PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi (S-1)
Oleh :
Beny Fatur Juniawan
NIM : F320175044
Pembimbing :
1. Dewi Hartinah, S. Kep., Ns. M. Si. Med
2. Apt. Eko Retnowati, M.Si., M.Farm.
A. Latar Belakang
Ulkus diabetikum akan dialami oleh penderita diabetes di seluruh
dunia setiap tahunnya sekitar 9,1 juta sampai 26,1 juta . Dimana proporsi
penderita diabetes dengan riwayat ulkus diabetikum lebih tinggi daripada
proporsi penderita diabetes dengan ulkus aktif yaitu 3,1 sampai 11,8%
atau 12,9 juta sampai 49,0 juta di seluruh dunia[1].
Di Amerika angka kejadian ulkus diabetikum berkisar 1 juta sampai
3,5 juta pada penderita diabetes. Prevalensi ulkus diabetikum di
Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan Yusuf et al (2016b),
didapatkan sekitar 12% penderita diabetes menderita ulkus diabetikum [2].
Ulkus diabetikum di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad
Hoesin Palembang pada tahun 2017 sebanyak 504 orang. Angka
kejadian ini meningkat di tahun 2018, dengan angka kejadian diabetikum
sebanyak 821 orang.
Kejadian ulkus diabetikum dapat berulang pada pasien diabetes,
dimana 15-25% terjadi pada penderita diabetes yang memiliki riwayat
ulkus diabetikum dan sekitar 19 – 34 % pada penderita diabetes tanpa
riwayat ulkus kaki[3]. Menurut Yazdanpanah et al (2018) angka kejadian
ulkus diabetikum berulang pada penderita diabetes yang memiliki riwayat
ulkus diabetikum, dapat meningkat menjadi 17-60% di tiga tahun
berikutnya[4]. International Diabetes Federation (2017) memperkirakan
prevalensi ulkus diabetikum akan meningkat setiap tahunnya, seiring
dengan peningkatan prevalensi diabetes. Untuk mencegah terjadinya
peningkatan prevalensi ulkus diabetikum dibutuhkan upaya preventif dan
promotif dari tenaga kesehatan[1].
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang paling
sering dialami penderita diabetes. Ulkus diabetikum paling sering
disebabkan oleh neuropati perifer dengan persentasi 80%. Ulkus
diabetikum secara klinis menurut Yusuf et al (2016), dapat disebabkan
oleh masalah kuku, kelainan bentuk kaki secara struktural (deformity),
trauma, sepatu yang tidak tepat, kalus, riwayat amputasi karena ulkus,
tekanan yang besar pada kaki secara terus menerus, pergerakan sendi
terbatas[4]. Sedangkan faktor risiko terjadinya ulkus adalah berjalan tanpa
alas kaki, kurang pengetahuan perawatan kaki, jenis kelamin laki-laki
dikaitkan dengan merokok, menderita diabetes lebih dari 10 tahun, dan
retinopati.
Komplikasi ulkus/gangren pada kaki penderita DM sangat umum
terjadi. Penyakit ini disebabkan oleh kadar glukosa darah yang tidak
terkontrol sehingga terjadi gangguan pada pembuluh darah perifer yang
akan mengurangi aliran darah ke kaki. Di samping itu, kadar glukosa
darah yang tidak terkontrol mengakibatkan kerusakan saraf perifer
sehingga penderita DM kehilangan sensoriknya dan tidak menyadari
apabila terluka. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab utama terjadinya
ulkus diabetik.
Semakin tingginya prevalensi penderita DM dengan komplikasi
ulkus/gangren maka diperlukan suatu evaluasi terhadap proses
penatalaksanaan terapi yang dilakukan di rumah sakit, khususnya terapi
dengan menggunakanobat. Penggunaan obat harus tepat dan rasional
agar kualitas hidup pasien semakin meningkat dan hasil terapi yang
dicapai optimal. Apabila penggunaan obat tidak tepat dan tidak rasional
dapat menimbulkan masalah-masalah terkait obat atau Drug Related
Problems . Terjadinya Drug Related Problems ini dapat merugikan pasien
baik dalam hal peningkatan kualitas hidup, hasil terapi maupun finansial.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi
Evaluasi Drug Related Problems Penggunaan Antibiotik Terhadap Pasien
Diabetes Melitus yang mengalami Ulkus/ Gangren Dirumah Sakit Islam
Sunan Kudus Tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan permasalahan mengenai Bagaimana Gambaran Evaluasi
Drug Related Problems Penggunaan Antibiotik Terhadap Pasien Diabetes
Melitus Yang Mengalami Ulkus/ Gangren di Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus Tahun 2022 ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Evaluasi Drug Related Problems Penggunaan Antibiotik Terhadap
Pasien Diabetes Melitus Yang Mengalami Ulkus/ Gangren di Rumah
Sakit Islam Sunan Kudus Tahun 2022
2. Tujuan khusus
a. Cara Pemberian
b. Periode Sembuh
c. Tingkat Keparahan
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut ini.
1. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
2. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya,
agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian
dengan variabel yang berbeda.
3. Bagi Rumah Sakit Islam Kudus
Dapat menjadi salah satu referensi pertimbangan dalam
pemantauan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal pengobatan
diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi untuk memajukan ilmu pengetahuan di
bidang farmasi.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Evaluasi Drug Related Problems Penggunaan
Antibiotik Terhadap Pasien Diabetes Melitus yang mengalami Ulkus/
Gangren di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus Tahun 2022” belum pernah
diteliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Judul
Nama Metode Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
4) Pengatasan iskemik
Pilihan terapi yang diberikan untuk mengatasi penyakit
vaskulerperifer (iskemik) adalah rekonstruksi vaskuler untuk
memperlancar pasokan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena
ulkus[11]
Pengatasan iskemik yang diberikan kepada pasien DM
dengan komplikasi ulkus adalah hemoreologi dan antiplatelet.
Hemoreologi yang digunakan adalah pentoksifilin. Pentoksifilin
dapat mengubah sifat alir sel darah merah dengan menurunkan
viskositas darah. Jika pasien tidak dapat mentoleransi
pentoksifilin, diberikan cilostazol. Cilostazol menghambat agregasi
platelet.
Terapi dengan antiplatelet tidak secara langsung
menyembuhkan ulkus diabetik namun dapat menghambat
agregasi platelet pada penderita ulkus diabetik dengan
atherosklerosis. Obat yang menjadi pilihan adalah klopidrogel dan
aspirin
E. Drug Related Problems
Farmasi klinik didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh
seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang
aman, tepat dan cost effective. Pharmaceutical care (asuhan kefarmasian)
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien memperoleh terapi obat
rasional dan untuk memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang
diinginkan oleh penderita. Pharmaceutical care menurut Hepler dan Strand
(2012) adalah tanggung jawab pemberian terapi obat yang bertujuan untuk
mencapai outcome yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien[15].
Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena
penggunaan terapi obat. Setiap pemberian obat harus diikuti dengan
evaluasi terhadap tercapai tidaknya efek terapeutik yang diharapkan.
Keberhasilan pengobatan adalah tercapainya efek terapeutik yang dituju
dengan efek samping seminimal mungkin. Keberhasilan tersebut akan
tergantung pada beberapa hal, yaitu ketepatan diagnosa, ketepatan
pemilihan obat, aturan dosis, dan cara pemberian serta ketaatan pasien.
Drug Related Problems adalah sebuah kejadian atau permasalahan
yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian
outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP, yaitu masalah
yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada
penderita dan potensial DRP, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi
berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita[16].
Dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Robert J. Cipolle (2012)
masalah-masalah dalam kajian DRP ditunjukkan oleh kemungkinan
penyebab DRP yang disajikan dalam tabel VII berikut[16].
Tabel 2.4
Penyebab Drug Related Problems(Drug Related Problems)
Diabetes Melitus
Ulkus Diabetikum
Terapi
a. Penyuluhan Luka
b. Pengaturan Diet
Insulin OHO Terapi c. Olahraga
Kombinasi Antibiotik
Keterangan :
: Variabel tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari 2 (Dua) variabel
yaitu :
1. Variabel Independen / Variabel Bebas (x)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat[17]. Dalam Penelitian
ini, yang menjadi variabel bebas adalah Evaluasi Drug Related Problems
Penggunaan Antibiotik
2. Variabel Dependen / Variabel Terikat (y)
Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas[18]. Dalam Penelitian ini yang menjadi
Variabel Terikat yaitu Pasien Diabetes Melitus yang mengalami Ulkus/
Gangren
B. Hipotesis Penelitian
Adapun Hipotesis Penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nihil atau Nol (HO)
HO1 : Tidak ada Evaluasi Drug Related Problems Penggunaan Antibiotik
Terhadap Pasien Diabetes Melitus yang mengalami Ulkus/ Gangren
Dirumah Sakit Islam Sunan Kudus Tahun 2022.
