II. SAMSAT TB
SAMSAT TB terbentuk pada tahun 2017 terdiri dari anggota masyrakat yang berada
disekitar wilayah kerja masyarakat puskesmas yang dilatih tentang pengetahuan TB
yang ada dimasyarakat dan memiliki jejaring terkait dengan perangkat kelurahan
Dari data tahun 2015 angka penemuan pasien TB dengan konfirmasi BTA
positif berjumlah 27 pasien yang diobati dan angka kesembuhan 26 pasien
disebabkan 1pasien meninggal dunia karena komplikasi penyakit lain,dan pada
tahun 2016 penemuan kasus TB. Dengan BTA positif berjumlah 31pasien yang
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
diobati dan angka kesembuhan 30 pasien dinyatakan sembuh dan pengobatan
lengkap 1pasien mengalami gagal sembuh disebabkan factor usia yang sudah lanjut.
Berdasarkan data diatas maka salah satu bentuk pelayanan kesehatan didalam
gedungPuskesmas Basuki Rahmat membuat kerangka acuan yang mengacu pada
upaya Pengendalian penyakit menular adalah dengan dibentuknya SAMSAT.TB
yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,mencegah penularan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
KEGIATAN POKOK
KantongTB dibuat dengan cara dicetak hal ini sangat efektip untuk pemantauan
pengobatan pasient Tb.
e.Pembuatan kartu peserta pengobatan TB
N
Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
o
1 Penanggungjawab Dokter 2
D3
2 Tenaga Teknis 3
keperawatan
Analis
3 Tenaga Teknis 2
kesehatan
B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab
dr.Dedy fadliansyah putra
Wakil
dr.Yunice kurniati
Pamong TB
Yeti sartika,am.kep
Y
Analis Anggota
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
1. Penanggung Jawab Poli p2TB Puskesmas
Penanggung jawab p2TB Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis poli p2TB
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan p2TB.Paru
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
p2TB.Paru
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
5. Penularan TB
Sumber Penularan TB
Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman
TB dalam dahaknya.Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udaradalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik
renik).infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang
mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kumansebanyak 0-3500
M.tuberculosis.Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500–
1.000.000 M.tuberculosis.
Perjalanan Alamiah TB Pada Manusia.
Terdapat 4 tahapan perjalanan alamiah penyakit.Tahapan tersebut
meliputitahap paparan, infeksi,menderita sakit dan meninggal dunia, sebagai
berikut:
6. Paparan
Peluang peningkatan paparan terkait dengan:
Jumlah kasus menular di masyarakat.
• Peluang kontak dengan kasus menular.
• Tingkat daya tular dahak sumber penularan.
• Intensitas batuk sumber penularan.
• Kedekatan kontak dengan sumber penularan.
• Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan.
7. Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah infeksi. Lesi
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam lesi tersebut
(dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali tergantung dari daya tahun tubuh
manusia.Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi
sebelum penyembuhan lesi.
8. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari:
• Konsentrasi/jumlah kuman yang terhirup
• Lamanya waktu sejak terinfeksi
• Usia seseorang yang terinfeksi
• Tingkat daya tahan tubuh seseorang. Seseorang dengan daya tahan tubuh
yang rendah diantaranya infeksi HIV AIDS dan malnutrisi (gizi buruk) akan
memudahkan berkembangnya TB Aktif (sakit TB).
• Infeksi HIV. Pada seseorang yang terinfeksi TB, 10% diantaranya akan
menjadi sakit TB. Namun pada seorang dengan HIV positif akan
meningkatkan kejadian TB. Orang dengan HIV berisiko 20-37 kali untuk sakit
TB dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV, dengan demikian
penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
• Meninggal dunia
Faktor risiko kematian karena TB:
• Akibat dari keterlambatan diagnosis
• Pengobatan tidak adekuat.
• Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit penyerta.
Pada pasien TB tanpa pengobatan, 50% diantaranya akan meninggal dan risiko
ini meningkat pada pasien dengan HIV positif. Begitu pula pada ODHA,25%
kematian disebabkanoleh
Strategi penanggulangan TB dalam pencapaian eliminasi nasional TB meliputi:
• Penguatan kepemimpinan program TB di puskesmas
1) Promosi: Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial
2) Regulasi dan peningkatan pembiayaan
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
3) Koordinasi dan sinergi program
• Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
1) Peningkatan jejaring layanan TB melalui PPM (publicprivatemix)
2) Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat
3) Peningkatan kolaborasi layanan melalui TB-HIV, TB-DM,MTBS, PAL, dan lain
sebagainya
• Inovasi diagnosis TB sesuai dengan alat/saran diagnostik yang baru
• Kepatuhan dan Kelangsungan pengobatan pasien atau Case holding
• Bekerja sama dengan asuransi kesehatan dalam rangka Cakupan Layanan
Semesta (healthuniversal coverage).
• Pengendalian faktor risiko
1) Promosi lingkungan dan hidup sehat.
2) Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB
3) Pengobatan pencegahan dan imunisasi TB
4)Memaksimalkan penemuan TB secara dini,mempertahankan cakupan dan
keberhasilan pengobatan yang tinggi.
-Peningkatan kemitraan TB melalui Forum Koordinasi TB
1) Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB
2) Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB diwilayah kerja puskesmas
• Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulanganTB
1) Peningkatan partisipasi pasien, mantan pasien, keluargadan Masyarakat.
2) Pelibatan peran masyarakat dalam promosi, penemuan kasus, dan dukungan
pengobatan TB
3)Pemberdayan masyarakat melalui integrasi TB di upaya kesehatan berbasis
keluarga dan masyarakat
• Penguatan manajemen program (health system strenghtening)
1) SDM
2) Logistik
3) Regulasi dan pembiayaan
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
4) Sistem Informasi, termasuk mandatory notification
5) Penelitian dan pengembangan inovasi program
Upaya pengendalian P2TB dipuskesmas meliputi beberapa kegiatan:
A.Pelacakan kasus TB.paru
Pelacakan kasus TB.paru dilaksanakan pada pasien yang memiliki gejala batuk
lama,berat badan menurun,lemas,demam,sering berulang dan pada kelompok
terentu yang memiliki fakto r resiko TB.
B.Pelacakan kasus TB.mangkir
Pelacakan kasus TB.mangkir merupakan upaya pencegahan terjadinya
resistensi obat dan akan mengakibatkan peningkatan penularan kasus TB.
C.Pengawasan kepatuhan minum obat
Pengawasan kepatuhan minum obat pada penderita TB.paru guna untuk
pencapaian target kesembuhan pada pengobatan penderita TB.
D.Kerjasama dalam pendataan penderita TB dengan HIV dipraktek dokter swasta
wilayah kerja puskesmas.Kerjasama dalam hal ini guna pencapaian target
penemuan kasus TB.paru diwilayah kerja puskesmas.
E.Pemeriksaan kontak serumah pada penderita TB.paru
Hal ini dilaksanakan untuk antisifasi penularan TB.Paru pada anggota keluarga
yang tinggal bersama dalam satu rumah dengan penderita TB.paru.
F.Penyuluhan p2TB
Pelaksanaanpada keluarga penderita TB.paru,masyarakat guna peningkatan
pengetahuan tentang kasus TB.Paru di masyarakat.
Program samsat tb ini mengupayakan bagaimana puskesmas meningkatkan
pelayanan masyarakat setempat dapat mengatasi masalah TB di wilayah puskesmas
melalui dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )