Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol. 8 No.

1 Juni 2022
Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979

Evaluasi Penggunaan Antibiotik di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD


M. Natsir Kota Solok Tahun 2020
Lola Azyenela1, Sanubari Rela Tobat2, Loli Selvia1
1Program Studi S1 Farmasi, Universitas Perintis Indonesia
2Program Studi Profesi Apoteker, Universitas Perintis Indonesia

ABSTRAK
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk terapi infeksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 213
bakteri. WHO telah merekomendasikan Anatomical sampel, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
Therapeutic Chemical (ATC) dan Defined Daily Dose secara kuantitas penggunaan antibiotik dari 213 catatan
(DDD) sebagai standar global untuk studi penggunaan rekam medis pasien didapatkan total penggunaan
obat, salah satunya adalah antibiotik. Penelitian ini antibiotik 136,203 gram DDD/100 hari rawat. Penggunaan
bertujuan untuk melihat gambaran penggunaan antibiotik antibiotik yang banyak yaitu sefiksime 67,791 g dan yang
secara kuantitatif dengan menggunakan metode sedikit yaitu meropenem 0,107 g. Antibiotik yang masuk
ATC/DDD, serta menentukan antibiotik yang termasuk ke dalam segmen 90% yaitu sefiksim (49,772%), seftriakson
dalam segmen Drug Utilization (DU) 90% di RSUD M. (18,393%), sefotaksim (14,786%) dan metronidazole
Natsir Kota Solok pada tahun 2020. Rancangan penelitian (8,764%), sedangkan yang masuk ke segmen 10 % yaitu
ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional siprofloksasin (5,074%), azitromycin (1,320%),
yang dilakukan secara retrospektif, dengan menggunakan metronidazole (1,173%), levofloxacin (0,399%), sefadroksil
data rekam medis pasien di instalasi rawat inap bedah di (0,237%), dan meropenem (0,078%).
RSUD M.Natsir Kota Solok tahun 2020, sampel diambil Kata kunci: ATC/DDD, DU 90%, Evaluasi Penggunaan
dengan teknik random sampling. Jumlah sampel Antibiotik

ABSTRACT
Antibiotics are drugs used to treat bacterial infections. study were 213 samples, where the results showed that the
WHO has recommended Anatomical Therapeutic quantity of antibiotic use from 213 patients' medical
Chemical (ATC) and Defined Daily Dose (DDD) as global records obtained a total of 136,203 grams of DDD/100 days
standards for the study of drug use, one of which is of hospitalization. The use of a lot of antibiotics is cefixime
antibiotics. This study aims to see an overview of the use of 67.791 g and the least is meropenem 0.107 g. Antibiotics
antibiotics quantitatively using the ATC/DDD method, and included in the 90% segment were cefixime (49.772%),
to determine which antibiotics are included in the 90% ceftriaxone (18.393%), cefotaxime (14.786%) and
Drug Utilization (DU) segment at M. Natsir Hospital, Solok metronidazole (8.764%), while those in the 10% segment
City in 2020. The design of this study was descriptive were ciprofloxacin (5.074%), azithromycin (1.320%). ),
analytic with a cross-sectional design which was carried metronidazole p (1.173%), levofloxacin (0.399%),
out retrospectively, using patient medical record data at cefadroxil (0.237%), and meropenem (0.078%).
the surgical inpatient installation at M. Natsir Hospital,
Solok City in 2020, the sample was taken by random Keywords: ATC/DDD, DU 90%, evaluation of antibiotic
sampling technique. The number of samples used in this use.

