Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN PPRA

BULAN DESEMBER 2018

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami
telah berhasil membuat laporan Bulanan PPRA di RSU Bhakti Rahayu Denpasar

Laporan Bulanan PPRA di RSU Bhakti Rahayu Denpasar akan digunakan


sebagai data dasar pola pemilihan dan penggunaan antimikroba di lingkungan
RSU Bhakti rahayu, serta kami harapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan
keputusan direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar dalam pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih serta penghargaan


yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini. Bilamana dalam
penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf dan
akan kami perbaiki pada edisi berikutnya.

Penyusun
Ketua Tim PPRA

(dr.Ni Wayan Eka Rahayu Dewi)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B. TUJUAN.............................................................................................. 2
C. RUANG LINGKUP............................................................................. 2
BAB II ISI
A. KEGIATAN.......................................................................................... 3
B. HASIL PELAKSANAAN.................................................................... 3
1. Sosialisasi ………………………………………………………........3
2. Audit kuantitatif…………………………………………………......3
3. Audit kualitatif…………………………………………………….....6
4. Pola Pemetaan Kuman ……………………………………………...9
C. HAL YANG INGIN DILAPORKAN………………………………...9
D. CAPAIAN INDIKATOR MUTU…………………………………….10
E. HAMBATAN........................................................................................10
F. REKOMENDASI.................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Antibiotik merupakan kelompok obat dengan frekuensi yang paling
sering digunakan dalam pengobatan, bahkan sering terdapat kesalahan dalam
pemilihan jenis antibiotik yang tepat. Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia
yang tinggi berbanding lurus dengan penggunaan antibiotik, hal ini
berpotensi tinggi terhadap penggunaan antibiotik yang tidak rasional serta
berdampak pula pada tingkat mortalitas, biaya, dan resistensi.
Data menunjukkan tingginya penggunaan antibiotik golongan penisilin,
sefalosporin, dan siprofloksasin di beberapa rumah sakit di Indonesia. Hal
tersebut memperkuat indikasi terjadinya kasus resistensi yang tinggi terhadap
antibiotik yang digunakan. Penelitian yang dilakukan pada pasien sepsis pada
dua sampel rumah sakit di Indonesia menunjukkan terjadinya resistensi yang
tinggi terhadap antibiotik. Permasalahan ini menjadi semakin kompleks
ketika hasil uji kultur dan sensitivitas kuman dalam pemilihan antibiotik
menunjukkan hasil yang negatif pada sebagian besar pasien yang terindikasi
infeksi. Oleh karena itu, diperlukan monitoring dan evaluasi dalam
penggunaan antibiotik di rumah sakit.
Sebagai upaya untuk mengendalikan resistensi di rumah sakit, di RSU
Bhakti Rahayu telah dilakukan kampanye penggunaan antibiotik secara bijak
oleh Tim PPRA (Pencegahan Pengendalian Resistensi Antibiotik ) khususnya
di SMF Obstetri-Ginekologi. Kegiatan tersebut diantaranya meliputi
sosialisasi penggunaan antibiotik secara bijak, pelatihan dokter dan perawat,
dan penyusunan pedoman penggunaan antibiotik di rumah sakit. Laporan
bulanan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik
di SMF Obstetri-Ginekologi secara khusus, dan RSU Bhakti Rahayu pada
umumnya, apakah terdapat perbaikan setelah periode kampanye tersebut.

1
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari laporan bulanan PPRA adalah untuk mengetahui
kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di RSU Bhakti Rahayu Denpasar,
serta melaporkan kegiatan bulanan Tim PPRA.

C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup audit kualitatif dan kuantitatif penggunaan
antibiotik di RSU Bhakti Rahayu Denpasar dibatasi pada pasien rawat inap
dari SMF Obstetri dan Gynecologi. Dengan mengambil kasus dari SMF
tersebut yang ada di RSU Bhakti Rahayu Denpasar ini diharapkan dapat
mewakili dari semua kasus di rawat inap tentang tatacara penggunaan
antibiotik secara bijak.

2
BAB II
ISI

A. KEGIATAN
Kegiatan audit kualitatif dan kuantitatif PPRA di RSU Bhakti Rahayu
Denpasar dengan mengambil sampel seluruh kasus obstetrigyn yang ada di
rawat inap lantai 2, lantai 3, VIP dan Ruang Kebidanan dan Perinatologi pada
bulan Desember 2018.
Kegiatan sosialisasi dilakukan kepada karyawan RSU Bhakti Rahayu
serta pasien dan keluarga yang datang ke RSU bhakti Rahayu.

B. HASIL PELAKSANAAN
1. Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi unit sosialisasi Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA) kepada pasien dan penunggu pasien di area ruang
perawatan Lantai II RSU Bhakti Rahayu Denpasar pada Hari jumat, 7
Desember 2018, Pkl. 09.00 - 09.30 wita. Materi dan diskusi seputar cara
penggunaan antibiotik yang tepat bagi pasien.

