SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi (S-1)
Oleh :
Aldila Purwandani
NIM: F220165003
Pembimbing :
1. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)
2. Apt. Zaenal Fanani, M.Sc.
Menyetujui
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Senin
Tanggal : 20 September 2020
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003
Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003
Oleh karena itu pertanggungjawaban skripsi ini sepenuhnya berada pada diri
saya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Aldila Purwandani
NIM. F220165003
vi
RIWAYAT HIDUP
vii
MOTTO
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, tetapi ia baik bagimu. Dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, tetapi ia buruk bagimu, dan Allah jua yang mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui”
(QS Al-Baqarah : 216)
“Hati-hati dengan pikiranmu karena akan menjadi tindakanmu. Hati-hati dengan
tindakanmu karena akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu
karena akan menjadi karaktermu. Hati-hati dengan karaktermu karena akan
menjadi takdirmu”
(Perdana Menteri Inggris)
“Apabila anda berbuat baik kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri”
“Dimanapun berlian ditempatkan, dia akan menunjukan cahayanya”
viii
PERSEMBAHAN
ix
KATA PENGANTAR
x
DAFTAR ISI
xi
C. Masyarakat....................................................................................14
1. Definisi.......................................................................................14
2. Unsur Pembentukan Masyarakat..............................................14
D. Penelitian Terkait...........................................................................15
E. Kerangka Teori..............................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18
A. Variabel Penelitian.........................................................................18
B. Hipotesis Penelitian........................................................................18
C. Kerangka Konsep Penelitian..........................................................20
D. Rancangan Penelitian....................................................................20
E. Etika Penelitian..............................................................................32
F. Jadwal Penelitian...........................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................. 33
B. Karakteristik Responden.............................................................. 33
C. Analisa Univariat........................................................................... 33
D. Analisa Bivariat.............................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 49
A. Pengaruh Sosiodemografi dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 53
B. Pengaruh Sumber Informasi dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 56
C. Pengaruh Keluhan Utama dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 57
D. Pengaruh Pengalaman Penggunaan Sebelumnya dengan
Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus........................................... 58
E. Pengaruh Aksesibilitas dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 59
F. Keterbatasan Penelitian............................................................... 60
BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 61
xii
A. Kesimpulan................................................................................... 61
B. Saran-Saran................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian 4
3.1 Definisi Operasional 24
3.3 Jadwal Penelitian 32
4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 33
Kelamin
4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 34
4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 34
Tingkat Pendidikan
4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Pekerjaan
4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Penghasilan
4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Sumber Informasi
4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Keluhan Utama
4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Pengalaman Penggunaan Sebelumnya
4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Aksesibilitas
4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 37
Antibiotik
4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 37
Penggunaan Antibiotik
4.12 Distribusi Jenis Kelamin terhadap Penggunaan 38
Obat Antibiotik
4.13 Distribusi Usia terhadap Penggunaan Obat Antibioti 39
4.14 Distribusi Tingkat Pendidikan terhadap 40
Penggunaan Obat Antibiotik
4.15 Distribusi Pekerjaan terhadap Penggunaan Obat 41
Antibiotik
4.16 Distribusi Penghasilan terhadap Penggunaan Obat 42
Antibiotik
4.17 Distribusi Sumber Informasi terhadap Penggunaan 43
Obat Antibiotik
4.18 Distribusi Keluhan Utama terhadap Penggunaan 44
Obat Antibiotik
4.19 Distribusi Pengalaman Penggunaan Sebelumnya 46
terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
4.20 Distribusi Aksesibilitas terhadap Penggunaan Obat 47
Antibiotik
5.1 Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Penggunaan 53
Antibiotik Secara Bebas
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori 17
3.1 Kerangka Konsep 20
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
Universitas Muhammadiyah Kudus
Jurusan S-1 Farmasi
Skripsi Farmasi, September 2020
1
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
2
xviii
Department of Pharmacy S-1
Pharmacy Thesis , September 2020
1
Student of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus
2
Lecturer of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus
3
Lecturer of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan antibiotik secara tidak rasional berhubungan langsung
dengan kemungkinan terjadinya resistensi. Meningkatnya resistensi
antibiotik menyebabkan semakin sempitnya jenis antibiotika yang dapat
digunakan. Masalah resistensi bakteri banyak terjadi di negara-negara
berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia. Resistensi bakteri menjadi
suatu masalah kesehatan yang sangat besar bagi suatu negara bahkan
seluruh dunia karena menyebabkan peningkatan angka kematian(1).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sejumlah 103.850
(35,2%) dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk
swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, proporsi
rumah tangga yang menyimpan antibiotik dalah 27,8%. Data Riset
Kesehatan Dasar juga menyebutkan bahwa 86,1% rumah tangga tersebut
menyimpan antibiotik yang diperoleh tanpa resep dokter(2).
