METODOLOGI PENELITIAN
Populasi menurut Polit dan Hungler (1999) target bersifat umum dan
jenis kelamin dan usia). Dalam penelitian ini populasinya adalah keluarga yang
jumlah kasus Stroke di Kota Mojokerto pada bulan Januari s/d Desember
2017 diperoleh data penderita stroke sebanyak 271 pasien dari Dinas
mewakili populasi. Sampel pada penelitian ini adalah keluarga dari pasien stroke
menggunakan rumus:
36
N
𝑛=
1 + N(𝑑2)
Keterangan:
n : besar sampel
N : besar populasi
N
𝑛=
1 + N(𝑑2)
271
𝑛 = 1 + 271(0.12)
271
𝑛 = 1 + 271 x 0,01
271
𝑛 = 3,71
𝑛 = 73,04
𝑛 = 73
Namun saat dilakukan penelitian terdapat beberapa keluarga yang menolak untuk
berpartisipasi dan menjadi responden dalam penelitian dan ada juga sampel yang
tidak sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh peneliti, dimana
pasien merawat dirinya sendiri dan tidak tinggal bersama keluarga. Maka peneliti
peneliti. Pada penelitian ini, yang merupakan kriteria inklusinya adalah keluarga
inti dari pasien yang merawat pasien stroke dirumah dan bersedia menjadi
responden.
merawat anggota keluarga yang terkena stroke. Adapun alasan peneliti memilih
lokasi tersebut karena dari data yang di peroleh banyak yang menderita stroke.
Selain itu lokasi penelitian juga mudah dijangkau oleh peneliti sehingga dapat
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari dosen pembimbing , dan
juga dari Direktur RSI Arofah Mojosari dalam penelitian ini ada beberapa
maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden
catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama
penelitian berupa kuisioner yang berisi data demografi umur, alamat, jenis
lama pasien di rawat di rumah, jenis stroke yang di derita pasien dan kode
terdiri atas 20 pertanyaan, dimana setiap jawaban pertanyaan yang benar akan
diberi skor 1 dan untuk setiap pertanyaan yang jawabannya salah akan diberi skor
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas isi, yaitu
dengan instrument dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variable yang
diteliti. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunkan dapat dipercaya. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
atau pengamatan itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran atau pengamatan
tempat penelitian yaitu di RSI Arofah Mojosari pada 10 keluarga yang merawat
dikatakan reliabel jika nilainya lebih dari 0,70. Jika kurang dari 0,70 maka
penelitian.
4.7 Pengumpulan Data
penelitian dari direktur RSI Arofah Mojosari dan surat izin dari lokasi penelitian.
Kemudian peneliti datang ke RSI Arofah Mojosari untuk melihat kembali jumlah
data pasien stroke dan data pasien stroke. Setelah mendapatkan data pasien,
terlebih dahulu peneliti memilih sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang
Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan
untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Setelah
semua data terkumpul dari responden, maka peneliti akan melakukan analisa data.
kembali semua kuisioner satu persatu yakni memastikan bahwa semua jawaban
telah diisi sesuai petunjuk yaitu editing. Selanjutnya tahap coding, yaitu
melakukan peng”kodean” yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner
untuk mempermudah peneliti saat memasukkan data (data entry). Kemudian ada
responden yang sudah diberi kode kedalam program komputer. Dan yang terakhir
adalah cleaning, yaitu mengecek kembali untuk melihat kemungkinan-
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat,
yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Hasil analisa
data penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
statistik dari pengetahuan keluarga dalam merawat pasien stroke di RSI Arofah
Mojosari.
Karakteristik Responden
diderita oleh pasien stroke dan lama pasien stroke dirawat RSI Arofah Mojosari.
pada rentang usia 39-47thn yaitu sebanyak 7 orang (70%) dan usia 50-57thn 3
orang (30%) , untuk jenis kelamin responden berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 7 orang (70%) dan laki-laki 3 (30%) , pada kategori pendidikan terakhir
orang dan perguruan tinggi 6 orang untuk hubungan dengan klien mayoritas
43
bekerja sebagai Wiraswasta/Pegawaiswasta yaitu sebanyak 29 orang (44.6%),
untuk jenis stroke mayoritas pasien yang dirawat menderita stroke hemoragik
yaitu sebnyak 36 orang (55.4%) dan kategori terakhir yaitu lama pasien stroke
dirawat paling banyak pada rentang 1-4thn yaitu sebanyak 56 orang (82.2%).