Penulis Korespondensi : Informasi Artikel


Lola Azyenela Submitted : 26 Oktober 2021
Program Studi Farmasi Universitas Perintis Indonesia Accepted : 27 Mei 2022
E-mail : lolaazyenela2@gmail.com Published : 30 Juni 2022

DOI :https://doi.org/10.35311/jmpi.v8i1.123
2

PENDAHULUAN penggunaan obat, sekaligus menetapkan


Indonesia merupakan negara yang WHO Collaborating Centre for Drug
memiliki pravelensi penyakit infeksi cukup Statistic Methodology untuk memelihara
tinggi. Tingginya penyakit infeksi akan dan mengembangkan sistem ATC/DDD
semakin meningkatnya penggunaan (World Health Organization, 2003).
antibiotik. Peresepan antibiotik di rumah Selain itu, metode DU 90% (Drug
sakit, terutama di Indonesia cukup tinggi Utilization 90%) merupakan metode yang
yaitu sekitar 44 – 97%, walaupun terkadang menunjukkan pengelompokkan obat yang
tidak dibutuhkan atau peresepan tersebut masuk ke segmen 90% penggunaan yang
tanpa indikasi (Hadi et al., 2008). sering digunakan bersamaan dengan
Antibiotik merupakan obat yang digunakan analisis penggunaan obat ATC/DDD.
untuk mengatasi infeksi bakteri, antibiotik Penilaian terhadap obat yang masuk ke
bisa bersifat bakterisid (membunuh dalam segmen 90% diperlukan untuk
bakteri) atau bakteriostatik (mencegah menekankan segmen obat yang dikaji
berkembang biaknya bakteri) (Dit. kaitannya dengan evaluasi pengendalian
Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian, penggunaan, dan perencanaan pengadaan
2011). obat (Mahmudah et al., 2016). Hasil

WHO telah merekomendasikan ATC penelitian Antimicrobial resistance in

(Anatomical Therapeutic Chemical) dan Indonesia: Prevalence and Prevention

DDD (Defined Daily Dose) sebagai standar (AMRIN Study) tahun 2005 menyatakan

global untuk studi penggunaan obat bahwa masalah resistensi antimikroba

rasional, salah satunya antibiotik (Muslim, merupakan masalah kesehatan yang

2018). Metode Sistem Anatomical penting di Indonesia karena ditemukannya

Therapeutic Chemical (ATC) / Defined masalah resistensi antimikroba sudah

Daily Dose (DDD) merupakan sistem terjadi di Indonesia (Mahmudah et al.,

klasifikasi dan pengukuran penggunaan 2016).

obat yang saat ini telah menjadi salah satu Berdasarkan penelitian yang telah

pusat perhatian dalam pengembangan dilakukan oleh (Mahmudah et al., 2016) di

penelitian penggunaan obat (World Health bagian bedah digestif di salah satu rumah

Organization, 2003). WHO menyatakan sakit di Bandung, antibiotik yang paling

sistem ATC/DDD sebagai standar banyak digunakan adalah seftriakson

pengukuran internasional untuk studi sebesar 8,77% DDD/100 hari rawat dan

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


3

antibiotik yang masuk dalam segmen 90% Populasi dan Sampel


yaitu seftriakson, Metronidazole, sefiksim, Populasi dalam penelitian ini
sefepim, siprofloksasin dan meropenem, berjumlah 1.004 pasien di instalasi rawat
sama halnya dengan penelitian Fazriyah inap bedah RSUD M. Natsir Kota Solok
(2017) di RSUD Daerah Cengkareng periode tahun 2020. Berdasarkan buku metode
2016. penelitian Sugiyono (2011) penentuan
Pada penelitian yang dilakukan oleh jumlah sampel dari populasi 1.000 dengan
oleh Pratama (2019) di bangsal Penyakit taraf kesalahan 10% maka sampel yang
Dalam RSUD Kerinci, sefotaksim diambil berjumlah 213 pasien di instalasi
merupakan antibiotik yang paling banyak rawat inap bedah RSUD M. Natsir Kota
digunakan, oleh karena itu penelitian ini Solok tahun 2020 yang memenuhi kriteria
bertujuan untuk melihat gambaran inklusi ; dengan umur dari 18-65 tahun yang
penggunaan antibiotik dengan mendapatkan terapi antibiotik dan data
menggunakan metode ATC/DDD dan rekam medis yang ditulis lengkap (umur,
menentukan antibiotik yang termasuk nomor rekam medis, jenis kelamin,
kedalam segmen DU 90% di RSUD M. diagnosa, dosis, dan aturan pakai),
Natsir Kota Solok pada Tahun 2020. sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian
ini adalah pasien meninggal dan pasien
METODE PENELITIAN
pulang paksa.
Jenis dan Desain Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan di bagian
Data yang diperlukan dikumpukan
rekam medis RSUD M. Natsir Kota Solok,
dan dipindahkan di lembar pengumpulan
dengan metode penelitian deskriptif
data yang memuat data jenis antibiotik yang
analitik dengan rancangan penelitian
diterima pasien, lama waktu pearawatan
bersifat potong lintang, dengan jenis data
pasien, serta jumlah antibiotik yang
retrospektif, teknik pengambilan sampel
diterima pasien. Data penggunaan
menggunakan teknik random sampling.
antibiotik dianalisis secara kuantitatif
Penelitian ini telah lolos kaji etik yang
dengan metode ATC/DDD dan DU 90%
diterbitkan oleh Komite Etik Penelitian
dapat dihitung menggunakan rumus
Kesehatan RSUP Dr. M. Djamil Padang,
sebagai berikut :
dengan nomor : 205/KEPK/2021.

