Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI


MASYARAKAT DESA PLADEN KECAMATAN
JEKULO KABUPATEN KUDUS
TAHUN 2020

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Farmasi (S-1)

Oleh :
Aldila Purwandani
NIM: F220165003

Pembimbing :

1. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid)
2. Apt. Zaenal Fanani, M.Sc.

PRODI S-1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH


DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI MASYARAKAT DESA
PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2020” ini telah
disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Skripsi Prodi S-1 Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid) Apt. Zaenal Fanani, M.Sc.


NIDN : 0621087401 NIDN : 0603028602

Menyetujui

Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid.)


NIDN : 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH


DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI MASYARAKAT DESA
PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2020” ini telah
diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Proposal Skripsi Prodi S-1 Farmasi Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :

Hari : Senin
Tanggal : 20 September 2020
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003

Penguji Utama Penguji Anggota

Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid) Yayuk Mundriyastutik, S.T., M.T


NIDN : 0621087401 NIDN : 0606119101

Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid.)


NIDN : 0621087401

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI MASYARAKAT DESA
PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2020” ini telah
disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Prodi S-1 Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada:
Hari :
Tanggal :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid) Apt. Zaenal Fanani, M.Sc.


NIDN : 0621087401 NIDN : 0603028602

Menyetujui

Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid.)


NIDN : 0621087401

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI MASYARAKAT DESA
PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2020” ini telah
diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Proposal Skripsi Prodi S-1 Farmasi Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :

Hari :
Tanggal :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003

Penguji Utama Penguji Anggota

Noor Azizah, S.SiT., M.Kes. Apt. Zaenal Fanani, M.Sc.


NIDN : 0629018401 NIDN : 0603028602

Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid.)


NIDN : 0621087401

v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Aldila Purwandani
NIM : F220165003

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG


BERPENGARUH DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI
MASYARAKAT DESA PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS
TAHUN 2020” merupakan :

1. Hasil karya yang disiapkan dan disusun sendiri.


2. Belum pernah disampaikan unuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi di
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kudus.

Oleh karena itu pertanggungjawaban skripsi ini sepenuhnya berada pada diri
saya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Kudus, September 2020


Penyusun

Aldila Purwandani
NIM. F220165003

vi
RIWAYAT HIDUP

Nama : Aldila Purwandani


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 19 Juli 1999
Agama : Islam
Alamat : Desa Pladen RT 02 RW 01 Jekulo Kudus 59382
No.Telepon : 085701600214
Riwayat Pendidikan :
TK Raudlatut Sholikhah Pladen Jekulo Kudus Lulus Tahun 2004
SDN 01 Pladen Jekulo Kudus Lulus Tahun 2010
MTs Raudlatut Tholibin Sidomulyo Jekulo Kudus Lulus Tahun 2013
SMAN 1 Bae Kudus Lulus Tahun 2016
Tahun 2016 tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus
Angkatan II Program Studi S1 Farmasi

vii
MOTTO

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, tetapi ia baik bagimu. Dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, tetapi ia buruk bagimu, dan Allah jua yang mengetahui
sedangkan kamu tidak mengetahui”
(QS Al-Baqarah : 216)
“Hati-hati dengan pikiranmu karena akan menjadi tindakanmu. Hati-hati dengan
tindakanmu karena akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu
karena akan menjadi karaktermu. Hati-hati dengan karaktermu karena akan
menjadi takdirmu”
(Perdana Menteri Inggris)
“Apabila anda berbuat baik kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik
terhadap diri sendiri”
“Dimanapun berlian ditempatkan, dia akan menunjukan cahayanya”

viii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :


1. Allah SWT, Tuhan Penguasa Jagad Raya alam semesta yang telah
memberikan kekuatan, kesabaran, karunia dan Nikmat yang begitu luar
biasa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
mengambil judul “Analisis Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penggunaan
Antibiotik Secara Bebas Di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020”.
2. Ibu dan Ayah tercinta yang tak pernah lelah mendidik, menuntun,
melantukan doa serta belaian kasih sayang yang tiada pernah terukur yang
selalu diberikan kepada penulis.
3. Kakak saya tercinta yang selalu mendukung dan memberikan motivasinya.
4. Keluarga besar BEM Universitas Muhammadiyah Kudus, terima kasih atas
segala kebersamaan, kebahagiaan dan rasa kekeluargaan yang mendalam
selama saya menjadi pengurus.
5. Rekan–rekanku satu perjuangan program studi S1 Farmasi angkatan 2016
(angkatan ke II) khususnya kelas A Universitas Muhammadiyah Kudus yang
saya cintai.
6. Seluruh teman-teman penulis dimanapun berada tak bisa saya sebutkan
semua satu-persatu semoga kebaikan kalian dilipatkan Allah Subhanahu
Wata’ala kelak di akhirat aamiin

ix
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah Yang


Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”ANALISIS FAKTOR YANG
BERPENGARUH DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI
MASYARAKAT DESA PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS
TAHUN 2020”. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar S1 Farmasi di
Universitas Muhammadiyah Kudus. Atas tersusunnya skripsi ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rusnoto, S.KM., M.Kes (Epid.) selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Kudus serta dosen pembimbing I atas bimbingan,
pengarahan dan masukan yang diberikan.
2. Bapak Zaenal Fanani, M.Sc.,Apt selaku Kepala Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kudus serta dosen
pembimbing II atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan.
3. Untuk seluruh dosen dan staff pengajar Program Studi S1 Farmasi Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Kudus.
4. Untuk kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa mendo’akan
dan memberi dukungan moril maupun materil, serta menjadi sumber motivasi
untuk penulis sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Rekan-rekan dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu selama proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif serta
bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, September 2020


Aldila Purwandani

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI..............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ..............................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI..................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................v
PERNYATAAN ....................................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP................................................................................................vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................4
E. Keaslian Penelitian...........................................................................4
F. Ruang Lingkup.................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
A. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas..............................................7
1. Pengertian Antibiotik....................................................................7
2. Penggunaan Antibiotik.................................................................7
3. Resistensi Antibiotik.....................................................................8
4. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas Tanpa Resep Dokter......14
B. Faktor yang Berpengaruh Dalam Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas.............................................................................................10
1. Sosio Demografi........................................................................10
2. Sumber Informasi......................................................................13
3. Keluhan Utama..........................................................................13
4. Pengalaman penggunaan resep dokter sebelumnya.................13
5. Akses Memperoleh Produk Obat...............................................14

xi
C. Masyarakat....................................................................................14
1. Definisi.......................................................................................14
2. Unsur Pembentukan Masyarakat..............................................14
D. Penelitian Terkait...........................................................................15
E. Kerangka Teori..............................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................18
A. Variabel Penelitian.........................................................................18
B. Hipotesis Penelitian........................................................................18
C. Kerangka Konsep Penelitian..........................................................20
D. Rancangan Penelitian....................................................................20
E. Etika Penelitian..............................................................................32
F. Jadwal Penelitian...........................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................. 33
B. Karakteristik Responden.............................................................. 33
C. Analisa Univariat........................................................................... 33
D. Analisa Bivariat.............................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 49
A. Pengaruh Sosiodemografi dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 53
B. Pengaruh Sumber Informasi dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 56
C. Pengaruh Keluhan Utama dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 57
D. Pengaruh Pengalaman Penggunaan Sebelumnya dengan
Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus........................................... 58
E. Pengaruh Aksesibilitas dengan Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas di Masyarakat Desa Pladen kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus........................................................................................... 59
F. Keterbatasan Penelitian............................................................... 60
BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 61

xii
A. Kesimpulan................................................................................... 61
B. Saran-Saran................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
1.1 Keaslian Penelitian 4
3.1 Definisi Operasional 24
3.3 Jadwal Penelitian 32
4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 33
Kelamin
4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 34
4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 34
Tingkat Pendidikan
4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Pekerjaan
4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Penghasilan
4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 35
Sumber Informasi
4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Keluhan Utama
4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Pengalaman Penggunaan Sebelumnya
4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 36
Aksesibilitas
4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis 37
Antibiotik
4.11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 37
Penggunaan Antibiotik
4.12 Distribusi Jenis Kelamin terhadap Penggunaan 38
Obat Antibiotik
4.13 Distribusi Usia terhadap Penggunaan Obat Antibioti 39
4.14 Distribusi Tingkat Pendidikan terhadap 40
Penggunaan Obat Antibiotik
4.15 Distribusi Pekerjaan terhadap Penggunaan Obat 41
Antibiotik
4.16 Distribusi Penghasilan terhadap Penggunaan Obat 42
Antibiotik
4.17 Distribusi Sumber Informasi terhadap Penggunaan 43
Obat Antibiotik
4.18 Distribusi Keluhan Utama terhadap Penggunaan 44
Obat Antibiotik
4.19 Distribusi Pengalaman Penggunaan Sebelumnya 46
terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
4.20 Distribusi Aksesibilitas terhadap Penggunaan Obat 47
Antibiotik
5.1 Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Penggunaan 53
Antibiotik Secara Bebas

xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori 17
3.1 Kerangka Konsep 20

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Menjadi Responden.


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden.
Lampiran 3 : Check List Sosiodemografi meliputi Jenis Kelamin, Usia,
Tingkat pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan.
Lampiran 4 : Check List Sumber Informasi, Keluhan Utama, Pengalaman
Penggunan Sebelumnya, Aksesibilitas, Jenis Antibiotik.
Lampiran 5 : Kuesioner Perilaku Penggunaan Antibiotik Secara Bebas.
Lampiran 6 : Jadwal penelitian
Lampiran 7 : Surat-Surat..
Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas Kuesioner.
Lampiran 9 : Data Tabulasi Penelitian.
Lampiran 10 : Data Hasil Uji SPSS.
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi

xvii
Universitas Muhammadiyah Kudus
Jurusan S-1 Farmasi
Skripsi Farmasi, September 2020

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIK


SECARA BEBAS DI MASYARAKAT DESA PLADEN KECAMATAN JEKULO
KABUPATEN KUDUS TAHUN 2020
Aldila Purwandani1, Rusnoto2, Zaenal Fanani2
S-1 Farmasi, aldilapurwandani@gmail.com
Abstrak

Latar Belakang: Penggunaan antibiotik secara tidak rasional berhubungan langsung


dengan kemungkinan terjadinya resistensi. Meningkatnya resistensi antibiotik
menyebabkan semakin sempitnya jenis antibiotika yang dapat digunakan. Masalah
resistensi bakteri banyak terjadi di negara-negara berkembang di seluruh dunia termasuk
Indonesia (Kementrian Kesehatan, 2016).
Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor
sosiodemografi, sumber informasi, keluhan utama, pengalaman penggunaan
sebelumnya, aksesibilitas dengan penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat
Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaen Kudus tahun 2020.
Metode: Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross
sectional menggunakan 96 responden yaitu masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaen Kudus tahun 2020 dengan teknik sampling non probability yang digunakan
berupa purposive sampling, data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan check list
kemudian dianalisa secara analisa Univariat dan Bivariat, sedangkan untuk menjawab
hipotesis digunakan uji Chi Square.
Hasil: Tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin dengan penggunaan antibiotik
secara bebas dengan nilai P-value 0,414 > 0,05, terdapat pengaruh antara usia dengan
penggunaan antibiotik secara bebas dengan nilai P-value 0,014 < 0,05, terdapat
pengaruh antara tingkat pendidikan dengan penggunaan antibiotik secara bebas dengan
nilai P-value 0,027 < 0,05, tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas dengan nilai P-value 0,623 > 0,05, terdapat pengaruh antara
penghasilan dengan penggunaan antibiotik secara bebas dengan nilai P-value 0,000 <
0,05, terdapat pengaruh antara sumber informasi dengan penggunaan antibiotik secara
bebas dengan nilai P-value 0,027 < 0,05, tidak terdapat pengaruh antara keluhan utama
dengan penggunaan antibiotik secara bebas dengan nilai P-value 0,298 < 0,05, terdapat
pengaruh antara pengalaman penggunaan sebelumnya dengan penggunaan antibiotik
secara bebas dengan nilai P-value 0,001 < 0,05, terdapat pengaruh antara aksesibilitas
dengan penggunaan antibiotik secara bebas dengan nilai P-value 0,004 < 0,05.
Kesimpulan:Terdapat pengaruh antara usia, tingkat pendidkan, penghasilan, sumber
informasi, pengalaman penggunaan sebelumnya, aksesibilitas, dan tiidak terdapat
pengaruh antara jenis kelamin, pekerjaan, keluhan utama dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaen Kudus tahun
2020.
KATA KUNCI : Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan,
Penghasilan, Sumber Informasi, Keluhan Utama, Pengalaman
Penggunaan Sebelumnya, Aksesibilitas, Penggunaan Antibiotik
Kepustakaan : 58 (2009-2019)

Muhammadiyah Kudus University

1
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
2
Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
3
Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Kudus
2

xviii
Department of Pharmacy  S-1
Pharmacy Thesis ,  September 2020

ANALYSIS OF FACTORS THAT INFLUENCE THE USE OF ANTIBIOTICS FREELY IN


THE COMMUNITY OF PLADEN VILLAGE, JEKULO DISTRICT, KUDUS REGENCY IN
2020
Aldila Purwandan1, Rusnoto2, Zaenal Fanani3
S-1 Pharmacy, aldilapurwandani@gmail.com
Abtract

Baground: Irrasional ude of antibiotic is directly related to the possibility of resistence.


Increasing antibiotic resistence causes narrower types of antibiotic that can be used. The
problem of bacterial resistence occurs in many developing countries around the world,
including Indonesia(Kementrian Kesehatan, 2016).
Tujuan: The  purpose  of this study was to determine the influence of sociodemographic
factors, information sources, main complaints, previous experience of use, accessibility
with free use of antibiotics in the people of Pladen Village, Jekulo District, Kudus
Regency in 2020.
Methods: This research method is descriptive observational with a cross sectional
approach using  96 respondents, namely the  people of Pladen Village, Jekulo District,
Kudus Regency in 2020 with a non-probability sampling technique used in the form
of purposive sampling, the data were collected using a questionnaire and check list then
analyzed by Univariate and Bivariate analysis. , while to answer the hypothesis used the
Chi Square test.
Results  :  There are influences  between the sexes  with the use of  antibiotics freely
with  P-value of 0, 414  >  0.05  , there is  the influence of age  with the use of  antibiotics
freely with P-value of 0.0  14 <0.05  , there the influence between the level of
education and the use of  antibiotics freely with  a P-value of 0.0  27 <0.05  , there was
no  influence between work  and the use of  antibiotics freely with  a P-value
of 0.623  >  0.05  , there was an  influence between income with the use of  antibiotics
freely with a P-value of 0.0 00  <0.05 , there was an influence  between the source of
information and the use of antibiotics freely with a P-value of 0.0  27 <0.05  , there was
no  influence between the main complaints  and free use of antibiotics with a P-value of
0, 298  <0.05 , there is an  influence between previous use experience  and free use
of antibiotics with a P-value of 0.0 01  <0.05 , there is an  influence between
accessibility and the use of antibiotics freely with a P-value of 0.0  04 <0.05  .
Conclusion: There is an influence between age, level of education, income, sources of
information, previous use experience, accessibility, and  there is no influence between
gender, occupation, the main complaint with the use of antibiotics freely in the  people of
Pladen Village, Jekulo District, Kudus Regency in 2020  .
KEY WORDS : Gender,  Age ,  Education Level  , Occupation, Income, Information
Sources, Main Complaints, Previous Use Experience, Accessibility, Use of
Antibiotics                                        
Bibliography : 58  (200 9 -2019 ) 

1
Student of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus

2
Lecturer of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus

3
Lecturer of Pharmacy at the University of Muhammadiyah Kudus

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan antibiotik secara tidak rasional berhubungan langsung
dengan kemungkinan terjadinya resistensi. Meningkatnya resistensi
antibiotik menyebabkan semakin sempitnya jenis antibiotika yang dapat
digunakan. Masalah resistensi bakteri banyak terjadi di negara-negara
berkembang di seluruh dunia termasuk Indonesia. Resistensi bakteri menjadi
suatu masalah kesehatan yang sangat besar bagi suatu negara bahkan
seluruh dunia karena menyebabkan peningkatan angka kematian(1).
Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sejumlah 103.850
(35,2%) dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk
swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, proporsi
rumah tangga yang menyimpan antibiotik dalah 27,8%. Data Riset
Kesehatan Dasar juga menyebutkan bahwa 86,1% rumah tangga tersebut
menyimpan antibiotik yang diperoleh tanpa resep dokter(2).
Penjualan antibiotik yang dilakukan secara bebas di apotek, kios atau
warung menyebabkan masyarakat juga secara bebas membeli dan
menggunakan antibiotik tanpa resep dokter, bahkan ada yang menyimpan
antibiotik cadangan di rumah, hingga meminta dokter untuk dituliskan resep
antibiotik. Hal ini merupakan masalah yang dapat mendorong terjadinya
resistensi antibiotik pada manusia(3).
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan
terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada
morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi
dan sosial yang sangat tinggi(4).
Kesalahpahaman masyarakat dalam penggunaan antibiotika
berpotensi
dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak tepat, dimana orang – orang

1
percaya antibiotika sebagai “obat yang luar biasa” yang mampu mencegah
dan menyembuhkan setiap gejala maupun penyakit. Konsekuensi dalam
menggunakan antibotika dengan pengetahuan yang kurang berpotensi

2
3

mengarah kepada kesalahpahaman mengenai penggunaan antibiotika


tersebut. Mengingat bahwa penggunaan antibiotika yang tidak tepat pada
masyarakat terus menjadi masalah pada negara - negara maju maka
diberlakukan pemberian informasi pengetahuan dan keyakinan tentang
antibiotika. Akan tetapi, pemberian informasi serupa masih cukup langka,
terutama di Indonesia(5).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan berkembangnya
penggunaan antibiotik secara bebas di kalangan masyarakat terutama di
negara berkembang antara lain penjualan antibiotik secara bebas tanpa
pengawasan, keadaan ekonomi dan waktu yang mendesak, pengaruh
keluarga atau teman, dan tingkat pengetahuan masyarakat(6).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah di Kabupaten
Kudus sebanyak 59% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain
untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik(7).
Hasil studi pendahuluan pada bulan November 2019 terdapat 20 orang
yang berdomisili di desa Pladen bahwa pernah menggunakan obat antibiotik
tanpa resep dokter yang dibeli di apotek maupun diwarung terdekat.
Antibiotik yang sering mereka pakai yaitu amoxicillin. Alasan mereka
menggunakan antibiotik tanpa resep dokter yang dibeli di apotek ataupun
warung antara lain untuk mengobati sendiri jenis penyakit yang diderita dan
untuk persediaan obat di rumah.
Berhubung karena pemakaian antibiotik tanpa resep dokter yang
digunakan secara luas oleh masyarakat merupakan masalah yang serius
dan juga dapat menyebabkan resistensi, peneliti memandang perlu untuk
melakukan penelitian terkait analisis faktor penggunaan antibiotik secara
bebas tanpa resep dokter sehingga dapat diketahui gambaran penggunaan
antibiotik secara bebas oleh masyarakat, berdasarkan sosio demografi,
keluhan utama, sumber informasi dan beberapa variabel lainnya. Maka dari
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor
yang Berpengaruh Dalam Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di
Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020”
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan:
1. Apakah faktor sosial demografi berpengaruh dalam perilaku
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?
2. Apakah faktor sumber informasi mengenai antibiotik berpengaruh
dalam perilaku penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?
3. Apakah faktor keluhan utama saat mengkonsumsi antibiotik
berpengaruh dalam perilaku penggunaan antibiotik secara bebas
pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus?
4. Apakah faktor pengalaman menggunakan antibiotik sebelumnya
dapat berpengaruh dalam perilaku penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus?
5. Apakah faktor akses untuk memperoleh antibiotik berpengaruh
dalam perilaku penggunaan antibiotic secara secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh faktor dalam penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial demografi terhadap
perilaku penggunaan antibiotik secara bebas masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
b. Untuk mengetahui pengaruh faktor sumber informasi mengenai
antibiotik terhadap perilaku penggunaan antibiotik secara bebas
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
5

c. Untuk mengetahui pengaruh faktor keluhan utama saat


mengkonsumsi antibiotik terhadap perilaku penggunaan antibiotik
secara bebas masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus.
d. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengalaman menggunakan
antibiotik sebelumnya terhadap perilaku penggunaan antibiotik
secara bebas masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus.
e. Untuk mengetahui pengaruh faktor akses untuk memperoleh
antibiotik terhadap perilaku penggunaan antibiotik secara bebas
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat yang
berkaitan dengan penggunaan antibiotik sehingga dapat melakukan
intervensi secara tepat dalam upaya mencegah terjadinya penyakit
resistensi dan dapat dijadikan masukan untuk memberikan penyuluhan
tentang penggunaan obat yang benar (bekerja sama dengan dinas
kesehatan daerah).
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya,
agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian
dengan variabel yang berbeda.
3. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Berpengaruh dalam
Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2019” belum pernah diteliti
sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
6

Judul
Nama Metode Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian

Beatrix Studi Metode Antibiotik  Tempat


Anna Penggunaan penelitian yang paling penelitian di
Maria Antibiotik menggunaka sering dibeli kota
Fernande Tanpa Resep n non dalam Manggarai
z (2013) Di Kabupaten eksperimenta pelayanan dan
Manggarai l dengan tanpa resep Manggarai
dan pengambilan dokter adalah Barat NTT
Manggarai sampel Amoxicillin, pada tahun
Barat – NTT secara jenis penyakit 2013
purposive yang dengan 108
menggunaka mayoritas responden.
n quota diobati pasien  Responden
sampling. dengan penelitian
antibiotik yaitu
adalah gejala Pasien
flu, alas an
pasien dalam
menggunakan
antibiotik
tanpa resep
adalah karena
penggunaan
antibiotik
terdahulu
memberikan
hasil yang
baik.
Wahyu Penggunaan Metode Faktor  Tempat
Dewi antibiotik di penelitian demografi penelitian di
Tamayant dua apotek di menggunaka (usia, jenis kota
i (2016) Surabaya : n deskriptif kelamin dan Surabaya
identifikasi observasiona penghasilan) pada tahun
faktor-faktor l cross serta 2016
yang sectional pengetahuan dengan 94
mempengaruh akan antibiotik responden.
i kepatuhan (fungsi, durasi  Responden
pasien pemakaian, penelitian
pola yaitu
penggunaan, pasien.
efek samping,
aturan pakai
dan tindakan
yang diambil
saat timbul
efek samping)
tidak
berhubungan
dengan
kepatuhan
pasien dalam
mengkonsum
si antibiotik.
Iwan Analisis Metode Antibiotik  Tempat
Yuwindry Pemberian Penelitian golongan penelitian di
7

(2019) Antibiotik oleh pengumpulan penisilin salah satu


Tenaga data adalah Apotek di
Teknis menggunaka antibiotik yang Banjarmasi
Kefarmasian n deskriptif paling sering n Utara
Tanpa Resep observasiona didapatkan tahun 2019
Dokter di l studi responden dengan 105
Salah Satu prospektif tidak responden.
Apotek (cohort) menggunakan  Responden
Wilayah resep dokter penelitian
Banjarmasin sebanyak 49 yaitu
Utara obat (46,7%). pasien.
Obat antibiotik
yang paling
sering dan
banyak
didapatkan
tanpa resep
dokter adalah
amoksisilin
tablet 38 obat
(36,2%).

F. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2020.
2. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus.
3. Ruang Lingkup Materi
Masalah yang dikaji adalah mengenai Analisis Faktor yang Berpengaruh
Dalam Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas


1. Pengertian Antibiotik
Antibiotik merupakan senyawa metabolit sekunder yang diproduksi
oleh mikroorganisme terutama jamur yang dapat digunakan dalam
membunuh bakteri terutama bakteri penyebab penyakit pada manusia
ataupun hewan. Beberapa antibiotika didapatkan dari senyawa sintetik
yang dapat juga digunakan menghambat pertumbuhan bakteri. Meski
antibiotika memiliki banyak manfaat, tetapi penggunaannya telah
berkontribusi tehadap terjadinya resistensi(8).
Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum,
antibiotika banyak beredar di masyarakat(3).
Obat-obat antibiotik ditujukan untuk mengobati penyakit-penyakit
infeksi. Pemberian antibiotik pada kondisi yang bukan disebabkan oleh
bakteri banyak ditemukan dari praktek sehari-hari, baik di puskesmas,
rumah sakit, maupun praktek swasta. Ketidaktepatan pemilihan
antibiotika hingga indikasi dosis, cara pemberian, frekuensi dan lama
pemberian menjadi penyebab tidak kuatnya pengaruh infeksi dengan
antibiotika(9).

2. Penggunaan Antibiotik
WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh dari seluruh obat
didunia diresepkan, diberikan dan dijual dengan cara yang tidak tepat
dan separuh dari pasien menggunakan obat secara tidak tepat(10).
Penyalahgunaan antibiotik pada dasarnya dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien,
tingkat ekonomi, karakteristik dari sistem kesehatan suatu negara, dan
peraturan lingkungan. Jika dilihat dari faktor pasien, hal yang mendasari
terjadinya penyalahgunaan antibiotik dikarekan banyak pasien percaya
bahwa keluaran obat baru lebih baik dibandingkan obat keluaran lama.

