Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

SURVEILANS PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
PADA PASIEN PENYAKIT DALAM
DI RSUD SAYANG RAKYAT

PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG RAKYAT

2019
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG RAKYAT
Jalan Pahlawan No. 1000 Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya Makassar 90243 Telp (0411) 3629911
Website: http://rsudsr.sulselprov.go.id, Email: rssayangrakyat@sulselprov.go.id

LAPORAN
SURVEILANS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENYAKIT
DALAM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAYANG RAKYAT

A. PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting,
khususnya di negara berkembang. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa.
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan
oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak
tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada
penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai
dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi, 2009). Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi
menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga
memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Muncul dan
berkembangnya mikroba resisten dapat dikendalikan melalui dua kegiatan utama, yaitu penerapan
penggunaan antimikroba secara bijak, dan penerapan prinsip pencegahan penyebaran mikroba
resisten melalui kewaspadaan standar.
Dengan adanya surveilans penggunaan antibiotik ini diharapkan adanya perbaikan
kuantitas penggunaan antibiotik yaitu dengan menurunnya konsumsi antibiotik dalam hal ini
berkurangnya jumlah dan jenis antibiotik yang digunakan sebagai terapi empiris maupun definitif.
Serta diharapkan terdapat perbaikan kualitas penggunaan antibiotik dengan meningkatnya
penggunaan antibiotik secara rasional dan menurunnya penggunaan antibiotik tanpa indikasi.

B. TUJUAN KEGIATAN.
Mengukur kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di RSUD Sayang Rakyat setelah
dilakukan sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba.

C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Mengumpulkan data pasien yang menggunakan antibiotik dengan menggunakan LPD dan
melihat Rekam Medis pasien.
2. Mengumpulkan data komsumsi atau penggunaan antibiotik dengan menghitung
komsumsi antibiotik dengan menggunakan resep pasien.

D. METODE PELAKSANAAN TINDAKAN


Melakukan pengumpulan data pada pasien penyakit dalam di ruang Melati RSUD Sayang Rakyat,
yang dilakukan pada bulan Agustus dan September 2018.
Kriteria subjek penelitian dilakukan pada umur > 18 tahun. Data kualitas penggunaan antibiotik
diambil dan diolah dengan menggunakan metode DDD dengan satuan unit DDD/100 pasien. DDD
diasumsikan sebagai nilai dosis pemeliharaan rata rata perhari yang digunakan untuk indikasi
utama orang dewasa.
Statistik deskripsi digunakan untuk menyajikan data dan menganalisis data yang diperoleh. Pasien
mendapatkan satu sampai dua antibiotik pola komsumsi antibiotik dapat dilihat pada tabel 1.
Data pada pasien yang menggunakan antibiotik pada pasien penyakit dalam pada bulan Agustus
2018 diperoleh bahwa dari 30 pasien yang keluar rumah sakit, terdapat 8 orang (26,6%) yang
mendapatkan antibiotik, dimana terdapat 4 jenis antibiotik yang digunakan yaitu Ceftriaxone 1 gr,
cefadroxil 500mg, Cotrimoksazole 480 mg dan cefotaxime 1 gram. Sementara pada bulan
September 2018 dari 32 pasien keluar rumah sakit terdapat 15 orang (46,8%) yang mendapatkan
antibiotik dan hanya ada 2 jenis antibiotik yang digunakan yaitu ceftriaxone dan ciprofloxacin.

TABEL. 1. Penggunaan Antibiotik DDD/ 100 pasien bulan Agustus 2018


DDD/100
NO KODE DDD NAMA ANTIBIOTIK TOT DDD PASIEN
1 J01DD01 Ceftriaxone 13,00 31,71
2 J01DB05 Cefadroxyl 1,50 3,66
3 J01EA01 cotrimoxazole 14,4 35,12
4 J01DD01 Cefotaxime 1,00 2,44

Grafik 1. Analisis Kuantitatif Penggunaan Antibiotik RSUD Sayang Rakyat Agustus 2018

Tabel. 2. Penggunaan antibiotik DDD/100 pasien bulan September 2018

NAMA
NO KODE DDD ANTIBIOTIK TOT DDD DDD/100 PATIEN
1 J01DD04 Ceftriaxone 42,00 57,53
2 J01MA02P Ciproflaxacin 11,33 15,52

Grafik 2. Analisis Kuantitatif Penggunaan Antibiotik RSUD Sayang Rakyat September 2018

Sedangkan untuk menilai kualitas penggunaan antibiotik dilakukan dengan metode


Gyssens pada bulan agustus dan september 2018. Dan data yang diperoleh yaitu :
Kategori 0 :Penggunaan antibiotik bijak.
Kategori l : penggunaan antibiotik tidak tepat waktu.
Kategori ll A : Penggunaan antibiotik tidak tepat dosis.
Kategori llB : Penggunaan antibiotik tidak tepat interval
Kategori llC : Penggunaan antibiotik tidak tepat cara pemberian.
Kategori lllA : penggunaan antibiotik terlalu lama
Kategori lllB : Penggunaan antibiotik terlalu singkat
Kategori l VA : Ada antibiotik yang lebih efektif.
Kategori l VB : Ada antibiotik yang lebih aman
Kategori l VC : Ada antibiotik yang lebih murah
Kategori l VD : ada antibiotik yang spektrumnya lebih sempit.
Kategori V :Tidak ada indikasi.
Kategori Vl : Data Rekam Medis tidak lengkap.

Surveilans Penggunaan Antibiotik


30

25

20

15

10

0
V
0 I II IIIA IIIB IV V I

September Oktober

Grafik 3. Audit Kulitatif Antibiotik RSUD Sayang Rakyat

Dari data diatas dapat diperoleh hasil yaitu penggunaan antibiotik


kategori 0 ( 12,5 : 50,0)
kategori l ( 0:0)
kategori ll ( 12,5:6,25)
kategori lllA ( 25:6,25)
kategori lll B ( 0:12,5)
kategori lV (50:18,75)
kategori V ( 12,5:12,5)
kategori Vl ( 12,5:0)

E. Kesimpulan
Untuk menilai kuantitas penggunaan antibiotik di RSUD Sayang Rakyat, dihitung dengan
menggunakan rumus DDD/100 pasien, didapatkan hasil bahwa pada bulan agustus 2018
penggunaan antibiotik sebesar 26,6% dan antibiotik yang terbanyak digunakan yaitu
cotrimoksazole sebesar 35,12% sementara pada bulan september 2018 penggunaan antibiotik
sebesar 46,8% dan antibiotik yang terbanyak digunakan yaitu ceftriaxone sebesar 57,53%.
Kualitas penggunaan antibiotik di RSUD Sayang Rakyat dinilai dengan menggunakan
gyssens maka kualitas penggunaan antibiotik belum bijak terlihat dari data bulan Agustus yang
diperoleh kategori 0 sebanyak 12,5% dan kategori V sebanyak 12,5% dan pada bulan September
mulai ada perbaikan penggunaan antibiotik yaitu kategori 0 sebanyak 50% sedangkan kategori V
sebanyak 12,5%
F.PENUTUP

Dengan adanya surveilans ini maka diharapkan penggunaan antibiotik di bulan – bulan
selanjutnya akan lebih bijak dan ada penurunan jumlah penggunaan antibiotik di Rsud Sayang
Rakyat.

G. TINDAK LANJUT

- Perlu diadakan edukasi dan sosialisasi ulang ke DPJP mengenai panduan penggunaan antibiotik
profilaksis dan terapi selambat-lambatnya April 2019.
- Tim PPRA mengusulkan ke pihak manjemen Rumah Sakit untuk dilakukan pemeriksaan kultur
dan sensitivitas antibiotik untuk menentukan pemberian antibiotik definitif pada pasien-pasien
dengan high risk infection selambat-lambatnya akhir April 2019.
- Tim PPRA bekerjasama dengan komite PPI mengusulkan untuk dilakukan pemetaan terhadap
pola kuman selambat-lambatnya akhir Juni 2019.
- Tim PPRA bekerjasama dengan pihak farmasi mengawasi peresepan antibiotik, dimana antibiotik
restricted harus diresepkan oleh DPJP dan antibiotik reserved diresepkan oleh DPJP untuk
indikasi tertentu atas persetujuan tim PPRA selambat-lambatnya akhir Maret 2019.

Makassar,Maret 2019

Ketua Tim PRA

dr. Sarinah M. Rumlawan, Sp.PD


NIP.19860712 201101 2 009

Anda mungkin juga menyukai