Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.3 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti
berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam ,2011). Metode
penelitian yang digunakan adalah corelatif study yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara
dua variabel pada situasi atau kelompok subjek (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012), penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
variabel sebab atau resiko (independent variable) dan akibat atau kasus (dependent varible) yang
terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan
atau sekaligus). Penelitian ini dilakukan pada variabel yang berhubungan, yaitu mengetahui
hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tingkat kecemasan dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Ranggo Kabupaten Dompu
tahun 2020.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ranggo kabupaten Dompu. Alasan
peneliti menjadikan Puskesmas Ranggo sebagai tempat penelitian karena masih banyaknya jumlah
penderita gangguan jiwa yaitu nomor 6 dari 9 puskesmas yang ada di Kabupaten Dompu dan belum
ada yang melakukan penelitian di Puskesmas Ranggo.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dalam rentang dari tanggal 7 juli sampai 30 juli tahun 2021.

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling


4.3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di teliti (Notoatmodjo,
20012). Populasi dalam penelitian adalah subjek (manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah 38 orang pasien gangguan
jiwa ada di wilayah kerja Puskesmas Ranggo Kabupaten Dompu.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian kecil yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau
yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Rumus : n = N.z² p.q.
d ( N-1) + z.p.q
Keterangan : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
z = nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1 – p (100% - p)
d = tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,01)
Jadi sampelnya adalah dari populasi 75 orang, tingkat signifikan 95%.
Rumus : n = N.z² p.q.
d ( N-1) + z².p.q
= 75 (1,96) ² . 0,5 . 0,5
(0,01) (56 – 1) + (1,96) ² . 0,5 . 0,5
n = 75 (3,841) . 0,25
0,55 + (3,841) . 0,25
n = 72,018
1,51
n = 47,694
n = 48 responden
Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau
ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.
Sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sampel
(Notoatmodjo, 2012).
Kriteria sampel inklusi adalah:
1. Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa diwilayah kerja
puskesmas Ranggo.

2. Keluarga terdekat dan berkompeten dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.

3. Anggota keluarga yang mampu membaca dan menulis.

4. Anggota keluarga yang sehat jasmani dan rohani.

5. Bersedia diwawancarai dan mau mengisi kuesioner.

4.3.3 Sampling

Sampling adalah proses penyeleksian porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi
(Nursalam, 2011). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini multistage sampling.
Teknik multistage sampling adalah pengambilan sampel dengan dilakukan berdasarkan tingkat
wilayah secara bertahap. Hal ini memungkinkan untuk dilaksanakan bila populasi terdiri dari
bermacam-macam tingkat wilayah (Notoadmodjo, 2012). Peneliti mengambil sampel penelitian di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranggo pada tahun 2021, yaitu sebanyak 20 orang responden.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan digunakan pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket, yang
digunakan pada 3 variabel yaitu: pengetahuan, sikap dan tingkat kecemasan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

4.5 Pengumpualan Data


Prosedur pengumpulan data penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tingkat kecemasan dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Peneliti meminta surat izin penelitian dari institusi pendidikan STIKes yahya Bima ke Kepala
Puskesmas Ranggo untuk meminta izin melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin dari
Kepala PuskesmasRanggo, peneliti meminta izin kepada perawat yang memegang program
gangguan jiwa. Kemudian membuat kontrak antara peneliti dengan perawat pemegang program
untuk mengunjungi rumah keluarga yang memilki anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa. Setelah mendapatkan kesepatan, perawat dan peneliti mengunjungi rumah keluarga yang
memilki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Penelitian ini dilakukan 23 hari dalam rentang tanggal 7 juli sampe 30 juli. Pembagian
kuesioner di desa Ranggo mulai dari hari pertama sampai hari kelima. Hari pertama peneliti dan
perawat memberikan kuesioner kepada 2 responden, hari kedua 3 responden, hari ketiga 1
responden. Hari keempat peneliti pergi ke rumah responden tanpa ditemani perawat dan
memberikan kuesioner kepada .
Pembagian kuesioner di dusun sigi Desa Ranggo mulai dari hari keenam sampai hari
kesepuluh. Hari keenam peneliti dan perawat pergi membagi kuesioner kepada 2 reponden, hari
ketujuh 2 responden, hari kedelapan 4 responden, hari kesembilan 2 responden dan hari kesepuluh
2 responden. Pembagian kuesioner didusun mangga II desa Ranggo mulai dari hari kesebelas
sampai hari keempat belas. Hari kesebelas peneliti dan perawat pergi membagikan kuesioner ke
dusun fupu desa Ranggo kepada 1 responden, hari kedua belas 2 responden,

Proses penelitian ini diawali dengan memberikan penjelasan tujuan , manfaat, serta hak dan
kewajiban selama menjadi responden, meminta persetujuan responden dengan memberikan lembar
informed concen, peneliti memberikan petunjuk cara pengisian kuesioner kepada responden dan
memberi waktu selama 50 menit untuk pengisian. Setelah pengisian kuesioner, kemudian kuesioner
di berikan kembali kepada peneliti dan diperiksa kelengkapan data yang diisi responden. Kemudian
peneliti mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terimakasih kepada responden atas kerja
samanya.
Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti melapor kepada Kepala Puskesmas Ranggo dan
meminta surat keterangan telah melakukan penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Ranggo,
selanjutnya peneliti melakukan pengolahan dan analisa data.

4.6 Pengolahan dan Analisa Data


4.6.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya (Notoatmodjo, 2012)


a. Pengeditan Data (Editing)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan
(editing) terlebuh dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan
dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut.
b. Pengkodean (Coding)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng ”kodean” atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
Penelitian ini untuk variabel pengetahuan menggunakan pengkodean yaitu 1=tinggi dan
1=rendah; untuk variabel sikap menggunakan pengkodean yaitu 5=sangat tidak setuju, 4=tidak
setuju, 3=ragu-ragu, 2=setuju, 1=sangat setuju; dan untuk variabel kecemasan menggunakan
pengkodean yaitu 4=sangat berat, 3=berat, 2=sedang, 1=ringan dan 0=tidak ada.
c. Memberi Nilai (Scoring)
Pada tahap ini peneliti memberikan nilai terhadap setiap jawaban yang telah diisi oleh responden
pada lembar kuesioner, untuk variabel pengetahuan, sikap dan tingkat kecemasan. Untuk variabel
pengetahuan dikatakan tinggi ≥ 9,83 dan dikatakan rendah < 9,83.
Untuk variabel sikap dikatakan Positif < 25,35 dan negatif ≥ 25,35. Untuk variabel tingkat
kecemasan dikatakan ringan bila skor 14-20, sedang bila skor 21-27.
d. Memasukkan Data (Data Entry)
Data, yakni jawaban - jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”
(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program “software” komputer. Salah satu program yang
paling sering digunakan untuk “entry data” penelitian adalah program komputerisasi. Dalam
proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka
akan terjadi bias, meskipun memasukkan data saja.
e. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, dicek
kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data
(data cleaning).

4.6.2 Analisa Data


a. Analisa Univariate (Analisa Deskriptif)
Analisa univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Bentuk analisa univariate tergantung dari jenis datanya. Untuk data
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
Variabel tersebut menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
P = Nilai persentase responden
f = Frekuensi atau jumlah yang benar
n = Jumlah responden
Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada
umunya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekusensi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2012). Mean digunakan ketika data yang kita miliki memiliki sebaran
normal atau mendekati normal.
Rumus :
Mean =
Keterangan :
Me = Rata-rata (mean)
Σ . i = Jumlah nilai ke i sampai ke n
N = Jumlah individu
b. Analisa Bivariate
Analisa bivariate yang dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Analisa bivariate untuk melihat hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranggo, Kabupaten Dompu tahun 2020. Pengujian hipotesa untuk
mengambil keputusan tentang apakah hipotesa yang diajukan cukup meyakinkan untuk ditolak
atau diterima dengan menggunakan uji statistik Chi-Square test. Pada tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95% dikatakan signifikan bila (ρ<0,01)

4.7 Etika Penelitian


Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin permohonan penelitian kepada
pihak Puskesmas Ranggo dengan memperhatikan etika penelitian, yang meliputi (Hidayat, 2007) :
a. Self Determinant
Responden diberi kebebasan dalam menentukan hak kesediaannya untuk terlibat dalam
penelitian ini secara sukarela, setelah semua informasi dijelaskan pada responden menyangkut
penelitian, dengan menandatangani informed consent yang disediakan. Apabila terjadi hal-hal
yang tidak seharusnya maka diperbolehkan mengundurkan diri.
b. Anonimity
Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar observasi dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya yang berhubungan dengan responden. Hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
d. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek
bersedia, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.
Setelah calon respondent ditentukan, maka peneliti memberikan penjelasan tentang
tujuan, manfaat, dan kerahasian informasi atau data yang diberikan. Peneliti memberi kesempatan
kepada calon responden untuk bertanya tentang penjelasan yang diberikan, jika dianggap
sudah jelas dan dimengerti, maka peneliti meminta calon responden yang bersedia menjadi
responden pada penelitian untuk menandatangani informed consent sebagai bukti kesediannya
berpartisipasi dalam penelitian yaitu sebagai sampel atau responden. Calon responden berhak
menolak atau menerima untuk menjadi responden dalam penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai