Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS DI

INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TAMAN HUSADA BONTANG

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

OLEH
RAODHATUL JANNAH

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis. Pasien yang terinfeksi tuberkulosis akan
memproduksi droplet yang mengandung sejumlah basil kuman tuberkulosis ketika
batuk, bersin atau berbicara. Penyakit tuberkulosis terbagi menjadi dua golongan
yaitu penyakit tuberkulosis paru dan tuberkulosis ekstra paru (Kemenkes RI, 2014).
Penyakit tuberkulosis berbeda dengan penyakit menular lainnya karena
penularannya yang cukup cepat dan masih menjadi masalah global yang sulit untuk
dipecahkan sehingga penyakit ini menjadi penyebab kematian ketiga terbesar
setelah penyakit kardiovaskular dan saluran pernapasan (Syamsudin, 2013). Dan
salah satu negara berkembang yang terinfeksi kasus tuberkulosis adalah Indonesia.
Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India (1.762.000) dan China
(1.459.000). Kemenkes RI memperkirakan bahwa setiap tahunnya terdapat
528.000 kasus baru tuberkulosis di Indonesia. Perkiraan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia tersebut mengacu pada hasil survei dari seluruh rumah sakit
(RS) yang menyatakan bahwa 220.000 penderita TB paru pertahun atau 500 orang
penderita perhari, inilah yang membuat Indonesia menduduki peringkat ketiga di
dunia dalam jumlah penderita tuberkulosis (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan Kementrian Kesehataran Republik Indonesia (Kemenkes RI)
menyatakan bahwa jumlah kasus TB di Indonesia pada tahun 2021 sebanyak
443.235 dan berdasarkan data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) per 2 Januari
2023 kasus TB meningkat menjadi 661.784 di tahun 2022. Tingginya prevalensi
penyakit tuberkulosis di Indonesia harus dilakukan pengendalian, salah satunya
dengan pengobatan. Tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat diobati dan
disembuhkan jika mengikuti prosedur pengobatan yang tepat.
Secara umum, evaluasi penggunaan obat merupakan proses yang dilakukan
secara terus menerus, menjamin mutu yang berstruktur untuk memastikan bahwa
obat yang digunakan itu tepat, aman, dan efektif. Dengan dilakukannya
pengevaluasian dalam penggunaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yaitu dengan
memantau kesesuaian dalam pemilihan obat, dosis, lama pemberian, dan ketepatan
indikasi dalam pengobatan TB paru. Penggunaan obat dengan dosis yang sesuai
akan menimbulkan efek pengobatan yang maksimal (Pameswari, 2016).
TB MDR (Tuberculosis Multi Drug Resistance) sering dikaitkan dengan
ketidakberhasilan dari penanganan terhadap pengobatannya. Hal ini dapat menjadi
gambaran mengenai bagaimana pengobatan anti tuberkulosis yang ada saat ini.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai negara untuk mencegah terjadinya
tuberkulosis, dan saat ini TB MDR menjadi masalah baru dalam upaya
pengendalian tuberkulosis terutama pada negara – negara dengan angka kejadian
kasus TB yang tinggi (Lemos and Matos, 2013).
Pasien tuberkulosis akan melalui dua tahap pengobatan yakni tahap intensif dan
tahap lanjutan. Obat-obatan yang dipakai sebagai lini pertama adalah Isoniazid (H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan Ethambutol (E). keempat obat ini tersedia
dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT). Dosis obat disesuaikan dengan berat
badan pasien. Pengobatan tahap awal menggunakan obat RHZE yang diminum
selama 56 hari, dan dilanjutkan dengan pemberian RH tiga kali seminggu selama
16 minggu (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan sumber data rekam medik RSUD Taman Husada Bontang dengan
kategori 10 besar penyakit rawat jalan tahun 2021, tuberkulosis menduduki
peringkat 10 dengan jumlah 175 kasus. Mengingat tuberkulosis merupakan
penyakit menular sehingga mengevaluasi dalam pengobatan tuberkulosis menjadi
hal penting untuk dianalisis, dan belum adanya penelitian mengenai evaluasi
penggunaan obat antituberkulosis di RSUD Taman Husada Bontang, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai topik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik pasien tuberkulosis di instalasi rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang?
2. Bagaimana pola pengobatan antituberkulosis pada pasien tuberkulosis di
instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang?
3. Bagaimana ketepatan penggunaan obat antituberkulosis pada pasien
tuberkulosis di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada
Bontang?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis penggunaan obat antituberkulosis di instalasi rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang

2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui karakteristik pasien tuberkulosis di instalasi rawat jalan Rumah
Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang
b) Mengetahui pola pengobatan antituberkulosis pada pasien tuberkulosis di
instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Taman Husada Bontang
c) Menganalisis ketepatan penggunaan obat antituberkulosis pada pasien
tuberkulosis di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada Bontang
METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan
data rekam medik secara retrospektif. Penelitian retrospektif adalah penelitian yang
berdasarkan pengambilan data yang telah terjadi atau masa lampau.

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental. Penelitian
deskriptif non eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan
menjelaskan terhadap variabel yang akan diteliti, dimana peneliti tidak melakukan
perlakuan apapun terhadap sampel penelitian.

3. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Penelitian


Populasi pada penelitian ini adalah pasien tuberkulosis yang terdapat pada
catatan data rekam medik pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Taman
Husada Bontang Periode Juni 2022 – Juni 2023.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang berasal dari data rekam medik.
a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
1) Pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan lengkap selama 6 bulan
2) Pasien rawat jalan tuberkulosis paru yang berusia ≥15 tahun
3) Pasien yang memiliki data rekam medik mecakup identitas pasien,
diagnosis, gejala, obat yang diresepkan, dosis, hasil tes BTA, tahapan
pengobatan dan hasil pengobatan
b. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
1) Pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan tidak lengkap selama 6 bulan
2) Pasien rawat jalan tuberkulosis paru yang berusia < 15 tahun
3) Pasien dengan data rekam medik yang tidak memenuhi kriteria inklusi
4) Pasien hamil penderita TB paru
5) Pasien TB paru dengan penyakit komplikasi
6) Pasien TB paru dengan HIV
7) Pasien TB paru pengobatan lengkap yang tidak memenuhi kriteria sembuh
8) Pasien TB paru yang dinyatakan meninggal

Penentuan sampel dilakukan dengan metode Slovin dengan rumus sebagai berikut:

𝑁
n = 1 + 𝑁 (𝑒2 )

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi yang diambil

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel


yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%)

4. Variabel Penelitian dan Definisi


Variabel bebas pada penelitian ini adalah karakteristik pasien meliputi usia,
berat badan, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, sedangkan variabel terikat
pada penelitian ini adalah penggunaan obat antituberkulosis yang meliputi tepat
indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat lama pemberian obat.
Definisi operasional pada penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
a. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang organ paru yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
b. Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan
c. Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara biologis
sejak seseorang lahir
d. Berat badan adalah ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam
keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun
e. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia
f. Tempat tinggal adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka
waktu tertentu
g. Penggunaan antibiotik adalah kesesuaian penggunaan obat meliputi tepat
indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, dan tepat lama pemberian obat
pada pasien tuberkulosis paru
h. Tepat indikasi adalah pemberian obat pasien tuberkulosis paru sesuai dengan
hasil diagnosis dokter
i. Tepat pasien adalah pemberian obat tuberkulosis paru sesuai riwayat penyakit
pasien tuberkulosis paru
j. Tepat obat adalah pasien menerima pemilihan obat antituberkulosis dengan
hasil kategori diagnosis
k. Tepat dosis adalah pasien tuberkulosis paru menerima jumlah atau dosis OAT
yang sesuai dengan pedoman
l. Tepat lama pemberian obat adalah pasien menerima OAT selama 6 bulan sesuai
dengan catatan rekam medik
5. Data dan Sumber Data Penelitian
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah
data hasil survei atau eksplorasi yang mana data tersebut telah ada tetapi peneliti
hanya mencari melalui survei atau analisis. Dan data sekunder diambil dari rekam
medik yang dikumpulkan secara retrospektif terhadap semua pasien rawat jalan
tuberkulosis paru di RSUD Taman Husada Bontang periode Juni 2022 – Juni 2023
yang sesuai dengan kriteria inklusi.

6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik data penelitian diperoleh dari rekam medik yang dikumpulkan dengan
teknik pengumpulan secara purposive sampling yakni teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, yang pada penelitian ini berdasarkan pada kriteria
inklusi. Kemudian data tersebut akan diolah dan dijelaskan melalui tabel atau
diagram.

7. Teknik Analisis Data


Hasil penelitian yang didapat kemudian dicatat, dikelompokkan dan dianalisis
menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui penggunaan obat
antituberkulosis yang ditinjau dengan membandingkan dengan pedoman yang telah
ditentukan. Kemudian data akan diolah menggunakan Microsoft Excel, pengolahan
menggunakan distribusi frekuensi dengan hasil persen (%).
8. Rancangan Penelitian
Skema rancangan penelitian sebagai berikut:
Pasien penderita tuberkulosis di RSUD Taman
Husada Bontang Periode Juni 2022 – Juni
2023

Sampling

Sampel pasien tuberkulosis paru di RSUD


Taman Husada Bontang

Rekam medik

Analisis rekam medik

Pengelompokkan dan analisis data

Analisis data

Pola pengobatan penyakit tuberkulosis di


RSUD Taman Husada Bontang
Keterangan :

Tidak dilakukan

Dilakukan
9. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juli – Agustus 2023 dengan mengambil
data rekam medik pasien tuberkulosis paru dan penelitian ini akan dilakukan di
RSUD Taman Husada Bontang.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis : Indonesia Bebas Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Survei Prevalensi Tuberkulosis


2013-2014. Jakarta
Lemos A.C.M. and Matos E.D. 2013. Multidrug-Resistant Tuberculosis. Brazilian
Journal of Infectious Diseases, 17 (2), 239–246.
Pameswari. 2016. Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Tuberkulosis di
Rumah Sakit Mayjen H . A . Thalib Kabupaten Kerinci. Jurnal Sains Farmasi
& Klinis, 2(2), 116 -121
Syamsudin, K, & Sesilian A. 2013. Buku Ajar Farmakoterapi Gangguan Saluran
Pernapasan. Jakarta : Satelit Merdeka

Anda mungkin juga menyukai