Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis observasional dan rancangan cross-
sectional. Jenis penelitian observasional merupakan pendekatan penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau masalah tertentu dengan
melakukan pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian observasional,
peneliti tidak melakukan intervensi atau perlakuan apapun terhadap variabel
penelitian. Dengan kata lain, data yang diperoleh merupakan data yang sudah ada
sebelumnya atau data yang dihasilkan tanpa campur tangan peneliti. Penelitian
observasional dapat dibedakan menjadi penelitian deskriptik atau penelitian
analitik, tergantung pada analisis hubungan antar variabel yang dilakukan.
Rancangan cross-sectional melibatkan observasi atau pengukuran variabel
pada satu titik waktu tertentu. Artinya, setiap subjek penelitian hanya diamati
sekali dan tidak memerlukan pengulangan pemeriksaan atau pengukuran
(Rikatsih, 2021). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
retrospektif karena pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan
terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel sebab yang telah terjadi pada waktu
yang lalu, misalnya setahun yang lalu yaitu dengan mengamati laporan
Penggunaan Obat Rasional (POR) pada periode bulan Januari sampai dengan
Desember tahun 2022 di 12 Puskesmas Kabupaten Karangasem (Widi, 2018).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di 12 Puskesmas wilayah Kabupaten Karangasem,
Provinsi Bali yang terdiri dari Puskesmas Manggis I, Manggis II, Karangasem I,
Karangasem II, Kubu I, Kubu II, Sidemen, Selat, Rendang, Abang I, Abang II,
dan Bebandem pada bulan Juni tahun 2023. Kegiatan yang dilakukan disajikan
pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tahun
No. Kegiatan 2022 2023
Bulan
8 9-12 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penentuan tema dan judul
penelitian
2 Studi pendahuluan ke 12
Puskesmas Kabupaten
Karangasem
3 Pembuatan proposal
4 Pengajuan proposal ke tempat
penelitian
5 Pengurusan etik penelitian
6 Pengurusan administrasi izin
penelitian ke tempat penelitian
7 Penyiapan berkas untuk
pengambilan data penelitian
8 Pengambilan data
menggunakan instrumen
penelitian
9 Perekapan data padaMicrosoft
Excel
10 Pengolahan data terkait
persentase penggunaan
antibiotik untuk penyakit
ISPA non pneumonia dan
diare non spesifik serta rerata
jumlah item obat per resep
11 Pembuatan pembahasan dan
penarikan kesimpulan
12 Presentasi hasil laporan
penelitian
13 Penyusunan naskah publikasi
dan publikasi pada jurnal
publikasi yang dituju

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Batasan populasi
Populasi adalah kelompok individu atau objek yang menjadi fokus
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah peresepan pasien dengan
diagnosis Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) non pneumonia dan diare non
spesifik pada periode bulan Januari-Desember tahun 2022 di 12 puskesmas
Kabupaten Karangasem. Jumlah populasi dalam penelitian ini mengikuti aturan
Kementrian Kesehatan terkait pengumpulan data peresepan pada POR yaitu
diambil 1 kasus setiap hari kerja (harapannya terdapat sekitar 25 kasus) pada tiap
bulannya untuk diagnosis Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) non pneumonia
dan diare non spesifik pada periode bulan Januari-Desember tahun 2022 di 12
puskesmas Kabupaten Karangasem yang direkap pada formulir monitoring
indikator peresepan yang tertuang pada Lampiran 1. Berdasarkan studi
pendahuluan diperoleh ….. peresepan ISPA) non pneumonia dan ….. peresepan
diare non spesifik.

3.3.2 Jumlah sampel


Sampel pada penelitian ini menggunakan populasi diatas….. yang secara
spesifik dijabarkan pada Tabel…
Tabel…
Puskesmas Jumlah Sampel Resep Bulan Januari-Desember 2022
ISPA non pneumonia Diare non spesifik
Manggis I 300 299
Manggis II
Karangasem I
Karangasem II
Kubu I
Kubu II
Sidemen
Selat
Rendang
Abang I
Abang II
Bebandem
Total Resep

3.3.3 Teknik pengambilan sampel


Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam pengambilan
sampel. Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi penelitian (Rikatsih, 2021).

3.3.4 Kriteria inklusi dan ekslusi


3.3.4.1. Kriteria inklusi
a. Resep pasien dengan diagnosis ISPA non pneumonia dan diare non
spesifik pada periode bulan Januari-Desember tahun 2022 di 12
puskesmas Kabupaten Karangasem.
b. Resep dengan persyaratan administrasi yang lengkap seperti tanggal
resep, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, nama obat,
dosis obat dan jumlah obat.
3.3.4.2. Kriteria eksklusi
a. Resep yang rusak atau tidak dapat terbaca

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Obat yang diresepkan oleh dokter penulis resep pada pasien
diagnosis ISPA non pneumonia dan diare non spesifik.
b. Variabel terikat
Penggunaan obat rasional menurut indikator WHO dan Kemenkes RI
yang telah ditetapkan meliputi persentase penggunaan antibiotik pada
ISPA non pneumonia, persentase penggunaan antibiotik kasus diare
non spesifik, jumlah rata-rata item obat tiap lembar resep, serta
persentase obat yang diresepkan sesuai dengan Formularium Nasional
(Fornas).
c. Variabel terkontrol pada penelitian ini yaitu tempat penelitian, waktu
penelitian, populasi pasien.

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi operasional pada penelitian ini dengan lengkap dan
terperinci disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Definisi Operasional


Variabel Deskripsi Indikator
WHO Kemenkes RI
Resep Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, - -
dokter gigi, atau dokter hewan kepada
Apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun
elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan bagi pasien (Permenkes, 2016)
Khususnya pada penelitian ini dengan
diagnosis ISPA non pneumonia dan diare
non spesifik.
Penggunaan Obat Pasien menerima obat sesuai dengan kondisi
Rasional (POR) dan kebutuhan kliniknya (tepat diagnosis,
indikasi, pemilihan obat, dosis dan cara
pemberian, waspada efek samping obat serta
ekonomis) khusus pada diagnosis ISPA non
pneumonia dan diare non spesifik. Dasar
pemilihan kedua diagnosis adalah termasuk
10 penyakit terbanyak, diagnosis dapat
ditegakkan oleh petugas tanpa memerlukan
pemeriksaan penunjang, pedoman terapi
untuk diagnosis jelas, tidak memerlukan
antibiotika/injeksi, selama ini dianggap
potensial untuk diterapi secara tidak rasional
(Kemenkes RI, 2011)
Persentase Obat yang diresepkan seharusnya mengacu ≥ 82 % 100%
penggunaan obat pada Fornas sebagai dasar penulisan resep
generik pada yang berisikan daftar obat-obat generik.
peresepan
Persentase Mengukur tingkat penggunaan antibiotik ≤20%
peresepan pada resep dengan diagnosa ISPA non
antibiotik pada pneumonia. Perhitungan adanya antibiotik
ISPA pada tiap resep bernilai mutlak 0 = tidak ada
non pneumonia dan 1 = ada.
Persentase Mengukur tingkat penggunaan antibiotik ≤8%
peresepan pada resep dengan diagnosa diare non
antibiotik pada spesifik. Perhitungan adanya antibiotik pada
diare non spesifik tiap resep bernilai mutlak 0 = tidak ada dan
1 = ada.
Rata-rata jumlah Perhitungan rata-rata jumlah obat yang 1,8 - 2,2 ≤2,6 item obat
obat diperoleh dari pembagian total obat yang item obat
yang diresepkan diresepkan dengan total lembar resep
untuk tiap pasien
/lembar
Kesesuaian Antibiotik yang diresepkan telah sesuai 100% 100%
antibiotik dengan dengan Formularium Nasional.
Formularium
Nasional
Data demografi Data demografi mencakup jenis kelamin dan - -
usia. Jenis kelamin dibedakan menjadi dua
yaitu laki-laki dan perempuan. Usia
dibedakan menjadi 5 klasifikasi yaitu
Bayi : 0-1 tahun
Anak : 2-10 tahun
Remaja : 11-19 tahun
Dewasa : 20-60 tahun
Lanjut usia (Lansia) : > 60 tahun
Penggunaan obat Penggunaan obat dalam mengatasi gejala - -
selain antibiotik yang dialami pasien dengan diagnosis ISPA
pada peresepan non pneumonia dan diare non spesifik.
pasien ISPA non
pneumonia dan
diare non spesifik.

3.5 Data dan Sumber Data Penelitian


3.5.1 Jenis data
Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan yaitu berupa data kualitatif
yang berupa data jumlah pasien, jenis kelamin, jumlah obat dan nama obat yang
diberikan. Selain itu juga menggunakan data kuantitatif yaitu persentase
penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan diare non spesifik, jumlah
rerata item obat per lembar resep dan juga persentase kesesuaian antibiotik dengan
Formularium Nasional.
3.5.2 Sumber data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan diperoleh dari sumber
sekunder yang diperoleh dari observasi resep obat pasien pada periode bulan
Januari sampai Desember tahun 2022 berdasarkan kriteria inklusi. Data tersebut
mencakup informasi tentang penggunaan obat pasien.

3.5.3 Teknik pengambilan data


Pengambilan data penelitian dengan teknik pencatatan yaitu merekap hasil
data yang tertuang pada formulir monitoring indikator peresepan. Selanjutnya data
dikelompokkan berdasarkan parameter indikator persepan lalu dihitung
ketercapaiannya dan dibandingkan dengan indikator WHO dan Kemenkes RI.
Formulir monitoring indikator peresepan dicatat setiap hari kemudian dilaporkan
setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali dengan tembusan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten setempat menggunakan google form laporan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Provinsi Bali. Pada google form dilakukan pengisian
ketiga nilai parameter POR yang mencakup persentase penggunaan antibiotik
pada ISPA non pneumonia, persentase penggunaan antibiotik pada diare non
spesifik dan rerata jumlah item per lembar resep. Selain itu juga mengunggah
laporan indikator peresepan Di Puskesmas yang ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas.
3.6 Instrumen pengambilan data penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa Lembar
Pengumpulan Data (LPD) yang terdapat kolom yang berisi nomor, tanggal resep,
nama pasien, usia, jenis kelamin, diagnosa, nama obat, jumlah obat generik, dosis
obat, lama pemakaian obat (hari), dan sesuai atau tidak dengan pedoman
Formularium Nasional. Lembar Pengumpulan Data (LPD) dilihat pada Lampiran
1. Pengisian Lembar Pengumpulan Data (LPD) mengacu pada Form pelaksanaan
POR atau juga disebut formulir monitoring indikator peresepan yang dibuat oleh
bgaian farmasi di 12 puskesmas Kabupaten Karangasem berupa tabel yang berisi
diagnosis utama, tanggal dan bulan penulisan resep, data pasien (nama, umur,
jenis kelamin) obat untuk terapi dalam resep (nama obat, bentuk sediaan, dan
kekuatan sediaan), jumlah obat, dosis dan interval, cara pemberian dan juga ada
atau tidaknya penggunaan antibiotik. Formulir monitoring indikator peresepan
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
3.5.1 Perekaman data
Pada penelitian ini, perekaman data dilakukan mencatat secara tertulis
data pada formulir monitoring indikator peresepan di 12 Puskesmas Kabupaten
Karangasem kemudian direkam ke dalam komputer menggunakan Microsoft
Excel.
3.6 Prosedur Penelitian

Studi pendahuluan di 12 Puskesmas Kabupaten Karangasem

Temuan masalah terkait Penggunaan Obat Rasional (POR)

Pembuatan proposal

Pengurusan ijin dan etik penelitian

Pengambilan data

Formulir monitoring indikator peresepan


pada 12 Puskesmas Kabupaten Karangasem

Data kepegawaian bagian farmasi 1. Persentase penggunaan antibiotik


pada peresepan pasien ISPA non
pneumonia
1. Jumlah pegawai 2. Persentase penggunaan antibiotik
2. Profesi pada peresepan pasien diare non
3. Umur spesifik
4. Jenis kelamin 3. Jumlah rerata item obat dalam setiap
lembar resep
4. Persentase penggunaan obat generik
pada peresepan pasien
5. Persentase ketercapaian profil
Penggunaan Obat Rasional (POR)

Rekap data dan perhitungan data

Penyajian data dan pembuatan laporan akhir


dengan pembuatanNaskah publikasi
pembahasan dan penarikan kesimpulan
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Data demografi pasien di Puskesmas Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Data demografi memuat jenis kelamin dan usia dengan pembagian yang tertuang
pada definisi operasional. Perhitungan dilakukan dengan cara dihitung persentase dari
masing-masing kategori demografi dibagi dengan jumlah total pasien yang didapat, lalu
dikalikan dengan 100%.

Persentase = x 100 %

3.7.2 Gambaran penggunaan obat selain antibiotik pada peresepan pasien ISPA non
pneumonia dan diare non spesifik.
Gambaran penggunaan obat selain antibiotik pada peresepan pasien ISPA non
pneumonia dan diare non spesifik dengan mengidentifikasi sampel pasien yang menderita
ISPA non pneumonia dan diare non spesifik. Sampel ini bisa dilihat dari form monitoring
indikator peresepan yang dibuat oleh 12 Puskesmas Kabupaten Karangasem. Berdasarkan
form tersebut didapatkan informasi tentang obat-obatan apa saja yang diresepkan kepada
pasien.
Selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan kategorisasi obat-obatan yang diresepkan selain
antibiotik. Misalnya, obat batuk dan pilek, antipiretik (penurun demam), ekspektoran,
antihistamin, obat anti-diare, dll.