Untuk tabel data yang lebih lengkap dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Keluarga
yang Merawat Pasien Stroke di Rumah di Daerah Kota Pematangsiantar. (n=65)
Karakteristik Individu Distribusi Frekuensi
n %
Usia
15-24 thn 3 4.6
25-34 thn 11 16.9
35-44 thn 18 27.7
45-54 thn 14 21.5
55-64 thn 16 24.6
65-74 thn 3 4.6
Total 65 100.0
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 27.7
Perempuan 47 72.3
Total 65 100.0
Pendidikan Terakhir
SD 3 4.6
SMP 1 1.5
SMA 30 46.2
Perguruan Tinggi 31 47.7
Total 65 100.0
Hubungan dengan Klien
Istri/Suami 33 50.8
Orangtua 27 41.5
Cucu 3 4.6
Kakak/Adik 1 1.5
Sepupu 1 1.5
Total 65 100.0
Pekerjaan
Tidak Bekerja/IRT 18 27.7
Wiraswasta/ Pegawaiswasta 29 44.6
PNS/TNI/POLRI 15 23.1
Pensiunan 3 4.6
Total 65 100.0
Penghasilan /bulan
< Rp 500.000 3 4.6
Rp 500.000-Rp 1.000.000 15 23.1
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 25 38.5
>Rp 3.000.000 22 33.8
Total 65 100.0
Asuransi Kesehatan
ASKES 22 33.8
BPJS 41 63.1
Dan lain-lain (ALIANS) 2 3.1
Total 65 100.0
Jenis Stroke
Hemoragik 36 55.4
Non Hemoragik 29 44.6
Total 65 100.0
Lama Dirawat Dirumah
1-4 thn 56 86.2
5-9 thn 6 9.2
10-14 thn 2 3.1
15-19 thn 1 1.5
Total 65 100.0
5.1.1 Pengetahuan Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke di Rumah di
hasil olah data dari kuisioner yang disebarkan oleh peneliti dengan jumlah 20
di rumah di daerah kota Pematangsiantar dapat dilihat pada table dibawah ini.
5.2 Pembahasan
mengetahui cara yang tepat untuk merawat pasien stroke sehingga tidak terjadi
responden (13.8). Maka masih banyak keluarga yang merawat pasien stroke di
hasilnya tidak baik bayak yang tidak melakukan perawatan seperti yang sudah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andalia
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
peneliti sebelumnya rata-rata umur responden berada pada usia dewasa muda,
pada usia ini biasanya mudah mendapatkan dan menerima informasi, semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir. Namun pada penelitian ini rata-rata usia responden berada pada
rentang 35-44 thn dan 55-64thn,yang tidak lagi merupakan usia dewasa muda.
Usia rata-rata responden berada pada usia dewasa, yaitu 35-44thn sebanyak 18
orang. Pada usia ini biasanya mudah mendapatkan dan menerima informasi,
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir (Huckloc (1998) dalam Wawan (2010)). Namun dalam
hasil penelitian yang didapatkan justru pada usia tersebut persentasi pengetahuan
tidak baik lebih tinggi yaitu sebanyak 16 orang (88.9%). Sementara pengetahuan
yang baik tertinggi pada kategori usia hanya terdapat 3 orang (21.4%) dan itu
pada rentang usia 45-54thn. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pada penelitian ini secara statistik didapatkan hasil bahwa usia tidak berpengaruh secara
melalui pengalamanya sendiri maupun orang lain, pengalaman yang sudah dapat
kualitas hidup. Pada umumnya, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah
menerima informasi.
sementara pada tingkat pendidikan SMA terdapat 90.0% dan Perguruan Tinggi
terdapat 80.6% yang pengetahuan dalam merawat pasien stroke di rumah tidak
baik. Maka dari itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan.
sebelumnya. Namun itu tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
pasien dirawat. Karna dilihat dari hasilnya pasien stroke yang paling lama dirawat
oleh keluarga yaitu dalam rentang 5-9 thn, 10-14 thn dan 15-19 thn 100%
memiliki pengetahuan tidak baik, sementara pada rentang 1-4thn terdapat 83.4%
Jenis kelamin dan hubungan dengan penderita juga merupakan hal lain yang
(87,4%) pengetahuannya tidak baik. Untuk jenis kelamin laki-laki dengan total 18
orang (27,7%) hanya terdapat 3 orang (16,7%) yang memiliki pengetahuan yang
pasien. Perempuan dalam perannya sebagai ibu tentu mempunyai naluri perasaan
yang lebih peka dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Seringkali
perempuan atau ibu berperan sebagai role models bagi anggota keluarganya utuk
hidup sehat karena dalam kehidupan sehari-hari ibu banyak terlibat dalam system
Namun tidak sesuai dengan karakteristik jenis kelamin, karna pada hasil
penelitian ini baik jenis kelamin laki-laki atau perempuan masih banyak
pengetahuannya dalam merawat pasien stroke tidak baik. Karena menurut Lestari
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan
keluarga dan jenis kelamin buka karakteristik individu yang berhubungan secara
baik. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Notoadmodjo (2010) bahwa
mampu mengubah sikap individu menjadi lebih positif dalam menanggapi sesuatu
hal.
