Anda di halaman 1dari 2

Dalam rangka menekan kesalahan penggunaan antibiotika serta mempromosikan penggunaan

antibiotika yang tepat maka sangat diperlukan peran farmasi dalam mengkaji penggunaan
antibiotika di lingkungan rumah sakit. Adapun bentuk kajian yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan penilaian terhadap penggunaan antibiotika tersebut. Untuk mengetahui
distribusi penggunaan antibiotika dan dalam rangka pencegahan kejadian resistensi antibiotik,
diperlukan data-data yang berasal dari hasil studi penggunaan antibiotik selama beberapa
tahun. Ketepatan penggunaan antibiotik merupakan salah satu aspek penting untuk
memastikan efektivitas dan keamanan terapi pada semua kelompok pasien, terutama
kelompok pasien dengan perbedaan fisiologi dan profil farmakokinetika. Pada permasalahan
nomor 2 dapat dilakukan kajian dengan rancangan penelitian deskriptif observasional yang
dilakukan secara prospektif. Contoh dari design ini adalah Penelitian deskriptif observasional
yang dilakukan selama periode Januari sampai Desember 2022 (satu tahun) di sebuah rumah
sakit. Bahan kajian dalam design penelitian ini adalah data rekam medis pasien. Selanjutnya,
peneliti akan membuat kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi contohnya dalam
penelitian ini yaitu pasien usia 0 sampai 12 tahun yang menerima terapi antibiotik pertama
kali pada unit rawat inap. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah data rekam medis
milik pasien anak yang: (1) mendapatkan antibiotik dengan indikasi profilaksis sebelum
pembedahan, (2) menghendaki pulang paksa, (3) pada saat pengambilan data secara tiba-tiba
memerlukan perawatan khusus sehingga harus pindah dari unit rawat inap anak ke ruang
rawat khusus lain, seperti Intensive Care Unit (ICU). Peresepan yang dibuat oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) berupa resep elektronik yang masuk dalam sistem rekam
medis elektronik rumah sakit ibu dan anak. Observasi terkait pemberian antibiotik dilakukan
untuk memperoleh data beyond use date (BUD) dan kompatibilitas. Penelitian pun wajib
memiliki izin penelitian yang dikeluarkan oleh rumah sakit ibu dan anak; dan dikeluarkan
oleh dinas kesehatan setempat. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk persentase juga
dengan penjelasan secara deskriptis.

Penilaian kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik di rumah sakit, dapat diukur secara
retrospektif dan prospektif melalui data rekam medik dan Rekam Pemberian Antibiotik
(RPA). Kuantitas penggunaan antibiotik adalah jumlah penggunaan antibiotik di rumah sakit
yang diukur secara retrospektif dan prospektif dan melalui studi validasi. Studi validasi
adalah studi yang dilakukan secara prospektif untuk mengetahui perbedaan antara jumlah
antibiotik yang benar-benar digunakan pasien dibandingkan dengan yang tertulis di rekam
medik. Parameter perhitungan konsumsi antibiotik adalah persentase pasien yang mendapat
terapi antibiotik selama rawat inap di rumah sakit, dan jumlah penggunaan antibiotik
dinyatakan sebagai dosis harian ditetapkan dengan Defined Daily Doses (DDD)/100 patient
days. DDD adalah asumsi dosis rata-rata per hari penggunaan antibiotik untuk indikasi
tertentu pada orang dewasa. Sedangkan kualitas penggunaan antibiotik dapat dinilai dengan
melihat rekam pemberian antibiotik dan rekam medik pasien. Penilaian dilakukan dengan
mempertimbangkan kesesuaian diagnosis (gejala klinis dan hasil laboratorium), indikasi,
regimen dosis, keamanan dan harga. Alur penilaian menggunakan kategori/klasifikasi
Gyssens. Kategori hasil penilaian kualitatif penggunaan antibiotik sebagai berikut (Gyssens
IC, 2005):
• Kategori 0 = Penggunaan antibiotik tepat/bijak

• Kategori I = Penggunaan antibiotik tidak tepat waktu

• Kategori IIA = Penggunaan antibiotik tidak tepat dosis

• Kategori IIB = Penggunaan antibiotik tidak tepat interval pemberian

• Kategori IIC = Penggunaan antibiotik tidak tepat cara/rute pemberian

• Kategori IIIA = Penggunaan antibiotik terlalu lama

• Kategori IIIB = Penggunaan antibiotik terlalu singkat

• Kategori IVA =Ad a antibiotik lain yang lebih efektif

• Kategori IVB = Ada antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman

• Kategori IVC = Ada antibiotik lain yang lebih murah

• Kategori IVD = Ada antibiotik lain yang spektrumnya lebih sempit

• Kategori V = Tidak ada indikasi penggunaan antibiotik

• Kategori VI = Data rekam medik tidak lengkap dan tidak dapat dievaluasi

Oleh karena hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian untuk dapat mengkaji penggunaan
antibiotika pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit, sehingga pada akhirnya penelitian ini
dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan penggunaan antibiotika yang tepat. Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan di atas, disusunlah rumusan penelitian sebagai berikut :
Bagaimana kualitas dan kuantitas dari penggunaan antibiotik di Rumah Sakit “A”? Dan dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
dari pemakaian antibiotika di Rumah Sakit “A”. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
potong lintang, menggunakan data retrospektif dengan pendekatan kualitatif dengan metoda
gyssens dan pendekatan kuantitatif menggunakan metode DDD/100 patient- days. Penelitian
ini menggunakan data sekunder secara retrospektif berupa rekam medik pasien. Reviewer
yang menganalisa kajian penggunaan antibiotik yaitu dokter, apoteker dan perawat di Rumah
Sakit. Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik pasien di Rumah Sakit selama 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai