PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang dapat menyerang hampir semua
bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang paru-paru, kondisi ini disebut ‘tuberkulosis
paru-paru’ (Queensland Health, 2017). Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi mycrobacterium tuberculosis yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan setiap
tahun cukup besar (Chuluq, et al, 2004). Kuman mycrobacterium tuberculosis paling sering
menyerang pada organ paru dengan sumber penularan adalah pasien TB BTA (Basil
TahanAsam) positif. Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih
menjadi masalah kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah
tertular TB paru, dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50
tahun). Tahun 2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB
paru (WHO, 2014). TB Paru merupakan penyakit dengan morbiditas tinggi dan sangat
mudah menyebar di udara melalui sputum (air ludah) yang dibuang sembarangan di jalan
oleh penderita TB Paru. Oleh sebab itu TB Paru harus ditangani dengan segera dan hati-
hati apabila ditemukan kasus tersebut di suatu wilayah (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan Global TB Report pada tahun 2019, Indonesia termasuk ke dalam lima
negara yang menyumbang kasus TB terbesar, di antaranya India (17%), Nigeria (11%),
Indonesia (10%), Pakistan (8%) dan Filipina (7%). Pemberitahuan kasus kambuh dan
baru di Indonesia selalu meningkat dari tahun 2015 sampai tahun 2019, yaitu terjadi
peningkatan sebesar 69,4% (WHO, 2020). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi
Yogyakarta angka prevalensi TB BTA (+) pada tahun 2019 meningkat dibandingkan
pada tahun 2018, yaitu sebesar 6,2% (Dinkes, 2020). Setiap tahun didapatkan 8-10 juta
kasus baru, 80% mengenai usia produktif penyakit ini membunuh 8000 orang setiap hari
atau 2-3 juta orang setiap tahun (Wirawandan I Ketut, 2008). Bila tidak dikendalikan,
dalam 20 tahun mendatang TB akan membunuh 35 juta orang. Melihat kondisi tersebut,
World Organisation Health (WHO) menyatakan TB sebagai kedaruratan global sejak tahun
1993 (WHO,2006).
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2018 jumlah penderita TB paru
sebanyak 6583 kasus, jumlah angka sembuh 3602 kasus, Jumlah angka pengobatan
1
lengkap sebanyak 2076 kasus, jumlah angka keberhasilan pengobatan sebanyak 5678,
Jumlah angka kematian sebanyak 257 kasus. (sumber : seksi pengendalian penyakit
Dinkes Prov NTB). Di Kabupaten Dompu tahun 2021 temuan kasus TB Paru yaitu
sebanyak 343 kasus. Jumlah pasien yang di obati sebanyak 343 kasus, Sembuh sebanyak
137 kasus, Pengobatan lengkap sebanyak 87 kasus, Meninggal 4 Kasus, Gagal 0 kasus,
Putus berobat 0 kasus, tidak di evaluasi/pindah sebanyak 115 kasus, Jumlah pasien yang
sudah dievaluasi sebanyak 228 kasus (Kemenkes,2021).
Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Ranggo sendiri berdasarkan informasi yang
dikutip dari Sistem Informasi Tuberculosis (SITB), jumlah kasus pada tahuan 2022
sebanyak 19 kasus, jumlah pasien sembuh sebanyak 9 kasus, pasien meninggal sebanyak
1 kasus, dan yang masih dalam proses pengobatan sebanyak 8 kasus. Maka dengan
alasan tersebut di atas penulis menyusun rancangan aktualisasi ini dengan judul
”Optimalisasi Pemanfaatan Jejaring Puskesmas Dalam Meningkatkan Cakupan
Penemuan Kasus TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ranggo”.
B. Deskripsi Organisasi
1. Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Dompu Tahun 2021 – 2026
Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Dompu periode 2021- 2026,
mengusung Visi Pembangunan Kabupaten Dompu dengan Terwujudnya mayarakat
Dompu yang MAHSYUR (Mandiri, Sejahtera, Unggul, dan Religius) dengan misi
Meningkatkan tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih, meningkatkan
kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi local yang berkelanjutan,
meningkatkan mutu pelayanan dasar dan pelayanan public yang transparan,
partisipatif dan berkeadilan, mewujudkan pembangunan insfrastuktur yang mantap
dan berwawasan lingkungan.
2. Profil Organisasi
Nama Instansi : Puskesmas Ranggo
Alamat : Jalan Lintas Lakey
Desa : Temblae
Kecamatan : Pajo
Kabupaten : Dompu
Provinsin : NTB
Kepada Puskesmas : Hidayat, S.Si.T.
Puskesmas Ranggo berada dalam wilayah kabupaten Dompu tepatnya di Desa
2
Tembalae kecamatan Pajo dengan luas wilayah kerja 135,32 km2. Puskesmas Ranggo
mempunyai wilayah kerja 6 Desa dengan jumlah penduduk 14.700 jiwa. Puskesmas
Ranggo memmiliki 4 puskesmas pembantu dan 4 polindes/poskesdes, dengan jenis
pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Puskesmas Ranggo
dengan jumlah pegawai/karyawan 137 orang, terdiri dari 35 orang PNS, dan 102 non
PNS. Adapun jumlah pegawai menurut jenis tenaga terdiri dari 2 orang dokter umum,
3 orang perawat gigi, 43 orang perawat, 48 orang bidan, 7 orang tenaga laboratorium,
2 orang apoteker, 2 orang asisten apoteker, 8 orang nutrisionis, 3 orang sanitarian, 1
orang sopir, 2 orang CS, Berikut adalah gambar bagan struktur organisasis pegawai
Puskesmas Ranggo:
3. Visi dan Misi Organisasi
Adapun visi dari Puskesmas Ranggoi adalah “Memberikan Pelayanan Yang
Tepat Dan Professional Menuju Masyarakat Pajo Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”,
yang dijabarkan dalam empat misi, yaitu :
a. Memberikan pelayanan yang tepat dan santun sesuai standar yang berkualitas,
terjangkau, tepat waktu dengan pelayanan 5S (Salam, Sapa, Santun, Senyum Dan
Sembuh)
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kegiatan preventif
dan promotif
c. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
d. Menggerakan dan meningkatkan peran lintas sektor untuk mendukung
pembangunan berwawasan kesehatan.
4. Tata Nilai Organisasi
Tata nilai Puskesmas Ranggo adalah “CERDAS”
a. Cermat dalam berfikir dan bertindak
b. Efisien dan efektif dalam bekerja
c. Ramah dan Ikhlas dalam Pelayanan
d. Damai dan Kekeluargaan
e. Aman dan Nyaman Lingkungannya
f. Salam, Sapa, Senyum, Santun dan Sehat.
5. Motto Organisasi
Motto Puskesmas Ranggo adalah “melayani dengan ramah dan ikhlas”.
3
6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang pusat kesehatan masyarakat, disebutkan bahwa Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Berikut adalah tugas
sekaligus fungsidari puskesmas, yaitu:
a. Optimalisasi sumber tenaga kesehatan dengan meningkatkan kemampuan kualitas
dan professional tenaga kesehatan dalam memberika pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat
c. Optimalisasi standar operasional prosedur (SOP) menuju pelayanan bermutu
d. Meningkatkan infrastruktur dan manajemen Puskesmas
e. Mengerakkan atau meningkaykan partisipasi dalam pembangunan kesehatan
f. Optimalisasi pertemuan lintas sector melalui rapat koordinasi tingkat desa
maupun kecamatan
7. Kedudukan Penulis dalam Struktur Organisasi
Penulis merupakan Terampil Pranata Laboratorium Kesehatan yang
menduduki jabatan fungsional pada UPTD Puskesmas Ranggo..
8. Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Terampil Pranata Laboratorium Kesehatan
Berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 08 Tahun
2006 mengatur tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan
Angka Kreditnya. Pranata Laboratorium Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan, pada
laboratorium kesehatan. tugas pelayanan laboratorium kesehatan secara menyeluruh
meliputi salah satu atau lebih bidang pelayanan yang terdiri dari:
a. Bidang hematologi
b. Kimia klinik
c. Mikrobiologi
d. Imunoserologi
4
e. Toksikologi
f. Kimia lingkungan
g. Patologi anatomi (histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi
molekuler)
h. Biologi dan fisika.
C. Tujuan
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS adalah:
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Termanfaatkannya jejaring puskesmas
b. Tersedianya Pot Dahak disetiap jejaring Puskesmas
c. Tersedianya media leafleat sebagai alat bantu edukasi kepada pasien atau keluarga
pasien
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Terjaringnya kasus TB Paru yang belum terdeteksi
b. Terwujudnya angka cakupan penemuan TB Paru
c. Teratasinya kasus TB Paru.
