METODOLOGI PENELITIAN
Populasi menurut Polit dan Hungler (1999) target bersifat umum dan
biasanya pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik demografis (meliputi
jenis kelamin dan usia). Dalam penelitian ini populasinya adalah keluarga yang
merawat anggota keluarganya yang menderita stroke di RSI Arofah mojosari
mpojokerto.
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap
mewakili populasi. Sampel pada penelitian ini adalah keluarga dari pasien stroke
di RSI Arofah Mojosari.
4.2.2 Teknik Sampling
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari dosen pembimbing , dan
juga dari Direktur RSI Arofah Mojosari dalam penelitian ini ada beberapa
pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu: memberikan penjelasan kepada
calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila
calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk
menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia,
maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden
juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
Peneliti akan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya tentang
hal-hal yang tidak dimengerti sehubungan dengan penelitian ini. Kerahasiaan
catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama
responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang
diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas isi, yaitu
dengan instrument dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variable yang
diteliti, didapatkan hasil 2 valid . Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana alat ukur yang digunkan dapat dipercaya. Hal ini menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran atau pengamatan itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran atau pengamatan berkali-kali dalam waktu yang berlainan didapatkan
hasil tidak reliabel.
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengetahuan keluarga dalam merawat pasien stroke di RSI Arofah Mojosari.
Dimana penelitian dilakukan pada tanggal 30 juli 2021 terhadap 10 responden di
RSI Arofah Mojosari.
5.2 Pembahasan
Usia rata-rata responden berada pada usia dewasa, yaitu 39-47thn sebanyak
7orang dan 50-57thn 3 orang . Pada usia ini biasanya mudah mendapatkan dan
menerima informasi, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir (Huckloc (1998) dalam Wawan
(2010)). Namun dalam hasil penelitian yang didapatkan persentasi pengetahuan
kurang yaitu sebanyak 6 orang (60%). Sementara pengetahuan yang baik pada
kategori usia hanya terdapat 2 orang (20%) dan itu pada rentang usia 39-47thn.
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sebenarnya pada penelitian ini secara
statistik didapatkan hasil bahwa usia tidak berpengaruh secara bermakna terhadap
pengetahuan seseorang dalam merawat pasien stroke di RSI Arofah Mojosari.
Jenis kelamin dan hubungan dengan penderita juga merupakan hal lain yang
mempengaruhi penelitian. Pada hasil penelitian pada jenis kelamin terdapat 7
orang (70%) responden yang jenis kelaminnya perempuan. Dimana sebanyak 2
orang (20%) dikategorikan pengetahuannya baik,1 (10%)orang dikategorikan
cukup dan 3 (30%) orang dikategorikan kurang. Untuk jenis kelamin laki-laki
dengan total 3 orang (30%) hanya terdapat 1 orang (16,7%) yang memiliki kurang
. Sementara karakteristik hubungan dengan penderita seperti cucu, kakak/adik dan
sepupu pengetahuannya 60% kurang . Sedangkan hubungan Suami/Istri hasil
pengetahuan baik terdapat pada 20% responden.
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa responden yang berasal dari keluarga
yang penghasilannya Rp 1.000.000- Rp. 3.000.000 (60%) memiliki pengetahuan
kurang . Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Notoadmodjo (2010) bahwa
penghasilan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang akhirnya dengan pengetahuan tersebut akan
mampu mengubah sikap individu menjadi lebih positif dalam menanggapi sesuatu
hal.
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan memang sangat penting dalam
melakukan perawatan pada pasien stroke terlebih dalam perawatan di rumah,
mengingat penyakit stroke merupakan penyakit yang sangat membahayakan dan
membutuhkan kesabaran dalam perawatannya. Pengetahuan itu sendiri
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, akan tetapi perlu ditekankan pendidikan yang
rendah bukan berarti semakin rendah pula pengetahuannya, karena pengetahuan
tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja. Semakin banyak pengetahuan
yang didapat, maka semakin besar pula dukungan yang diberikan dalam proses
perawatan (Wawan,A&M,Dewi, 2010).
Tanpa pengetahuan dalam merawat pasien stroke pada keluarga dan
mengorientasikan mereka pada perawatan untuk penderita stroke, maka keluarga
tidak akan mengerti dalam memberikan perawatan yang memadai dan dibutuhkan
oleh penderita stroke. Keluarga perlu mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh
penyakit stroke serta kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pasca stroke,
kesembuhan pasien juga akan sulit tercapai optimal jika keluarga tidak mengerti apa
yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi penyakit pasien setelah terjadi
stroke dan perawatan apa yang sebaiknya diberikan untuk keluarganya yang
mengalami stroke (Yastroki, 2011).