3.7.3 Ketercapaian penggunaan nama generik obat pada peresepan pasien di


Puskesmas Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Dilakukan perhitungan persentase ketercapaian penggunaan obat generik pada resep
pasien dengan cara jumlah total pasien yang menerima obat generik dibagi jumlah total
pasien dalam data, lalu kalikan dengan 100% dengan rumus berikut ini :

Buatkan rumus seperti diatas

Contoh: Jika dalam data terdapat 200 pasien pada tahun 2022, dan 150 pasien menerima obat
dengan nama generik, maka persentase ketercapaian penggunaan obat generik adalah
(150/200) * 100% = 75%.
3.7.4 Ketercapaian penggunaan antibiotik pada peresepan pasien ISPA non
pneumonia di Puskesmas Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Persentase peresepan antibiotik untuk pasien ISPA non pneumonia yang mempunyai
batas toleransi 20%. Dihitung dengan cara…..(tolong bahasakan rumus dibawah). Rumus
yang digunakan untuk menghitung yaitu :

% penggunaan antibiotik = x 100 %

3.7.5 Ketercapaian penggunaan antibiotik pada peresepan pasien diare non spesifik di
Puskesmas Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Persentase peresepan antibiotik untuk pasien diare non spesifik yang mempunyai batas
toleransi 8%. Dihitung dengan cara…..(tolong bahasakan rumus dibawah). Rumus yang
digunakan untuk menghitung yaitu :

% penggunaan antibiotik = x 100 %

3.7.6 Ketercapaian jumlah rerata item obat dalam setiap lembar resep di Puskesmas
Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Batas toleransi tingkat rerata jumlah item obat tiap lembar resep adalah 2,6 item.
Dihitung dengan cara…..(tolong bahasakan rumus dibawah). Rumus yang digunakan untuk
menghitung yaitu :

Rata-rata jumlah item obat per lembar resep =

3.7.7 Ketercapaian profil Penggunaan Obat Rasional (POR) di Puskesmas Kabupaten


Karangasem pada tahun 2022.
Profil Penggunaan Obat Rasional.
Adapun dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

%POR= X 100%
3.7.8 Kesesuaian penggunaan obat yang diresepkan berdasarkan Formularium
Nasional di Puskesmas Kabupaten Karangasem pada tahun 2022.
Gambaran kesesuaian penggunaan obat pada peresepan pasien ISPA non pneumonia dan
diare non spesifik yang dibandingkan dengan Formularium Nasional dilihat dari form
monitoring indikator peresepan yang dibuat oleh 12 Puskesmas Kabupaten Karangasem.
Berdasarkan form tersebut didapatkan informasi tentang obat-obatan apa saja yang
diresepkan kepada pasien. Selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan kategorisasi obat-
obatan yang diresepkan. Identifikasi obat-obatan yang sesuai dengan Formularium Nasional
dan kategorisasikan sebagai "sesuai". Obat-obatan yang tidak sesuai dengan Formularium
Nasional dapat dikategorikan sebagai "tidak sesuai". Kemudian bandingkan obat-obatan
yang diresepkan dengan daftar obat yang terdapat dalam Formularium Nasional. Hitung
jumlah penggunaan obat sesuai dan tidak sesuai dengan mencatat jumlah pasien yang
menerima obat yang sesuai dan tidak sesuai dengan Formularium Nasional. Jumlah ini dapat
dihitung berdasarkan jumlah resep atau jumlah pasien yang menerima obat-obatan tersebut.
Hitung persentase kesesuaian penggunaan obat dengan menggunakan rumus persentase. Bagi
jumlah pasien yang menerima obat yang sesuai dengan Formularium Nasional dengan jumlah
total pasien dalam data, lalu kalikan dengan 100% untuk mendapatkan persentase kesesuaian
penggunaan obat.
Contoh: Jika dalam data terdapat 200 pasien pada tahun 2022, dan 180 pasien menerima obat
yang sesuai dengan Formularium Nasional, maka persentase kesesuaian penggunaan obat
adalah (180/200) * 100% = 90%.

Anda mungkin juga menyukai