2. Audit Kuantitatif
Evaluasi kuantitas penggunaan antibiotik dilakukan untuk mengevaluasi jenis
dan jumlah antibiotik yang digunakan. WHO telah menetapkan sistem
pengukuran dengan Defined Daily Doses (DDD) sebagai standar untuk
pengukuran kuantitas penggunaan antibiotic. DDD (Defined Daily Doses)
adalah asumsi dosis rata-rata per hari penggunaan antibiotik untuk indikasi
tertentu pada orang dewasa.
Dengan rumus sebagai berikut :

DDD = X

3
Total sampel yang dianalisa pada bulan Desember 2018 sebanyak 108 sampel
pasien SMF Obsetri dan Gynekologi yang menggunakan antibiotik.

Data penggunaan antibiotik yang diperoleh diolah dengan menggunakan


metode perhitungan DDD disajikan sebagai berikut :
Total DDD/100-Patient Day
Nama Tot DDD/rawat
No. Kode DDD Tot DDD
Antibiotik inap*100
1 J01DD04 Ceftriaxone 28.00 9.52
2 J01DD12 Cefoperazon 16.13 5.48
3 J01DD01 Cefotaxime 32.1875 10.95
4 J01DB05 Cefadroxil 110.50 37.59
5 J01DD08 Cefixime 74.00 25.17
6 J01MA12 Levofloxacin 24.00 8.16
7 J01CA04 Amoxicilin 7.50 2.55
TOTAL DDD 99.43

Grafik 1. Analisa Kuantitatif Penggunaan Antibiotik di SMF Obstetri dan


Gynecologi.

4
Pada bulan Desember 2018 terdapat tujuh golongan antibiotik yang
digunakan, antara lain cefrtiaxone, cefadroxil, cefixime, cefotaxime, amoxicillin,
cefoperazon, dan levofloxacin. Total penggunaan antibiotik pada bulan Desember
2018 yaitu sebanyak 99,43 DDD/kunjungan. Berdasarkan grafik tersebut,
pemakaian antibiotik terbanyak adalah cefadroxil injeksi dengan total DDD
sebanyak 37,59. Kemudian diikuti oleh cefixim tablet sebesar 25,17 dan yang
ketiga yaitu cefotaxime tablet sebesar 10,95.

3. Audit Kualitatif
Telaah pada audit kualitatif yang kami lakukan dengan menggunakan metode
gyssens dengan mencocokkan kategori yang tertera di dalam algoritma
tersebut dan menilai setiap kasus dengan kategori yang sudah ada. Berikut
kami tampilkan Kriteria kualitas penggunaan antibiotik menurut Gyssens
(2001) beserta algoritma gyssens.

Tabel 3. Kriteria kualitas penggunaan antibiotik menurut Gyssens,dkk tahun 2001


0. Penggunaan antibiotik sesuai untuk terapi/ profilaksis, termasuk timing
tepat
I. Penggunaan antibiotik sesuai untuk terapi/ profilaksis, penggunaan tepat
indikasi
II. Penggunaan antibiotik yang tepat indikasi namun tidak tepat :
a. Dosis
b. Interval
c. Rute
III. Penggunaan antibiotik yang tepat indikasi, dosis/ interval/ rute, tetapi tidak
tepat dalam lama pemberian karena :
a. Terlalu lama
b. Durasi terlalu singkat
IV. Penggunanan antibiotik yang tepat indikasi, dosis/ interval / rute, serta
lama pemberian tetapi tidak tepat jenisnya karena :
a. Ada pilihan antibiotik lain yang lebih efektif
b. Ada pilihan antibiotik lain yang kurang toksik
c. Ada pilihan antibiotik lain yang lebih murah
d. Ada pilihan antibiotik lain yang lebih sempit spektrumnya
V. Penggunaan antibiotik untuk terapi / profilaksis tanpa indikasi

5
VI. Catatan medis tidak lengkap untuk dievaluasi

6
Dari hasil audit kualitiatif tim PPRA RSU Bhakti Rahayu Denpasar
didapatkan hasil sebagai berikut:

Dari hasil audit kualitatif penggunaan antibiotik di RSU Bhakti


Rahayu Denpasar pada bulan Desember kami nilai menurut algoritma gyssens
didapatkan hasil sebagai berikut sebanyak 83 dari 108 kasus sudah sesuai
harapan kami masuk dalam kategori 0 dimana dokter sudah memilih antibiotik
secara tepat dan bijak. Untuk hasil lain ada dalam jumlah kecil yakni 12 kasus
pada aktegori IVC, 8 kasus pada kategori IIIA, dan 5 kasus pada kategori IIA.
Berikut kami tampilkan presentase penggunaan antibiotik pada kasus
obgyn di RSU Bhakti Rahayu Denpasar.

