Anda di halaman 1dari 4

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN

TUBERKULOSIS – SNARS 2018


23 Februari 2018 m taufik harahap Program Nasional

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit


Program Nasional
SASARAN III
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
Maksud dan Tujuan Standar 3 sampai dengan Standar 3.3

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa upaya kesehatan


yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif
yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat , menurunkan angka kesakitan ,
kecatatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan akibat tubekulosis.

Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi:

a.
a. Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar
dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, penobatan , pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu
pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit
b. Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang
diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan tuberkulosis, seperti
pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan
tuberkulosis resistensi obat.
c. Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi
penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi
penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
d. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis. Penemuan kasus tuberkulosis
dilakukan melalui pasien yang datang kerumah sakit, setelah pemeriksaan,
penegakan diagnosis, penetapan klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis.
Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pada
pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai
dengan peraturanperundang undangan.
e. Pemberian kekebalan. Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian
imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman
tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f. Pemberian obat pencegahan. Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan
yang ditujukan pada :

a.
a.
 anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien
tuberkulosisi aktif;
 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa
tuberkulosis;
 populasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit adalah ketersediaan tenaga-


tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.

Standar 3

Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta


monitoring dan evaluasinya melalui kegiatan:

a.
a.
 promosi kesehatan;
 surveilans tuberkulosis;
 pengendalian faktor risiko;
 penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis;
 pemberian kekebalan; dan
 pemberian obat pencegahan.

Elemen Penilaian

a.
a.
 Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan penanggulangan
tuberkulosis di rumah sakit dan ada rencana kegiatan
penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam
perencanaan rumah sakit. (R)
 Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan
keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan
tuberkulosis termasuk pelaporannya. (D,W)
 Ada bukti upaya pelaksanaan promosi kesehatan tentang
tuberkulosis. (D,W)
 Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosis dan pelaporannya.
(D,W)
 Ada bukti pelaksanaan upaya pencegahan tuberkulosis melalui
pemberian kekebalan dengan vaksinasi atau obat pencegahan.
(D,W)

Standar 3.1

Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan
tuberkulosis.

Elemen Penilaian

a.
a.
 Ada bukti terbentuknya tim DOTS dan program kerjanya. (R)
 Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan
tuberkulosis. (D,W)
 Ada bukti pelaksanaan program tim DOTS. (D,W)
 Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program
penanggulangan tuberkulosis. (D,W)
 Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi a) sampai dengan f)
di maksud dan tujuan. (D,W)

Standar 3.2

Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan.

Elemen Penilaian

 Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
 Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru
dewasa maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat inap yang memenuhi
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
 Tersedia ruang pengambilan specimen sputum yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
 Tersedia ruang laboratorarium tuberkulosis yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis. (O,W)
Standar 3.3

Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko
tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.

Elemen Penilaian

 Rumah sakit memiliki panduan praktek klinis tuberkulosis. (R)


 Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap panduan praktek klinis tuberkulosis.
(D,O,W)
 Terlaksana proses skrining pasien tuberkulosis saat pendaftaran. (D,O,W)
 Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat kontak
dengan pasien atau specimen. (O,W)
 Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan alat pelindung diri (APD) saat
kontak dengan pasien. (O,W)

Anda mungkin juga menyukai