Anda di halaman 1dari 5

Studi Longitudinal

Dosen Pembimbing: dr. Melda Suryana, M.Epid

Disusun oleh:
Luh Dwi Briliantari Libriana - 112021095

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas kristen Krida Wacana
Periode 26 Desember 2022 – 4 Maret 2023
Dalam jurnal ini peneliti ingin mengetahui tentang perubahan minat karier dari pada
siswa laki-laki maupun perempuan. Selain dari pada itu penelitian ini merupakan proses melihat
dan mengevaluasi proses untuk menuju pada keputusan karier yang diharapkan dapat
memberikan manfaat pada pengembangan minat karier pada masa remaja. Pada studi yang
diterapkan yaitu studi longitudinal dilakukan oleh peneliti dengan dua kali pengukuran, yakni
pada saat awal masuk SMP (kelas VII) dan dilakukan kembali pada ketika akhir sekolah di SMP
(Kelas IX). Pada sampel yang ingin diteliti didapatkan 169 siswa yang terbagi atas 108
perempuan dan 61 laki-laki. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu RMIB
(Rothwell Miller Interest Blank). Pada analisis data yang diterapkan pada peneliti menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif, dimana peneliti ingin melihat apakah adanya perubahan dari minat
karier yang terjadi pada masing-masing siswa. Pada langkah kerja maupun pembagian analisa
datanya, penelitian ini merupakan penelitian populasi. Partisipan atau sampel adalah semua
siswa kelas IX yang memiliki hasil tes minat yang sudah dilakukan ketika diawal masuk seklah
(kelas VII). Instrumen yang digunakan dengan RMIB, dimana terdiri 9 kelompok pekerjaan dan
masing-masing kelompok pekerjaan ada 12 macam pekerjaan. RMIB mengelompokkan ke
dalam 12 jenis kategori, minat karier, yaitu: outdoor, mechanical, computational, scientific,
personal contact, aesthtetic, literary, musical, social service, clerical, practical dan medical. Data
dikumpulkan melalui dua kali pengukuran: pengukuran pertama (T1) dilakukan ketika partisipan
berada di tahun pertama atau ketika mereka baru masuk kelas tujuh SMP, dan pengukuran kedua
(2) dilaksanakan ketika mereka berada diakhir sekolah, yaitu ketika sudah kelas Sembilan.
Teknik analisis yang digunakan adalah statistic deskriptif, hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa banyak siswa yang masih belum stabil dan mengalami perubahan minat kariernya.1

Hasil menunjukkan terdapat 67,55% siswa yang minat kariernya memiliki perubahan
atau dikatakan tidak stabil. Dipaparkan bahwa siswa laki-laki lebih banyak yang sudah stabil
minat kariernya dari pada siswa perempuan. Pada siswa laki terdapat 49,18% siswa yang
minatnya sudah stabil, sedangkan pada siswa perempuan hanya ada 23,15% siswa yang sudah
stabil. Lain hal dari pada itu, dipaparkan pada kategori minatan bahwa kategori practical paling
banyak disukai oleh siswa laki-laki secara stabil, baik T1 maupun di T2.1

Apabila dilihat dari kelebihan dan kelemahan yang dibahas pada penelitian ini, dapat
dibedakan sebagai berikut:2,3
Kelebihan

1. Karena teknik analisis yang dilakukan dengan statistic deskriptif sehingga relative
mudah dilaksanakan dalam pengolahan datanya, selain itu tidak diperlukan kelompok
control sebagai pembanding
2. Analisis perkembangan dari tiap individu yang perubahannya diamati dari suatu
periode ke periode, dimana dipaparkan bagaimana stabil atau tidaknya suatu minat
siswa maupun siswi yang dimulai dari kelas 7 dan kelas 9 saat SMP
3. Dengan adanya data perubahan, peneliti mengamati dan meneliti perubahan yang
menjadi faktor-faktornya.
4. Dengan adanya data perubahan, peneliti melakukan perbandingan perubahan yang
terjadi pada situasi tersebut (perubahan minat dari waktu ke waktu)
5. Pada pendekatan ini dapat menerima perbandingan hasil uji yang lain. Dimana
memungkinkan untuk dilakukan pengamatan terhadap hasil uji atau pengamatan pada
kegiatan penelitian yang lain pada periode waktu tertentu.

Kekurangan

1. Teknik yang dilakukan dengan deskriptif sehingga dalam penelitian tersebut


kurangnya tanggapan dari subjek penelitian
2. Waktu yang dibutuhkan relative lama yaitu dilakukan pada kelas 7 dan dilanjutkan
kembali di kelas 9 SMP.
3. Banyak data yang diambil tidak bersifat praktis untuk dapat langsung dipakai, karena
yang dibutuhkan tidak langsung dapat sekaligus melainkan secara berurutan terhadap
periode waktu tertentu.

Apabila dilihat hubungan antara sampling yang digunakan dengan desain studynya maupun
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sudah cukup baik, namun alangkah baiknya jika
memungkinkan dapat menggunakan purposive sampling, dimana dalam sampling ini adalah
pengambilan dalam sampel yang dilakukan sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.
Dengan kata lain, sampel dilakukan secara sengaja dengan jalan mengambil samper tertentu
yang mempunyai karakteristik, ciri, kriteria dan sifat yang dibutuhkan saja. Sehingga
pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak. Dengan adanya sampling tersebut, memiliki
kelebihan waktu yang digunakan lebih efektif, walaupun kelemahannya yaitu sampel berpotensi
tidak mewakili populasi yang dipilih untuk diteliti.4

Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Metode ini sangat efektif dalam penerapan untuk sampel yang kuantitasnya kecil. Dalam
penerapannya dapat dilakukan dengan SPSS atau STATA. Dalam hal ini uji Shapiro Wilks
dipergunakan dalam identifikasi apakah suatu peubah acak mengikuti distribusi normal. Uji ini
sering diterapkan dalam analisis regresi untuk asumsi normalitas. Dengan penerapannya
digunakan dengan kuantitasnya yang kecil, tentu memiliki kekurangan yang berbeda disbanding
Kolmogorov-smirnov yaitu menguji normalitas pada sampel yang jumlahnya banyak yang dapat
lebih >100, lain hanya Shapiro wilk yaitu <100.5

Uji Normalitas Lilliefors

Uji ini dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian uji normalitas. Digunakan untuk
mengetahui apakah ada data terdistribusi normal atau tidaknya pada data tunggal. Dalam
interprestasinya:5

 Jika Lo lebih besar dari Ltabel maka populasi berstribusi tidak normal
 Jika Lo lebih kecil dari Ltabel berarti populasi berdistribusi normal

Uji Normalitas Kolmogorov Smirrnov

Uji ini satu sampel yakni uji goodness of fit, dimana uji ini berhubungan dengan tingkat
kesesuaian antara distribusi sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini
menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribussi teoritis.
Pada intinya uji ini dilakukan sebagai dasar mengetahui distribusi beberapa data dengan
keunggulan sampel yang diolah dapat banyak. Uji ini merupakan uji yang lebih kuat dari pada uji
chi-square.5

Uji Normalitas Jarque Bera

Merupakan salah satu uji goodness of fit yang dipergunakan sebagai ukuran apakah skewness
dan kurtosis sesuai dengan distribusi normal. Dalam uji ini didasarkan pada kenyataan bahwa
nilai skewness kurtosis dari distribusi normal sama dengan nol. Sehingga nilai absolute dari
parameter ini dapat menjadi acuan penyimpangan distribusi normal. Hipotesa:5
 Ho: sampel berdistribusi normal
 H1: sampel tidak berdistribusi normal

Uji sampel ini mempunyai distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas dua. Apabila hasil jarque-
Bera lebih besar dari distribusi chi-kuadrat maka ditolak yang memiliki maksud tidak
berdistribusi normal dan sebaliknya artinya berdistribusi normal.5

Saran:

Dalam penelitian ini hanya bersifat deskriptif, alangkah baiknya diterapkan analisis analitik
sehingga dapat dipaparkan faktor-faktor atau hubungan yang berkaitan ataupun yang
mempengaruhi daripada suatu perubahan minat atau karier di usia kelas 7 maupun kelas 9 SMP.

Daftar Pustaka

1. Mudhar, Aisyah, Mufidah EF, et al. Studi longitudinal: stabilitas dan perubahan minat
karier pada siswa laki-laki dan perempuan. Surabaya: Jurnal Nusantara Of Research;
9(2); 2022.
2. Vionalita G. Modul metodologi penelitian kuantitatif: Modul 3 jenis dan desain
penelitian. Universitas Esa Unggul; 2020.
3. Sastriasmore S Prof DR Dr, Ismael S Dr Prof. Dasar-dasar metodologi penelitian Klinis.
Edisi ke 4 Sagung Seto. Jakarta; 2012.
4. Fauzy A. Metode sampling. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka; 2019.
5. https://www.dqlab.id/teknik-analisis-data-ragam-jenis-uji-normalitas-dalam-asumsi-
klasik

Anda mungkin juga menyukai