3. Tujuan Jangka Panjang
a. Terwujudnya mutu pelayanan Laboratorium kesehatan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Ranggo.
b. Terwujudnya Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Ranggo.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini meliputi kegiatan yang bersumber dari
inovasi sendiri dan kegiatan tersebut terdiri dari: Membuat SOP kegiatan penjaringan
kasus TB Paru, Membuat poster dan leafleat sebagai alat bantu edukasi kepada
keluarga, Melakukan penjemputan pot sampel dahak di jejaring, Melakukan Screaning
pemeriksaan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 11 Oktober – 14 November 2022,
kegiatan ini di aktualisasikan di wilayah kerja Puskesmas Ranggo.
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang muncul pada sebuah instansi akibat dari
kesenjangan antara realita (kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para
stakeholder). Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat
berasal dari hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS),
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) penulis sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan,
kegiatan yang diinisiatif oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta
penugasan dari atasan. Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of
Government (WoG), dan Pelayanan Publik, penulis menemukan beberapa isu sebagai
berikut:
1) Masih Tingginya Kasus TB Paru.
2) Masih Tingginya Kasus Hepatitis B.
3) Masih Tingginya Kasus Diabetes Militus.
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada
instansi kerja penulis, yaitu di UPTD Puskesmas Ranggo . Isu muncul dari hasil
observasi penulis selama bertugas sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan di UPTD
Puskesmas Ranggo.
B. Analisis Isu
Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan
perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi Laboratorium , perlu
ditentukan prioritas yang akan ditangani. Penentuan isu aktual prioritas dilakukan dengan
menggunakan skala dengan rentang angka 1-5 yang menyatakan bahwa isu tersebut “(1)
Tidak penting”, “(2) Kurang penting”, “(3) Cukup penting”, “(4) Penting”, “(5) Sangat
Penting”. Skala penilaian ini berepedoman pada 4 (empat) kriteria isu yang bersifat
Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak atau yang biasa disingkat dengan APKL.
Adapun penentuan isu aktualnya sebagai berikut :
6
Tabel 2.1. Analisis APKL
Kriteria
E R
No ISU A P K L
1 Masih tingginya kasus TB Paru 5 5 5 5 20 1
2 Masih tingginya kasus Hepatitis B 5 5 4 4 18 2
3 Masih tingginya kasus Diabetes Militus 5 4 4 4 17 3
Berdasarkan table 2.1. di atas, maka rangking pertama merupakan isu strategisnya
yaitu Masih tingginya kasus TB Paru. Apabila isu tersebut tidak diselesaikan, maka
akan berdampak pada bertambahnya kasus TB.
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan
proses analisis masalah untuk menentukan masalah mana yang merupakan prioritas yang
dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas masalah yakni berupa USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan tingkat
kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak, dan sebagainya. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Adapun teknik yang dilakukan dengan skala penilaian 1-5 sebagai berikut :
Tabel 2.2. Analisis USG
Kriteria
No MASALAH E R
U S G
1 Petugas kurang memanfaatkan jejaring 5 5 5 15 1
Puskesmas.
2 Kurangnya kerjasama petugas dgn Kepala 5 2 5 12 2
Desa
3 Kurangnya kerjasama petugas dgn 5 2 4 11 3
7
Kriteria
No MASALAH E R
U S G
Babinkamtibmas
Berdasarkan analisis masalah menggunakan metode USG diatas, pada tabel 2.2,
dapat disimpulkan bahwa masalah pokok yang menjadi prioritas utama yaitu : “Petugas
kurang memanfaatkan jejaring puskesmas’’ mendapatkan jumlah terbesar sehingga
menjadi prioritas utama yang akan dipecahkan permasalahannya.
Berdasarkan masalah pokok di atas, maka agar masalah pokok tersebut menjadi
berkurang maka penulis mengajukan judul Rancangan Aktualisasi adalah “Optimalisasi
Pemanfaatan Jejaring Puskesmas Dalam Meningkatkan Cakupan Penemuan
Kasus TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ranggo”
C. Penetapan Isu
Berdasarkan masalah pokok di atas, maka agar masalah pokok tersebut menjadi
berkurang maka penulis mengajukan judul rancangan aktualisasi adalah “Optimalisasi
Pemanfaatan Jejaring Puskesmas Dalam Meningkatkan Cakupan Penemuan Kasus
TB Paru di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ranggo”. Apabila isu tersebut tidak
diselesaikan, maka akan berdampak pada :
1. Meningkatnya Kasus TB Paru
2. Meningkatnya pasien TB Paru yang tidak terdeteksi
3. Menjadi beban keluarga baik dalam segi tenaga,ekonomi dan waktu jika pasien tidak
segera di obati.
4. Menurunya kepercayaan Masyarakat terhadap pelayanan Laboratorium Puskesmas
yang akan mempengaruhi citra Instansi menjadi tidak baik di Masyarakat.
E. Rancangan Aktualisasi
Berdasarkan isu yang ditemukan oleh penulis tentang masih tingginya kasus TB
Paru, maka pemecahan masalah yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Kegiatan 1. Membuat SOP kegiatan penjaringan kasus TB Paru
a. Tahap kegiatan
1) Konsultasi dengan mentor mengenai konsep pembuatan SOP
2) Pengumpulan bahan dan materi untuk pembuatan SOP
3) Pembuatan SOP
4) Melakukan evaluasi dan diskusi dengan mentor tentang SOP yang sudah dibuat
5) Pencetakan SOP
b. Output kegiatan
1) Konsep SOP
2) Bahan dan materi SOP
3) SOP telah dibuat
4) Revisi SOP
5) SOP sudah tercetak
c. Keterkaitan dengan Cores Value Berakhlak
1) Berorientasi pelayanan
Petugas menjadi lebih memahami langkah kerja berdasarkan SOP yang tersedia
2) Akuntabel
Bertanggung jawab terhadap semua bahan dan materi yang disampaikan di dalam
SOP
3) Kompeten
Berusaha semaksimal mungkin agar rancangan SOP yang dibuat tidak
menimbulkan kebingungan dan mudah dipahami
4) Harmonis
Menerima saran dan kritik yang diberikan mentor untuk meningkatkan kerja sama
9
5) Loyal
Melakukan perbaikan yang disarankan oleh mentor dan tetap menjaga hubungan
baik
d. Keterkaitan dengan aksi bela negara
Kegiatan ini berkaitan dengan Aksi Bela Negara antara lain:
1) Cinta Tanah Air
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mudah di pahami dalam
penyusunan SOP.
2) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Kegiatan koordinasi dengan teman sejawat dilakukan dengan musyawarah untuk
mencapai kesepakatan bersama.
3) Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
Penulis bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membuat data dan
laporan.
e. Kontribusi terhadap visi daerah dan misi organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi Kabupaten Dompu yaitu terwujudnya
masyarakat Dompu yang Mahsyur dan misi Kabupaten Dompu nomor tiga yaitu
meningkatkan pelayana dasar dan pelayanan public yang transparan,partisipatif dan
berkeadilan, dimana media informasi berupa kantong patuh obat, kartu kendali obat
dan leaflet menjadikan sarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
11
e. Kontribusi terhadap visi daerah dan misi organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap visi Kabupaten Dompu yaitu terwujudnya
masyarakat Dompu yang Mahsyur dan misi Kabupaten Dompu nomor tiga yaitu
meningkatkan pelayana dasar dan pelayanan public yang transparan,partisipatif dan
berkeadilan, dimana media informasi berupa kantong patuh obat, kartu kendali obat
dan leaflet menjadikan sarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
14
F. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN
OKTOBER NOVEMBER
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Konsultasi
dengan
mentor
mengenai
konsep SOP
Pengumpulan
referensi
untuk
pembuatan
SOP
Pembuatan
SOP
Melakukan
evaluasi dan
diskusi
dengan
mentor pada
SOP yang
sudah dibuat
2. Pembuatan poster dan leflet mengenai TB Paru
Konsultasi
dengan
mentor
15
mengenai
konsep poster
dan leaflet
yang dibuat
Pengumpulan
alat dan
bahan untuk
pembuatan
poster dan
leaflet
Pembuatan
poster dan
leaflet
Melakukan
evaluasi dan
diskusi
dengan
mentor pada
poster dan
leaflet yang
sudah dibuat
Pencetakan
poster dan
leaflet
3. Melakukan penjemputan pot sampel dahak di jejaring
Konsultasi
dengan
mentor
mengenai
konsep
kegiatan
penjemputan
16
dahak
Persiapan
box tempat
penyimpanan
sampel dahak
Pengumpulan
pot sampel
dahak di
jejaring
Melakukan
pencatatan
jumlah pot
dahak yang
terkumpul
4 Melakukan screaning pemeriksaan
Konsultasi
dengan
mentor
mengenai
konsep
screaning
emeriksaan
Melakukan
penyortiran
sampel dahak
yang baik
Membuat
slide dahak
Melakukan
pewarnaan
slide dahak
metode ziehl
17
neelsen (ZN)
Melakukan
pemeriksaan
mikroscopis
Pencatatan
dan
pelaporan
hasil
5 Menyusun laporan aktualisasi
18
BAB III
HASIL AKTUALISASI
A. Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dirancang oleh penulis terdiri atas 4 (empat) kegiatan
utama. Empat kegiatan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh penulis dan tujuan yang
ingin dicapai penulis dapat dikatakan telah dicapai.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh penulis disajikan secara pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1. Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Kendala Yang Upaya Antisipasi
Ditemui
B. Capaian Aktualisasi
Kegiatan Aktualisasi dilaksanakan ditempat yang menjadi wilayah kerja
Puskesmas Ranggo yaitu di Jejaring dan Laboratorium Puskesmas Ranggo.
Penjaringan Suspek TB dilakukan pada tanggal 19 Oktober – 05 November 2022 di
Jejaring Puskesmas Ranggo.
Tabel 3.2. Perencanaan Kegiatan
Kegiatan Konsultasi dengan mentor
20
Bukti / Evidence
21
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan bahan dan materi pembuatan SOP, Poster
dan Leaflet
2. Membuat SOP, Poster dan Leaflet
3. Melakukan evaluasi dan diskusi dengan mentor mengenai
konsep SOP, Poster dan Leaflet yang telah dibuat.
4. Mencetak SOP, Poster dan Leaflet yang telah dibuat.
Output 1. Terkumpulnya bahan dan materi
2. SOP, Poster dan Leaflet telah dibuat
3. Mentor menyetujui konsep SOP,Poster dan Leaflet.
4. SOP, Poster dan Leaflet telah dicetak.
Gambaran Pada kegiatan ini penulis menyiapkan media untuk
Pelaksanaan melakukan edukasi kepada sasaran di jejaring Puskesmas.
Waktu Pelaksanaan Pelaksaan kegiatan ini berlangsung dari tanggal 13 – 18
Oktober 2022
Kendala dan Penulis tidak menemukan kendala yang berarti selama
Antisipasi melaksanakan kegiatan ini.
Bukti / Evidence
22
Waktu Pelaksanaan Pelaksaan kegiatan ini berlangsung dari tanggal 19 Oktober –
05 November 2022.
Kendala dan Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah, Sampel
Antisipasi Dahak yang dikumpul harus sesegera mungkin di jemput dan
dilakukan pemeriksaan, dikarenakan sampel hanya bertahan
dalam waktu 1 kali 24 jam dalam suhu ruangan sejak sampel
ditampung pada pagi hari.
Bukti / Evidence
23
C. Analisis Capaian Aktualisasi
Dalam pelaksanaan aktualisasi (pemanfaatan jejaring puskesmas), penulis
melakukan analisis data dari hasil penjaringan kasus TB Paru sebelum dilakukan
pemanfaatan jejaring dan setelah di manfaatkan jejaring.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang capaian aktualisasi
dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.6. Analisis Ketercapaian Aktualisasi
Jumlah pasien Jumlah penambahan Jumlah keseluruhan
No sebelum aktualisasi pasien saat aktualisasi pasien sebelum dan
setelah aktualisasi
Positif Negatif Positif Negatif Positif Negaif
1. 9 41 17 67 26 108
24
Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Output
Mentor
1. Selasa, 11 Konsultasi dengan Masukan dan
Oktober 2022 mentor terkait saran tentang
kegiatan aktualisasi kegiatan yang
akan dilakukan
serta mendapat
surat
persetujuan.
2. Rabu , 12 Konsultasi dengan Mendapat
Oktober 2022 mentor tentang saran dan
persiapan alat dan masukan dari
bahan yang akan mentor tentang
digunakan untuk alat dan bahan
pembuatan SOP, yang
Poster dan Leaflet. digunakan.
3. Sabtu, 15 Konsultasi dengan Mendapatkan
Oktober 2022 mentor tentang saran dan
SOP, Poster dan masukan dari
leaflet yang sudah mentor.
