Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aldila Purwandani

NIM : F220165003

Kelas : 2A Farmasi

REVIEW HAKIKAT PENCIPTAAN MANUSIA

‫الز ْو َجي ِْن الذَّك ََر‬ َ َ‫طفَةً ِم ْن َمنِي ٍّ ي ُْمنَى * ث ُ َّم َكانَ َعلَقَةً فَ َخلَقَ ف‬
َّ ُ‫س َّوى * فَ َج َع َل ِم ْنه‬ ْ ُ‫سدًى * أَلَ ْم يَكُ ن‬
ُ َ‫سانُ أ َ ْن يُتْ َرك‬ َ ْ‫أَيَح‬
ِ ْ ُ‫سب‬
َ ‫اْل ْن‬
* ‫ي ْال َم ْوتَى‬ َ ‫َو ْاْل ُ ْنثَى * أَلَي‬
َ ‫ْس ذَلِكَ ِبقَاد ٍِّر َعلَى أ َ ْن يُحْ ِي‬

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)? Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian
mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu
Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang
berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (QS. Al Qiyamah: 36-40)

Al Quran tidak menggunakan kata-kata yang rumit dan berbelit. Ayat-ayat Al Quran datang
dengan membawa petunjuk-petunjuk yang realistis dan jelas, sederhana namun tepat dan
mengena, ayat-ayat di atas memberikan kesaksian bahwa manusia tidak dibiarkan begitu saja,
hidup tanpa pertangung jawaban.

Namun sebagian orang yang sudah terbuai dengan dunia, seperti halnya orang yang tidak
beriman memandang bahwa kehidupan ini hanyalah gerakan-gerakan yang tidak memiliki
motivasi, tak mempunyai tujuan dan sasaran. Kehidupan ini hanyalah rahim-rahin yang
melahirkan dan kubur-kubur yang menelannya kembali, sedang masa-masa antara keluarnya
manusia dari rahim dan masuk ke dalam kubur itu hanyalah untuk bersenang-senang, bermain-
main, borsolek, mempercantik tampilan, dan memperbanyak tumpukan barang untuk dijadikan
kebanggaan. Walaupun pada hakekatnya tidak ada yang dapat dibanggakan di hadapan Allah
kelak, kecuali amal sholehnya ketika dia belum ditelan oleh kuburan.

Kehidupan ini memiliki undang-undang dan aturan, di belakangnya ada tujuan, dan di balik
tujuan itu ada hikmah. Hikmah dari dia dan semua makhluk diciptakan.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (Ibadah)
kepada-Ku. (Al-Dzariyat: 56)
Ketika manusia keluar dari rahim dan hadir ke dalam kehidupan ini sesuai dengan takdir yang
berlaku dari Penciptanya, dan di saat ia dikubur akan ada masa setelah itu waktu perhitungan
dan pembalasan.

Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang
tersembunyi (bagi Allah). (Al-Haaqqoh:18)

Seorang yang beriman akan memandang kehidupan ini dengan cermat dan serasi, ia merasakan
dengan penuh keyakinan tentang adanya Tuhan yang berkuasa, yang mengatur, dan Maha
bijaksana, Dia menciptakan segala sesuatu dengan kadar ketentuan yang tepat. Dan segala
sesuatu di dunia akan berakhir dengan kadar yang telah Ia tentukan pula.

Yang membedakan manusia dengan binatang adalah perasaannya terhadap hubungan waktu,
peristiwa, dan tujuan-tujuan, yaitu hubungan dengan keberadaan manusia itu sendiri beserta
apa yang berada di sekitarnya.

Ketika seseorang memiliki kejelian memandang terhadap keberadaan undang-undang


Tuhannya dan hubungan peristiwa-peristiwa serta segala sesuatu dengan undang-undang ini,
maka ia tidak hidup untuk menghabiskan umurnya dari waktu ke waktu dan dari satu peristiwa
ke peristiwa lainnya begitu saja. Di dalam pikirannya ia selalu menghubungkan masa-masa dan
peristiwa-peristiwa itu dengan kehendak Allah, baik itu saat masa lalu, masa kini dan masa
yang akan datang. Kemudian ia hubungkan semua ini dengan alam semesta beserta undang-
undang-Nya, dan setelah itu, ia hubungkan dengan kekuasaan Allah yang Maha tinggi, yang
menciptakan itu semua dan mengaturnya, dan Ia tidak menciptakan itu semua, termasuk
manusia di dalamnya dengan sia-sia dan tanpa dimintai pertangung jawaban.

"Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)? " (QS. Al –Qiyamah: 36)

Sentuhan ayat ini adalah salah satu dari sentuhan ayat-ayat Al-Quran terhadap hati manusia
supaya memikirkan dan memperhatikan hubungan-hubungan, sebab-sebab dan tujuan-tujuan
yang menghubungkan keberadaan seluruh alam dan dirinya dengan kehendak yang mengatur
segala sesuatu ini, yaitu petunjuk tentang kejadiannya yang pertama.

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu
menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah
menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat)
demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?
Tidak ada tempat lari dari merasakan adanya tangan halus yang mengatur dan memaduh nutfah
yang ditumpahkan ke dalam rahim itu dalam perjalanannya (prosesnya yang panjang), hingga
sampai Allah menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan.

Di depan hakikat yang menetapkan suatu kepastian terhadap perasaan manusia ini, datanglah
kesan yang meliputi segenap hakikat yang dibicarakan surat ini pada ayat penutupnya.

"Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?" (QS.
Al-Qiyamah: 40)

Mahasuci Allah yang berkuasa untuk menghidupkan orang-orang mati. Mahasuci Allah
yang berkuasa menciptakan ulang orang yang sudah mati. Manusia tidak dapat lagi bertindak
kecuali bersikap tunduk di hadapan hakikat yang menetapkan keberadaan dirinya. Demikianlah
surat ini ditutup dengan memberikan kesan yang kuat dan dalam, yang memenuhi dan meluap
di dalam perasaan, terhadap hakikat keberadaan manusia dan adanya pengaturan dan
kekuasaan di belakangnya.

Anda mungkin juga menyukai