8
Di negara-negara berkembang antibiotik dibeli dalam dosis tunggal dan
penghentian

9
10

dilakukan jika pasien merasa lebih baik atas penyakit yang


dideritanya. Pengobatan sendiri dengan antibiotik, tidak hanya terjadi di
negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju.
Selebihnya di negara-negara Eropa masih ditemukan prevalensi yang
tinggi terhadap pengobatan sendiri dengan antibiotik(10).
Penerapan penggunaan antibiotik secara rasional oleh tenaga
kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan terhadap penggunaan
antibiotik yang bijak dan rasional.
b. Meningkatkan ketersediaan dan mutu fasilitas penunjang dengan
penguatan pada laboratorium hematologi, imunologi, dan mikrobiologi
atau laboratorium lain yang berkaitan dengan penyakit infeksi.
c. Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten di bidang
infeksi.
d. Mengembangkan sistem penanganan penyakit infeksi.
e. Memantau penggunaan antibiotik secara intensif dan
berkesinambungan.
f. Menetapkan kebijakan dan pedoman penggunaan antibiotik secara
lebih rinci di tingkat nasional, rumah sakit, fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dan masyarakat(11).

3. Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir
dan melemahkan daya kerja antibiotik(12).
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia
(AMRINStudy) terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara
lain:ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%).Hasil
penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin
(22%), dan gentamisin (18%)(12).
Secara garis besar bakteri dapat menjadi resistensi terhadap
suatu antibiotik melalui 3 mekanisme :
a. Obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya didalam sel mikroba.
11

Pada kuman gram negatif molekul antimikro yang kecil dan polar
dapat menembus dinding luar dan masuk ke dalam sel melalui
lubang-lubang kecil yang disebut porin. Bila porin menghilang atau
mengalami mutasi maka masuknya antimikroba ini akan terhambat.
b. Inaktivasi Obat
Mekanisme ini sering mengakibatkan terjadinya resistensi
terhadap golongan aminoglikosida dan beta laktam karena mikroba
mampu membuat enzim yang merusak kedua golongan antimikroba
tersebut.
c. Mikroba mengubah tempat ikatan (binding site) antimikroba.
Mekanisme ini terlihat pada S. aureus yang resisten terhadap
metisilin (MRSA). Kuman ini mengubah Penicillin Binding Proteinnya
(PBP) sehingga afinitasnya menurun terhadap metisilin dan antibiotik
beta laktam yang lain(13).
Resistensi antibiotik dapat terjadi karena beberapa faktor
dibawah ini:
1) Penggunaan antibiotik yang sering.
Terlepas dari penggunaanya rasional atau tidak, antibiotik yang
sering digunakan biasanya akan berkurang efektivitasnya. Karena
itu, penggunaan antibiotik yang irasional harus dikurangi sedapat
mungkin.
2) Penggunaan antibiotik yang irasional.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik
yang irasional terutama di rumah sakit merupakan faktor penting
yang memudahkan berkembangnya resistensi kuman.
3) Penggunaan antibiotik baru yang berlebihan.
Beberapa contoh antibiotik yang relatif cepat kehilangan
efektivitasnya setelah dipasarkan karena masalah reistensi ialah
siprofloksasin dan kotrimoksazol.
4) Penggunaan antibiotik untuk jangka waktu lama.
Pemberian antibiotik dalam waktu yang lama akan memberikan
kesempatan bertumbuhnya kuman yang lebih resisten(13).
12

4. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas Tanpa Resep Dokter


Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional dapat
mengurangi beban penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya,
penggunaan antibiotik secara bebas pada manusia dan hewan yang
tidak sesuai indikasi, mengakibatkan meningkatnya kejadian
resistensi antibiotik secara signifikan(4).
Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang
bijak tentunya akan meningkatkan kejadian resistensi antibiotik. Untuk
wilayah Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat tinggi bahkan
lebih dari 80% di beberapa provinsi di Indonesia(11). Antibiotik
merupakan golongan obat keras, yang artinya hanya bisa didapatkan
dengan resep dokter dan diperoleh di apotek. Jika antibiotik
digunakan secara tidak rasional, seperti tidak memperhatikan dosis,
pemakaian dan peringatan maka dapat menimbulkan efek yang
berbahaya bagi tubuh pengguna(14). Center for Disease Control and
Prevention di USA menyebutkan bahwa dari 150 juta peresepan
setiap tahun terdapat sekitar 50 juta peresapan antibiotik yang perlu.
Menurut penelitian terkait, 92% masyarakat Indonesia tidak
menggunakan antibiotik secara tepat(15).
Sebuah penelitian di Jakarta yang dilakukan dalam rangka
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
proses pengambilan keputusan pembelian obat bebas (tanpa resep
dokter), didapatkan kesimpulan mengenai profil responden bahwa
pembelian obat bebas dilakukan baik oleh pria dan wanita. Usia 20-
60 tahun merupakan rentang usia yang paling banyak melakukan
pembelian obat bebas.

B. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penggunaan antibiotik


1. Sosio Demografi
Karakter sosio -demografi mengambarkan tentang perbedaan usia,
jenis kelamin, status, daerah asal, pekerjaan serta tingkat pendidikan.
Gambaran sosio-demografi akan mempengaruhi perilaku dari
(16)
masyarakat dan outcome dari kesehatan masyarakat .
13

a. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik
secara garis besar akan mengalami perubahan baik dari aspek
ukuran maupun dari aspek proporsi yang mana hal ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Sedangkan pada aspek psikologis
(mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir seseorang yang
semakin matang dan dewasa. Adapun selain itu, semakin
bertambah usia maka semakin banyak pengalaman dan
pengetahuan yang di peroleh oleh seseorang, sehingga bisa
meningkatkan kematangan mental dan intelektual. Usia seseorang
yang lebih dewasa mempengaruhi tingkat kemampuan dan
kematangan dalam berfikir dan menerima informasi yang semakin
lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang lebih muda. Usia
mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang. Semakin dewasa
umur maka tingkat kematangan dan kemampuan menerima
informasi lebih baik jika di bandingkan dengan umur yang lebih
muda atau belum dewasa. Umur dewasa seseorang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut(17) :
Dewasa awal : 20-40 tahun
Dewasa akhir : 41-60 tahun
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu variabel penelitian
epidemiologi. Jenis kelamin termasuk kedalam variabel orang
(person)(17). Penelitian Anna dan Chandra menunjukkan bahwa
perbedaan jenis kelamin akan memberikan perbedaan pada
responnya terhadap kesehatan. Responden perempuan akan lebih
peduli terhadap kesehatan dibandingkan dengan laki-laki.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
Pendidikan merupakan sebuah proses belajar dan proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu, kelompok
atau masyarakat Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
14

pendidikan seseoarang semakin mudah pula mereka menerima


informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi dan nilai – nilai yang baru
diperkenalkan(18).
Adapun jenjang pendidikan di indonesia sebagaimana tertera pada
Undang-Undang N0 20 Tahun 2003 yaitu tentang sistem pendidikan
nasional terbagi atas 3 tingkat pendidikan formal yaitu pendidikan
dasar (SD atau madrasah ibtidayah atau SMP/MTsn), pendidikan
menengah (SMU/madrasah aliyah dan sederajat), serta pendidikan
tinggi (Akademik dan Perguruan Tinggi).
d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang
untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang
bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan
upah dan gaji baik berupa uang maupun barang. Lingkungan
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakancara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan
banyak tantangan. Semakin lama seseorang bekerja semakin
banyak pengetahuan yang diperoleh(19). Pekerjaan merupakan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis
pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada
interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja
yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik(19).
e. Penghasilan
Penghasilan merupakan suatu hasil yang diterima oleh
seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis
15

masyarakat bermacam ragam,seperti bertani, nelayan, beternak,


buruh, serta berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah
dan swasta(20).
Semakin tinggi pendapatan yang diterima seseorang maka
akan menimbulkan kecenderungan untuk memilih dan
menggunakan pelayanan kesehatan dengan kualitas dan fasilitas
yang lebih baik, sedangkan hal itu berlaku sebaliknya jika
seseorang mempuyai pendapatan yang kurang maka akan memilih
dan menggunakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan apa
yang bisa mereka bayar(21).
2. Sumber Informasi
Sumber informasi (kelompok acuan) adalah individu atau
sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh yang signifikan
pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan aspirasi, atau
dalam hal berperilaku, contohnya seperti anggota keluarga, teman,
media cetak, media elektronik, dan sebagainya. Kelompok acuan
sangat berperan dalam proses seseorang menjadi konsumen(22).
3. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke
tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan. Keluhan
utama juga disebut sebagai keadaan pasien berkenaan dengan penyakit
yang dideritanya, misalnya : demam, batuk, pilek, sakit kepala, luka
terbuka, sesak nafas, nyeri pinggang, dan lain-lain(23).
4. Pengalaman penggunaan resep dokter sebelumnya
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu(24).
Pengalaman penggunaan dengan resep dokter sebelumnya adalah
merasa memiliki gejala penyakit yang sama dan mengulang pengobatan
sebelumnya yang memberikan hasil yang baik. Walaupun hasil
penggunaan antibiotik baik, hal ini tidak tepat karena penggunaan
antibiotik hanya dapat diperoleh dengan menggunakan resep dokter dan
16

tidak semua jenis penyakit memberikan tanda dan gejala yang sama,
sehingga pengobatan tidak dapat disamakan(24).
Menurut(25) menyatakan bahwa pengalaman kesembuhan pasien
ketika menggunakan antibiotik dari dokter sangat memengaruhi
ekspektasi pada pengobatan berikutnya.
5. Akses memperoleh produk obat
Saat ini pasien dan konsumen lebih memilih kenyamanan membeli
obat yang bisa diperoleh dimana saja, dibandingkan harus menunggu
lama di rumah sakit atau klinik.
Kemudahan akses dalam memperoleh antibiotik tanpa resep dokter
merupakan faktor yang diduga dapat memengaruhi perilaku
swamedikasi antibiotik sehingga regulasi ketat terhadap penggunaan
antibiotik bebas sangat diperlukan sebagai dasar intervensi dalam
menurunkan perilaku swamedikasi antibiotik(25).

C. Masyarakat
1. Definisi
Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang
hidup karena proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil
interaksi yang kontinyu antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat
selalu dijumpai saling pengaruh mempengaruhi antar kehidupan individu
dengan kehidupan bermasyarakat(26).
2. Unsur Pembentukan Masyarakat
Menurut(26), masyarakat mencakup beberapa unsur, yaitu sebagai
berikut :
a. Manusia yang hidup bersama.
Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang
pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus ada.
Akan tetapi secara teoritas, angka minimnya adalah dua orang.
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-
benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh
karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan
mengerti; mereka juga mempunyai keinginankeinginan untuk
17

menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai


akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam
kelompok tersebut.
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya.

D. Penelitian Terkait
Penelitian terdahulu yang dilakukan Dewi Paskalia Andi Djawaria,Adji
Prayitno Setiadi,Eko Setiawan (2018) dengan judul “Analisis Perilaku dan
Faktor Penyebab Perilaku Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep di
Surabaya”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifkasi perilaku dan
faktor yang paling mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep.
Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan pada masyarakat yang
membeli antibiotik tanpa resep dokter di 90 apotek di Surabaya selama
bulan Desember 2014-April 2015. Identifikasi perilaku dilakukan melalui 8
pertanyaan majemuk, dan identifikasi faktor dilakukan melalui dua metode
statistik, yakni analisis deskriptif melalui perbandingan mean pertanyaan
dalam masing-masing tema faktor, dan analisis faktor menggunakan
orthogonal rotation (varimax). Total 267 responden terlibat dalam penelitian.
Mayoritas masyarakat yang membeli antibiotik tanpa resep dokter berusia
21-30 tahun (36,33%), membeli dengan frekuensi 1 kali/bulan (45,70%),
membeli untuk diri sendiri (56,55%), membeli segera setelah gejala muncul
(33,70%), membeli untuk indikasi pilek/flu (21,30%). Berdasarkan hasil uji
statistik deskriptif ditemukan bahwa tema “halhal yang mendorong”
merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik tanpa resep di
apotek. Pada metode analisis faktor, nilai cumulative percent total variance
explained adalah sebesar 48,03%, dengan nilai terbesar pada faktor
pertama yakni sebesar 23,91%. Faktor paling mempengaruhi penggunaan
antibiotik tanpa resep adalah kemudahan akses memperoleh antibiotik dan
penghematan biaya. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menentukan
metode intervensi yang tepat untuk menanggulangi permasalahan
penggunaan antibiotik tanpa resep di apotek. Dengan mempertimbangkan
18

kompleksitas faktor penyebab perilaku tersebut, apoteker tidak seharusnya


dituduh sebagai satu-satunya pihak penyebab penggunaan antibiotik tanpa
resep.
19

E. Kerangka Teori

Individu

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Penggunaan Antibiotik
penggunaan antibiotik :
Sosiodemografi
Sumber informasi
Keluhan utama
Akses Penggunaan tanpa
Pengalaman resep dokter

Berobat ke Dokter
Tidak patuh minum
antibiotik

Resistensi

Keterangan :

-------------- : Variabel tidak diteliti

__________ : Variabel yang diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik (nyata) maupun psikis (tidak nyata)(27). Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian,
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa/gejala yang akan diteliti
ditentukan oleh landasan teorinya dan ditegaskan oleh hipotesis
penelitiannya(27). Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu:
1. Variabel Bebas
Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable terikat(27). Variabel
independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu :
a. Sosial Demografi
b. Pengalaman penggunaan resep dokter sebelumnya
c. Sumber Informasi
d. Keluhan Utama
e. Akses memperoleh produk obat

2. Variabel Terikat
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas(27).Variabel dependen
(terikat) dalam penelitian ini yaitu penggunaan antibiotik secara bebas.