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


4

Rumus DDD : Therapeutic Chemical). DDD dapat


DDD 100 patient-days digunakan untuk mengkaji kuantitas
Jumlah gram AB yang digunakan oleh pasien 100
= x
standar DDD WHO dalam gram (total LOS) penggunaan suatu obat, salah satunya

Rumus DU 90% : antibiotic (WHO Collaborating Centre for


Nilai DDD/100 hari rawat Drug Statistics Methodology, 2016).
DDD 100 patient-days = x 100
Total nilai DDD/100 hari rawat
Data karakteristik pasien yang

HASIL DAN PEMBAHASAN menerima terapi antibiotik di instalasi

Kajian penggunaan antibiotik secara rawat inap bedah RSUD M. Natsir Kota

kuantitatif telah direkomendasikan oleh Solok tahun 2020 yang berjenis kelamin

WHO dengan menggunakan system laki – laki didapatkan hasil sebanyak 121

klasifikasi Anatomical Therapeutic pasien (65,80%) dan perempuan sebanyak

Chemical (ATC) serta pengukuran dengan 92 pasien (43,19%). Berdasarkan usia

Defined Daily Dose (DDD). DDD pasien, diperoleh persentase tertinggi

didefinisikan sebagai dosis pemeliharaan (31,92%) pada rentang usia 18 – 28 tahun

rata – rata perhari pada orang dewasa. DDD dan persentase terendah (8,45%) pada

hanya digunakan untuk obat yang sudah rentang umur 61 – 65 tahun, sebagaimana

memiliki kode ATC (Anatomical terdapat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik pasien yang menerima terapi antibiotik di Instalasi Rawat Inap
Bedah RSUD M. Natsir Kota Solok tahun 2020
No Karakteristik Pasien Jumlah Pasien Persentase (%)
1 Jenis kelamin
Laki – laki 121 65,80%
Perempuan 92 43,19%
2 Usia
18 – 28 68 31,92%
29 – 39 41 19,24%
40 – 50 49 23,00%
51 – 60 37 17,37%
61 – 65 18 8,45%
3 Indikasi Antibiotik
Antibiotik Profilaksis 124 58,21%
Antibiotik Terapi 89 41,78%
4 Lama Pemberian Profilaksis
˂ 24 jam 124 58,21%
˃ 24 jam 89 42,78%

Length of stay (LOS) adalah istilah pada satu periode perawatan. Total LOS
yang biasanya digunakan untuk diperlukan untuk menghitung rata – rata
menunjukkan lama pasien di rawat inap lama perawatan (Permata Sari Lubis &

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


5

Astuti, 2019). Data jumlah hari rawat inap berkedudukan sebagai pembagi bersama
pasien dibutuhkan untuk menghitung dengan dosis standar WHO. Nilai DDD 100
penggunaan antibiotik dengan satuan hari rawat inap akan semakin kecil jika nilai
DDD/100 patient-days. Data LOS pasien di LOS semakin besar (Hadi, et.al., 2008).
instalasi rawat inap bedah RSUD M. Natsir Pada penelitian ini nilai LOS yang paling
selama tahun 2020 di dapatkan total LOS tinggi yaitu pada 4 hari rawatan pasien
yaitu 926 hari. Perhitungan LOS ini dengan presentase 30,51%, dapat dilihat
digunakan pada nilai DDD yang pada tabel 2.

Tabel 2. Lama Hari Rawat Inap atau Length Of Stay (LOS)


No. Lama Hari Rawat Jumlah Persentase (%)
1 1 hari 4 1,87%
2 2 Hari 7 3,28%
3 3 hari 59 27,69%
4 hari 65 30,51%
5 5 hari 41 19,24%
6 hari 18 8,45%
6 7 hari 6 2,81%
7 8 Hari 7 3,28%
8 9 Hari 3 1,40%
9 10 Hari 2 0,93%
10 13 Hari 1 0,46%
11 Total 926 hari

Evaluasi penggunaan antibiotik secara Banyaknya pengggunaan antibiotik di


kuantitatif telah direkomendasikan oleh suatu rumah sakit dapat dihitung
WHO yaitu dapat dilakukan dengan system menggunakan metode DDD dengan satuan
klasifikasi Anatomical Therapeutic DDD/100 hari rawat inap yang
Chemical (ATC) dan pengukuran dengan menggambarkan banyaknya pasien yang
Defined Daily Dose (DDD). DDD mendapatkan dosis harian (DDD) untuk
didefinisikan sebagai dosis pemeliharaan indikasi tertentu. Metode dalam penelitian
rata – rata perhari pada orang dewasa. DDD ini digunakan pada pasien di bangsal bedah
hanya di gunakan untuk obat yang sudah yang mendapatkan antibiotik. Berdasarkan
memiliki kode ATC (Anatomical tabel 3. Pada penelitian ini terdapat 10
Therapeutic Chemical). DDD dapat antibiotik yang memiliki nilai DDD standar
digunakan untuk mengkaji kuantitas WHO dan memiliki kode ATC. Total
penggunaan suatu obat, salah satunya DDD/100 patient-days selama penelitian
antibiotic (WHO Collaborating Centre for adalah 136,203 g dengan total LOS pasien
Drug Statistics Methodology, 2016). adalah 926 hari. Antibiotik dengan nilai

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


6

DDD/100 patient-days paling tinggi adalah yaitu 0,107 g DDD/100 patien days. Dapat
Sefiksime yaitu 67,791 g. Nilai DDD/100 dilihat tabel 3.
patient-days terkecil adalah meropenem

Tabel 3. Metode Anatomical Therapeutic Checimal(ATC) / Defined Daily Dose (DDD)


Kode Nama Rute Nilai Jumlah antibioik yang Total DDD/100
No.
ATC Antibiotik DDD digunakan (gram) LOS hari rawat
1 J01DD08 Sefiksime PO 0,4 g 251,1 g 67,791 g
2 J01DD04 Seftriakson IV 2g 464 g 25,053 g
3 J01DD01 Sefotaksim IV 4g 746 g 20,140 g
4 PO1AB01 Metronidazole PO 2g 221,2 g 11,937 g
5 J01MA02 Siprofloksasin PO 1g 64 g 926 6,911 g
6 J01FA10 Azitromicyn PO 0,3 g 5g 1,799 g
7 J01XD01 Metronidazole IV 1,5 g 22,2 g 1,598 g
8 J01MA12 Levofloxacin IV 0,50 2,52 g 0,544 g
g
9 J01DB05 Sefadroksil PO 2g 6g 0,323 g
10 J01DHD2 Meropenem IV 2g 2g 0,107 g
11 Total 136,20 g