2. Hipotesis Kerja atau Alternatife (Ha)
Ha1 : Terdapat Evaluasi Drug Related Problems Penggunaan Antibiotik
Terhadap Pasien Diabetes Melitus yang mengalami Ulkus/ Gangren
Dirumah Sakit Islam Sunan Kudus Tahun 2022.
D. Rancangan penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis observasional analitik Kuantitatif,
yaitu metode pengumpulan data penelitian secara obyektif dan sistematis
yang mana data bersifat numerik (angka)[19].
2. Pendekatan waktu Pengumpulan Data
Rancangan yang di gunakan pada penelitian ini adalah studi cross
sectional (potong lintang). Pada survey cross sectional yaitu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dan efek
samping, dengan pendekatan observasi[19]. Penelitian cross sectional ini
sering disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan pada
penelitian-penelitian epidemiologi. Pada studi etiologi, studi cross sectional
mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung.
3. Metode pengumpulan Data
a) Metode
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Retrospektif. Penelitian Retrospektif yaitu faktor risiko diukur
dengan melihat kejadian masa lampau untuk mengetahui ada tidaknya
faktor risiko yang dialami[20].
b) Jenis data
Sumber pengumpulan data diperoleh dari data sekunder.Data
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu
dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain
sebagainya.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari hasil rekam medis
pengobatan antibiotik yang diberikan kepada pasien DM dengan
komplikasi ulkus/gangren yang rawat inap di Rumah Sakit Islam Kudus
periode November 2022-Januari 2023.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes dengan
komplikasi ulkus/gangren yang mengkonsumsi obat antibiotik dengan
menjalani pengobatan rawat inap di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
yaitu sebanyak 145 pasien
b.Sampel penelitian
Sampel dalam Penelitian ini dihitung dengan Rumus Solvin
sebagai berikut :
N
n=
1+ N (d 2)
Keterangan:
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
d2 : Penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 10% atau 0,1.
Maka besar jumlah sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :
N
n=
1+ N (d 2)
145
n=
1+ 145(0,1)2
145
n=
1+ 1,45
145
n= = 59,18 orang
2,45
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui jumlah sampel
minimal sebanyak60 orang, akan tetapi untuk antisipasi dropping
sampel sebanyak 20%. Jadi 60 + 20% = 72 orang
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan[18].
Teknik pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sample dengan
pertimbangan sesuai dengan inklusi dan jumlah pasien yang di butuhkan.
Pengambilan besar sample dalam penelitian iniditentukan berdasarkan
rumus slovin.
Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan kriteria inklusi
dan eksklusi:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi dari penelitian ini yaitu :
1. Pasien laki- laki dan Perempuan
2. Pasien dengan rentang Usia 30-80 th
3. Mendapat terapi antibiotik
4. Pasien Diabetes dengan komplikasi ulkus/gangren di Rumah Sakit
Islam Sunan Kudus
5. Bersedia menjadi responden
6. Menandatangani inform consen
7. Tidak memiliki komorbid
b. Kriteria eksklusi
Kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan
sebagai sampel penelitian[21].
Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu :
1. Menolak untuk menjadi responden.
2. Pasien Diabetes tidak disertai penyakit ulkus/gangren
3. Mendapatkan Obat terapi tidak diminum
4. Pasien yang memiliki penyakit komorbid.
5. Dapat obat tidak diminum
6. Keluar dari penelitian.
6. Definisi Operasional Variabel penelitian dan Skala pengukur.
Menurut Sugiyono definisi operasional variabel adalah: "Suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Tabel. 3.2
Definisi Operasional Variabel dan skala Pengukuran
Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala
Variable Pemberian obat antibiotik Catatan Rekam 1.Tepat, jika pasien Nominal
bebas antidepresan yang benar Medik mendapatkan
Evaluasi dan sesuai dengan pengobatan sesuai
Drug diagnosa dokter yang dengan diagnosa
Related diidentifikasikan untuk dokter.
Problems pasien skizoafektif. 2.Tidak tepat jika pasien
Pengguna tidak mendapatkan
an pemgobatan sesuai
Antibiotik diagnosa dokter.