Penjualan antibiotik yang dilakukan secara bebas di apotek, kios atau
warung menyebabkan masyarakat juga secara bebas membeli dan
menggunakan antibiotik tanpa resep dokter, bahkan ada yang menyimpan
antibiotik cadangan di rumah, hingga meminta dokter untuk dituliskan resep
antibiotik. Hal ini merupakan masalah yang dapat mendorong terjadinya
resistensi antibiotik pada manusia(3).
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan
terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada
morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi
dan sosial yang sangat tinggi(4).
Kesalahpahaman masyarakat dalam penggunaan antibiotika
berpotensi
dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak tepat, dimana orang – orang
1
percaya antibiotika sebagai “obat yang luar biasa” yang mampu mencegah
dan menyembuhkan setiap gejala maupun penyakit. Konsekuensi dalam
menggunakan antibotika dengan pengetahuan yang kurang berpotensi
2
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan:
1. Apakah faktor sosial demografi berpengaruh dalam perilaku
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?
2. Apakah faktor sumber informasi mengenai antibiotik berpengaruh
dalam perilaku penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?
3. Apakah faktor keluhan utama saat mengkonsumsi antibiotik
berpengaruh dalam perilaku penggunaan antibiotik secara bebas
pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus?
4. Apakah faktor pengalaman menggunakan antibiotik sebelumnya
dapat berpengaruh dalam perilaku penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus?
5. Apakah faktor akses untuk memperoleh antibiotik berpengaruh
dalam perilaku penggunaan antibiotic secara secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh faktor dalam penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial demografi terhadap
perilaku penggunaan antibiotik secara bebas masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
b. Untuk mengetahui pengaruh faktor sumber informasi mengenai
antibiotik terhadap perilaku penggunaan antibiotik secara bebas
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat yang
berkaitan dengan penggunaan antibiotik sehingga dapat melakukan
intervensi secara tepat dalam upaya mencegah terjadinya penyakit
resistensi dan dapat dijadikan masukan untuk memberikan penyuluhan
tentang penggunaan obat yang benar (bekerja sama dengan dinas
kesehatan daerah).
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya,
agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian
dengan variabel yang berbeda.
3. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam
Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2019” belum pernah diteliti
sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
6
Judul
Nama Metode Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
2. Penggunaan Antibiotik
WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh dari seluruh obat
didunia diresepkan, diberikan dan dijual dengan cara yang tidak tepat
dan separuh dari pasien menggunakan obat secara tidak tepat(10).
Penyalahgunaan antibiotik pada dasarnya dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien,
tingkat ekonomi, karakteristik dari sistem kesehatan suatu negara, dan
peraturan lingkungan. Jika dilihat dari faktor pasien, hal yang mendasari
terjadinya penyalahgunaan antibiotik dikarekan banyak pasien percaya
bahwa keluaran obat baru lebih baik dibandingkan obat keluaran lama.
8
Di negara-negara berkembang antibiotik dibeli dalam dosis tunggal dan
penghentian
9
10
3. Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir
dan melemahkan daya kerja antibiotik(12).
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia
(AMRINStudy) terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara
lain:ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%).Hasil
penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin
(22%), dan gentamisin (18%)(12).
Secara garis besar bakteri dapat menjadi resistensi terhadap
suatu antibiotik melalui 3 mekanisme :
a. Obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya didalam sel mikroba.
11
Pada kuman gram negatif molekul antimikro yang kecil dan polar
dapat menembus dinding luar dan masuk ke dalam sel melalui
lubang-lubang kecil yang disebut porin. Bila porin menghilang atau
mengalami mutasi maka masuknya antimikroba ini akan terhambat.
b. Inaktivasi Obat
Mekanisme ini sering mengakibatkan terjadinya resistensi
terhadap golongan aminoglikosida dan beta laktam karena mikroba
mampu membuat enzim yang merusak kedua golongan antimikroba
tersebut.
c. Mikroba mengubah tempat ikatan (binding site) antimikroba.
Mekanisme ini terlihat pada S. aureus yang resisten terhadap
metisilin (MRSA). Kuman ini mengubah Penicillin Binding Proteinnya
(PBP) sehingga afinitasnya menurun terhadap metisilin dan antibiotik
beta laktam yang lain(13).
Resistensi antibiotik dapat terjadi karena beberapa faktor
dibawah ini:
1) Penggunaan antibiotik yang sering.
Terlepas dari penggunaanya rasional atau tidak, antibiotik yang
sering digunakan biasanya akan berkurang efektivitasnya. Karena
itu, penggunaan antibiotik yang irasional harus dikurangi sedapat
mungkin.
2) Penggunaan antibiotik yang irasional.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik
yang irasional terutama di rumah sakit merupakan faktor penting
yang memudahkan berkembangnya resistensi kuman.
3) Penggunaan antibiotik baru yang berlebihan.
Beberapa contoh antibiotik yang relatif cepat kehilangan
efektivitasnya setelah dipasarkan karena masalah reistensi ialah
siprofloksasin dan kotrimoksazol.
4) Penggunaan antibiotik untuk jangka waktu lama.
Pemberian antibiotik dalam waktu yang lama akan memberikan
kesempatan bertumbuhnya kuman yang lebih resisten(13).
12
a. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik
secara garis besar akan mengalami perubahan baik dari aspek
ukuran maupun dari aspek proporsi yang mana hal ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Sedangkan pada aspek psikologis
(mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir seseorang yang
semakin matang dan dewasa. Adapun selain itu, semakin
bertambah usia maka semakin banyak pengalaman dan
pengetahuan yang di peroleh oleh seseorang, sehingga bisa
meningkatkan kematangan mental dan intelektual. Usia seseorang
yang lebih dewasa mempengaruhi tingkat kemampuan dan
kematangan dalam berfikir dan menerima informasi yang semakin
lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang lebih muda. Usia
mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang. Semakin dewasa
umur maka tingkat kematangan dan kemampuan menerima
informasi lebih baik jika di bandingkan dengan umur yang lebih
muda atau belum dewasa. Umur dewasa seseorang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut(17) :
Dewasa awal : 20-40 tahun
Dewasa akhir : 41-60 tahun
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu variabel penelitian
epidemiologi. Jenis kelamin termasuk kedalam variabel orang
(person)(17). Penelitian Anna dan Chandra menunjukkan bahwa
perbedaan jenis kelamin akan memberikan perbedaan pada
responnya terhadap kesehatan. Responden perempuan akan lebih
peduli terhadap kesehatan dibandingkan dengan laki-laki.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
Pendidikan merupakan sebuah proses belajar dan proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu, kelompok
atau masyarakat Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
14
tidak semua jenis penyakit memberikan tanda dan gejala yang sama,
sehingga pengobatan tidak dapat disamakan(24).
Menurut(25) menyatakan bahwa pengalaman kesembuhan pasien
ketika menggunakan antibiotik dari dokter sangat memengaruhi
ekspektasi pada pengobatan berikutnya.
5. Akses memperoleh produk obat
Saat ini pasien dan konsumen lebih memilih kenyamanan membeli
obat yang bisa diperoleh dimana saja, dibandingkan harus menunggu
lama di rumah sakit atau klinik.
Kemudahan akses dalam memperoleh antibiotik tanpa resep dokter
merupakan faktor yang diduga dapat memengaruhi perilaku
swamedikasi antibiotik sehingga regulasi ketat terhadap penggunaan
antibiotik bebas sangat diperlukan sebagai dasar intervensi dalam
menurunkan perilaku swamedikasi antibiotik(25).
C. Masyarakat
1. Definisi
Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang
hidup karena proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil
interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat
selalu dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu
dengan kehidupan bermasyarakat(26).
2. Unsur Pembentukan Masyarakat
Menurut(26), masyarakat mencakup beberapa unsur, yaitu sebagai
berikut :
a. Manusia yang hidup bersama.
Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang
pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus ada.
Akan tetapi secara teoritas, angka minimnya adalah dua orang.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-
benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh
karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan
mengerti; mereka juga mempunyai keinginankeinginan untuk
17
D. Penelitian Terkait
Penelitian terdahulu yang dilakukan Dewi Paskalia Andi Djawaria,Adji
Prayitno Setiadi,Eko Setiawan (2018) dengan judul “Analisis Perilaku dan
Faktor Penyebab Perilaku Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep di
Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifkasi perilaku dan
faktor yang paling mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep.
Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan pada masyarakat yang
membeli antibiotik tanpa resep dokter di 90 apotek di Surabaya selama
bulan Desember 2014-April 2015. Identifikasi perilaku dilakukan melalui 8
pertanyaan majemuk, dan identifikasi faktor dilakukan melalui dua metode
statistik, yakni analisis deskriptif melalui perbandingan mean pertanyaan
dalam masing-masing tema faktor, dan analisis faktor menggunakan
orthogonal rotation (varimax). Total 267 responden terlibat dalam penelitian.
Mayoritas masyarakat yang membeli antibiotik tanpa resep dokter berusia
21-30 tahun (36,33%), membeli dengan frekuensi 1 kali/bulan (45,70%),
membeli untuk diri sendiri (56,55%), membeli segera setelah gejala muncul
(33,70%), membeli untuk indikasi pilek/flu (21,30%). Berdasarkan hasil uji
statistik deskriptif ditemukan bahwa tema “halhal yang mendorong”
merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep di
apotek. Pada metode analisis faktor, nilai cumulative percent total variance
explained adalah sebesar 48,03%, dengan nilai terbesar pada faktor
pertama yakni sebesar 23,91%. Faktor paling mempengaruhi penggunaan
antibiotik tanpa resep adalah kemudahan akses memperoleh antibiotik dan
penghematan biaya. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan
metode intervensi yang tepat untuk menanggulangi permasalahan
penggunaan antibiotik tanpa resep di apotek. Dengan mempertimbangkan
18
E. Kerangka Teori
Individu
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Penggunaan Antibiotik
penggunaan antibiotik :
Sosiodemografi
Sumber informasi
Keluhan utama
Akses Penggunaan tanpa
Pengalaman resep dokter
Berobat ke Dokter
Tidak patuh minum
antibiotik
Resistensi
Keterangan :
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik (nyata) maupun psikis (tidak nyata)(27). Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian,
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa/gejala yang akan diteliti
ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis
penelitiannya(27). Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat(27). Variabel
independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu :
a. Sosial Demografi
b. Pengalaman penggunaan resep dokter sebelumnya
c. Sumber Informasi
d. Keluhan Utama
e. Akses memperoleh produk obat
2. Variabel Terikat
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas(27).Variabel dependen
(terikat) dalam penelitian ini yaitu penggunaan antibiotik secara bebas.
B. Hipotesa Penelitian
Hipotesis digunakan untuk mengetahui kebenaran dari dugaan
sementara. Hipotesis pada dasarnya diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian(27).
Adapun Hipotesis Penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nihil atau Nol (HO)
Menurut(28), hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya
perbedaan antara parameter dengan statistik (data sempel).
20
21
Variabel Bebas
Faktor-faktor penggunaan
antibiotik
Variabel Terikat
1. Sosial Demografi
2. Sumber informasi Penggunaan Antibiotik
3. Pengalaman secara Bebas
penggunaan resep
dokter sebelumnya
4. Keluhan utama
5. Akses memperoleh
produk obat
D. Rancangan penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif(27).
Pada penelitian ini, akan dilakukan olah data terhadap semua
variabel yang diteliti untuk mendapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pengguna antibiotik secara bebas di
masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
2020.
( Z α2 ) xpxQ
n=
(d2)
Keterangan:
n : Besar Sampel
Zα2 : Deviasi baku alfa
P : Proporsi kategori
Q : 1-P
d : Presisi
(1,96¿¿ 2) x 0,5 x( 1− p)
n = ¿
(0,1¿¿ 2)¿
(1,96¿¿ 2) x 0,5 x( 1−0,5)
= ¿
(0,1¿¿ 2)¿
= 96,04 di bulatkan menjadi 96
Maka besarnya sampel pada penelitian ini sebanyak 96
responden.
Variabel Bebas
Sosio Demografi :
Jenis Sifat atau keadaan Kuesioner 1. Laki-laki Nominal
Kelamin biologis seseorang 2. Perempuan
sejak lahir.
Usia Usia yang terhitung Kuesioner 1. 20 – 40 tahun Nominal
dari sejak lahir 2. 41 – 60 tahun
sampai usia ulang
tahun terakhir saat
wawancara
dilakukan
Pekerjaan Kegiatan utama Kuesioner 1. PNS/TNI/Polri Nominal
yang dilakukan 2. Swasta
responden sehari- 3. Lainnya
hari untuk mendapat
penghasilan
Tingkat Pendidikan terakhir Kuesioner 1. Dasar Nominal
Pendidikan yang ditamatkan (SD/MI/Seder
responden ajat)
2. Menengah
(SMP/SMA/S
ederajat)
3. Tinggi
(Diploma/Sarj
ana
S1/S2/Sedera
jat)
Penghasilan Jumlah penghasilan Kuesioner 1. Rendah, jika Nominal
27
Variabel Terikat
Secara Bebas
: jika
memperoleh
skor ≥ median
Keterangan:
rhitung = koefisiensi korelasi
ƩXi = jumlah skor item
ƩYi = jumlah skor total (item)
n = jumlah responden
29
b. Uji Reliabilitas
Menurut(35) reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran bila
fakta di ukur dalam waktu yang berlainan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji relibialitas “Alpha Cronbach” yang rumusnya
sebagai berikut:
k S2i
ri = {1 }
(k −1) S2t
Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya item
Ʃ S2i = jumlah varian item
b. Cara Penelitian
Tahap Persiapan
Tahap Penelitian
Melakukan
pengolahan data
kuesioner
Penarikan
Kesimpulan
Uraian :
1) Menyampaikan surat permohonan ijin ke pengambilan data dan ijin
penelitian dari pihak kampus Universitas Muhammadiyah Kudus
kepada Kepala Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
2) Peneliti menerima surat tembusan atau surat ijin dari pihak kampus
Universitas Muhammadiyah Kudus lalu diserahkan ke Kepala Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
31
b) Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan untuk melihat hubungan atau
pengaruh dua variabel. Analisa bivariat ini digunakan untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat. Dalam penelitian ini analisa bivariat yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penggunaan antibiotik
secara bebas meliputi sosiodemografi, sumber informasi,
keluhan utama, pengalaman penggunaan sebelumnya, akses
memperoleh produk obat terhadap penggunaan antibiotik secara
bebas di masyarakat desa pladen kecamatan jekulo kabupaten
kudus dengan menggunakan tabel silang yang dikenal dengan
baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang
sesuai dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05. Skor diperoleh
dengan menggunakan metode statistik Chi-Square test (x2),
dengan menggunakan software komputer. Hasil yang diperoleh
diinterpretasikan untuk menolak dan menerima hipotesis adalah:
jika p-value< 0,05 maka Ho ditolak, dan jika p-value ≥ 0,05 maka
Ho diterima.
2
x =∑ ¿ ¿
Keterangan:
E. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penelitian menekankan masalah etika
meliputi:
1. Informed consent ( Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia
maka peneliti harus menghormati hak pasien(36).
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data(36).
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika penelitian ini dengan maksud memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
pleh peneliti, hanyakelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset(36).
F. Jadwal penelitian
(Terlampir)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Desa Pladen, Kecamatan Jekulo, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Dari data kantor kelurahan Desa Pladen tahun 2020
total jumlah penduduk yaitu 5.778 terdiri dari 2.917 laki-laki dan 2861
perempuan. Desa Pladen terdiri dari 5 RW, 21 RT, dan 2 Dukuh dengan luas
wilayahnya yaitu 3,31 Km2.
Adapun batas geografis Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Klaling, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bulung, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Terban, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus
B. Karakteristik Responden
Masyarakat yang menjadi subjek penelitian ini adalah masyarakat dengan
rentang usia antara 20-60 tahun dengan jumlah responden 96 orang yang
terdiri dari 23 laki-laki dan 73 perempuan. Jenis antibiotik yang paling banyak
digunakan adalah antibiotik amoxicilin.
C. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Faktor yang Berpengaruh
Dalam Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Laki-laki 23 24,0
Perempuan 73 76,0
35
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
36
37
4. Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
PNS 31 32,2
Swasta 47 49,0
Lainnya 18 18,8
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
paling banyak adalah swasta dengan jumlah responden 47 (49,0%), PNS
dengan jumlah responden 31 (32,2%), dan paling sedikit adalah
pekerjaan lainnya yaitu petani, pedagang dengan jumlah responden 18
(18,8%).
5. Penghasilan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Penghasilan Frekuensi Prosentase (%)
< Rp.2.200.000 37 38,5
≥ Rp.2.200.000 59 61,5
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden berpenghasilan < Rp.2.200.000 yaitu sebanyak 37
responden (38,5%), dan sisanya adalah berpenghasilan ≥ Rp.2.200.000
sebanyak 59 responden (61,5%).
6. Sumber Informasi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
Tenaga Kesehatan 13 13,5
Media Elektronik 48 50,0
Keluarga/teman 35 36,5
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa sumber
informasi paling banyak adalah media elektronik dengan jumlah
responden 48 (50,0%), keluarga/teman dengan jumlah responden 35
39
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden pernah menggunakan antibiotik sebelumnya yaitu
sebanyak 60 responden (62,5%), dan sisanya adalah tidak pernah
menggunakan antibiotik sebelumnya sebanyak 36 responden (37,5%).
9. Aksesiibilitas
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aksesibilitas di
Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Aksesibilitas Frekuensi Prosentase (%)
Susah Dijangkau 34 35,4
Mudah Dijangkau 62 64,6
40
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan akses mudah dijangkau yaitu sebanyak 62
responden (64,6%), dan sisanya adalah akses susah dijangkau yaitu
sebanyak 34 responden (35,4%).
10. Jenis Antibiotik
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020 (N=96)
Jenis Antibiotik Frekuensi Prosentase (%)
Amoxicilin 43 44,8
Tetraxiclin 34 35,4
Ciprofloxacin 7 7,3
Cefixime 7 7,3
Lainnya 5 5,2
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menggunakan jenis antibiotik amoxicilin yaitu sebanyak
43 responden (44,8%) dan tetraxiclin sebanyak 34 responden (35,4%),
kemudian ciprofloxacin dan cefixime masing-masing sebanyak 7
responden (7,3%), dan paling sedikit jenis antibiotik lainnya yaitu
sebanyak 5 responden (5,2%).
11. Penggunaan Antibiotik
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020 (N=96)
Penggunaan Antibiotik Frekuensi Prosentase (%)
Tidak Menggunakan Antibiotik 43 44,8
Secara Bebas
Menggunakan Antibiotik 53 55,2
Secara Bebas
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak
53 responden (55,2%), dan sisanya adalah tidak menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 43 responden (44,8%).
41
D. Analisa Bivariat
1. Distribusi Jenis Kelamin terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Jenis Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Kelamin
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %
Kudus Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,258,
artinya tingkat pendidikan menengah mempunyai peluang 1,25 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding tingkat
pendidkan dasar dan tinggi.
4. Distribusi Pekerjaan terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Total
Pekerjaan Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %
Luka
2 66,7 1 33,3 3 100
Terbuka
Total 39 40.6 57 59,3 96 100
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan dari hasil analisis keluhan
utama dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 19 responden (55,9%) keluhan
utama batuk dengan menggunakan antibiotik secara bebas, sedangkan
keluhan utama batuk dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas
yaitu sebanyak 15 responden (44,1%), keluhan utama demam dengan
menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 16 responden (55,2%),
48
A. Analisa Univariat
1. Sosiodemografi
a. Jenis Kelamin
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan yang
paling banyak ikut serta dalam penelitian ini dengan persentase yaitu
76%. Hal ini disebabkan perempuan lebih banyak memiliki waktu
luang untuk dapat ikut serta dalam penelitian ini dibandingkan
dengan laki-laki, selain itu ada beberapa laki-laki yang tidak bersedia
untuk mengisi kuesioner dengan alasan tidak terlalu paham dan
diwakilkan oleh istrinya dikarenakan perempuan lebih sering membeli
obat-obatan untuk pengobatan di dalam keluarga. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Panero dan Persico yang mengatakan bahwa
perempuan lebih memiliki pengetahuan tentang obat dibandingkan
dengan laki-laki dan perempuan lebih sering dalam melakukan
pengobatan(37).
b. Usia
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016
kategori usia yaitu 20-40 tahun dikatakan dewasa awal dan 41-60
tahun dikatakan dewasa akhir. Dari data diperoleh hasil bahwa usia
dewasa awal lebih dominan menggunakan antibiotik dengan
persentase sebanyak 58,3%. Usia 20-40 tahun merupakan usia
dimana seseorang dalam kategori dewasa awal (Hurlock, 2012).
Menurut Piaget, pada tahap ini seseorang akan mampu memecahkan
suatu masalah yang kompleks dengan kemampuan berfikirnya yang
abstrak, logis, dan rasional. Selain itu, pada masa dewasa muda
biasanya seseorang telah mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang matang(38).
c. Tingkat Pendidikan
Undang-undang no 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD dan SMP),
pendidikan menengah (SMA) dan pendidikan tinggi (diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan dokter). Oleh karena itu, dapat diketahui
52
53
B. Analisa Bivariat
1. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas
Tabel 5.1
Pengaruh Sosiodemografi terhadap
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020
No. Variabel Sosiodemografi Nilai p Value Kemaknaan
1. Jenis Kelamin 0,414 Tidak Bermakna
2. Usia 0,014 Bermakna
3. Tingkat Pendidikan 0,027 Bermakna
4. Pekerjaan 0.623 Tidak Bermakna
5. Penghasilan 0,000 Bermakna
daya tarik dan identitas rute perjalanan (24). Aksesibilitas adalah ukuran
kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan
perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem
(Magribi, 1999).
Kemudahan akses dalam memperoleh antibiotik tanpa resep dokter
merupakan faktor yang diduga dapat memengaruhi perilaku
swamedikasi antibiotik sehingga regulasi ketat terhadap penggunaan
antibiotik bebas sangat diperlukan sebagai dasar intervensi dalam
menurunkan perilaku swamedikasi antibiotik(25).
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini mengalami banyak kekurangan dan
keterbatasan diantaranya adalah :
1. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner, sehingga
peneliti harus melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner
yang peneliti susun karena sebelumnya belum pernah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
2. Penelitian ini bersifat cross sectional sehingga tidak dapat diketahui
sebab dan akibat. Untuk penelitian selanjutnya perlu menambah faktor
lain yang berhubungan dengan perilaku penggunaan antibiotik secara
bebas.
3. Tempat penelitian berlokasi di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus, sehingga hasil penelitian belum dapat dijadikan
kesimpulan karena banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang
menggunakan antibiotik seacara bebas. Sedangkan untuk lokasi tempat
penelitian juga belum dapat mewakili keseluruhan masyarakat yang
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul
tentang Analisis Faktor yang Berpengaruh Dalam Penggunaan Antibiotik
Secara Bebas Pada Masyarakata Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa dari 96
responden, sebagian besar responden menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 53 responden (55,2%), dan sisanya
adalah tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak
43 responden (44,8%).
2. Tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji
statistik dengan Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-
value 0,414 > 0,05.
3. Terdapat pengaruh antara umur dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji statistik
dengan Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,014
< 0,05.
4. Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji
statistik dengan Chi-Square pada = 0,05 didapatkan nilai P-value
0,027 < 0,05.
5. Tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dilakukan dengan
64
65
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Melihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti,
diharapkan peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
deskripsi tentang seberapa besar dampak yang akan diperoleh oleh
penggunaan antibiotik secara bebas dalam kehidupan sekarang dan
dimasa depan selain itu, peneliti juga harus mempertimbangkan
tentang penyebab penggunaan antibiotik secara bebas.
2. Bagi Masyarakat
a. Bagi masyarakat hendaknya lebih sadar dalam menggunakan
obat antibiotik tanpa resep, dampak menggunakan antibiotik tanpa
resep banyak resikonya salah satunya bahaya resistensi antibiotik
yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
b. Bagi pemerintah diharapkan maupun pihak terkait diharapkan
agar dapat mengawasi dan mengontrol pembelian antibiotik tanpa
resep dokter di apotek dan toko/kios/warung serta membuat
periklanan mengenai antibiotik yang berperan dalam
pembentukan sikap masyarakat dalam menggunakan antibiotik.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan maupun petugas terkait diharapkan agar
dapat memberikan edukasi, konseling dan penyuluhan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya mengenai penggunaan antibiotik yang
rasional dan bahaya resistensi antibiotik yang disebabkan oleh
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan dan
menemukan variabel lain selain variabel yang digunakan pada
penelitian ini agar dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi dan
spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
67
2012. 107–108 p.
18. Soekanto S. Sosiologi Suatu Pengantar. 2002.
19. Nugraheni Esty. PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP
PERILAKU UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIMDITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN
SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010. 2010.
20. Utara US. Kaki Lima Di Kabupaten Aceh Utara Sekolah Pascasarjana.
Nazir Pascasarj Univ Sumatra Utara Medan. 2010;1–16.
21. Nadya R, Sari A, Aminah S, Susilo T. Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Status Pekerjaan terhadap Pemilihan Kosmetik Pencerah Kulit pada
Wanita The Relationship Education Level and Employment Status to
Enlightenment Skin Cosmetic Electoral in Women. 2012;12(3):170–6.
22. Ruminingsih, Baiq Diyah, Etty Soesilowati dan JW. Peran Sikap
Konsumen Dalam Memediasi Pengaruh Lingkungan Sosial Dan
Pengetahuan Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa. J Econ
Educcation. 2016;5(2):193–205.
23. Redhono, I Putranto,W Budiastuti V. . History taking--Anamnesis.
2012;50(6):3–6.
24. Prianggajati RW dan Y. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor
Tirtoudan Kelurahan Tosaren. J Eduhealth. 2013;3(2):1–8.
25. Insany AN, Destiani DP, Sani A, Sabdaningtyas L, Pradipta IS. Association
between Perceived Value and Self-Medication with Antibiotics: An
Observational Study Based on Health Belief Model Theory. Indones J Clin
Pharm. 2015;4(2):77–86.
26. Iskandar, Almutahar H, Sabran M. Pemberdayaan Masyarakat Pada
Pengelolaan Hasil Hutan. Tesis. 2013;1–26.
27. Putra. Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
28. Pengujian KD, Penelitian AS. Konsep dasar pengujian hipotesis. :85–94.
29. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
30. Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin DS. 済 無 No Title No Title. J Chem Inf
Model. 2017;8(9):1–58.
31. Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
68
32. Putra AE. Pemilihan Rumus dan Perhitungan Besar Sampel. Stat dan
Inform. 2018;1–15.
33. Notoatmodjo S. Prof.-Dr.-Soekidjo-Notoatmodjo-Metodologi-Penelitian-
Kesehatan.-intro.pdf. 2012.
34. Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif dan
Kualitatif. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.
35. Sugiyono. metodologi penelitian kuantitatif. 2010.
36. Hidayat, A. 2008, 2010 . Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
37. Panero, Cinzia.,, Persico, Luca., 2016. Attitudes Toward and Use of Over
The Counter Medications among Teenagers: Evidence from an Italian
Study. International Journal of Marketing Studies. Vol 8(3).
38. Dariyo, 2014. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta. Grasindo.
39. Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
40. Widyastuti. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Edisi 2. Jakarta: EGC.
41. Nuri Nazari RYTT. Dukungan Dan Karakteristik Keluarga Dengan
Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia. J Ilmu Keperawatan. 2016;4(2).
42. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Jokjakarta: Graha Ilmu.
43. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2012.
44. Widayati, A., Sri Suryawti, Charlotte de Crespigny, dan Janet E. Hiller.
2012. Knowledge and beliefs about antibiotics among people in
Yogyakarta City Indonesia: A cross sectional population-based survey.
Antimicrobial Resistance and Infection Control 201.
45. Utami, ER. 2011. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Fakultas
Sains dan Tekhnologi UIN Maliki. Malang.
46. Kristina, dkk., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada
Masyaarkat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten sleman
(online), (diakses 10 desember 2013).
47. Widayatun. 2009. Ilmu Perilaku. Jakarta : Info Medika.
48. Istianah. (2013). Hubungan Karakteristik Masyarakat Dengan
Pengetahuan Tentang Obat Generik di Puskesmas Wonoayu. Diakses
dari http://academica.edu.id [20 Mei 2015].
69
49. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1990.
50. Dharmasari, S, 2003, Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional Pada Masyarakat
Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis, FKM – UI Depok.
51. Depkes, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan No. 189/SK/Menkes/III/2006
tentang Kebijakan Penggunaan Obat Rasional.
52. Purwanti, A., Harianto, Supardi., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar
Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian, 1 : 102-115.
53. Wati 2009. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun
2009. Jurnal Vektora Vol. III NO 1.
54. Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
Diunduh 17 Juli 2012. http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/
pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.
55. Ristiyanti Prasetijo. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.
56. Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui
Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2, Hal:1-14.
57. Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
58. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.
70