Sebagai pembanding, pada penelitian Hasil pada penelitian menunjukkan


yang dilakukan oleh Ramadhan (2018) bahwa antibiotik sefiksim yang paling
penggunaan antibiotik di bangsal bedah banyak digunakan. antibiotik sefiksim
orthopedi berdasarkan ATC/DDD diperoleh tersebut dapat membunuh bakteri dengan
sebesar 20,21 DDD/100 patient-days pada cara menghambat sintesa dinding sel
kategori obat seftriakson. Berdasarkan bakteri karena tanpa adanya dinding sel
penelitian yang dilakukan oleh Sözen et.al maka bakteri akan mati (Tjay, 2010).
(2013), konsumsi antibiotik terbanyak yaitu Antibiotik tersebut merupakan antibiotik
golongan sefalosporin sebanyak 35,8 golongan sefalosporin generasi ke 3 yang
DDD/100 hari rawat. Dari golongan dapat diberikan secara oral, dimana saat ini
sefalosporin yang digunakan 21% adalah generasi ketiga sefalosporin paling banyak
generasi ke-3, generasi pertama sebanyak digunakan di Indonesia karena memiliki
20,8% dan 15,2% generasi kedua begitu juga spektrum luas sebagai antibakteri dengan
pada penelitian oleh Fazriyah (2017), kemampuan melawan bakteri gram negatif
penggunaan antibiotik tertinggi pada pasien dan gram positif dan beberapa bakteri
mencapai 46,52 DDD/100 patient-days. anaerob lain termasuk Streptococcus

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


7

pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan 90% bertujuan untuk menekankan segmen


Pseudomonas (Maradiya et al., 2010). Pada tersebut dalam hal evaluasi, pengendalian
hasil penelitian ini antibiotik meropenem penggunaan dan perencanaan pengadaan
lebih rendah karena meropenem obat (Mahmudah et al., 2016).
merupakan salah satu antibiotik spektrum Profil DU 90% diperoleh dengan cara
luas yang dibatasi penggunaannya, karena membagi nilai DDD/100 hari rawat inap
lebih sering menyebabkan resistensi dan dari suatu antibiotik dengan total DDD/100
efek samping (Khan et al., 2014). Menurut hari rawat inap semua antibiotik yang
WHO (2015) penggunaan antibiotik harus digunakan pada pasien di instalasi rawat
diminimalkan dalam penanganan infeksi. inap bedah RSUD M. Natsir Kota Solok
Semakin kecil nilai DDD maka semakin periode Januari - Desember 2020
rendah kemungkinan terjadinya resistensi. kemudian dikali 100%. Persentase
Kuantitas penggunaan antibiotik yang kecil penggunaan antibiotik yang diperoleh
menujukkan dokter semakin selektif dalam kemudian diakumulasikan dan di urutkan
memilih terapi untuk pasien, sehingga lebih dari persentase tertinggi ke persentase
mendekati prinsip penggunaan antibiotik terendah. Antibiotik yang masuk dalam
yang bijak karena apabila pemberian segmen DU 90% yaitu Sefiksim (49,772%),
antibiotik didasarkan pada indikasi Seftriakson (18,393%), Sefotaksim
tertentu, menandakan penggunaan (14,786%), Metronidazole O (8,764%) dan
antibiotik yang lebih tepat, sehingga sedangkan antibiotik yang masuk dalam
kuantitas penggunaan antibiotik akan segmen 10% yaitu Siprofloksasin (5,074%),
turun. Banyaknya peresepan dan Azitromycin (1,320%), Metronidazole P
penggunaan antibiotik yang tidak tepat (1,173%), Levofloxacin (0,544%),
indikasi juga akan berpengaruh pada Sefadroksil, (0,323%), dan Meropenem
ketepatan penggunaan antibiotik pada (0,107%). Beberapa penelitian melaporkan
pasien (Laras et al., 2012; Mahmudah et al., bahwa penggunaan antibiotik pada pasien
2016). bedah dengan infeksi pada daerah luka
Evaluasi penggunaan antibiotik paling banyak menggunakan metronidazole
dengan Metode DU 90% adalah metode dan seftriakson seperti penelitian Herdianti
pengelompokan obat yang masuk ke dalam et al., (2020) di RSUD Dr. Soetomo.
segmen 90% penggunaan. Penilaian Antibiotik yang masuk dalam segmen
terhadap obat yang masuk ke dalam segmen 90% menunjukkan bahwa antibiotik

