TEKNIK PENGUMPULAN
DATA KUANTITATIF
Situasi sosial dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa
yang terjadi” didalamnya. Dalam penelitian kualitatif menggunakan populasi
karena penelitian ini berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
tertentu dan hasil kajiannya tidak diberlakukan ke populasi tetapi ditransferkan
ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan kasus yang
dipelajari.
Fokus & Sub Fokus dalam Penelitian
Kualitatif
Fokus dan subfokus adalah komponen penting dalam penelitian kualitatif karena mereka
merinci masalah penelitian dan membuatnya lebih terfokus dan mudah diarahkan. Berikut
ini adalah definisi fokus dan subfokus dalam penelitian kualitatif dalam konteks pengajaran
bahasa Inggris.
Fokus Penelitian: Fokus penelitian adalah inti dari topik yang akan diteliti secara
mendalam. Ini adalah pertanyaan penelitian utama yang ingin dijawab oleh peneliti dalam
penelitian kualitatif. Fokus penelitian harus jelas dan terdefinisi dengan baik.
Contoh :
1. Focus: Grammatical errors in English writing by Indonesian students
Sub-focus: Types of grammatical errors (e.g. subject-verb agreement, punctuation and
capitalization, acceptance errors)
2. Focus: Listening skills of third-semester English Education students
Sub-focus: Specific problems faced by students (e.g. difficulty identifying main ideas,
lack of vocabulary, lack of initiative to read, difficulty with speaker accents, lack of
focus, lack of motivation to express themselves)
3. Focus: Improving discussion skills of English and Indonesian literature education
students
Sub-focus: Problems with current discussion skills (e.g. shyness, lack of confidence,
lack of variation in discussion models)
4. Focus: Code-switching between English and Indonesian on Instagram by Indonesian
language education students
Sub-focus: Types of code-switching (e.g. insertion of English words, phrases, and
clauses)
5. Focus: Improving scientific article writing skills of English language education lecturers
Sub-focus: Specific problems faced by lecturers (e.g. difficulty formulating research
questions, lack of knowledge on citing and referencing, lack of coherence in writing)
6. Focus: Ice-breaking activities in Arabic language learning in Kampung Inggris Pare
Sub-focus: Types of ice-breaking games used to improve speaking skills (e.g. games
tailored to specific topics and student needs)
Teknik Sampling Yang Digunakan Pada
Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
Non Probability Sampling
1. Sampling Sistematis.
Sampel diambil dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Contoh jika N = 100 dan n = 25
maka dapat diambil sebagai sampel adalah nomor 1,5,9,13 dst.
2. Sampling Kuota.
Sampel diambil dari suatu populasi dengan ciri-ciri atau kriteria tertentu sampai jumlah
(kuota )tertentu.
Contoh : ada 100 orang akan di wawancara : 20 orang pemilik usaha kecil : 10 orang profesional :
10 orang manajer : 7 orang supervisor dan sisanya adalah pekerja kontrakan. Wawancara baru akan
dihentikan jika target kuota untuk masing-masing jenis pekerjaan terpenuhi.
3. Sampling Aksidental.
Sampling diambil dari siapa saja yang kebetulan dijumpai.
Contoh : Menanyakan siapa saja yang ditemui dan ditanyai tentang sesuatu seperti kenaikan bbm.
4. Purposive sampling
Teknik dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti
berdasarkan kriteria khusus yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Contoh : Penelitian tentang disiplin pegawai maka sampel yang dipilih adalah
mereka yang ahli atau terlibat dalam bidang kepegawaian saja.
5. Saturation sampling (sampling jenuh)
Disini seluruh anggota populasi dijadikan sampel, Kejenuhan tercapai jika jumlah
sampel mencapai separuh populasi atau apa yang dicari telah ditemukan.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah Teknik penentuan sampel yang mula mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar…Ibarat salju yang menggelinding.
Sebagai contoh jika kita akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok
menggunakan Purposive dan Snowball Sampling.
Penelitian Kualitatif umumnya teknik random sampling tidak digunakan, namun
pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian dan merujuk kepada teori
(purpose). Dalam penelitian kualitatif tidak menyebutnya sampel atau respondent,
namun disebutnya partisipan, informan, dan narasumber.
