Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2019

PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG


SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
I. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Puskesmas Basuki rahmat adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu,merata,dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat,dengan peran serta aktif masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal,tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas merupakan pelayanan preventif,promotif,kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan(UKP) atau upaya kesehatan
masyarakat (UKM).
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan di puskesmas yang mengacu pada
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) adalah
pelayanan penatalaksanaan pasien TB.paru melalui program puskesmas P2 TB.paru
yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,mencegah penularan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
didunia ini.pada tahun 1992 world healt organization (WHO) telah mencanangkan
tuberculosis sebagai GLOBAL EMERGENCY laporan WHO th.2004 menyatakan
bahwa terdapat 8,8juta kasus baru tuberculosis,dimana 3,9juta adalah kasus BTA
(basil tahan asam)
Positif.setiap detik ada satu orang terinfeksi tuberculosis didunia ini ,dan
sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi tuberkulosis didunia ini,jumlah terbesar
kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus TB didunia.
Diperkirakan terdapat 2juta kematian akibat tuberkulosis,jumlah terbesar kematian
akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortality sebesar
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
39 orang per 100.000 penduduk.di Indonesia berdasarkan survey kesehatan rumah
tangga (SKRT) tahun 2001 disebutkan bahwa bahwa TB merupakan penyebab
kematian yang utama.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015,
diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan
63.000 kasus TB dengan HIV positif(25 per 100.000 penduduk).Angka Notifikasi
Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129
per 100.000 penduduk.Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314.965
adalah kasus baru. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB
diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-ROdiperkirakan sebanyak 6700
kasus yang berasal dari 1,9% kasus TBRO dari kasus baru TB dan ada 12%
kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan ulang.
Di pukesmas Basuki Rahmat sejak tahun 2016 angka penemuan kasus
TB berjumlah 31 orang dinyatakan positif dengan hasil rontgen positif degan
jumlah pendduk 4443rb jiwa sesuai dengan target yang telah ditetapkan
puskesmas hanya mencapai 29% capaian penemuan kasus,angka kesembuhan
hampir mencapai target yang ditetapkan 85% sedangkan puskesmas basuki
rahmat mencapai 43,8% dari target dan pada tahun 2017 jumlah pasien TB yang
ditemukan dan belum mencapai target dari jumlah penduduk 43287 jiwa
puskesmas hanya mencapai 50%,pada tahun 2018 jumlah pasien TB yang
ditemukan 42 orang dinyatakan positif ada peningkatan dari tahun sebelumnya
tetapi belum mencapai target yang ditentukan.salah satu program untuk
pencapaian target penemuan kasus diwilayah kerja puskesmas Basuki rahmat
yaitu terbentuknya Samsat TB.
 program pelayanan petugas kesehatan ke rumah warga untuk
mendata dan menindak lanjuti apabila terdapat permasalahan kesehatan warga.
Selain itu, layanan ini juga melakukan edukasi kesehatan secara langsung
kepada masyarakat.program juga turut berjalan dalam penemuan kasus TBC
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
secara aktif kolaborasi dalam TB-HIV, TB-DM, TB-MTBS (Anak), TB-Gizi dan TB-
Bumil. Kemudian, hasil kegiatan yang telah dijalankan akan dilaporkan kepada
bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk ditindaklanjuti.Penemuan
kasus TB dilaksanakan melalui pemeriksaan pada kasus HIV, kasus diabetes
mellitus, kasus TB pada anak, kasus gizi kurang dan pada ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya. Program ini adalah kampanye Temukan Obati
Sampai Sembuh Tuberkulosis Program tersebut, dilaksanakan dengan
menyebarluaskan pesan kepada pengunjung Puskesmas selama bulan Maret
2018 melalui media penyuluhan.

program pencegahan penyakit TB turut melibatkan rumah sakit dan


partisipasi masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan
kampanye ini menyebar dengan luas. "Pengembangan layanan TB DOTS di
Rumah Sakit, Pengembangan layanan satelit TBC Resisten Obat di Puskesmas
serta Pengembangan layanan Tes Cepat Molekuler di beberapa Rumah Sakit di
Kota palembang,
Pembentukan samsat TB di wilayah puskesmas. Kelompok ini, sebagai
wadah untuk menghasilkan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan
khususnya TB.SAMSAT TB yang beranggotakan masyarakat dan kader
kesehatan diwilayah kerja puskesmas Basuki Rahmat.

II. SAMSAT TB

SAMSAT TB terbentuk pada tahun 2017 terdiri dari anggota masyrakat yang berada
disekitar wilayah kerja masyarakat puskesmas yang dilatih tentang pengetahuan TB
yang ada dimasyarakat dan memiliki jejaring terkait dengan perangkat kelurahan

Dari data tahun 2015 angka penemuan pasien TB dengan konfirmasi BTA
positif berjumlah 27 pasien yang diobati dan angka kesembuhan 26 pasien
disebabkan 1pasien meninggal dunia karena komplikasi penyakit lain,dan pada
tahun 2016 penemuan kasus TB. Dengan BTA positif berjumlah 31pasien yang
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
diobati dan angka kesembuhan 30 pasien dinyatakan sembuh dan pengobatan
lengkap 1pasien mengalami gagal sembuh disebabkan factor usia yang sudah lanjut.

Berdasarkan data diatas maka salah satu bentuk pelayanan kesehatan didalam
gedungPuskesmas Basuki Rahmat membuat kerangka acuan yang mengacu pada
upaya Pengendalian penyakit menular adalah dengan dibentuknya SAMSAT.TB
yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,mencegah penularan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

KEGIATAN POKOK

Kegiatan didalam gedung puskesmas:

1. Sosialisasi program bersama satu atap obati TB staf Puskesmas Basuki


Rahmat.
2. Pembentukan tim pemantau orang sakit TBC(Pamong TB)Puskesmas Basuki
Rahmat
3. PembuatanRuangan pemeriksaan TB.
4. Pembuatan kantong tb
5. Pembuatan kartu peserta Pengobatan TB.
6. Pelatihan dan pembentukan kader TOSS TB.

ME LAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Sosialisasi program bersama satu atap obati tb
 Melalui Penyuluhan didalam gedung puskesmas basuki rahmat
 Pemasangan pamplate tentang TB dan pembagian leaflet tentang TB
 Pemeriksaan dan konsultasi untuk konseling tentang penyakit tb serta
pengobatan tb.
b. Pembentukan Tim pemantau orang sakit TBC
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
 Kegiatan dilaksanakan diwilayah kerja puskesmas melaui musyawarah dalam
pembentukan pamong tb yang diketuai pimpinan puskesmas
 Pembentukan struktur Pamong TB.
c. Pembuatan Ruanggan Pemeriksaan TB

 Ruanggan TB terpisah dengan ruanggan lain.


d.Pembuatan kantong TB

 KantongTB dibuat dengan cara dicetak hal ini sangat efektip untuk pemantauan
pengobatan pasient Tb.
e.Pembuatan kartu peserta pengobatan TB

 Kartu peserta TB dibuat untuk mempermudah pelayanan sakit tb


f. Pelatihan dan pembentukan kader Toss TB
 Pelatihan kader ini dilaksanakan diwilayah kerja puskesmas Basuki Rahmat
kader berasal dari kelompok masyarakat yang paham akan baca tulis.
SASARAN

 Penderita tb diwilayah kerja puskesmas


 Staf puskesmas Basuki Rahmat.
 Kader tb
dilakukan secara terpadu dan konsisten melalui pelatihan, monitoring pelaksanaan
program di lapangan, internal dan external chrosschecking, refresh training dan
penggunaan sistim skoring untuk evaluasi kinerja petugas kesehatan di Puskesmas
yang dilakukan secara berkala capaian kinerja

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di poli p2TB.Paru Puskesmas
adalah sebagai berikut:
Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )

N
Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah
o
1 Penanggungjawab Dokter 2
D3
2 Tenaga Teknis 3
keperawatan
Analis
3 Tenaga Teknis 2
kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan

Struktur p2p Poli TB.Paru

Penanggung jawab
dr.Dedy fadliansyah putra

Wakil
dr.Yunice kurniati

Pamong TB
Yeti sartika,am.kep
Y

Analis Anggota

1.mita anggaraini amk Mely Rosmalya am.kep


2.lidya arta.p amk Nurul Fitriani,Am.Keb

Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
1. Penanggung Jawab Poli p2TB Puskesmas
Penanggung jawab p2TB Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis poli p2TB
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan p2TB.Paru
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
p2TB.Paru
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

Tenaga teknis keperawatan dan analis Puskesmas mempunyai tugas dan


tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional p2TB.Paru sesuai kompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu P2.TB Poli paru
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja p2.poli TB.Paru
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab poli p2TB.Paru atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
Petugas A : bertanggung jawab atas
Dst
BATASAN OPERASIONAL
1. Puskesmas : Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.

2. .Salah satu program penanggulangan penyakit menular yaitu


SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
penanggulanggan TB.Paru.
3. Pelayanan kesehatan penangulanggan p2TB meliputi : aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan lebih menekankan unsur-unsur
sebagai berikut
a. Pro-aktif : berupa pelayanan kesehatan pada saat kegiatan Kunjungan
Rumah guna pelacakan kasus kontak serumah,pelacakan kasus TB.mangkir
b. Memberikan kemudahan proses pelayanan sebagai bentuk tidak
mendiskriminasikan penderita TB.
c. Mengupayakan capaian cakupan penemuan penderita TB.paru
d. Megupayakan capaian cakupan kesembuhan minimal 85% dari penderita
yang diobati.

4. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycobacterium tuberculosis.Terdapat beberapa spesies Mycobacterium,
antara lain: M.tuberculosis,M.africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga
dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium
selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada
saluran nafas dikenal sebagai MOTT(MycobacteriumOther Than Tuberculosis)
yang terkadang bias mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB.
Secara umum sifat kuman Mycobacterium tuberculosis antara lain adalah
sebagai berikut:
• Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 –0,6 mikron.
• Bersifat tahan asam dalam perwanraan dengan metode ZiehlNeelsen,
berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah mikroskop.
• Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein Jensen,
Ogawa.
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C.
• Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan
mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
•Kuman dapat bersifat dormant