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


8

tersebut paling banyak digunakan dan membuat program kebijakan penggunaan


antibiotik yang masuk dalam segmen 10% antibiotik. Tingginya penggunaan antibiotik
menunjukkan bahwa antibiotik tersebut merupakan salah satu faktor risiko
paling sedikit digunakan dalam peresepan terjadinya resistensi antibiotik, sehingga
antibiotik (World Health Organization, penggunaan metode DU 90% secara tidak
2014). Berdasarkan hasil penelitian ini, data langsung memberikan saran agar
yang diperoleh dapat digunakan untuk penggunaan antibiotik yang masuk dalam
mengukur konsumsi antibiotik di rumah segmen DU 90% dapat dikendalikan
sakit dan pengadaan obat selanjutnya. dengan mempertimbangkan pola peresepan
Evaluasi diperlukan sebagai dasar dalam antibiotik.

Tabel 4. Metode Drug Utilization 90%


DDD/100 hari Segmen DU
No. Kode ATC Nama antibiotik Rute DU 90%
rawat
1 J01DD08 Sefiksime PO 67,791 g 49,772
2 J01DD04 Seftriakson IV 25,053g 18,393
90%
3 J01DD01 Sefotaksim IV 20,140 g 14,786
4 P01AB01 Metronidazole PO 11,937 g 8,764
5 J01MA02 Siprofloksasin PO 6,911 g 5,074
6 J01FA10 Azitromycin PO 1,799 g 1,320
10%
7 J01XD01 Metronidazole IV 1,598 g 1,173
8 J01MA12 Levofloxacin IV 0,544 g 0,399
9 J01DB05 Sefadroksil PO 0,323 g 0,237
10 J01DHD2 Meropenem IV 0,107 g 0,078

Tabel 4 menunjukkan bahwa yang masuk dalam segmen 10%


antibiotik yang masuk dalam segmen DU menunjukkan bahwa antibiotik tersebut
90% yaitu Sefiksim (49,772%), Seftriakson paling sedikit digunakan dalam peresepan
(18,393%), Sefotaksim (14,786%), antibiotik (World Health Organization,
Metronidazole O (8,764%) dan sedangkan 2014).
antibiotik yang masuk dalam segmen 10% KESIMPULAN
yaitu Siprofloksasin (5,074%), Azitromycin Berdasarkan hasil penelitian dapat
(1,320%), Metronidazole P (1,173%), disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik
Levofloxacin (0,544%), Sefadroksil di rawat inap bedah RSUD M. Natsir Kota
(0,323%), dan Meropenem (0,107%). Solok periode Januari - Desember 2020
Antibiotik yang masuk dalam segmen 90% yang paling banyak adalah sefiksim 67,791 g
menunjukkan bahwa antibiotik tersebut dan yang terendah yaitu meropenem 0,107
paling banyak digunakan dan antibiotik g. Penggunaan antibiotik yang masuk ke

