Anda di halaman 1dari 9

26

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

(Kemenkes RI, 2019).

Peran Puskesmas sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis,

Puskesmas dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan yang jauh

ke depan unuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut

ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui

sistem perencanaan yang matang dan realitas, tata laksana kegiatan yang

tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Adapun

kedepannya, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemantauan teknologi

informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara

komperehensif dan terpadu. Dengan kata lain Puskemas mempunyai

kewenangan dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat

dan wilayah kerjanya

1. Wilayah Puskesmas

Wilayah Puskesmas merupakan satu kecamatan/ sebagian dari

kecamatan. Faktor dari kepadatan penduduk sangat mempengaruhi

26
27

dalam pembagian wilayah Puskesmas. Hal ini dikarenakan luas daerah,

keadaan geografis dan keadaan infrastruktur sangat mempengaruhinya.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan

yang meliputi :

a. Promotif (Peningkatan Kesehatan) adalah meningkatkan agar status

kesehatan masyarakat menjadi semakin meningkat.

b. Preventif (Upaya Pencegahan) adalah mencegah jangan sampai

terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat.

c. Kuratif (Pengobatan) adalah digunakan untuk orang-orang sakit atau

dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses

menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis.

d. Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan) adalah proses menjaga agar

seseorang yang sudah sembuh belum 100% sembuh kembali bugar

seperti semula.

3. Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam

melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

a. Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi Puskesmas yang

terintegrasi;

b. Menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas,

berkesinambungan, dan mudah diakses;

27
28

c. Meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya

melalui penguatan manajemen Puskesmas. (Kemenkes RI, 2019).

B. Kegiatan Pokok Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

a. Pelayanan promosi kesehatan

b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, termasuk

pelayanan usia sekolah dan remaja

d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

a. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

b. Pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional

c. Pelayanan kesehatan olahraga

d. Pelayanan kesehatan indera

e. Pelayanan kesehatan kerja

f. Pelayanan kesehatan haji

g. Pelayanan kesehatan jiwa

h. Pelayanan Perkesmas

3. Upaya Kesehatan Perorangan

a. Pelayanan rawat jalan

1) Pelayanan pemeriksaan umum

2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

b. Pelayanan gawat darurat

28
29

c. Screening mobile

C. Hal-hal Yang Berhubungan dengan Permasalahan

Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular secara langsung

yang menjadi perhatian global. Saat ini, berbagai upaya pencegahan dan

pengendalian tuberculosis sudah dilakukan sehingga jumlah insiden dan

mortalitas yang disebabkan oleh tuberculosis mulai menurun.

1. Definisi Tuberculosis

Tuberculosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan

terutama oleh basil tahan asam yang dikenal dengan Mycobacterium

Tuberculosis. Saat ini TBC telah diakui sebagai permasalahan kesehatan

masyarakat karena menurunkan derajat kesehatan jutaan orang setiap

tahunnya dan saat ini menjadi penyebab kedua kematian akibat penyakit

menular diseluruh dunia setelah HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Secara klinis, tuberculosis terbagi atas dua jenis yaitu TBC paru dan TBC

ekstra paru. Sedangkan, tuberculosis paru terbagi menjadi dua yaitu

sputum dahak positif dan sputum dahak negatif.

Seorang pasien TBC BTA+ merupakan sumber infeksi yang paling

penting dikarenakan penyakit TBC akan ditularkan melalui droplet saat

batuk, bersin dan jalur pernafasan lain. Meskipun, tidak semua individu

yang terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis akan mengembangkan

penyakit tuberculosis, faktor pendukung pengembangan TBC pada tubuh

bergantung pada banyak determinan epidemiologi seperti usia, jenis

kelamin, kelas sosio-ekonomi, keadaan lingkungan (kepadatan hunian,

29
30

keberadaan ventilasi), durasi paparan, frekuensi terpapar serta sistem

imun pada individu (Ummi Khoirul Hafidzah, 2018: 7).

2. Definisi Screening Tuberculosis

Screening atau penapisan merupakan suatu proses pendeteksian

kasus kesehatan pada populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai

dengan jenis penyakit yang akan di deteksi dini dengan upaya

meningkatkan kesadaran untuk pencegahan dan diagnosis dini bagi

kelompok yang termasuk dalam risiko tinggi (Najmah, 2015: 97). Selain

itu, beberapa ahli epidemiologi menjelaskan skrining sebagai berikut,

menurut Webb (dalam Najmah, 2015) screening adalah metode tes

sederhana yang digunakan secara luas pada populasi sehat atau

populasi yang tanpa gejala penyakit (asimptomatik). Menurut Bonita et al

(dalam Najmah, 2015), screening adalah proses menggunakan tes dalam

skala besar untuk mengidentifikasi adanya penyakit pada orang sehat.

3. Cara Penularan Tuberculosis

Sumber penularan merupakan pasien TBC BTA positif (BTA+) melalui

percikan renik dahak. Namun bukan berarti pasien dengan hasil TBC BTA

negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal ini

dikarenakan jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji < 5.000

kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi dengan uji mikroskopis

langsung.

a. Tingkat Penularan

Pasien TBC BTA negatif masih memiliki kemungkinan untuk

menularkan penyakit TBC. Tingkat penularan pasien TBC BTA positif

adalah 65%, pasien TBC BTA negatif dengan hasil kultur positif

30
31

adalah 26%, serta pasien TBC dengan hasil kultur negatif namun foto

toraks positif adalah 17%.

b. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang

mengandung percik dahak yang infeksius.

c. Jumlah percikan dahak

Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara

dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/ percik renik) dimana

dalam sekali batuk menghasilkan >3000 percikan dahak.

4. Diagnosis Tuberculosis

Diagnosis TBC (Tuberculosis) adalah suatu upaya untuk menegakkan

seseorang sebagai pasien TBC sesuai dengan keluhan dan gejala

penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.

a. Diagnosis TB Paru

(1) Dalam upaya pengendalian TBC secara Nasional, maka diagnosis

pada TBC paru dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan

pemeriksaan bakteriologis antara lain seperti pemeriksaan

mikroskopis langsung, biakan dan tes cepat.

(2) Jika pemeriksaan secara bakteriologis hasilnya negatif, maka

dilakukan penegakan diagnosis TBC secara klinis menggunakan

pemeriksaan klinis dan penunjang (setidaknya foto toraks) yang

sesuai dan ditetapkan oleh dokter terlatih TBC.

(3) Pada sarana terbatas penegakan diagnosis secara klinis

dilakukan setelah pemberian terapi antibiotika spektrum luas (Non

OAT dan Non Kuinolon) yang tidak memberikan perbaikan klinis.

31
32

(4) Tidak dibenarkan mendiagnosis TBC dengan pemeriksaan

serologis atau hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks atau

pemeriksaan uji tuberculin saja. Foto toraks tidak selalu

memberikan gambaran yang spesifik pada TBC paru sehingga

dapat menyebabkan terjadi overdiagnosis ataupun

underdiagnosis.

(5) Diagnosis lain untuk TBC paru adalah pemeriksaan dahak

mikroskopis langsung, nantinya terduga pasien TBC diperiksa

contoh uji dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu). Ditetapkan

sebagai pasien TBC apabila minimal 1 (satu) dari pemeriksaan

contoh uji dahak SPS hasilnya BTA positif.

b. Tujuan Diagnosis

Menurut Daniels (dalam Nizar, 2017: 80), diagnosis pada masing-

masing individu memiliki perbedaan yang fundamen terhadap

masalah status kesehatan dalam kehidupannya, walaupun memiliki

ras dan tubuh yang sama. Selain itu, diagnosis bertujuan untuk

meramal prognosis suatu penyakit dalam beberapa situasi atau

respon terhadap pengobatan yang diberikan. Sutanto (dalam Nizar,

2017: 81) menyatakan jika tujuan diagnosis selain untuk menegakkan

diagnosis juga sebagai alat evaluasi hasil pengobatan meskipun

setiap alat diagnostic memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing.

5. Alur Pelayanan Klinik TB di Puskesmas Baturusa

Pasien dengan kunjungan sakit atau memiliki keluhan datang ke

Puskesmas Baturusa menuju meja pendaftaran untuk mendaftarkan diri

32
33

dan mengkonfirmasi jenis kepesertaan (BPJS/ Umum). Pasien BPJS

dapat diarahkan menuju Poli Umum, Poli KIA-KB, Poli Anak, dan Poli Gigi

sesuai dengan keluhan dan kepentingan, jika selanjutnya terdeteksi

memiliki gejala TBC dapat diarahkan ke klinik TB untuk tatalaksana lebih

lanjut.

Untuk pasien kunjungan sehat atau pasien sehat yang memiliki riwayat

kontak dengan pasien TB dapat juga dilakukan screening tuberculosis,

yang bersangkutan mengkonfirmasi bahwa mereka merupakan pasien di

wilayah kerja Puskesmas Baturusa dan terdaftar di FKTP Puskesmas

Baturusa, kemudian dapat langsung diarahkan ke klinik TB untuk

dilakukan deteksi dini TB atau screening.

33
34

Gambar 3.1
Alur Pelayanan Klinik TB Puskesmas Baturusa

34

Anda mungkin juga menyukai