Teknik yang digunakan cenderung purposive sampling yaitu sampel yang diambil
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian
Teknik Sampling Yang Digunakan Pada
Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
Probability Sampling
1. Simple random sampling
Pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu.
2. Stratified random sampling (proporsional)
Digunakan bila populasi mempunyai unsur dan berstarata secara proporsional. Misal dalam suatu
organisasi memiliki latar belakang pendidikan yang berstrata.
3. Disporpotionate Stratified Random Sampling.
Digunakan untuik menetukan jumlah sample bila populasi berstarata tetapi kurang proporsional. Misal
unit kerja tertentu mempunyai 3 lulusan S3, 4 lulusan S2 dan 90 Lulusan S1 dan 800 smu maka tiga
orang lulusan S3 dan lulusan S2 diambil semuanya sebagai sample.
4. Cluster random sampling.
Obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas misal penduduk dari suatu Negara. Misal
indonesia terdiri dari 26 propinsi, sample menggunakan 15 propinsi maka pengambilan di 15 propinsi
dilakukan secara acak.
Instrument Penelitian Yang Digunakan
Pada Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan teknik pengumpulan, yaitu :
1. Teknik Pengukuran :
a. Tes dan Angket
Tes lisan : kumpulan pertanyaan lisan yang jawabannya secara lisan pula.
Tes tulisan : kumpulan butir-butir pertanyaan/soal dalam bentuk tertulis yang
jawabannya secara tertulis juga (pilihan ganda, benar-salah, uraian, jawaban singkat,
matching).
Angket : Daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan.
b. Skala
Teknik skala adalah teknik untuk mengubah fakta-fakta kualitatif menjadi suatu urutan
kuantitatif.
1)Skala Likert = dikembangkan oleh Rensis Linkert (1932) berupa self report untuk
pengukuran sikap dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan
atau tidak ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan.
Pernyataan Skala
Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ( ) Sangat setuju
( ) Setuju
( ) Ragu-ragu
( ) Tidak Setuju
( ) Sangat tidak setuju
Pernyataan Skala
Penggunaan variasi metode mengajar di kelas meningkatkan hasil ( ) Ya
belajar siswa. ( ) Tidak
3).Rating scale
Berupa daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang
harus dicatat secara bertingkat. Penilaian ini dituangkan dalam bentuk penentuan
gradiasi antara sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada,
dan sebagainya. Contoh :
Pernyataan Skala
Saya datang terlambat ke sekolah ( ) Selalu
( ) Sering
( ) Kadang-kadang
( ) Jarang
( ) Tidak pernah
Dalam rating scale setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap
item instrument. Namun orang tertentu memilih jawaban angka 2 (jarang), tetapi
angkat 2 oleh orang tertentu tersebut belum tentu sama maksudnya dengan orang
lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2.
4). Skala Semantic Differential.
Berupa self report untuk pengukuran sikap dimana subjek diminta memilih
satu kata sifat atau frase dari sekelompok pasangan kata sifat atau pasangan
frase yang disediakan yang paling mampu menggambarkan perasaan
mereka terhadap suatu objek.
Demokrasi 7 6 5 4 3 2 1 Otoriter
Bertanggung jawab Tidak bertanggung jawab
Jenis Observasi :
1) Observasi partisipatif
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yg sedang diamati yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Contoh : peneliti berperan sebagai
karyawan dan ikut mengamati dan terlibat di dalamnya.
2) Observasi Nonpartisipan
Tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independent. Misal :
peneliti mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam menggunakan hak pilih.
3) Observasi terstruktur
Dirancang sistematis dan peneliti telah tahu dengan pasti variabel apa yang
akan diamati. Bisa menggunakan wawancara terstruktur atau angket tertutup.
Misal menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang
digunakan untuk mengukur semangat belajar siswa.
4) Observasi tidak terstruktur
Dipersiapkan tidak secara sistematis karena peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan diamati. Contoh : suatu pameran education expo dari
berbagai negara.
Alwi, I. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Saraz
Publishing.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta