Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM NASIONAL

SASARAN III

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS

DISUSUN OLEH :

ALI SHOPIYULLOH (20170310066)

DEMI SAHHAN (20170310033)

FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA

2017
SASARAN III:
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
Standar 3

Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit


beserta monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan:
a) promosi kesehatan;
b) surveilans tuberkulosis;
c) pengendalian faktor risiko;
d) penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
e) pemberian kekebalan; dan
f) pemberian obat pencegahan

Standar 3.1

Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan


penanggulangan tuberkulosis.

Standar 3.2

Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai


peraturan perundang-undangan.

Standar 3.3

Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian


faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan Standar 3 sampai dengan Standar 3.3

374
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi
kesehatan masyarakat , menurunkan angka kesakitan , kecatatan atau kematian,
memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif
yang ditimbulkan akibat tubekulosis.
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan
yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang
benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, penobatan , pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku
sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit
b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi
yang diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan
tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat,
pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistensi obat.
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi
tuberkulosis di rumah sakit pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan
untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis,
yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan
infeksi tuberkulosis di rumah sakit
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis.
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasienyang datang kerumah
sakit, setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan
tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan
sesuai tata laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran
tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturanperundangundangan.
e) Pemberian kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap
bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberkulosis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
f) Pemberian obat pencegahan.
Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada
anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien
tuberkulosisi aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak
terdiagnosa tuberkulosis; pupulasi tertentu lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan.
375

Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah


ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana
dan manajemen yang handal.

Elemen Penilaian Standar 3


1) Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis
di rumah sakit dan ada rencana kegiatan penanggulangan tuberkulosis
dengan strategi DOTS dalam perencanaan rumah sakit. (R)
2) Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam program pelayanan tuberkulosis termasuk
pelaporannya. (D,W)
3) Ada bukti upaya pelaksanaan promosi kesehatan tentang tuberkulosis. (D,W)
4) Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis dan pelaporannya. (D,W)
5) Ada bukti pelaksanaan upaya pencegahan tuberkulosis melalui pemberian
kekebalan dengan vaksinasi atau obat pencegahan. (D,W)

Elemen Penilaian Standar 3.1


1. Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan program kerjanya. (R)
2. Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program
penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
5. Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi a) sampai dengan f) di maksud
dan tujuan. (D,W)

Elemen Penilaian Standar 3.2


1. Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
2. Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis
paru dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang
memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
3. Tersedia ruang pengambilan specimen sputum yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
4. Tersedia ruang laboratorarium tuberkulosis yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)

Elemen Penilaian Standar 3.3

1. Rumah sakit memiliki panduan praktek klinis tuberkulosis. (R)


376
2. Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap panduan praktek klinis tuberkulosis.
(D,O,W)
3. Terlaksana proses skrining pasien tuberkulosis saat pendaftaran. (D,O,W)
4. Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat kontak
dengan pasien atau specimen. (O,W)
5. Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat
kontak dengan pasien. (O,W)

Anda mungkin juga menyukai