Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN DISKUSI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mata Kuliah
: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu
: Dr. Suranto
Program Studi
: S2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Kelas
: PEP A (Angkatan 2016)
Materi Diskusi
: Penelitian Survei
Pelaksanaan Diskusi
: Jumat, 14 Oktober 2016
Waktu Pelaksanaan Diskusi
: 13.40 15.20 WIB
Diskusi diikuti oleh 18 orang mahasiswa (termasuk pemateri)
Pemateri
Pemateri 1
:Syaiful Syamsuddin (Konteks Penelitian Survei)
Pemateri 2
:Mulyadin (Desain Penelitian Survei)
Pemateri 3
:Eli Meivawati (Pengumpulan Data dalam Penelitian Survei)

SESI DISKUSI TERMIN 1


1. Pertanyaan dari : Hazlynda
Pertanyaan : Sebutkan contoh dan atau kegunaan dari masing-masing teknik sampling
yang telah dijelaskan!
Jawaban :
Contoh Stratified Random Sampling
Penelitian tentang penghasilan masyarakat kalau dipandang perlu dapat didasarkan atas
macam mata pencahariannya, yaitu petani, pedagang, pengusaha, pegawai negeri sipil
(PNS), TNI, Polisi, dan kelompok lain. Dari masing-masing kelompok diambil sampel
secara random. Berdasarkan sampel itulah dicari nilai-nilai statistik yang diperlukan.
Contoh Pengambilan Sampel dengan Metode Systematic Sampling
Sebagai contoh apabila kita akan mengembangkan peternakan ayam di suatu daerah, kita
mula-mula akan mengetahui rata-rata jumlah ayam yang dimiliki oleh setiap kepala
keluarga (KK). Di daerah itu terdapat 2.400KK, yang akan kita ambil sampel 24KK saja.
Contoh Simple Random Sampling
Menggunakan cara lotre antara lain dilakukan dengan menggunakan kertas diberi nomor
sesuai dengan nomor populasi. Kemudian kertas itu diambil secara acah sesuai dengan
jumlah yang dikehendaki. Atau dengan kelereng yang diberi nomor dan sebagainya. Bisa
juga menggunakan daftar angka random.
Contoh Cluster Sampling (Area Sampling)
Misalnya, di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15
propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu itu dilakukan secara random. Tetapi perlu
diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka
pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Propinsi di

Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan
banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang, ada yang tidak. Karakteristik
semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan.
Non Probability Sampling (Non Random Sampling)
Misalnya dalam bidang sosial, pendapat umum diteliti dari orang-orang yang kebetulan
dijumpai dipinggir jalan, toko, atau ditempat-tempat yang dapat dicapai dengan mudah.
Sudah tentu generalisasi dari non random sampling tidak dapat memberikan taraf
keyakinan yang tinggi kecuali apabila peneliti beranggapan atau dapat membuktikan
bahwa populasi penelitian yang diteliti relatif sangat homogen. Oleh karena itu peneliti
perlu berhati-hati dalam menarik garis generalisasi dari sampel non random ini
2. Pertanyaan dari : Dewi N
Pertanyaan : Apa perbedaan survei deskriptif dengan penelitian kualitatif yang juga
memiliki persamaan deskriptif ?
Jawaban :
Penelitian survei tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi bisa bersifat kualitatif yang bisa
mendeskripsikan suatu fenomena. Perbedaan antara penelitian kualitatif dan survei
deskriptif terletak pada desain, tujuan dan teknik penelitian. Baik penelitian survei
maupun penelitian kualitatif memiliki paradigma penelitian yang berbeda, yang sama
ialah sifat dari penyampaian hasil penelitian yang berupa deskriptif.
Perbedaan lain ialah pada posisi peneliti itu sendiri, pada penelitian kualitatif peneliti
menjadi key of instrument sedangkan pada penelitian survei deskrptif peneliti tetap
menggunakan instrumen yang telah dibuat sebelumnya.
3. Pertanyaan dari : Noval
Pertanyaan : Bagaimana jika ada responden yang asal-asalan dalam menjawab kuesioner?
Apa pengaruhnya terhadap data survei?
Jawaban :
Salah satu kekurangan dari penelitian survei adalah adanya kategori-kategori error yang
mengakibatkan bias data. Bias data bisa dihindari dengan hal-hal yang bisa meningkatkan
respon rate secara tepat, salah satu skill yang harus dimiliki peneliti adalah dengan
melakukan probing terhadap responden, namun jika data sudah terlanjur bias maka harus
dilakukan perbaikan-perbaikan secara prosedural maupun secara statistikal. Misalnya
melakukan uji faktor tunggal, melakukan prosedur korelasi parsial, mengontrol efek dari
suatu faktor, dan lain sebagainya.

SESI DISKUSI TERMIN 2


1. Pertanyaan dari : Lusia Desti

Pertanyaan : Apakah teknik pengumpulan data bisa digunakan bersamaan ?


Jawaban :
Iya bisa, disesuaikan dengan tujuan serta kebutuhan penelitian itu sendiri.
2. Pertanyaan dari : Yuyun
Pertanyaan : Apa perbedaan longitudinal study pada penelitian survei dengan longitudinal
studi pada penelitian ex post facto ?
Jawaban :
Longitudinal studi pada penelitian ex post facto adalah untuk mengungkapkan atau
menentukan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya yang terjadi secara
alami (tanpa manipulasi) setelah periode waktu tertentu.
Longitudinal studi pada penelitian survei adalah untuk mencari status, informasi, dan
fenomena yang datanya dikumpulkan berdasarkan pada periode waktu tertentu. Adapun
yang menjadi responden adalah sama.
3. Pertanyaan dari : Ikhsanudin
Pertanyaan : Bolehkah kita menggunakan sampling acak dalam penelitian survei di
bidang pendidikan ? Bagaimana pertimbangannya ?
Jawaban : Iya bisa, random sampling dalam dunia pendidikan diperbolehkan sebagai
bentuk sampel yang sifatnya representatif sehingga hasilnya bisa berlaku secara luas
(umum).

Anda mungkin juga menyukai