B. Hipotesa Penelitian
Hipotesis digunakan untuk mengetahui kebenaran dari dugaan
sementara. Hipotesis pada dasarnya diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian(27).
Adapun Hipotesis Penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Nihil atau Nol (HO)
Menurut(28), hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya
perbedaan antara parameter dengan statistik (data sempel).

20
21

HO1 : Tidak terdapat pengaruh antara faktor sosial demografi terhadap


penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
HO2 : Tidak terdapat pengaruh antara faktor sumber informasi terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
HO3 : Tidak terdapat pengaruh antara faktor keluhan utama terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
HO4 : Tidak terdapat pengaruh antara faktor pengalaman penggunaan obat
sebelumnya terhadap penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
HO5 : Tidak terdapat pengaruh antara faktor akses memperoleh produk
obat terhadap penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

2. Hipotesis Kerja atau Alternatife (Ha)


Menurut(28), Hipotesis Alternative atau Kerja yang menyatakan ada
perbedaan dua variabel dan 2 kelompok yaitu antara parameter dan
statistik.
Ha1 : Terdapat pengaruh antara faktor sosial demografi terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Ha2 : Terdapat pengaruh antara faktor sumber informasi terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Ha3 : Terdapat pengaruh antara faktor keluhan utama terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Ha4 : Terdapat pengaruh antara faktor pengalaman penggunaan obat
sebelumnya terhadap penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat di Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Ha5 : Terdapat pengaruh antara faktor akses memperoleh produk obat
terhadap penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat di
Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
22

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas

Faktor-faktor penggunaan
antibiotik
Variabel Terikat
1. Sosial Demografi
2. Sumber informasi Penggunaan Antibiotik
3. Pengalaman secara Bebas
penggunaan resep
dokter sebelumnya
4. Keluhan utama
5. Akses memperoleh
produk obat

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

D. Rancangan penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif(27).
Pada penelitian ini, akan dilakukan olah data terhadap semua
variabel yang diteliti untuk mendapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pengguna antibiotik secara bebas di
masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
2020.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional,
yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau diperoleh saat itu juga. Cara ini
dilakukan dengan melakukan survei, wawancara, atau dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian(27).
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengambil data antara variabel
independent (faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik
secara bebas) dengan variabel dependen (penggunaan antibiotik secara
23

bebas) yang dilakukan di masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo


Kabupaten Kudus Tahun 2020.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi yang berguna untuk mengamati atau mengatur dan mencatat
kejadian yang sedang diteliti pada sebuah lembar observasi yang
berisikan variable - variabel penelitian dan menggunakan survey dengan
menggunakan wawancara dan kuesioner untuk mendapatkan data
berupa responden sampel penelitian(29).
Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, yaitu
menggunakan kuesioner dan hasilnya berupa data dalam bentuk bilangan
(numerik). Menurut(29) pengumpulan data adalah proses pengumpulan
karakteristik responden yang diperlukan dalam suatu penelitian. Data
yang dikumpulkan meliputi :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya
dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung seperti hasil
wawancara dan hasil pengisian angket atau kuesioner(29).
Data primer dari penelitian ini didapatkan secara langsung
dengan cara mengisi angket (kuesioner) yang diberikan pada
masyarakat desa pladen kecamatan jekulo kabupaten kudus
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber
kedua. Data yang dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain,
dengan kata lain bukan data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti(29).
Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari
pendokumentasian yang telah dilakukan oleh kepala desa Pladen
kecamatan jekulo kabupaten kudus.
4. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya(30).
24

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang


menggunakan antibiotik tanpa resep dokter di Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus.
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karenaketerbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu(31).
Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara
perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan rumus Lemeshow.
Rumus Lemeshow digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari
populasi yang belum diketahui jumlahnya(32).
Sampel dalam Penelitian ini dihitung dengan Rumus Lemeshow
sebagai berikut :

( Z α2 ) xpxQ
n=
(d2)

Keterangan:
n : Besar Sampel
Zα2 : Deviasi baku alfa
P : Proporsi kategori
Q : 1-P
d : Presisi

Berdasarkan rumus diatas, nilai yang harus di cari dari kepustakaan


adalah nilai p (prevalensi), sedangkan nilai yang di tetapkan oleh
peneliti adalah Zα dan nilai d. Peneliti mendapatkan bahwa belum
ada penelitian sejenis yang di lakukan di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Oleh karena belum ada
penelitian sebelumnya, maka ditetapkan p sebesar 50 % berdasarkan
hukum Lemeshow. Untuk nilai yang di tetapkan peneliti menetapkan
alfa sebesar 5% sehingga nilai Zα²=1,96, dengan nilai presisi (d)
sebesar 10%. Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan
adalah:
25

(1,96¿¿ 2) x 0,5 x( 1− p)
n = ¿
(0,1¿¿ 2)¿
(1,96¿¿ 2) x 0,5 x( 1−0,5)
= ¿
(0,1¿¿ 2)¿
= 96,04 di bulatkan menjadi 96
Maka besarnya sampel pada penelitian ini sebanyak 96
responden.

b. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling adalah cara menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya dengan memperhatiakn sifat-sifat penyebaran
populasi yang diperoleh sampel yang representative(32).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
secara non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel(32).
Teknik non probability sampling yang digunakan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunkan teknik purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan
dalam penelitian(32).
Adapun kriteria inklusi sampling dalam penelitian ini adalah:
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri – ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil
sebagai sampel(33). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Berusia 17-60 tahun
b) Pernah menggunakan obat antibiotik
c) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan
subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena
sebagai sebab(33). Pada penelitian ini kriteria eksklusi adalah:
26

a) Masyarakat yang berlatar belakang pendidikan kesehatan


b) Masyarakat yang tidak dapat membaca dan menulis
c) Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden

6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran


Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Pengukuran

Variabel Bebas

Sosio Demografi :
Jenis Sifat atau keadaan Kuesioner 1. Laki-laki Nominal
Kelamin biologis seseorang 2. Perempuan
sejak lahir.
Usia Usia yang terhitung Kuesioner 1. 20 – 40 tahun Nominal
dari sejak lahir 2. 41 – 60 tahun
sampai usia ulang
tahun terakhir saat
wawancara
dilakukan
Pekerjaan Kegiatan utama Kuesioner 1. PNS/TNI/Polri Nominal
yang dilakukan 2. Swasta
responden sehari- 3. Lainnya
hari untuk mendapat
penghasilan
Tingkat Pendidikan terakhir Kuesioner 1. Dasar Nominal
Pendidikan yang ditamatkan (SD/MI/Seder
responden ajat)
2. Menengah
(SMP/SMA/S
ederajat)
3. Tinggi
(Diploma/Sarj
ana
S1/S2/Sedera
jat)
Penghasilan Jumlah penghasilan Kuesioner 1. Rendah, jika Nominal
27

yang di dapatkan penghasilan


responden dalam perbulan <
satu bulan Rp. 2.200.000
2. Tinggi, jika
penghasilan
perbulan ≥
Rp. 2.200.000
Sumber Asal-usul responden Kuesioner 1. Tenaga Nominal
Informasi mendapatkan Kesehatan
informasi mengenai 2. Media
obat antibiotik elektronik/Me
dia cetak
3. Keluarga/Tem
an
Keluhan Keadaan dan kondisi Kuesioner 1. Pilek Nominal
Utama yang menyebabkan (beringus)
responden 2. Demam
menggunakan obat 3. Batuk
antibiotik 4. Sakit kepala
5. Luka terbuka

Pengalaman Responden pernah Kuesioner 1. Ya Nominal


Penggunaan menggunakan obat 2. Tidak
Obat antibiotik
Sebelumnya sebelumnya

Akses Kemudahan Kuesioner 1. Ya Nominal


Memperoleh responden untuk 2. Tidak
Produk Obat memperoleh produk

Variabel Terikat

Penggunaan Pengambilan Kuesioner 1. Tidak Ordinal


antibiotik keputusan Menggunakan
secara responden untuk Antibiotik
bebas menggunakan Secara Bebas
antibiotika tanpa : jika
resep. memperoleh
skor < median
2. Menggunakan
Antibiotik
28

Secara Bebas
: jika
memperoleh
skor ≥ median

6. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah memperoleh data tentang status
sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah
ditentukan(33).
Instrument penelitian yaitu suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun social yang diamati (variabel
penelitian)(34).
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list
dan kuesioner, check list adalah suatu daftar yang mencakup faktor-
faktor yang ingin diselidiki, sedangkan kuesioner adalah seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang ditujukan kepada responden
untuk dijawabnya(34).
7. Uji validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Demikian pula kuesioner
sebagai alat ukur harus mengukur apa yang di ukur. Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu mengukur apa
yang akan diukur, maka perlu di uji dengan uji korelasi antar skor
(nilai) tiap-tiap item (pernyataan) dengan total kuesioner tersebut(33).
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “pearson product
moment” yang rumusnya sebagai berikut:
rhitung= n ¿ ¿

Keterangan:
rhitung = koefisiensi korelasi
ƩXi = jumlah skor item
ƩYi = jumlah skor total (item)
n = jumlah responden
29

jika r hitung ≥ koefisien nilai table yaitu taraf signifikan 5 %, maka


instrumen yang diuji dinyatakan valid(35).
Hasil uji validitas dari 15 pertanyaan kuesioner variabel
penggunaan antibiotik di Desa Klaling Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus dengan jumlah sampel 30 didapatkan hasi nilai r hitung (0,653
– 0,968) dengan distribusi nilai r tabel signifikasi 5% adalah ≥ 0,361,
maka hasil intrumen pernyataan yang diuji dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas
Menurut(35) reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran bila
fakta di ukur dalam waktu yang berlainan. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji relibialitas “Alpha Cronbach” yang rumusnya
sebagai berikut:

k S2i
ri = {1 }
(k −1) S2t

Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya item
Ʃ S2i = jumlah varian item

S2t = varian total

Instrument dinyatakan reliabel jika reliabilitas internal seluruh


instrument sama dengan atau lebih dari 0,60 sampai mendekati
angka satu dan nilainya positif(35).

Uji reliabilitas dilakukan di Desa Klaling Kecamatan Jekulo


Kabupaten Kudus pada jumlah sampel sebanyak 30. Hasil uji
reliabilitas pada alpha cronbach’s pada kriteria penggunaan antibiotik
0,776. Hasil ini menunjukkan bahwa instrument reliable karena nilai
alpha cronbach’s > 0,60
30

b. Cara Penelitian
Tahap Persiapan

Pembuatan surat Pengajuan surat ijin Ijin kepada Kepala


ijin di Universitas kepada Kepala Desa untuk
Muhammadiyah Desa Pladen pengambilan data
Kudus Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus

Tahap Penelitian

Menentukan besar Penyebaran Pengumpulan data


sampel kuesioner kuesioner

Tahap Pengolahan Data

Melakukan
pengolahan data
kuesioner

Membuat hasil dan


pembahasan

Penarikan
Kesimpulan

Uraian :
1) Menyampaikan surat permohonan ijin ke pengambilan data dan ijin
penelitian dari pihak kampus Universitas Muhammadiyah Kudus
kepada Kepala Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
2) Peneliti menerima surat tembusan atau surat ijin dari pihak kampus
Universitas Muhammadiyah Kudus lalu diserahkan ke Kepala Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
31

3) Peneliti mengambil data yang dibutuhkan.