dibuat
4. Senin , 17 Melakukan evaluasi SOP , Poster
Oktober 2022 dengan mentor dan Leaflet
mengenai SOP, terbentuk
Poster dan Leaflet
sesuai yang
yang telah dibuat
diarahkan oleh
mentor
25
Nama Peserta : Muhammad Fauzi, AMd.AK
Nomor Absen : 33
Instansi : UPTD Puskesmas Ranggo
Tempat Aktualisasi : UPTD Puskesmas Ranggo
Coach : Drs. Faris Ihsan,M.Si
No Hari/ Paraf
Kegiatan Output
. Tanggal Coach
1. 26 Sep Mendapatkan
2022 gambaran dan
pelajaran
tentang
penyusunan
rancangan
aktualisasi
26
Nama Peserta : Muhammad Fauzi, AMd.AK
Nomor Absen : 33
Instansi : UPTD Puskesmas Ranggo
Tempat Aktualisasi : UPTD Puskesmas Ranggo
Coach : Drs. Faris Ihsan,M.Si
No Hari/ Paraf
Kegiatan Output
. Tanggal Coach
4. 1 Oktober Melakukan
2022 konsultasi sesuai
jadwal yang
telah disepakati
27
Nama Peserta : Muhammad Fauzi, AMd.AK
Nomor Absen : 33
Instansi : UPTD Puskesmas Ranggo
Tempat Aktualisasi : UPTD Puskesmas Ranggo
Coach : Drs. Faris Ihsan,M.Si
No Hari/ Paraf
Kegiatan Output
. Tanggal Coach
7. 8 Oktober Jadwal pra
2022 seminar telah di
tentukan tanggal
9 Oktober 2022
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “ Optimaisasi
pemanfaatan jejaring Puskesmas dalam meningkatkan cakupan penemuan kasus TB
Paru di Wilayah kerja Puskesmas Ranggo” dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN
BerAkhlak (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, dan Kolaboratif), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Penerapan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara, BerAkhlak dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelayan public dapat membentuk
Aparatur Sipil Negara yang professional dibidangnya dan dapat membentuk
terwujudnya visi misi organisasi.
Dengan memanfaatkan jejaring untuk melakukan penjaringan kasus TB Paru
maka dapat meningkatkan capaian penemuan kasus TB Paru di Wilayah kerja
Puskesmas Ranggo. Sehingga meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat serta
peningkatan mutu pelayanan dasar & pelayanan public yang Transparan, Partisipatif
& Berkeadilan guna pencapaian Visi Misi Daerah yang termuat dalam RPJMD.
B. Saran
Pelaksanaan aktualisasi “Optimaisasi pemanfaatan jejaring Puskesmas dalam
meningkatkan cakupan penemuan kasus TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas
Ranggo’’ dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, maka langkah pencegahan
masalah yaitu dengan memanfaatkan jejaring puskesmas, diantaranya: Pukesmas
pembantu (pustu), Pondok bersalin desa (polindes), Pos kesehatan desa (poskesdes),
Pos pelayanan terpadu (posyandu), Puskesmas keliling (puskel), untuk meningkatkan
cakupan penemuan kasus TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Ranggo, kemudian
dimanfaatkan bukan hanya saat proses penyelesaian rancangan kegiatan tapi dapat
dimanfaatkan untuk jangka waktu yang panjang, karena melihat manfaat yang akan
diperoleh Puskesmas Ranggo dalam pencapaian visi misi organisasi pada masa kini
dan masa yang akan dating, terutama bagi seluruh masyarakat.
Nilai-nilai dasar profesi PNS (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) diharapkan tetap diaktualisasikan dalam
29
melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai abdi Negara dan pelayan public di
Puskesmas, sehingga tercapainya pelayanan prima yang mampu menunjang
perbaikan mutu pelayanan Puskesmas dan Mutu pelayanan Laboratorium Puskesmas
Ranggo.
30
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
: Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
: Harmonis. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
: Loyal. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2022. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
: Kompeten. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara Republik Indonesia.
Bahar, A., 2000. Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor Soeparman .
jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI hal. 715 – 727
Internet:
https://data.ntbprov.go.id/sites/default/files/Angka%20Keberhasilan%20Pengobatan%20Tuberculosis
%20%28Success%20Rate%20TB%29%20Tahun%202018_Prov%20NTB.xlsx
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/
PMK_No._42_ttg_Praktik_Ahli_Teknologi_Laboratorium_Medik_.
Dokumen:
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, 2015. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
2018. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
PermenPANRB no 42, 2019. Tentang jJabatan Fungsional Ahlitekhnologi Laboratorium
Medic.
Pemerintah Kabupaten Dompu, 2021. Hasil Treatment Sucsess Rate TB SO Kabupaten
Dompu.
Kementerian Kesehatan, 2022, Data Sistem Informasi Tuberculosis (SITB), Puskesmas
Ranggo Tahun 2022. Jumlah Pasien TB di wilayah kerja Ranggo.
31