5. Penularan TB
 Sumber Penularan TB
Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman
TB dalam dahaknya.Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udaradalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik
renik).infeksi akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang
mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung kumansebanyak 0-3500
M.tuberculosis.Sedangkan kalau bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500–
1.000.000 M.tuberculosis.
 Perjalanan Alamiah TB Pada Manusia.
Terdapat 4 tahapan perjalanan alamiah penyakit.Tahapan tersebut
meliputitahap paparan, infeksi,menderita sakit dan meninggal dunia, sebagai
berikut:
6. Paparan
Peluang peningkatan paparan terkait dengan:
Jumlah kasus menular di masyarakat.
• Peluang kontak dengan kasus menular.
• Tingkat daya tular dahak sumber penularan.
• Intensitas batuk sumber penularan.
• Kedekatan kontak dengan sumber penularan.
• Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan.
7. Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6–14 minggu setelah infeksi. Lesi
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam lesi tersebut
(dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali tergantung dari daya tahun tubuh
manusia.Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi
sebelum penyembuhan lesi.
8. Faktor Risiko
Faktor risiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari:
• Konsentrasi/jumlah kuman yang terhirup
• Lamanya waktu sejak terinfeksi
• Usia seseorang yang terinfeksi
• Tingkat daya tahan tubuh seseorang. Seseorang dengan daya tahan tubuh
yang rendah diantaranya infeksi HIV AIDS dan malnutrisi (gizi buruk) akan
memudahkan berkembangnya TB Aktif (sakit TB).
• Infeksi HIV. Pada seseorang yang terinfeksi TB, 10% diantaranya akan
menjadi sakit TB. Namun pada seorang dengan HIV positif akan
meningkatkan kejadian TB. Orang dengan HIV berisiko 20-37 kali untuk sakit
TB dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV, dengan demikian
penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
• Meninggal dunia
Faktor risiko kematian karena TB:
• Akibat dari keterlambatan diagnosis
• Pengobatan tidak adekuat.
• Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit penyerta.
Pada pasien TB tanpa pengobatan, 50% diantaranya akan meninggal dan risiko
ini meningkat pada pasien dengan HIV positif. Begitu pula pada ODHA,25%
kematian disebabkanoleh
Strategi penanggulangan TB dalam pencapaian eliminasi nasional TB meliputi:
• Penguatan kepemimpinan program TB di puskesmas
1) Promosi: Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial
2) Regulasi dan peningkatan pembiayaan
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
3) Koordinasi dan sinergi program
• Peningkatan akses layanan TB yang bermutu
1) Peningkatan jejaring layanan TB melalui PPM (publicprivatemix)
2) Penemuan aktif berbasis keluarga dan masyarakat
3) Peningkatan kolaborasi layanan melalui TB-HIV, TB-DM,MTBS, PAL, dan lain
sebagainya
• Inovasi diagnosis TB sesuai dengan alat/saran diagnostik yang baru
• Kepatuhan dan Kelangsungan pengobatan pasien atau Case holding
• Bekerja sama dengan asuransi kesehatan dalam rangka Cakupan Layanan
Semesta (healthuniversal coverage).
• Pengendalian faktor risiko
1) Promosi lingkungan dan hidup sehat.
2) Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB
3) Pengobatan pencegahan dan imunisasi TB
4)Memaksimalkan penemuan TB secara dini,mempertahankan cakupan dan
keberhasilan pengobatan yang tinggi.
-Peningkatan kemitraan TB melalui Forum Koordinasi TB
1) Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB
2) Peningkatan kemitraan melalui forum koordinasi TB diwilayah kerja puskesmas
• Peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulanganTB
1) Peningkatan partisipasi pasien, mantan pasien, keluargadan Masyarakat.
2) Pelibatan peran masyarakat dalam promosi, penemuan kasus, dan dukungan
pengobatan TB
3)Pemberdayan masyarakat melalui integrasi TB di upaya kesehatan berbasis
keluarga dan masyarakat
• Penguatan manajemen program (health system strenghtening)
1) SDM
2) Logistik
3) Regulasi dan pembiayaan
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
4) Sistem Informasi, termasuk mandatory notification
5) Penelitian dan pengembangan inovasi program
Upaya pengendalian P2TB dipuskesmas meliputi beberapa kegiatan:
A.Pelacakan kasus TB.paru
Pelacakan kasus TB.paru dilaksanakan pada pasien yang memiliki gejala batuk
lama,berat badan menurun,lemas,demam,sering berulang dan pada kelompok
terentu yang memiliki fakto r resiko TB.
B.Pelacakan kasus TB.mangkir
Pelacakan kasus TB.mangkir merupakan upaya pencegahan terjadinya
resistensi obat dan akan mengakibatkan peningkatan penularan kasus TB.
C.Pengawasan kepatuhan minum obat
Pengawasan kepatuhan minum obat pada penderita TB.paru guna untuk
pencapaian target kesembuhan pada pengobatan penderita TB.
D.Kerjasama dalam pendataan penderita TB dengan HIV dipraktek dokter swasta
wilayah kerja puskesmas.Kerjasama dalam hal ini guna pencapaian target
penemuan kasus TB.paru diwilayah kerja puskesmas.
E.Pemeriksaan kontak serumah pada penderita TB.paru
Hal ini dilaksanakan untuk antisifasi penularan TB.Paru pada anggota keluarga
yang tinggal bersama dalam satu rumah dengan penderita TB.paru.
F.Penyuluhan p2TB
Pelaksanaanpada keluarga penderita TB.paru,masyarakat guna peningkatan
pengetahuan tentang kasus TB.Paru di masyarakat.
Program samsat tb ini mengupayakan bagaimana puskesmas meningkatkan
pelayanan masyarakat setempat dapat mengatasi masalah TB di wilayah puskesmas
melalui dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )
SAMSAT TB
(SATU ATAP BERSAMA OBATI TB )

Anda mungkin juga menyukai