4) Peneliti mengolah data yang dihasilkan untuk ditarik kesimpulan.
8. Teknik pengolahan dan Analisa Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu
langkah yang penting(33). Data yang telah dikumpulkan masih dalam
bentuk data mentah (raw data) harus diolah sedemikian rupa sehingga
menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian(33).
Menurut(33), pengolahan data terdiri dari 5 tahap, yaitu:
1) Editing (pemeriksaan Data)
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi
lembar cheklist dan kuesioner yang sudah di isi lengkap, jelas,
jawaban dari responden, relevan antara jawaban dengan pertanyaan
dan konsisten. Sehingga apabila terdapat ketidak sesuaian dapat
dilengkapi oleh peneliti.
2) Coding (Pemeriksaan Kode)
Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka/bilangan yang berguna untuk
mempermudah pada saat analisis data dan mempercepat pada saat
entry data. Tujuannya adalah mempermudah pada saat analisis data
dan juga pada saat memasukkan data.
3) Scoring (penilaian)
Kegiatan melakukan scoring terhadap jawaban dari kuesioner.
Pemberian skore atau nilai pada jawaban pertanyaan yang telah
diterapkan.
4) Processing (Memasukkan Data)
Setelah merubah data menjadi angka, selanjutnya data dari
kuesioner dimasukkan ke dalam program komputer. Program
komputer yang digunakan adalah SPSS for window.
5) Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,
ketidak lengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
6) Analisis Data
32

Data yang telah diolah tidak akan ada maknanya tanpa


dianalisis. Tujuan dari analisis data untuk memperoleh gambaran dari
hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian,
membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan,
dan memperoleh kesimpulan secara umum(33). Pada penelitian ini,
data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan Analisa nyata
yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat.
a) Analisa Univariat
Menurut(33) analisa univariat adalah analisa yang dilakukan
pada tiap variabel. Analisa ini menghasilkan data numerik dan
kategorik berupa distribusi frekuensi atau prosentase. Data yang
telah dikumpulkan akan dianalisa dengan cara analisa univariat,
dengan pengkategorian variabel dalam penelitian ditentukan
berdasarkan nilai interval kelas yang dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai maksimal−nilai minimal


i=
kelas
Setelah diolah, selanjutnya data yang telah dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi ditemukan prentase perolehan
(P) untuk tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus :
fi
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
fi = Frekuensi Teramati
n = Jumlah Populasi
Analisa univariat dalam penelitian ini digunakan untuk
mendiskripsikan Variabel bebas yaitu Faktor-faktor penggunaan
antibiotik secara bebas meliputi sosiodemografi, sumber
informasi, keluhan utama, pengalaman penggunaan
sebelumnya, akses memperoleh produk obat serta variabel
Terikat yaitu Penggunaan antibiotik secara bebas dengan cara
menghitung hasil dari pengisian kuesioner yang telah terkumpul
dari para responden. Setelah data terkumpul, peneliti akan
33

mengolah data dalam bentuk persentase dan data akan disajikan


dalam bentuk tabel.

b) Analisa Bivariat
Analisa yang dilakukan untuk melihat hubungan atau
pengaruh dua variabel. Analisa bivariat ini digunakan untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat. Dalam penelitian ini analisa bivariat yang
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penggunaan antibiotik
secara bebas meliputi sosiodemografi, sumber informasi,
keluhan utama, pengalaman penggunaan sebelumnya, akses
memperoleh produk obat terhadap penggunaan antibiotik secara
bebas di masyarakat desa pladen kecamatan jekulo kabupaten
kudus dengan menggunakan tabel silang yang dikenal dengan
baris kali kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang
sesuai dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05. Skor diperoleh
dengan menggunakan metode statistik Chi-Square test (x2),
dengan menggunakan software komputer. Hasil yang diperoleh
diinterpretasikan untuk menolak dan menerima hipotesis adalah:
jika p-value< 0,05 maka Ho ditolak, dan jika p-value ≥ 0,05 maka
Ho diterima.
2
x =∑ ¿ ¿
Keterangan:

x 2= chi kuadrat/ chi square


f0= frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
Ketentuan yang berlaku pada uji chi square yaitu :
a. Bila tabelnya 2 x2, dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang
dipakai sebaiknya “Continuity Correction”
b. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang
dari maka yang digunakan adalah “Fisher Exact Test”.
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, maka digunakan uji “ Person
Chi Square”
34

E. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penelitian menekankan masalah etika
meliputi:
1. Informed consent ( Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak bersedia
maka peneliti harus menghormati hak pasien(36).
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data(36).
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika penelitian ini dengan maksud memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
pleh peneliti, hanyakelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset(36).

F. Jadwal penelitian
(Terlampir)
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Desa Pladen, Kecamatan Jekulo, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Dari data kantor kelurahan Desa Pladen tahun 2020
total jumlah penduduk yaitu 5.778 terdiri dari 2.917 laki-laki dan 2861
perempuan. Desa Pladen terdiri dari 5 RW, 21 RT, dan 2 Dukuh dengan luas
wilayahnya yaitu 3,31 Km2.
Adapun batas geografis Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Klaling, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bulung, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Terban, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus
B. Karakteristik Responden
Masyarakat yang menjadi subjek penelitian ini adalah masyarakat dengan
rentang usia antara 20-60 tahun dengan jumlah responden 96 orang yang
terdiri dari 23 laki-laki dan 73 perempuan. Jenis antibiotik yang paling banyak
digunakan adalah antibiotik amoxicilin.
C. Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Faktor yang Berpengaruh
Dalam Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020, maka didapatkan hasil
sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Laki-laki 23 24,0
Perempuan 73 76,0

35
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.

36
37

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 73 responden
(76,0%), dan sisanya adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23
responden (24,0%).
2. Usia
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Usia Frekuensi Prosentase (%)
20-40 Tahun 56 58,3
41-60 Tahun 40 41,7
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden berusia 20-40 tahun yaitu sebanyak 56 responden
(58,3%), dan sisanya adalah berusia 41-60 tahun sebanyak 23
responden (41,7%).
3. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
Dasar 30 31,2
Menengah 48 50,0
Tinggi 18 18,8
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan paling banyak adalah kategori menengah dengan jumlah
responden 48 (50,0%), kategori dasar dengan jumlah responden 30
(31,2%), dan paling sedikit adalah kategori tinggi dengan jumlah
responden 18 (18,8%).
38

4. Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
PNS 31 32,2
Swasta 47 49,0
Lainnya 18 18,8
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
paling banyak adalah swasta dengan jumlah responden 47 (49,0%), PNS
dengan jumlah responden 31 (32,2%), dan paling sedikit adalah
pekerjaan lainnya yaitu petani, pedagang dengan jumlah responden 18
(18,8%).
5. Penghasilan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Penghasilan Frekuensi Prosentase (%)
< Rp.2.200.000 37 38,5
≥ Rp.2.200.000 59 61,5

Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden berpenghasilan < Rp.2.200.000 yaitu sebanyak 37
responden (38,5%), dan sisanya adalah berpenghasilan ≥ Rp.2.200.000
sebanyak 59 responden (61,5%).
6. Sumber Informasi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
Tenaga Kesehatan 13 13,5
Media Elektronik 48 50,0
Keluarga/teman 35 36,5
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa sumber
informasi paling banyak adalah media elektronik dengan jumlah
responden 48 (50,0%), keluarga/teman dengan jumlah responden 35
39

(36,5%), dan paling sedikit adalah tenaga kesehatan dengan jumlah


responden 13 (13,5%).
7. Keluhan Utama
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Utama
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Keluhan Utama Frekuensi Prosentase (%)
Pilek (beringus) 9 9,4
Demam 29 30,2
Batuk 34 35,4
Sakit Kepala 21 21,9
Luka Terbuka 3 3,1
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa keluhan
utama paling banyak adalah batuk dengan jumlah responden 34
(35,4%), demam dengan jumlah responden 29 (30,2%), sakit kepala
dengan jumlah responden 21 (21,9%), pilek dengan jumlah responden 9
(9,4%) dan paling sedikit adalah luka terbuka dengan jumlah responden
3 (3,1%).
8. Pengalaman Penggunaan Sebelumnya
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman
Penggunaan Sebelumnya di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 (N=96)
Pengalaman Penggunaan Frekuensi Prosentase (%)
Sebelumnya
Tidak Pernah 36 37,5
Pernah 60 62,5

Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden pernah menggunakan antibiotik sebelumnya yaitu
sebanyak 60 responden (62,5%), dan sisanya adalah tidak pernah
menggunakan antibiotik sebelumnya sebanyak 36 responden (37,5%).
9. Aksesiibilitas
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aksesibilitas di
Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020 (N=96)
Aksesibilitas Frekuensi Prosentase (%)
Susah Dijangkau 34 35,4
Mudah Dijangkau 62 64,6
40

Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menyatakan akses mudah dijangkau yaitu sebanyak 62
responden (64,6%), dan sisanya adalah akses susah dijangkau yaitu
sebanyak 34 responden (35,4%).
10. Jenis Antibiotik
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020 (N=96)
Jenis Antibiotik Frekuensi Prosentase (%)
Amoxicilin 43 44,8
Tetraxiclin 34 35,4
Ciprofloxacin 7 7,3
Cefixime 7 7,3
Lainnya 5 5,2
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menggunakan jenis antibiotik amoxicilin yaitu sebanyak
43 responden (44,8%) dan tetraxiclin sebanyak 34 responden (35,4%),
kemudian ciprofloxacin dan cefixime masing-masing sebanyak 7
responden (7,3%), dan paling sedikit jenis antibiotik lainnya yaitu
sebanyak 5 responden (5,2%).
11. Penggunaan Antibiotik
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020 (N=96)
Penggunaan Antibiotik Frekuensi Prosentase (%)
Tidak Menggunakan Antibiotik 43 44,8
Secara Bebas
Menggunakan Antibiotik 53 55,2
Secara Bebas
Total 96 100,0
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak
53 responden (55,2%), dan sisanya adalah tidak menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 43 responden (44,8%).
41

D. Analisa Bivariat
1. Distribusi Jenis Kelamin terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Jenis Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Kelamin
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

Laki-laki 12 52,2 11 47,8 23 100


1,478
Perempuan 31 42,5 42 57,5 73 100 0,083 0,414
0,577– 3,786

Total 43 44,8 53 55,2 96 100


Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan dari hasil analisis antara
jenis kelamin dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari
96 responden diperoleh hasil sebanyak 42 responden (57,5%) jenis
kelamin perempuan dengan menggunakan antibiotik secara bebas,
sedangkan jenis kelamin perempuan dengan tidak menggunakan
antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 31 responden (42,5%), jenis
kelamin laki-laki dengan tidak menggunakan obat antibiotik secara bebas
yaitu 12 responden (52,2%) dan hasil tabulasi silang paling sedikit
adalah responden jenis kelamin laki-laki dengan tidak menggunakan
antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 11 responden (47,8%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh jenis kelamin dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r =
0,083 dengan signifikan p sebesar 0,414 (p>0,05) maka Ho diterima dan
Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara jenis kelamin dengan penggunaan antibiotik
secara bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,478,
artinya jenis kelamin perempuan mempunyai peluang 1,47 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding jenis kelamin
laki-laki.
42

2. Distribusi Usia terhadap Penggunaan Obat Antibiotik


Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Total
Usia Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

20-40 tahun 25 44,6 31 55,4 56 100


2,893
41-60 tahun 12 30,0 28 70,0 40 100 0,251 0,014
1,228 - 6,819

Total 37 38,5 59 61,5 96 100


Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan dari hasil analisis usia
dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96 responden
diperoleh hasil sebanyak 31 responden (55,4%) usia 20-40 tahun
dengan menggunakan antibiotik secara bebas, sedangkan usia 20-40
tahun dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu
sebanyak 25 responden (44,6%), usia 41-60 tahun dengan
menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 28 responden (70,0%)
dan hasil tabulasi silang paling sedikit adalah responden usia 41-60
tahun dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu
sebanyak 12 responden (30,0%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh usia dengan penggunaan antibiotik secara bebas
pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r = 0,251 dengan
signifikan p sebesar 0,014 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara usia dengan penggunaan antibiotik secara bebas di Masyarakat
Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020. Dari
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 2,893, artinya usia 20-40 tahun
mempunyai peluang 2,89 kali untuk melakukan penggunaan antibiotik
secara bebas dibanding usia 41-60 tahun.
43

3. Distribusi Tingkat Pendidikan terhadap Penggunaan Obat Antibiotik


Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Tingkat Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Pendidikan
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

Dasar 18 60,0 12 40,0 30 100

Menengah 15 31,2 33 68,8 48 100 1,258


0,094 0,073 – 0,027
2,253
Tinggi 10 55,6 8 44,4 18 100

Total 43 44.8 53 55,2 96 100


Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan dari hasil analisis tingkat
pendidikan dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 33 responden (68,8%) tingkt
pendidikan menengah dengan menggunakan antibiotik secara bebas,
sedangkan tingkat pendidikan menengah dengan tidak menggunakan
antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 15 responden (31,2%), tingkat
pendidikan dasar dengan menggunakan obat antibiotik secara bebas
yaitu 12 responden (40,0%), sedangkan tingkat pendidikan dasar dengan
tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 18
responden (60,0%), tingkat pendidikan tinggi dengan tidak menggunakan
antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 10 responden (55,6%) dan hasil
tabulasi silang paling sedikit adalah responden tingkat pendidikan tinggi
dengan menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 8
responden (44,4%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r =
0,094 dengan signifikan p sebesar 0,027 (p<0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan penggunaan antibiotik
secara bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
44

Kudus Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,258,
artinya tingkat pendidikan menengah mempunyai peluang 1,25 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding tingkat
pendidkan dasar dan tinggi.
4. Distribusi Pekerjaan terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Total
Pekerjaan Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

PNS 16 51,6 15 48,4 31 100

Swasta 19 40,4 28 59,6 47 100 1,206


0,070 0,677 – 0,623
Tidak 2,147
8 44,4 10 55,6 18 100
Bekerja
Total 43 44.8 53 55,2 96 100
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan dari hasil analisis tingkat
pendidikan dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 28 responden (59,6%) pekerjaan
swasta dengan menggunakan antibiotik secara bebas, sedangkan
pekerjaan swasta dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas
yaitu sebanyak 19 responden (40,4%), pekerjaan PNS dengan
menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 15 responden (48,4%),
sedangkan pekerjaan PNS dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 16 responden (51,6%), responden tidak bekerja
dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 10
responden (55,6%) dan hasil tabulasi silang paling sedikit adalah
responden tidak bekerja dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 8 responden (44,4%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh pekerjaan dengan penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r = 0,070
dengan signifikan p sebesar 0,623 (p>0,05) maka Ho diterima dan Ha
45

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang


signifikan antara pekerjaan dengan penggunaan antibiotik secara bebas
di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,206, artinya
pekerjaan swasta mempunyai peluang 1,20 kali untuk melakukan
penggunaan antibiotik secara bebas dibanding yang tidak bekerja dan
PNS.
5. Distribusi Penghasilan terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Total
Penghasilan Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %
< Rp.
18 30,5 41 69,5 59 100
2.200.000
4,745
> Rp. 0,363 1,961– 0,000
25 67,6 12 32,4 37 100
2.200.000 11,483
Total 43 44.8 53 55,2 96 100
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan dari hasil analisis
penghasilan dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 41 responden (69,5%) penghasilan
< Rp. 2.200.000 dengan menggunakan antibiotik secara bebas,
sedangkan penghasilan < Rp. 2.200.000 dengan tidak menggunakan
antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 18 responden (30,5%),
penghasilan > Rp. 2.200.000 dengan tidak menggunakan obat antibiotik
secara bebas yaitu 25 responden (67,6%) dan hasil tabulasi silang paling
sedikit adalah responden penghasilan > Rp. 2.200.000 dengan
menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 12 responden
(32,4%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh penghasilan dengan penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r = 0,363
dengan signifikan p sebesar 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
46

signifikan antara penghasilan dengan penggunaan antibiotik secara


bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 4,745, artinya
penghasilan < Rp.2.200.000 mempunyai peluang 4,74 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding penghasilan >
Rp.2.200.000.
6. Distribusi Sumber Informasi terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi dengan
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Sumber Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Informasi
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %
Tenaga
8 61,5 5 38,5 13 100
Kesehatan
Media
15 31,2 33 68,8 48 100 0,816
Elektronik 0,094 0,027
0,445–1,496
Keluarga/Te
20 57,1 15 42,9 35 100
man
Total 43 44.8 53 55,2 96 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan dari hasil analisis sumber
informasi dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 33 responden (68,8%) sumber
informasi media elektronik dengan menggunakan antibiotik secara
bebas, sedangkan sumber informasi media elektronik dengan tidak
menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 15 responden
(31,2%), sumber informasi keluarga/teman dengan menggunakan obat
antibiotik secara bebas yaitu 15 responden (42,9%), sedangkan sumber
informasi keluarga/teman dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 20 responden (57,1%), responden sumber
informasi tenaga kesehatan dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 8 responden (61,5%) dan hasil tabulasi silang
paling sedikit adalah responden sumber informasi tenaga kesehatan
dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 5
responden (38,5%).
47

Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk


mengetahui pengaruh sumber informasi dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r =
0,094 dengan signifikan p sebesar 0,027 (p<0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara sumber informasi dengan penggunaan antibiotik secara
bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 0,816, artinya
sumber informasi media elektronik mempunyai peluang 0,81 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding sumber
informasi keluarga/teman dan tenaga kesehatan.
7. Distribusi Keluhan Utama terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.18
Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Utama dengan
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Keluhan Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Utama
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

Pilek 3 33,3 6 66,7 9 100

Demam 13 44,8 16 55,2 29 100

Batuk 15 44,1 19 55,9 34 100 1,002


0,013 0,298
0,667–1,505
Sakit Kepala 6 28,6 15 71,4 21 100

Luka
2 66,7 1 33,3 3 100
Terbuka
Total 39 40.6 57 59,3 96 100
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan dari hasil analisis keluhan
utama dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 19 responden (55,9%) keluhan
utama batuk dengan menggunakan antibiotik secara bebas, sedangkan
keluhan utama batuk dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas
yaitu sebanyak 15 responden (44,1%), keluhan utama demam dengan
menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 16 responden (55,2%),
48

sedangkan keluhan utama demam dengan tidak menggunakan antibiotik


secara bebas yaitu sebanyak 13 responden (44,8%), keluhan utama
sakit kepala dengan menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 15
responden (71,4%), sedangkan keluhan utama sakit kepala dengan
tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 6 responden
(28,6%), keluhan utama pilek dengan menggunakan obat antibiotik
secara bebas yaitu 6 responden (66,7%), sedangkan keluhan utama
pilek dengan tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak
3 responden (33,3%), responden keluhan utama luka terbuka dengan
tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 2 responden
(66,7%) dan hasil tabulasi silang paling sedikit adalah responden
keluhan utama luka terbuka dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 1 responden (33,3%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh keluhan utama dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r =
0,013 dengan signifikan p sebesar 0,298 (p>0,05) maka Ho diterima dan
Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara keluhan utama dengan penggunaan antibiotik
secara bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 1,002,
artinya keluhan utama batuk mempunyai peluang 1,00 kali untuk
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas dibanding keluhan
utama lainnya.
49

8. Distribusi Pengalaman Penggunaan Sebelumnya terhadap Penggunaan


Obat Antibiotik
Tabel 4.19
Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Penggunaan Sebelumnya
dengan Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Pengalaman Total
Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Penggunaan
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %

Tidak Pernah 24 66,7 12 33,3 36 100


4,316
Pernah 19 31,7 41 68,3 60 100 0,341 0,001
1,788-10,415

Total 43 44.8 53 55,2 96 100


Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan dari hasil analisis
penghasilan dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 41 responden (68,3%) pengalaman
pernah menggunakan antibiotik sebelumnya dengan menggunakan
antibiotik secara bebas, sedangkan pengalaman pernah menggunakan
antibiotik sebelumnya dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 19 responden (31,7%), pengalaman tidak pernah
menggunakan antibiotik sebelumnya dengan tidak menggunakan obat
antibiotik secara bebas yaitu 24 responden (66,7%) dan hasil tabulasi
silang paling sedikit adalah responden pengalaman tidak pernah
menggunakan antibiotik sebelumnya dengan menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 12 responden (33,3%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh pengalaman penggunan antibiotik sebelumnya
dengan penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat
didapatkan nilai korelasi sebesar r = 0,341 dengan signifikan p sebesar
0,001 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengalaman penggunan antibiotik sebelumnya dengan penggunaan
antibiotik secara bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR
= 4,316, artinya pengalaman pernah penggunan antibiotik sebelumnya
50

mempunyai peluang 4,31 kali untuk melakukan penggunaan antibiotik


secara bebas dibanding pengalaman tidak pernah penggunan antibiotik
sebelumnya.
9. Distribusi Aksesibilitas terhadap Penggunaan Obat Antibiotik
Tabel 4.20
Penggunaan Antibiotik
Tidak Menggunak
Menggunakan an Korelasi OR Signifikasi
Total
Aksesibilitas Antibiotik Antibiotik (r) (95% CI) (p value)
Secara Bebas Secara
Bebas
F % F % F %
Susah
22 64,7 12 35,3 34 100
Dijangkau
Mudah 3,579
21 33,9 41 66,1 62 100 0,297 0,004
Dijangkau 1,487-8,615

Total 43 44.8 53 55,2 96 100


Distribusi Responden Berdasarkan Aksesibilitas dengan Penggunaan
Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020
Sumber : Data Primer, 2020.
Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan dari hasil analisis
aksesibilitas dengan penggunaan obat antibiotik diperoleh bahwa dari 96
responden diperoleh hasil sebanyak 41 responden (66,1%) akses mudah
dijangkau dengan menggunakan antibiotik secara bebas, sedangkan
akses mudah dijangkau dengan tidak menggunakan antibiotik secara
bebas yaitu sebanyak 21 responden (33,9%), akses susah dijangkau
dengan tidak menggunakan obat antibiotik secara bebas yaitu 22
responden (64,7%) dan hasil tabulasi silang paling sedikit adalah
responden akses susah dijangkau dengan menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 12 responden (35,3%).
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi square untuk
mengetahui pengaruh aksesibilitas dengan penggunaan antibiotik secara
bebas pada masyarakat didapatkan nilai korelasi sebesar r = 0,297
dengan signifikan p sebesar 0,004 (p<0,05) maka Ho ditolak dan Ha
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara aksisibilitas dengan penggunaan antibiotik secara
bebas di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Tahun 2020. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,579, artinya
akses mudah dijangkau mempunyai peluang 4,57 kali untuk melakukan
51

penggunaan antibiotik secara bebas dibanding akses yang susah


dijangkau.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat
1. Sosiodemografi
a. Jenis Kelamin
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan yang
paling banyak ikut serta dalam penelitian ini dengan persentase yaitu
76%. Hal ini disebabkan perempuan lebih banyak memiliki waktu
luang untuk dapat ikut serta dalam penelitian ini dibandingkan
dengan laki-laki, selain itu ada beberapa laki-laki yang tidak bersedia
untuk mengisi kuesioner dengan alasan tidak terlalu paham dan
diwakilkan oleh istrinya dikarenakan perempuan lebih sering membeli
obat-obatan untuk pengobatan di dalam keluarga. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh Panero dan Persico yang mengatakan bahwa
perempuan lebih memiliki pengetahuan tentang obat dibandingkan
dengan laki-laki dan perempuan lebih sering dalam melakukan
pengobatan(37).
b. Usia
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2016
kategori usia yaitu 20-40 tahun dikatakan dewasa awal dan 41-60
tahun dikatakan dewasa akhir. Dari data diperoleh hasil bahwa usia
dewasa awal lebih dominan menggunakan antibiotik dengan
persentase sebanyak 58,3%. Usia 20-40 tahun merupakan usia
dimana seseorang dalam kategori dewasa awal (Hurlock, 2012).
Menurut Piaget, pada tahap ini seseorang akan mampu memecahkan
suatu masalah yang kompleks dengan kemampuan berfikirnya yang
abstrak, logis, dan rasional. Selain itu, pada masa dewasa muda
biasanya seseorang telah mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang matang(38).
c. Tingkat Pendidikan
Undang-undang no 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa jenjang
pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD dan SMP),
pendidikan menengah (SMA) dan pendidikan tinggi (diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan dokter). Oleh karena itu, dapat diketahui

52
53

bahwa mayoritas responden termasuk dalam kategori pendidikan


menengah yaitu sebanyak 50%.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Seseorang dengan pengetahuan tinggi
akan mudah dalam memperoleh informasi. Dengan bertambahnya
informasi yang dimiliki, akan meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang sesuatu karena kecepatan pemahaman yang
dimiliki dalam mengolah informasi tersebut(39).
d. Pekerjaan
Respoden dalam penelitian ini mayoritas pekerjaannya adalah
swasta yaitu sebanyak 49%. Pekerjaan seseorang akan menjadi
faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memutuskan
sesuatu. Pekerjaan berkaitan dengan status ekonomi masyarakat.
Masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi serta lingkungan
pekerjaan yang baik dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang baik tentang penggunaan obat
yang rasional baik secara langsung maupun tidak langsung tentunya
akan berpengaruh terhadap kepedulian seseorang terhadap
kesehatan(40).
e. Penghasilan
Berdasarkan karakteristik penghasilan per bulan sebanyak 59 atau
61,5% responden berpenghasilan lebih dari atau sama dengan
2.200.000 rupiah dan 37 atau 36,5% pasien berpenghasilan kurang
dari 2.000.000 rupiah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa
responden merupakan pegawai swasta yang penghasilannya setara
dengan UMR kota Kudus. Karakteristik penghasilan perbulan ini
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan serta status kesehatan
keluarga(41).
5. Sumber Informasi
Sumber informasi tentang penggunaan antibiotik pada penelitian ini
secara umum dapat diperoleh responden melalui media elektronik yaitu
sebanyak 48 atau 50%. Menurut(42) majunya teknologi media elektronik
dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media elektronik
54

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat


mengarahkan opini seseorang.
6. Keluhan Utama
Respoden dalam penelitian ini keluhan utama terbanyak adalah batuk
yaitu sebanyak 35,4%. Pada dasarnya, batuk merupakan reaksi alami
tubuh untuk membersihkan tenggorokan atau saluran pernapasan dari
benda asing. Kebanyakan batuk akan hilang dengan sendirinya tanpa
memerlukan obat-obatan. Tapi jika batuk yang dialami disebabkan oleh
infeksi bakteri, maka perlu menggunakan obat antibiotik.
7. Pengalaman penggunaan Sebelumnya
Responden dalam penelitian ini tentang pengalaman penggunaan
antibiotik sebelumnya paling banyak yaitu pernah menggunakan antibiotik
sebelumnya yaitu sebanyak 62,5%. Menurut(43) pengalaman merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Ketika
sakit, responden cenderung menggunakan antibiotik meskipun penyakit
non infeksi. Pengalaman pengobatan yang sebelumnya pernah dilakukan
inilah yang banyak menjadi dasar dimana antibiotik banyak dirresepkan
oleh dokter ketika mereka berobat dan ketika mengulanginya saat ada
gejala penyakit yang sama mereka merasa membaik (Ihsan, 2016)
sehingga masyarakat menganggap bahwa antibiotik dapat digunakan
untuk berbagai macam penyakit.
8. Aksesibilitas
Responden dalam penelitian ini tentang aksesibilitas paling banyak yaitu
akses mudah dijangkau yaitu sebanyak 64,6%. Saat ini pasien dan
konsumen lebih memilih membeli obat yang bisa diperoleh dengan
mudah, dibandingkan harus menunggu lama di rumah sakit atau klinik.
9. Penggunaan Antibiotik
Hasil penelitian penggunaan antibiotik di Desa pladen kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus dengan jumlah 96 responden menunjukan
sebagian besar responden menggunakan antibiotik secara bebas yaitu
55

sebanyak 53 responden (55,2%), dan sisanya adalah tidak menggunakan


antibiotik secara bebas yaitu sebanyak 43 responden (44,8%).
Menurut(44) dalam penelitiannya tentang penggunaan antibiotik
sebagai suatu sarana swamedikasi di kota Yogyakarta mengungkapkan
lebih dari setengah responden penelitiannya mengkonsumsi antibiotik
antibiotik tanpa resep dokter sebagai salah satu pilihan untuk pengobatan
mandiri.
Center for Disease Control and Prevention di USA menyebutkan
bahwa dari 150 juta peresepan setiap tahun terdapat sekitar 50 juta
peresapan antibiotik yang perlu. Menurut(45), 92% masyarakat Indonesia
tidak menggunakan antibiotik secara tepat.
10. Jenis Antibiotik
Respoden dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan jenis
antibiotik amoxicilin yaitu sebanyak 43 responden (44,8%) dan tetraxiclin
sebanyak 34 responden (35,4%), kemudian ciprofloxacin dan cefixime
masing-masing sebanyak 7 responden (7,3%), dan paling sedikit jenis
antibiotik lainnya yaitu sebanyak 5 responden (5,2%). Jenis lainnya pada
antibibiotik yang pernah digunakan oleh responden ini tidak dapat
diketahui dikarenakan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
tertutup, sehingga jenis antibiotik yang dapat diketahui hanya yang
termasuk dalam pilihan di kuesioner. Hasil ini sesuai dengan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa antibiotik yang banyak
digunakan oleh masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten
Kudus Tahun 2020 adalah Amoxicillin dan Supertetra (Tetrasiklin)
56

B. Analisa Bivariat
1. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Penggunaan Antibiotik Secara
Bebas
Tabel 5.1
Pengaruh Sosiodemografi terhadap
Penggunaan Obat Antibiotik di Masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020
No. Variabel Sosiodemografi Nilai p Value Kemaknaan
1. Jenis Kelamin 0,414 Tidak Bermakna
2. Usia 0,014 Bermakna
3. Tingkat Pendidikan 0,027 Bermakna
4. Pekerjaan 0.623 Tidak Bermakna
5. Penghasilan 0,000 Bermakna

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh jenis kelamin terhadap


penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,414 > 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho diterima Ha ditolak
yang berarti tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin dengan
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku pengobatan sendiri
yang aman, tepat, dan rasional. Namun hal ini tidak sesuai dengan
penelitian(46) yang menunjukan bahwa jenis kelamin perempuan
berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri yang rasional.
Responden perempuan banyak terlibat dalam pengobatan anggota
keluarganya dibandingkan dengan responden laki-laki. Dengan
demikian, baik langsung ataupun tidak, hal tersebut akan mempengaruhi
perilaku pengobatan sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh usia terhadap penggunaan
antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan menggunakan uji
statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value
0,014 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat
pengaruh antara usia dengan penggunaan antibiotik secara bebas pada
masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun
2020.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang tentang suatu hal, salah satunya adalah faktor umur. Dikutip
57

dalam(47), yang menyebutkan bahwa umur dapat berpengaruh terhadap


daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dimana semakin bertambah
umur seseorang maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan
yang di perolehnya, sehingga bisa meningkatkan kematangan mental
dan intelektual. Usia seseorang yang lebih dewasa mempengaruhi
tingkat kemampuan dan kematangan dalam berfikir dan menerima
informasi yang semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang
lebih muda. Usia mempengaruhi tingkat perilaku seseorang. Semakin
dewasa umur maka tingkat kematangan dan kemampuan menerima
informasi lebih baik jika di bandingkan dengan umur yang lebih muda
atau belum dewasa.
Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh (48)
tentang hubungan karakteristik masyarakat dengan perilaku
penggunaan obat antibiotik di Puskesmas Wonoayu, yang dilakukan
pada 82 responden yang diambil secara simple random sampling.
Ditinjau dari aspek umur dengan menggunakan uji statistik Chi-Square
(x2 ) diketahui terdapat hubungan antara usia responden dengan
penggunaan obat antibiotik dengan p-value 0,012. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah penulis lakukan dapat dijelaskan bahwa umur
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,027 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Menurut(42), salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang adalah jenjang pendidikan yang dimiliki oleh individu. Dikutip
dalam(49), pendidikan adalah sebuah proses belajar dan proses
pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih baik,
lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu, kelompok atau
masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin
rasional dan berhati-hati dalam memilih obat untuk pengobatan
sendiri(50). Keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang obat dan
58

penggunaannya merupakan penyebab terjadinya kesalahan pengobatan


dalam swamedikasi(51). Keterbatasan tersebut menyebabkan rentannya
masyarakat terhadap informasi komersial obat, sehingga memungkinkan
terjadinya pengobatan yang tidak rasional jika tidak diimbangi dengan
pemberian informasi yang benar(52). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan(46) bahwa pendidikan berhubungan dengan
perilaku pengobatan sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pekerjaan terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,623 > 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho diterima Ha ditolak
yang berarti tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dengan
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Penelitian(50) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara
jenis pekerjaan dengan penggunaan antibiotik. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati di mana didapatkan
hasil yang signifikan antra pekerjaan seseorang dengan pengetahuan
yang dimilikinya mengenai penggunaan antibiotik. Perbedaan ini dapat
dikarenakan lokasi penelitian yang berbeda menyebabkan keberagaman
hasil uji.
Menurut(53), pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja
pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji
baik berupa uang maupun barang. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Semakin lama
seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penghasilan terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,000 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti
59

terdapat pengaruh antara penghasilan dengan penggunaan antibiotik


secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Menurut humam dalam yanti secara tidak langsung penghasilan
turut andil dalam mempengaruhi perilaku seseorang(46). Hal ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh Rahmawati di mana
didapatkan hasil yang signifikan antra penghasilan seseorang dengan
pengetahuan yang dimilikinya mengenai penggunaan antibiotik. Selain
itu hasil ini juga mempengaruhi pendapatan atau penghasilan
seseorang, dimana terdapatnya hubungan antara penghasilan yang
dimiliki seseorang dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.

2. Pengaruh Sumber Informasi Terhadap Penggunaan Antibiotik


Secara Bebas
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh sumber informasi terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,027 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh antara sumber informasi dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Istianah
(2013) tentang hubungan karakteristik masyarakat dengan perilaku
penggunaan obat antibiotik di Puskesmas Wonoayu, yang dilakukan
pada 82 responden yang diambil secara simple random sampling.
Ditinjau dari aspek sumber informasi dengan perilaku penggunaan
antibiotik menggunakan uji statistik Chi-Square (x2 ) diketahui terdapat
hubungan antara sumber informasi dengan perilaku penggunaan obat
antibiotik dengan p-value 0,008.
Menurut(54), kemudahan memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk
yang mempunyai arti sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata
dan terasa bagi keputusan saat itu ataupun keputusan mendatang.
60

Adapun sumber informasi tentang penggunaan antibiotik pada


penelitian ini secara umum dapat diperoleh masyarakat melalui media
massa (cetak dan elektronik) maupun dari keluarga atau teman secara
langsung. Menurut(42), menyebutkan bahwa asal dari suatu informasi
selain dari media massa juga dapat diperoleh dari pendidikan formal
maupun non formal dan hal ini dapat memberikan pengaruh jangka
pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Sumber Informasi
sangat berperan dalam proses seseorang menjadi konsumen(55).

3. Pengaruh Keluhan Utama Terhadap Penggunaan Antibiotik Secara


Bebas
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh keluhan utama terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,298 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho diterima Ha ditolak
yang berarti tidak terdapat pengaruh antara keluhan utama dengan
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh(56) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara keluhan
utama dengan penggunaan antibiotik secara bebas. Penggunaan
antibiotik dilakukan responden untuk penanganan penyakit ringan.
Murah dan mudah menjadi alasan responden melakukan penggunaan
antibiotik secara bebas, karena responden langsung mendapatkan obat
tanpa biaya periksa dokter.
Menurut(45), keluhan utama adalah gangguan terpenting yang
umumnya dirasakan oleh responden sehingga mengkonsumsi antibiotik
tanpa resep dokter. Adapun keluhan utama penyakit tentang
61

penggunaan antibiotik pada penelitian ini secara umum yaitu batuk,


demam, sakit kepala, dan flu.
Gejala flu seperti pilek (beringus), batuk, sakit kepala dan sakit
tenggorokan pada penelitian terkait sebelumnya juga merupakan gejala
yang dirasakan oleh mayoritas pasien pengguna antibiotik tanpa resep
dokter. Flu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza dan bersifat self limiting disease, yaitu dapat sembuh dengan
sendirinya karena adanya sistem imunitas tubuh. Sehingga penggunaan
antibiotik tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang atau demam
yang menandakan adanya infeksi penyerta oleh bakteri. Demam
merupakan mekanisme imunitas tubuh dalam melawan infeksi, tetapi
demam juga dapat terjadi karena infeksi virus dan penyakit noninfeksi,
misalnya dehidrasi yang bukan merupakan indikasi pemberian antibiotik.
Penggunaan antibiotik untuk keluhan sakit gigi sudah sesuai jika dilihat
dari aspek terapinya, tetapi akan menjadi salah jika tidak menggunakan
resep dokter(55).

4. Pengaruh Pengalaman Penggunaan Sebelumnya Terhadap


Penggunaan Antibiotik Secara Bebas
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pengalaman penggunaan
antibiotik sebelumnya terhadap penggunaan antibiotik secara bebas
yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan Chi-
Square pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,001 < 0,05 dapat
dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh antara
pengalaman penggunaan sebelumnya dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Hal ini sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh (50)
tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan penggunaan obat
antibiotik oleh pasien apotek x kota probolinggo. Ditinjau dari aspek
pengalaman penggunaan menggunakan uji statistik Chi-Square (x2)
diketahui nilai p-value 0,000.
Menurut(54) menyatakan bahwa pengalaman kesembuhan pasien
ketika menggunakan antibiotik dari dokter sangat memengaruhi
ekspektasi pada pengobatan berikutnya. Hal ini sesuai dengan teori(57)
62

yang menyatakan bahwa “Pengalaman pribadi juga dapat digunakan


sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu”.
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best
teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi pada masa lalu(33).

5. Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Penggunaan Antibiotik Secara


Bebas
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh aksesibilitas terhadap
penggunaan antibiotik secara bebas yang telah dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan
nilai P-value 0,004 < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh antara aksesibilitas dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020.
Faktor yang berperan dalam perilaku swamedikasi antibiotik
antara lain adalah akses ke fasilitas kesehatan masih lemah di beberapa
negara, termasuk Indonesia sehingga antibiotik tanpa resep dokter
dapat diperoleh dengan mudah di apotek, toko obat, bahkan kios di
pinggir jalan. Hal tersebut menunjukkan keinginan seseorang melakukan
swamedikasi antibiotik akan meningkat ketika terdapat peluang untuk
melakukan swamedikasi antibiotik sehingga kemudahan akses untuk
membeli antibiotik secara bebas(58).
Menurut(39) mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu
ukuran kenyamanan atau kemudahan pencapaian lokasi dan
hubungannya satu sama lain, mudah atau sulitnya lokasi tersebut
dicapai melalui transportasi. Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan
fleksibel. Aksesibilitas adalah masalah waktu dan juga tergantung pada
63

daya tarik dan identitas rute perjalanan (24). Aksesibilitas adalah ukuran
kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan
perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem
(Magribi, 1999).
Kemudahan akses dalam memperoleh antibiotik tanpa resep dokter
merupakan faktor yang diduga dapat memengaruhi perilaku
swamedikasi antibiotik sehingga regulasi ketat terhadap penggunaan
antibiotik bebas sangat diperlukan sebagai dasar intervensi dalam
menurunkan perilaku swamedikasi antibiotik(25).

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini mengalami banyak kekurangan dan
keterbatasan diantaranya adalah :
1. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner, sehingga
peneliti harus melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner
yang peneliti susun karena sebelumnya belum pernah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
2. Penelitian ini bersifat cross sectional sehingga tidak dapat diketahui
sebab dan akibat. Untuk penelitian selanjutnya perlu menambah faktor
lain yang berhubungan dengan perilaku penggunaan antibiotik secara
bebas.
3. Tempat penelitian berlokasi di Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus, sehingga hasil penelitian belum dapat dijadikan
kesimpulan karena banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang
menggunakan antibiotik seacara bebas. Sedangkan untuk lokasi tempat
penelitian juga belum dapat mewakili keseluruhan masyarakat yang
melakukan penggunaan antibiotik secara bebas.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul
tentang Analisis Faktor yang Berpengaruh Dalam Penggunaan Antibiotik
Secara Bebas Pada Masyarakata Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penggunaan Antibiotik Secara Bebas di Masyarakat Desa Pladen
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa dari 96
responden, sebagian besar responden menggunakan antibiotik
secara bebas yaitu sebanyak 53 responden (55,2%), dan sisanya
adalah tidak menggunakan antibiotik secara bebas yaitu sebanyak
43 responden (44,8%).
2. Tidak terdapat pengaruh antara jenis kelamin dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji
statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan nilai P-
value 0,414 > 0,05.
3. Terdapat pengaruh antara umur dengan penggunaan antibiotik
secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji statistik
dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,014
< 0,05.
4. Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dengan menggunakan uji
statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value
0,027 < 0,05.
5. Tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dilakukan dengan

64
65

menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05


didapatkan nilai P-value 0,623 > 0,05.
6. Terdapat pengaruh antara penghasilan dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05
didapatkan nilai P-value 0,000 < 0,05.
7. Terdapat pengaruh antara sumber informasi dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05
didapatkan nilai P-value 0,027 < 0,05.
8. Tidak terdapat pengaruh antara keluhan utama dengan
penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa
Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020
dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan Chi-Square
pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,298 < 0,05.
9. Terdapat pengaruh antara pengalaman penggunaan sebelumnya
dengan penggunaan antibiotik secara bebas pada masyarakat
Desa Pladen Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020
dilakukan dengan menggunakan uji statistik dengan Chi-Square
pada  = 0,05 didapatkan nilai P-value 0,001 < 0,05.
10. Terdapat pengaruh antara aksesibilitas dengan penggunaan
antibiotik secara bebas pada masyarakat Desa Pladen Kecamatan
Jekulo Kabupaten Kudus Tahun 2020 dilakukan dengan
menggunakan uji statistik dengan Chi-Square pada  = 0,05
didapatkan nilai P-value 0,004 < 0,05.
66

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Melihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti,
diharapkan peneliti dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
deskripsi tentang seberapa besar dampak yang akan diperoleh oleh
penggunaan antibiotik secara bebas dalam kehidupan sekarang dan
dimasa depan selain itu, peneliti juga harus mempertimbangkan
tentang penyebab penggunaan antibiotik secara bebas.
2. Bagi Masyarakat
a. Bagi masyarakat hendaknya lebih sadar dalam menggunakan
obat antibiotik tanpa resep, dampak menggunakan antibiotik tanpa
resep banyak resikonya salah satunya bahaya resistensi antibiotik
yang disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
b. Bagi pemerintah diharapkan maupun pihak terkait diharapkan
agar dapat mengawasi dan mengontrol pembelian antibiotik tanpa
resep dokter di apotek dan toko/kios/warung serta membuat
periklanan mengenai antibiotik yang berperan dalam
pembentukan sikap masyarakat dalam menggunakan antibiotik.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan maupun petugas terkait diharapkan agar
dapat memberikan edukasi, konseling dan penyuluhan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya mengenai penggunaan antibiotik yang
rasional dan bahaya resistensi antibiotik yang disebabkan oleh
penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan dan
menemukan variabel lain selain variabel yang digunakan pada
penelitian ini agar dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi dan
spesifik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amann S, Neef K, Kohl S. Antimicrobial resistance (AMR). Eur J Hosp


Pharm . 2019;26(3):175–7.
2. Mansbridge J. Skin substitutes to enhance wound healing. Expert Opin
Investig Drugs. 1998;7(5):803–9.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Mari Bersama Atasi Resistensi
Antimikroba (AMR). 31 Mei 2016. 2016;1–2.
4. Kementerian Kesehatan RI. Penggunaan antibiotik bijak dan rasional
kurangi beban penyakit infeksi. 2018;1–2. Available from:
https://www.depkes.go.id/article/view/15081100001/penggunaan-
antibiotik-bijak-dan-rasional-kurangi-beban-penyakit-infeksi.html
5. Aris W, Sri S, Charlotte de C, E HJ. Self medication with antibiotics in
Yogyakarta City Indonesia: a cross sectional population-based survey.
BMC Res Notes. 2011;4(1):491.
6. Barros ARR, Griep RH, Rotenberg L. Self-medication among nursing
workers from public hospitals. Rev Lat Am Enfermagem. 2009;17(6):1015–
22.
7. SEMARANG DK. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. 2014;30.
8. Mac Donald P. Chemotherapeutic drugs. Emergencies in Pediatric
Oncology. 2012. 105–120 p.
9. Panduan B, Hari P, Sedunia K. Sambutan Kepala. 2011;(April).
10. WHO. the World Medicines. 2004; Available from:
http://apps.who.int/medicinedocs/es/d/Js6160e/
11. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan
Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotika Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2011;
12. Kemenkes RI. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Pedoman Umum
Pengguna Antibiot. 2011;(874):8–22.
13. Antimicrobial Therapy in Veterinary Medicine, 4th ed. Can Vet J.
2007;48(7):744.
14. Kementrian kesehatan Republik Indonesia. Modul Penggunaan Obat
Rasional Dalam Paktek. Modul Pengguna Obat Rasional. 2011;3–4.
15. Utami E K. El-Hayah. Antibiot Resist Dan Rasionalitas Ter. 2011;1(4):0–3.
16. Gibney MJ. Public Health: Public Health. Ind Med Gaz. 2009;35(4):154.
17. Kemenkes RI. Profile Kesehatan Indonesia. Ministry of Health Indonesia.

67
2012. 107–108 p.
18. Soekanto S. Sosiologi Suatu Pengantar. 2002.
19. Nugraheni Esty. PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP
PERILAKU UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIMDITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN
SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010. 2010.
20. Utara US. Kaki Lima Di Kabupaten Aceh Utara Sekolah Pascasarjana.
Nazir Pascasarj Univ Sumatra Utara Medan. 2010;1–16.
21. Nadya R, Sari A, Aminah S, Susilo T. Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Status Pekerjaan terhadap Pemilihan Kosmetik Pencerah Kulit pada
Wanita The Relationship Education Level and Employment Status to
Enlightenment Skin Cosmetic Electoral in Women. 2012;12(3):170–6.
22. Ruminingsih, Baiq Diyah, Etty Soesilowati dan JW. Peran Sikap
Konsumen Dalam Memediasi Pengaruh Lingkungan Sosial Dan
Pengetahuan Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa. J Econ
Educcation. 2016;5(2):193–205.
23. Redhono, I Putranto,W Budiastuti V. . History taking--Anamnesis.
2012;50(6):3–6.
24. Prianggajati RW dan Y. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor
Tirtoudan Kelurahan Tosaren. J Eduhealth. 2013;3(2):1–8.
25. Insany AN, Destiani DP, Sani A, Sabdaningtyas L, Pradipta IS. Association
between Perceived Value and Self-Medication with Antibiotics: An
Observational Study Based on Health Belief Model Theory. Indones J Clin
Pharm. 2015;4(2):77–86.
26. Iskandar, Almutahar H, Sabran M. Pemberdayaan Masyarakat Pada
Pengelolaan Hasil Hutan. Tesis. 2013;1–26.
27. Putra. Nusa. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
28. Pengujian KD, Penelitian AS. Konsep dasar pengujian hipotesis. :85–94.
29. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.
30. Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin DS. 済 無 No Title No Title. J Chem Inf
Model. 2017;8(9):1–58.
31. Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

68
32. Putra AE. Pemilihan Rumus dan Perhitungan Besar Sampel. Stat dan
Inform. 2018;1–15.
33. Notoatmodjo S. Prof.-Dr.-Soekidjo-Notoatmodjo-Metodologi-Penelitian-
Kesehatan.-intro.pdf. 2012.
34. Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif dan
Kualitatif. Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu.
35. Sugiyono. metodologi penelitian kuantitatif. 2010.
36. Hidayat, A. 2008, 2010 . Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
37. Panero, Cinzia.,, Persico, Luca., 2016. Attitudes Toward and Use of Over
The Counter Medications among Teenagers: Evidence from an Italian
Study. International Journal of Marketing Studies. Vol 8(3).
38. Dariyo, 2014. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta. Grasindo.
39. Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
40. Widyastuti. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar. Edisi 2. Jakarta: EGC.
41. Nuri Nazari RYTT. Dukungan Dan Karakteristik Keluarga Dengan
Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia. J Ilmu Keperawatan. 2016;4(2).
42. Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Jokjakarta: Graha Ilmu.
43. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. 2012.
44. Widayati, A., Sri Suryawti, Charlotte de Crespigny, dan Janet E. Hiller.
2012. Knowledge and beliefs about antibiotics among people in
Yogyakarta City Indonesia: A cross sectional population-based survey.
Antimicrobial Resistance and Infection Control 201.
45. Utami, ER. 2011. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Fakultas
Sains dan Tekhnologi UIN Maliki. Malang.
46. Kristina, dkk., 2008, Perilaku Pengobatan Sendiri yang Rasional pada
Masyaarkat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten sleman
(online), (diakses 10 desember 2013).
47. Widayatun. 2009. Ilmu Perilaku. Jakarta : Info Medika.
48. Istianah. (2013). Hubungan Karakteristik Masyarakat Dengan
Pengetahuan Tentang Obat Generik di Puskesmas Wonoayu. Diakses
dari http://academica.edu.id [20 Mei 2015].

69
49. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1990.
50. Dharmasari, S, 2003, Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pengobatan Sendiri yang Aman, Tepat dan Rasional Pada Masyarakat
Kota Bandar Lampung Tahun 2003, Tesis, FKM – UI Depok.
51. Depkes, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan No. 189/SK/Menkes/III/2006
tentang Kebijakan Penggunaan Obat Rasional.
52. Purwanti, A., Harianto, Supardi., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar
Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian, 1 : 102-115.
53. Wati 2009. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan Tahun
2009. Jurnal Vektora Vol. III NO 1.
54. Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
Diunduh 17 Juli 2012. http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/
pengetahuan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.
55. Ristiyanti Prasetijo. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.
56. Supadmi, Ni Luh. 2009. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui
Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2, Hal:1-14.
57. Wawan dan Dewi, 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
58. Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta.

70

Anda mungkin juga menyukai