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


9

segmen 90% yaitu sefiksim (49,772%), Evaluasi Penggunaan Antibiotik


menggunakan Indeks ATC/DDD dan
seftriakson (18,393%), sefotaksim
DU90% pada Pasien Operasi TAH BSO
(14,786%) dan metronidazole (8,764%), dengan Infeksi Daerah Operasi: Studi
Retrospektif di RSUD Dr. Soetomo.
sedangkan yang masuk ke segmen 10 %
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 7(3),
yaitu siprofloksasin (5,074%), azitromycin 188–193.
https://doi.org/10.25077/JSFK.7.3.18
(1,320%), metronidazole (1,173%),
8-193.2020
levofloxacin (0,399%), sefadroksil Khan, M. U., Yousuf, R. I., & Shoaib, M. H.
(0,237%), dan meropenem (0,078%). (2014). Drug utilization evaluation of
meropenem and correlation of side
DAFTAR PUSTAKA effects with renal status of patients in a
teaching based hospital. Pakistan
Dit. Pengelolaan dan Pelayanan
Journal of Pharmaceutical Sciences,
Kefarmasian. (2011). Pedoman Umum
27(5 Spec no), 1503–1508.
Penggunaan Antibiotik | Direktorat
Jenderal Kefarmasian dan Alat Laras, Nuzulul W., Farida, & Helmia.
Kesehatan. Kementerian Kesehatan (2012). Kuantitas Penggunaan
Republik Indonesia. Antibiotik Di Bangsal Bedah Dan
https://farmalkes.kemkes.go.id/2014/ Obstetri-Ginekologi Rsup Dr. Kariadi
03/pedoman-umum-penggunaan- Setelah Kampanye PP-PPRA
antibiotik/ [Universitas Diponegoro].
Fazriyah, N. (2017). Evaluasi Penggunaan http://eprints.undip.ac.id/37649/
Antibiotik Profilaksis pada Pasien Mahmudah, F., Sumiwi, S. A., & Hartini, S.
Bedah Apendektomi dengan Metode (2016). Studi Penggunaan Antibiotik
ATC/DDD dan DU 90% di Rumah Berdasarkan ATC/DDD dan DU 90% di
Sakit Umum Daerah Cengkareng Bagian Bedah Digestif di Salah Satu
Periode Januari-Desember 2016 [UIN Rumah Sakit di Bandung. Indonesian
Syarif Hidayatullah Jakarta]. Journal of Clinical Pharmacy, 5(4),
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ 293–298.
handle/123456789/35949 https://doi.org/10.15416/IJCP.2016.5.
Hadi, U., Duerink, D. O., Lestari, E. S., 4.293
Nagelkerke, N. J., Keuter, M., Huis In’t Maradiya, J. J., Goriya, H. V, Bhavsar, S. K.,
Veld, D., Suwandojo, E., Rahardjo, E., Patel, U. D., & Thaker, A. M. (2010).
Van Den Broek, P., & Gyssens, I. C. Pharmacokinetics of ceftriaxone in
(2008). Audit of antibiotic prescribing calves. 80(1), 1–9.
in two governmental teaching hospitals
Muslim, Z. (2018). Antibiotic Prescription
in Indonesia. Clinical Microbiology
To Pediatric In Hospital Bengkulu,
and Infection : The Official Publication
Indonesia: ATC/DDD INDEX.
of the European Society of Clinical International Journal of Pharmacy
Microbiology and Infectious Diseases, and Pharmaceutical Sciences, 10(5),
14(7), 698–707. 31.
https://doi.org/10.1111/J.1469- https://doi.org/10.22159/IJPPS.2018
0691.2008.02014.X V10I5.25291
Herdianti, C. D., Primariawan, R. Y., Permata Sari Lubis, S., & Astuti, C. (2019).
Rusiani, D. R., & Soeliono, I. (2020). Analisis Efisiensi Penggunaan Tempat

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10


10

Tidur Di Rsj Prof. Dr. M. Ildrem Medan Tjay, T. H. (2010). Obat-obat penting:
Per Ruangan Berdasarkan Indikator khasiat, penggunaan dan Efek-efek
Rawat Inap Di Triwulan 1 Tahun 2018. Sampingnya edisi keenam lengkap
Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi dengan obat-obat terbaru. PT ELEX
Kesehatan Imelda (JIPIKI), 3(2), 466– MEDIA KOMPUTINDO.
472.
WHO Collaborating Centre for Drug
https://doi.org/10.52943/jipiki.v3i2.6
Statistics Methodology. (2016).
4
ATC/DDD Index - Antithrombotic
Pratama. (2019). Monitoring penggunaan Agents.
antibiotik di Bangsal Penyakit Dalam https://www.whocc.no/atc_ddd_inde
RSUD Kerinci. Riset Informasi x/?code=B01A&showdescription=no
Kesehatan, 8(1), 57–62.
World Health Organization. (2014). The
https://doi.org/10.30644/RIK.V8I1.22
ATC/DDD Methodology.
5
https://www.who.int/tools/atc-ddd-
Ramadhan, A. M. (2018). Studi Penggunaan toolkit/methodology
Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD
World Health Organization, W. (2003).
Pada Pasien Bedah Orthopedi Di RSUD
Introduction to Drug Utilization
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Research Introduction to Drug
Proceeding of Mulawarman
Utilization Research.
Pharmaceuticals Conferences, 8, 207–
213.
https://doi.org/10.25026/MPC.V8I1.3
25

Azyenela, dkk., Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 8(1);2022 : 1-10

Anda mungkin juga menyukai