7
Dari diagram terlihat penggunaan antibiotik yang tepat dan rasional
sebanyak 77%. Untuk nilai lain sebanyak 11% pada kategori IVC (ada
alternatif lain yang lebih murah), 7% pada kategori IIIA (penggunaan
antibiotik terlalu lama) dan 5% pada kategori IIA (antibiotik tidak tepat dosis).

4. Pola Pemetaan Kuman


Pada bulan Desember 2018 tidak dilakukan pemeriksaan kultur.

C. HAL YANG INGIN DILAPORKAN


Pada bulan Desember 2018 terdapat penurunan jenis antibiotic yang
digunakan. Sebuah studi telah menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat
penggunaan antibiotik dengan kejadian resistensi. Dengan adanya pembatasan
penggunaan antibiotik dapat menekan resistensi antibiotik rumah sakit
tersebut. Sosialisasi penggunaan dengan penatalaksanaan rumah sakit atau
surat keputusan (SK) menjadi hal yang penting dalam menyukseskan
kebijakan pembatasan penggunaan antibiotik.
Jenis operasi di SMF Obstetri- Ginekologi seluruhnya merupakan operasi
bersih terkontaminasi dimana tidak ada indikasi pemberian antibiotik kecuali
pada keadaan tertentu namun didapat penggunaan antibiotik tidak bijak masih
tinggi.

8
D. CAPAIAN INDIKATOR MUTU
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dijabarkan capaian indikator mutu
PPRA pada bulan Desember 2018 adalah sebagai berikut :
No. Indikator Target Capaian Ket.
1. Kuantitas penggunaan antibiotika ≤ 50% 99,43
2. Kualitas pemilihan antibiotika ≥ 70% 77%
yang rasional

Kedua indikator mutu belum mencapai target yang telah ditetapkan.


Selanjutnya akan dilakukan pengkajian melalui metode PDSA.

E. HAMBATAN
Selama kegiatan audit kualitas ini berlangsung kami mengalami
kendala sehingga pelaksanaan kegiatan audit ini menjadi terhambat, adapun
beberapa kendala yang kami alami selama audit berlangsung yakni:
1. Ada beberapa kasus yang penggunaan antibiotiknya masih belum tepat
dan bijak karena masih ada beberapa dokter yang mengunakan
antibiotik yang lebih mahal.
2. Pengumpulan data ada yang tulisannya kurang jelas sehingga
menyebabkan kesulitan dalam menelaah penggunaan antibiotiknya.

F. REKOMENDASI
Dari hasil kegiatan audit yang kami selenggarakan ini, adapun
rekomendasi yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi ke dokter spesialis dalam penggunaan antibiotik secara
bijak, serta Perlu dilakukan pendekatan kepada key person untuk
memudahkan pelaksanaan penggunaan antibiotik yang selektif.
2. Sosialisasi ke perawat dan bidan dalam pemberian antibiotik agar
sesuai dengan waktunya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang kami kumpulkan dapat disimpulkan bahwa
pemilihan antibiotika di rumah sakit umum Bhakti Rahayu Denpasar sudah
sesuai indikasi,. Laporan ini dapat sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan
bagi direktur dan jajaran managemen serta para dokter dalam menangani
pasien yang membutuhkan antibiotik dengan tatacara pemberian antibiotik
secara tepat dan bijak. Demikian laporan PPRA Bulan Desember 2018 di
Rumah Sakit Umum Bhakti Denpasar agar dapat di gunakan sebagai
mestinya.

10
NOTULENSI

Hari/Tanggal : Jumat, 7 Desember 2018


Tempat : Ruang perawatan LT.2
Waktu : 09.00 wita-selesai
Penyuluh : Tim sosialisasi PPRA
Kegiatan : Sosialisasi penggunaan antibiotika secara bijak kepada pasien dan keluarga

Hasil Kegiatan :
Paradigma penggunaan antibiotika pada masyarakat secara umum

 Membeli antibiotic tanpa resep dokter


 Minum antibiotika tidak tuntas
 Menginginkan antibiotika saat batuk dan pilek
 Menganggap tanpa minum antibiotika sakitnya tidak akan sembuh

Saran :
Adanya sosialisasi secara intensif dan berkesinambungan

Sosialisasi dilakukan secara rutin kepada pasien dan keluarga

Tingkatkan edukasi oleh petugas pada saat pasien pulang tentang cara mengkonsumsi
antibiotika di rumah

Letakkan leaflet di tempat-tempat/ ruang tunggu, agar informasi tentang penggunaan


antibiotika mudah didapatkan.

Notulen

Ni Putu Sri Utari

11

Anda mungkin juga menyukai