Artikel Penelitian
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran
Pernafasan Rawat Jalan di Puskesmas Sungai Abang Kabupaten
Tebo Tahun 2018
Rasmala Dewi 1, Deny Sutrisno 1. Febri Fernando 1*)
1
STIKES Harapan Ibu Jambi
*)
E-mail: (febrifernando019@gmail.com)
ABSTRAK
Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.
Terapi pengobatan pada penyakit infeksi saluran pernafasan terdiri dari pemberian antibiotik dan pengobatan
simtomatis. Keberhasilan terapi sangat tergantung pada penggunaan antibiotik secara rasional yang tepat dan
bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran
pernafasan rawat jalan di Puskesmas Sungai Abang Kabupaten Tebo dengan parameter yang meliputi tepat
indikasi obat, tepat pasien, tepat dosis obat, dan interaksi obat. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan metode analisis deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif dengan sampel
meliputi seluruh pasien penderita infeksi saluran pernafasan rawat jalan di Puskesmas Sungai Abang
Kabupaten Tebo tahun 2018 yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran
pernafasan rawat jalan tahun 2018 berdasarkan analisa kualitatif yang telah dilakukan di Puskesmas Sungai
Abang Kabupaten Tebo, didapat tepat indikasi obat sebesar 81,73%, tepat pasien sebesar 100%, tepat dosis
obat sebesar 92,31%, dan kejadian interaksi obat antibiotik sebanyak 13 kejadian. Berdasarkan 104 data
rekam medik pasien di Puskesmas Sungai Abang Kabupaten Tebo tahun 2018 masih ditemukan
ketidakrasionalan dalam penggunaan antibiotik.
Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan, Rasionalitas Penggunaan Antibiotik, Puskesmas Sungai Abang
Keywords: Respiratory Tract Infections; Rationality Of Antibiotic Use; Sungai Abang Health Center.
1. PENDAHULUAN
Kebakaran hutan dan lahan selalu terjadi setiap Kabupaten Tebo merupakan kabupaten yang
tahun di Indonesia, terutama di Pulau Sumatera. memiliki tingkat kerawanan kebakaran hutan dan
Terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada tahun lahan yang paling tinggi. Jumlah hotspot yang
2015 menempatkan Indonesia ke titik perhatian ditemukan di Kabupaten Tebo menduduki
dunia. Provinsi Jambi termasuk wilayah yang peringkat pertama di tahun 2015 [2] . Dampak dari
sering menyumbangkan hotspot di Indonesia [1]. hasil kebakaran hutan dan lahan akan menghasilkan
67
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
Vol. 5 No. 2, (Juli 2020), P-ISSN : 2527-6328, E-ISSN : 2549-3558
Jenis Kelamin
Laki-laki 53 50,96
Perempuan 51 49,04
Total 104 100
68
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
Vol. 5 No. 2, (Juli 2020), P-ISSN : 2527-6328, E-ISSN : 2549-3558
69
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
Vol. 5 No. 2, (Juli 2020), P-ISSN : 2527-6328, E-ISSN : 2549-3558
anak maupun dewasa tidak mempercepat kondisi patologi maupun fisiologi pasien serta tidak
penyembuhan penyakit dan tidak pula mengurangi ada kontraindikasi. Cara analisis untuk tepat pasien
keparahan penyakit. Di sisi lain penggunaan sendiri hanya terbatas berdasarkan hasil rekam
antibiotik memberikan risiko efek samping pada medis yang ada dikarenakan sangat terbatasnya
saluran cerna, meningkatkan biaya pengobatan, dan data catatan rekam medis dan tidak adanya data
meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik laboratorium seperti fungsi hati, serum kreatinin
[18] . dan sebagainya.
Penggunaan antibiotik pada pasien dengan Ketepatan dosis dari obat antibiotik yang
diagnosis influenza juga tidak tepat. Influenza digunakan dari 104 pasien menunjukkan ketepatan
umumnya dapat disembuhkan hanya dengan dosis obat sebesar 92,31% sedangkan yang tidak
meningkatkan daya tahan tubuh penderitanya. tepat dosis sebesar 7,69%. Beberapa kasus yang
Namun dapat pula diberikan obat-obatan tidak tepat pada penelitian ini, terjadi pada
simptomatis untuk meringankan gejalanya [8] . pemberian antibiotik kotrimoksazol dan eritromisin
Penyakit influenza merupakan penyakit menular yang diberikan cenderung kurang dibandingkan
yang disebabkan oleh virus influenza dan bersifat range dosis acuan menurut standard
dapat sembuh sendiri (self-limited desease) karena (Pharmaceutical care). Pada pasien yang di
adanya sistem imunitas tubuh, sehingga diagnosis bronkitis diberikan antibiotik
penggunaan antibiotik tidak perlu diberikan apabila kotrimoksazol dengan dosis 2x480 mg dengan
tidak disertai radang maupun adanya infeksi range dosis acuan 2x2 tab (1 tab = 480 mg), dosis
sekunder yang lain [19] . yang diberikan cenderung kurang dibandingkan
Beberapa penatalaksanaan terapi influenza di dengan dosis acuan menurut standar. Begitu pula
Puskesmas tidak tepat indikasi, hal tersebut pada pasien faringitis tanpa gangguan ginjal
dikarenakan petugas kesehatan puskesmas diberikan antibiotik eritromisin dengan dosis 2x500
memberikan antibiotik ketika pasien mengalami mg dan range dosis acuan 4x500 mg. Dosis yang
gejala demam dan batuk yang parah. Penggunaan diberikan cenderung kurang dibandingkan range
antibiotik tidak memiliki peran dalam mengobati dosis acuan karena frekuensi atau interval yang
influenza [20] . Penyalahgunaan antibiotik ini dapat diberikan tidak tepat yang menyebabkan dosis
menyebabkan peningkatan resistensi bakteri, menjadi kurang (underdose). Hal ini dapat
meningkatkan beban penyakit kronis, menyebabkan efektivitas terapi yang tidak
meningkatkan biaya layanan kesehatan dan efek maksimal dan dapat memicu terjadinya resistensi
samping [13] . bakteri [6] .
Pada penelitian ini, cara analisis untuk tepat
Tabel 3. Analisis Interaksi Obat Antibiotik
indikasi sendiri hanya terbatas berdasarkan hasil
rekam medis yang ada. Peneliti hanya bisa Analisis Interaksi Jumlah Persentase
menyimpulkan bahwa adanya indikasi infeksi dari Obat Kejadian (%)
Interaksi Obat
diagnosa semata yang dipercayakan pada profesi
Antibiotik
dokter, hal ini dikarenakan sangat terbatasnya data Ciprofloksasin ><
rekam medis riwayat klinis yang mengindikasikan 10 76,92
Deksametason
adanya infeksi dan tidak adanya data hasil Ciprofloksasin ><
3 23,08
pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, Metilprednisolon
serologi, dan penunjang lainnya. Analisis yang Total 13 100
dilakukan untuk indikasi hanya terbatas
Tingkat Keparahan
berdasarkan kesesuaian pemberian obat antara Mayor 13 100
indikasi dengan diagnosa dokter. Moderat 0 0
Berdasarkan data rekam medik pasien infeksi Minor 0 0
saluran pernafasan tahun 2018, didapat hasil 100% (Sumber : Data Rekam Medik Puskesmas Sungai Abang
tepat pasien. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada Periode Januari - Desember 2018)
pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap Berdasarkan drug interaction checker,
antibiotik ataupun memiliki penyakit penyerta yang diperoleh interaksi obat antibiotik yang terjadi
dikontraindikasikan untuk menggunakan antibiotik adalah sebanyak 13 kejadian. Interaksi obat
tersebut. Hal tersebut menunjukkan penggunaan antibiotik yang terjadi pada penelitian ini adalah
antibiotik yang diberikan sudah sesuai dengan interaksi obat dengan tingkat keparahan mayor
70
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
Vol. 5 No. 2, (Juli 2020), P-ISSN : 2527-6328, E-ISSN : 2549-3558
71
Journal Pharmasci (Journal of Pharmacy and Science)
Vol. 5 No. 2, (Juli 2020), P-ISSN : 2527-6328, E-ISSN : 2549-3558
72