Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWAB SOAL UJIAN AKHIR

SEMESTER TAHUN 2023/2024

Nama : Ika Karunia Fatmala


Nomor Mahasiswa : 23/52776/PMU/11689
Mata kuliah/Kode : TADK/SPSKP212106
Ujian Semester : UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL
Tahun Akademik : 2023/2024
Nomor Urut/Presensi : -
Tanggal Ujian : 11 Desember 2023

JAWABAN

1. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data SDKI 2017 tentang distribusi
wanita dan pria menikah tentang alasan tidak menggunakan metode kontrasepsi
dimasa yang akan datang

Pertanyaan: Bagaimana perbandingan alasan tidak menggunakan kontrasepsi


dimasa yang akan datang menurut jenis kelamin. Jelaskan analisis saudara
berdasarkan satu studi empiris?
Melalui data SDKI 2017 terkait distribusi wanita dan pria menikah tentang
alasan tidak menggunakan metode kontrasepsi di masa yang akan datang, dapat
dilihat bahwa jumlah pria yang dimungkinkan dimasa yang akan datang tidak
menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah perempuan.
Secara berturut-turut jumlah perempuan dan laki laki yang tidak menggunakan
metode kontrasepsi dimasa yang akan datang yaitu total 22,7% dan 27,2%. Dari
angka tersebut wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi di masa yang
akan datang mayoritas berada pada rentang umur 30-49 yang merupakan masa
reproduksi yang rentan, hal ini mengindikasikan bahwa dimensi kesehatan di daerah
tersebut terpantau baik. Karena, pada rentang umur ini apabila kehamilan tidak
ditekan, kemungkinan adanya kematian ibu dan bayi akan tinggi pula. Begitu pula
pria yang tidak menggunakan alat kontrasepsi di masa yang akan datang didominasi
oleh pria pada rentang usia 30-54 tahun yaitu umur yang rentan, pada umur yang
rentan ini pria di daerah kajian telah memiliki kesadaran untuk tidak memiliki banyak
anak. Pria yang tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi memiliki alasan paling
banyak adalah tidak nyaman dalam pemakaiannya, sedangkan wanita yang tidak ingin
menggunakan alat kontrasepsi mayoritas disebabkan karena takut akan efek samping.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2018) mengemukakan bahwa di
daerah kajiannya mayoritas pria memiliki perspektif yang baik terkait penggunaan
alat kontrasepsi. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan bahwa angka
penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki akan jauh lebih meningkat per- tahunnya.
Sedangkan angka penggunaan alat kontrasepsi pada wanita juga dapat dimukinkan
ikut naik pertahunnya mengingat TFR Indonesia yang sudah mencapai 2,1 dan akan
menurun setiap tahunnya. Peningkatan penggunaan alat kontrasepsi juga dapat
dipengaruhi oleh kemudahan akses pelayanan kesehatan reproduksi. Menjawab salah
satu alasan tidak digunakannya alat kontrasepsi bagi perempuan adalah ketakutan
akan efek samping, seiring dengan kemajuan teknologi kedepannya penggunaan alat
kontrasepsi akan berkembang sehingga diharapkan hal ini tidak menjadi alasan bagi
para wanita.

2. Hasil kajian tentang sunat perempuan secara kualitatif adalah sebagai berikut:
“Anak-anak perempuan yang tidak disunat akan genit dan mereka suka
bersama dengan banyak laki-laki. Jika mereka disunat mereka akan baik dan
sopan dan kami percaya jika tidak disunat mereka bukan benar-benar muslim”

“Bidan memberitahu saya dengan sangat pelan, oh selamat anak perempuanmu


telah di sunat. Saya marah dan mengatakan saya tak ingin dia disunat! "Dia
mengatakan kami tidak melukainya kami hanya menusuk kilitorisnya dengan
jarum.”
Berdasarkan kasus diatas, apa yang dapat saudara simpulkan tentang praktek
sunat perempuan dalam masyarakat?
Praktek sunat perempuan di masyarakat masih dianggap hal yang tabu.
Namun, masih banyak suku atau penganut kepercayaan tertentu di Indonesia
menggalakkan adanya sunat perempuan. Hal ini berkaitan dengan fenomena sunat
perempuan ini yang sebenarnya telah menjadi adat dan budaya di Indonesia sejak
lama. Berbagai alasan mendasari masih banyaknya masyarakat yang menganut sunat
perempuan diantaranya, menjaga kebersihan, tradisi dan agama, serta mencegah
perempuan memiliki nafsu yang tinggi. Di Indonesia bahkan sunat perempuan masih
terjadi di Kota-kota besar seperti DIYogyakarta, Madura, Sumatra, Sulawesi, Madura,
Kalimantan Selatan, bahkan DKI Jakarta. Namun, dari segi medis dan feminist
tentunya menentang adanya sunat perempuan. Para medis mengemukakan sudah tidak
boleh diadakan sunat perempuan karena alasan dapat merusak alat reproduksi.
Sedangkan, pada feminist menganggap hal ini sebagai ketidak adilan berkaitan
dengan hilangnya kenikmatan saat melakukan hubungan seksual, hal ini kemudian
akan mendorong ada perspektif bahwa wanita hanya menjadi alat pemuas laki-laki
sedangkan wanita itu sendiri tidak mendapat kenikmatan yang sama. Dari segi agama
sunat perempuan juga merupakan hal yang masih bias. Dalil atau hadist terkait
dengan sunat perempuan masih dalam perdebatan oleh beberapa ulama dengan
argumen dan pendapat masing-masing. Hal ini disebabkan karena tidak ada rujukan
yang jelas dalam Kitab Suci (Al-Quran) terkait hukum sunat perempuan. Sehingga
sunat perempuan dalam islam masih belum jelas pelaksanaannya. Oleh karena itu di
beberapa daerah di Indonesia praktik ini masih marak dilakukan namun di beberapa
tempat tidak sampai menyakiti atau hanya dengan menggunakan kunyit sebagai
representasi saja.

3. Data bisa disajikan dalam bentuk absolut maupun relatif. Ketika kelas atau
atribut banyak, maka tabel tidak memungkinkan mencantumkan angka absolut
atau relatif. Jelaskan, kapan angka absolut atau angka relatif digunakan untuk
analisis?
Angka relatif merupakan angka perbandingan yang digunakan untuk
menentukan dan melihat terjadinya perubahan selama kurun waktu tertentu dengan
menggunakan pembanding dari data waktu. Angka relatif pada umumnya ditampilkan
dalam persentase, rasio, interval, dan sebagainya. Angka relatif dapat digunakan
untuk analisis saat data yang digunakan dalam penelitian memiliki jumlah data yang
sedikit. Hal ini kemudian akan membuat distribusi data terlihat lebih
merepresentasikan kondisi hasil. Contoh : data penelitian dengan 3 responden
ditampilkan bahwa 1 orang merokok dan 2 orang tidak merokok, hal ini tentu akan
lebih terlihat menarik apabila dicantumkan dalam persentase atau angka relatif yaitu
67% orang yang tidak merokok dibandingkan dengan 33 % orang yang merokok.
Angka relatif juga dapat digunakan pada saat akan membandingkan data satu
dengan data yang lain baik dalam ranah spasial maupun temporal. Contoh : data
kepadatan penduduk. Suatu daerah akan dapat dikatakan sebagai daerah dengan
jumlah penduduk yang tinggi apabila dibandingkan dengan luas wilayah (menjadi
angka relatif yaitu perbandingan) sehingga dapat dibandingkan antar wilayah.
Angka absolute merupakan angka atau data yang mutlak atau menunjukkan
kondisi sebenarnya dilapangan, angka ini diperlukan untuk melihat angka asli dari
suatu data. Angka absolute digunakan saat kita ingin menunjukkan secara real data
tertentu, tidak membandingkan dengan data lain. Contoh : data jumlah penduduk di
DIY akan ditampilkan secara absolute apabila penulis hanya ingin menginformasikan
jumlah penduduk saja dan tidak melakukan perbandingan dengan data lain.

4. Hipotesis merupakan jawaban sementara pertanyaan penelitian berbasis teori.


Apa yang dilakukan dalam analisis ketika hipotesis alternatif ditolak.
Hipotesis penelitian merupakan perkiraan hasil penelitian sebelum melakukan
pengolahan data. Apabila hipotesis alternatif ditolak peneliti akan berusaha untuk
bagaimana hipotesis tersebut tetap diterima. Hipotesis bagi peneliti harus diterima
bagaimanapun caranya. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis data mendalam Depth
Analysis kenapa hipotesis ditolak melalui hasil penelitian. Analisis mendalam dapat
dilakukan dengan kajian literatur penelitian terdahulu yang mendukung hasil
penelitian, namun, apabila tetap tidak ada penelitian terdahulu yang dapat mendukung
penelitian, analisis dapat dikemukakan melalui analisis peneliti sesuai dengan hasil di
lapangan. Hal ini berkaitan dengan kondisi lapangan dan lingkungan kajian yang tidak
selalu dalam kondisi standar operasional (misalnya setelah bencana alam) sehingga
hasil penelitian tidak selalu selaras dengan teori. Contoh : Mayoritas penduduk di
Kecamatan Depok yang melakukan migrasi adalah perempuan, sedangkan teori
mengemukakan bahwa migrasi banyak dilakukan oleh kaum pria. Hipotesis yang
ditolak kemudian diolah lebih mendalam lagi, ternyata wanita yang melakukan
migrasi adalah ibu rumah tangga yang ikut suami bekerja sehingga tetap alasan
beberapa wanita adalah karena perpindahan pria.

5. Bagaimana menurut saudara jika hasil penelitian kualitatif berbeda dengan


pengolahan data kuantitatif? Apa yang bisa digunakan untuk menjelaskan hal
tersebut?
Perbedaan hasil pada penelitian kualitatif dan pengolahan data kuantitatif
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yang mempengaruhi adalah
perbedaan metode yang digunakan. Dalam penelitian kuantitatif data yang digunakan
berupa angka dan diolah dalam metode statistik maupun deskriptif tertentu,
sedangkan pada penelitian kualitatif metode yang digunakan adalah metode observasi
dan wawancara terhadap subjek dan objek penelitian. Faktor kedua yaitu data
kualitatif yang sumbernya dari narasumber yang notabene adalah masyarakat awam
yang canggung dan terkadang tidak mengatakan hal yang seharusnya dilaporkan
karena masih tabu. Contoh : pertanyaan penggunaan alat kontrasepsi. Faktor
selanjutnya yaitu data kualitatif juga dapat berbeda dengan data kuantitatif karena
perbedaan kepercayaan satu individu dengan individu yang lain sehingga terkadang
memunculkan gap data yang cukup signifikan. Faktor lain yaitu faktor lingkungan
yang mempengaruhi proses pemerolehan data kualitatif, misalnya karena lingkungan
yang tidak mendukung maka wawancara berjalan dengan baik sehingga banyak data
yang kurang dan tidak relevan dengan data kuantitatif. Dalam penelitian hal ini dapat
dijelaskan karena adanya pengaruh faktor yang membuat perbedaan hasil penelitian
yang secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Perbedaan metode penelitian,
2. Perbedaan subjek dan objek penelitian,
3. Perbedaan paradigma penelitian (Kuantitatif menggunakan paradigma
positivistik sedangkan Kualitatif menggunakan paradigma naturalistik),
4. Perbedaan sistem landasan teori (Penelitian kuantitatif dimulai dari teori
kemudian melihat data dan berakhir pada penolakan atau penerimaan teori
yang diajukan. Sedangkan penelitian kualitatif berdasar dari data,
memanfaatkan teori sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori).

Anda mungkin juga menyukai