biasanya menggunakan 30

Kelebihan dari kunjungan simulasi adalah:

1) Dapat digunakan untuk membandingkan praktek dengan apa


yang diutarakan dalam wawancara atau FGD.
2) Relative mudah dan cepat.
3) Data mudah dianalisis
Kelemahan dari kunjungan simulasi adalah:

1) Sulit untuk menstandarisasi petugas pengumpul data.

Pemilihan metode yang akan digunakan untuk mencari jawaban pada


identifiksi masalah dapat disesuaikan dengan sifat masalah; tujuan
pengumpulan data; sumber daya dan waktu yang tersedia; serta
keterampilan dan pengalaman petugas pengumpul data. Dapat pula
menggabungkan semua metode yang ada (triangulasi) untuk
mendapatkan masalah yang spesifik.

Pada siklus yang ke-3:

Proses pengobatan rasional meliputi:

1. Langkah pertama: menentukan permasalahan yang dihadapi pasien.


Apakah disebabkan oleh penyakit atau masalah perilaku, atau
merupakan tanda-tanda dari penyakit yang tidak nampak, gangguan
psikologi atau gangguan social, gangguan kecemasan. Atau apakah
karena efek samping dari pengobatan, adanya polifarmasi, kepatuhan
minum obat, permintaan pribadi untuk pencegahan penyakit, atau
kombinasi dari semua masalah yang ada.
2. Langkah kedua: memberikan terapi yang objektif kepada pasien. Hal
ini dapat mencegah pemberian obat yang tidak perlu termasuk
penggunaan profilaksis yang tidak perlu terutama penggunaan
antibiotika. Ada baiknya untuk mendiskusikan tujuan terapi dengan
pasien untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.
3. Langkah ketiga: memverifikasi kesesuaian terapi mencakup dosis,
bentuk sediaan, dan lama terapi. Harus dicek efikasi (indikasi dan
kenyamanan) dan keamanan (kontraindikasi, interaksi antar obat, dan
obat dengan resiko tinggi).
4. Langkah keempat: memulai terapi, menuliskan resep dan
rekomendasi terapi.
5. Langkah kelima: memberikan informasi, instruksi, dan peringatan.
Mencakup memberikan informasi terkait efek terapi yang diinginkan,
efek samping yang akan muncul, instruksi penggunaan obat,
peringatan terkait penggunaan obat, dan konsultasi selama terapi.
6. Langkah keenam: memonitor terapi apakah perlu dilanjutkan atau
tidak. Monitor diberikan selama proses terapi; jika terapi efektif dan
pasien sembuh maka terapi dihentikan; jika terapi efektif tetapi belum
selesai harus dicek efek samping yang muncul jika berbahaya makan
harus dihentikan jika tidak berbahaya maka dapat dilanjutkan; jika
pasien tidak menunjukkan adanya kemajuan dalam terapi maka perlu
dilakukan verifikasi semua langkah, dimulai dari langkah pertama.

Pada siklus yang ke-4:

Pada siklus yang keempat mengukur keberhasilan terapi yang diberikan.


Jika terapi tidak menunjukkan adanya perubahan penyakit maka perlu
dilakukan identifikasi penyebabnya. Jika sudah sesuai maka perlu
melakukan perbaikan intervensi pada terapi.

4. a. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu unit/faskes ( rumah sakit)


penggunaan obatnya rasional atau tidak? Indikator apa yang akan Anda
pilih? b. Jelaskan strategi dalam rangka perbaikan penggunaan obat,
beserta contohnya. (score 25)
a. Cara mengidentifikasi suatu unit/faskes (rumah sakit) penggunaan
obatnya secara rasional atau tidak dengan menggunakan indicator
pelayanan kesehatan dari WHO, yaitu:

1) Indikator peresepan:
a) Rerata jumlah item dalam item resep
b) Presentase peresepan dengan nama generic
c) Persentase peresepan dengan antibiotika
d) Presentase peresepan dengan suntikan
e) Presentase peresepan yang sesuai dengan Daftar Obat
Esensial
2) Indikator pelayanan:
a) Rerata waktu konsultasi
b) Rerata waktu penyerahan obat
c) Presentase obat yang sesungguhnya diserahkan
d) Presentase obat yang dilabel secara adekuat
3) Indicator fasilitas:
a) Pengetahuan pasien mengenai dosis yang benar
b) Ketersediaan Daftar Obat Esensial
c) Ketersediaan key drugs.

b. Indicator keberhasilannya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


RI No. 129/Menkes/SK/VI/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.

c. Strategi dalam rangka perbaikan penggunaan obat adalah melakukan


upaya pendidikan, upaya manajerial, dan intervensi regulasi.

Contohnya: intervensi regulasi dengan menyediakan DOEN dan


Formularium Obat di rumah sakit sebagai pedoman penatalaksanaan
terapi

5. Pelajari artikel dengan judul “Kajian Penggunaan Obat Berdasarkan


Indikator Peresepan WHO dan Prescribing Errors Di Apotek Naura
Medika, Depok “, penulia Annisa Farida Muti dan Nurul Octavia
(terlampir). a. Menurut Anda apakah peresepan obat yang masuk ke
Apotek Naura Medika tersebut rasional? Jelaskan apa dasarnya? b.
Strategi apa yang tepat untuk memperbaiki penggunaan obat rasional?
Jelaskan teknik strategi tersebut secara lebih spesifik? (score 25)

a. menurut saya tidak rasional karena rerata jumlah item obat per lembar
resep melebihi nilai ideal WHO, presentase peresepan obat generic
25,67% dari target WHO sebesar 100%, presentase peresepan
antibiotika 51% melebihi target WHO

b. strategi yang digunakan untuk memperbaiki penggunaan obat rasional


adalah intervensi regulasi dengan menyediakan DOEN dan
Formularium Obat di rumah sakit sebagai pedoman penatalaksanaan
terapi.

c. intervensi regulasi umumnya yang paling mudah ditaati mengingat


sifatnya yang mengikat secara formal serta memiliki kekuatan hokum.
Dengan cara demikian maka setiap penyimpangan pelaksanaannya
akan mempunyai akibat hokum.

Anda mungkin juga menyukai