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, akan tetapi perlu ditekankan pendidikan yang
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja. Semakin banyak pengetahuan
yang didapat, maka semakin besar pula dukungan yang diberikan dalam proses
tidak akan mengerti dalam memberikan perawatan yang memadai dan dibutuhkan
oleh penderita stroke. Keluarga perlu mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit stroke serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pasca stroke,
kesembuhan pasien juga akan sulit tercapai optimal jika keluarga tidak mengerti
apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi penyakit pasien setelah
terjadi stroke dan perawatan apa yang sebaiknya diberikan untuk keluarganya
menjawab. Hal ini mengakibatkan pengisian kuesioner dapat terjadi jawaban yang
penelitian ini kurang memenuhi standar walaupun sudah dilakukan uji validitas
merawat pasien stroke di rumah. Ada beberapa keluarga yang menolak untuk
dijadikan sebagai responden penelitian, dan ada juga pasien yang tidak di rawat
oleh keluarga inti (merawat dirinya sendiri) maka dari itu jumlah sampel yang di
dapatkan peneliti tidak sesuai dengan jumlah sampel yang sudah di rencanakan.
untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Setelah
semua data terkumpul dari responden, maka peneliti akan melakukan analisa data.
kembali semua kuisioner satu persatu yakni memastikan bahwa semua jawaban
telah diisi sesuai petunjuk yaitu editing. Selanjutnya tahap coding, yaitu
melakukan peng”kodean” yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner
untuk mempermudah peneliti saat memasukkan data (data entry). Kemudian ada
responden yang sudah diberi kode kedalam program komputer. Dan yang terakhir
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat,
yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Hasil analisa
data penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
diderita oleh pasien stroke dan lama pasien stroke dirawat di rumah.
berada pada rentang usia 35-44thn yaitu sebanyak 18 orang (27.7%), untuk jenis
orang (72.3%), pada kategori pendidikan terakhir responden pada penelitian ini
43
bekerja sebagai Wiraswasta/Pegawaiswasta yaitu sebanyak 29 orang (44.6%),
untuk jenis stroke mayoritas pasien yang dirawat menderita stroke hemoragik
yaitu sebnyak 36 orang (55.4%) dan kategori terakhir yaitu lama pasien stroke
dirawat paling banyak pada rentang 1-4thn yaitu sebanyak 56 orang (82.2%).
Untuk tabel data yang lebih lengkap dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Keluarga
yang Merawat Pasien Stroke di Rumah di Daerah Kota Pematangsiantar. (n=65)
Karakteristik Individu Distribusi Frekuensi
n %
Usia
15-24 thn 3 4.6
25-34 thn 11 16.9
35-44 thn 18 27.7
45-54 thn 14 21.5
55-64 thn 16 24.6
65-74 thn 3 4.6
Total 65 100.0
Jenis Kelamin
Laki-laki 18 27.7
Perempuan 47 72.3
Total 65 100.0
Pendidikan Terakhir
SD 3 4.6
SMP 1 1.5
SMA 30 46.2
Perguruan Tinggi 31 47.7
Total 65 100.0
Hubungan dengan Klien
Istri/Suami 33 50.8
Orangtua 27 41.5
Cucu 3 4.6
Kakak/Adik 1 1.5
Sepupu 1 1.5
Total 65 100.0
Pekerjaan
Tidak Bekerja/IRT 18 27.7
Wiraswasta/ Pegawaiswasta 29 44.6
PNS/TNI/POLRI 15 23.1
Pensiunan 3 4.6
Total 65 100.0
Penghasilan /bulan
< Rp 500.000 3 4.6
Rp 500.000-Rp 1.000.000 15 23.1
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 25 38.5
>Rp 3.000.000 22 33.8
Total 65 100.0
Asuransi Kesehatan
ASKES 22 33.8
BPJS 41 63.1
Dan lain-lain (ALIANS) 2 3.1
Total 65 100.0
Jenis Stroke
Hemoragik 36 55.4
Non Hemoragik 29 44.6
Total 65 100.0
Lama Dirawat Dirumah
1-4 thn 56 86.2
5-9 thn 6 9.2
10-14 thn 2 3.1
15-19 thn 1 1.5
Total 65 100.0
5.4.2 Pengetahuan Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke di Rumah di
hasil olah data dari kuisioner yang disebarkan oleh peneliti dengan jumlah 20
di rumah di daerah kota Pematangsiantar dapat dilihat pada table dibawah ini.
5.5 Pembahasan
mengetahui cara yang tepat untuk merawat pasien stroke sehingga tidak terjadi
responden (13.8). Maka masih banyak keluarga yang merawat pasien stroke di
hasilnya tidak baik bayak yang tidak melakukan perawatan seperti yang sudah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andalia
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
peneliti sebelumnya rata-rata umur responden berada pada usia dewasa muda,
pada usia ini biasanya mudah mendapatkan dan menerima informasi, semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir. Namun pada penelitian ini rata-rata usia responden berada pada
rentang 35-44 thn dan 55-64thn,yang tidak lagi merupakan usia dewasa muda.
Usia rata-rata responden berada pada usia dewasa, yaitu 35-44thn sebanyak 18
orang. Pada usia ini biasanya mudah mendapatkan dan menerima informasi,
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir (Huckloc (1998) dalam Wawan (2010)). Namun dalam
hasil penelitian yang didapatkan justru pada usia tersebut persentasi pengetahuan
tidak baik lebih tinggi yaitu sebanyak 16 orang (88.9%). Sementara pengetahuan
yang baik tertinggi pada kategori usia hanya terdapat 3 orang (21.4%) dan itu
pada rentang usia 45-54thn. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pada penelitian ini secara statistik didapatkan hasil bahwa usia tidak berpengaruh secara
melalui pengalamanya sendiri maupun orang lain, pengalaman yang sudah dapat
kualitas hidup. Pada umumnya, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah
menerima informasi.
sementara pada tingkat pendidikan SMA terdapat 90.0% dan Perguruan Tinggi
terdapat 80.6% yang pengetahuan dalam merawat pasien stroke di rumah tidak
baik. Maka dari itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap pengetahuan.
sebelumnya. Namun itu tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
pasien dirawat. Karna dilihat dari hasilnya pasien stroke yang paling lama dirawat
oleh keluarga yaitu dalam rentang 5-9 thn, 10-14 thn dan 15-19 thn 100%
memiliki pengetahuan tidak baik, sementara pada rentang 1-4thn terdapat 83.4%
Jenis kelamin dan hubungan dengan penderita juga merupakan hal lain yang
(87,4%) pengetahuannya tidak baik. Untuk jenis kelamin laki-laki dengan total 18
orang (27,7%) hanya terdapat 3 orang (16,7%) yang memiliki pengetahuan yang
pasien. Perempuan dalam perannya sebagai ibu tentu mempunyai naluri perasaan
yang lebih peka dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Seringkali
perempuan atau ibu berperan sebagai role models bagi anggota keluarganya utuk
hidup sehat karena dalam kehidupan sehari-hari ibu banyak terlibat dalam system
Namun tidak sesuai dengan karakteristik jenis kelamin, karna pada hasil
penelitian ini baik jenis kelamin laki-laki atau perempuan masih banyak
pengetahuannya dalam merawat pasien stroke tidak baik. Karena menurut Lestari
bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan
keluarga dan jenis kelamin buka karakteristik individu yang berhubungan secara
baik. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Notoadmodjo (2010) bahwa
mampu mengubah sikap individu menjadi lebih positif dalam menanggapi sesuatu
hal.
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, akan tetapi perlu ditekankan pendidikan yang
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja. Semakin banyak pengetahuan
yang didapat, maka semakin besar pula dukungan yang diberikan dalam proses
tidak akan mengerti dalam memberikan perawatan yang memadai dan dibutuhkan
oleh penderita stroke. Keluarga perlu mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit stroke serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pasca stroke,
kesembuhan pasien juga akan sulit tercapai optimal jika keluarga tidak mengerti
apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi penyakit pasien setelah
terjadi stroke dan perawatan apa yang sebaiknya diberikan untuk keluarganya
menjawab. Hal ini mengakibatkan pengisian kuesioner dapat terjadi jawaban yang
penelitian ini kurang memenuhi standar walaupun sudah dilakukan uji validitas
merawat pasien stroke di rumah. Ada beberapa keluarga yang menolak untuk
dijadikan sebagai responden penelitian, dan ada juga pasien yang tidak di rawat
oleh keluarga inti (merawat dirinya sendiri) maka dari itu jumlah sampel yang di
dapatkan peneliti tidak sesuai dengan jumlah sampel yang sudah di rencanakan.