Disusun Oleh:
1. Mariana Sri Lestari (2052000094)
2. Faizal Rifqi (2052000123)
3. Rokib Arbiadi (2052000124)
4. Cahyati Praba Hardini (2052000125)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penelitian
Pendidikan di Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penentuan sampel
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sri Mulyati, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Penelitian Pendidikan. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian
merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga
diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas
masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat
dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan
data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti
itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti
juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti
akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang
istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh karena itu, disini kami akan mencoba
menjelaskan tentang pengertian sampel, alasan penarikan sampel, cara pengambilan sampel,
menentukan besar sampel serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
sampel.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada di makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
5. Agar mahasiswa mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampel
Sampel atau dalam Bahasa Inggris sample, adalah bagian dari populasi yang ingin
diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, bukan bukan populasi itu
sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili
keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik atau
tidaknya sampel yang diambil. Ukuran sampel ialah persentase kecil dari populasi yang
digunakan untuk analisis statistik. Misalnya, ketika ingin mencari tahu berapa banyak orang
yang akan memilih orang tertentu dalam pemilihan, tidak mungkin (baik secara finansial atau
logistik) untuk bertanya kepada setiap orang di suatu negara tentang preferensi pemilihan
mereka.
Oleh sebab itu, diambil sampel kecil dari suatu populasi. Ukuran sampel dapat
beberapa ratus atau beberapa ribu tergantung pada karakteristik yang diinginkan peneliti dari
sampel populasi tersebut, dan seberapa akurat hasil yang diinginkan peneliti.
Adapun definisi sampel menurit para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Soehartono (2004:57), Sampel ialah bagian dari populasi yang akan diteliti dan
(Djarwanto, 1994:43).
3. Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta
keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya
b. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar
representatif (mewakili).
4. Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan
diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan
5. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil
sampelnya tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang
dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi
populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan
diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang
diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak
acak (non-random).
penarikan sampel akan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis masalah secara
terarah, fokus, dan sesuai dengan ketersediaan biaya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti.
1. Ukuran populasi
Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak
mungkin melakukan sensus terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling. Atau
sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat diketahui), namun apabila jumlahnya
terlalu banyak, maka tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui
milyard obyek? Bagaimana menganalisis data sebanyak itu? Dalam kondisi yang
2. Faktor biaya
dan transportasi. Adalah wajar bahwa makin banyak obyek yang diteliti makin banyak
pula biaya yang diperlukan. Salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan biaya
3. Faktor waktu
Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih cepat, terutama apabila
faedahnya. Demikian pula, menganalisis data hasil sampling selain dapat menghemat
biaya, juga dapat menghemat waktu karena dapat dilakukan dalam tempo yang
singkat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu
mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk
Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang untuk terjadinya
karena peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang dapat dia
kendalikan.
6. Faktor ekonomis
Apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan
tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak. Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.
Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga, juga dapat
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi adalah
sebagai berikut:
Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian ,karena tujuan
penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian
.Demikian pula dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian.
Oleh sebab itu langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah
Telah disebutkan diatas bahwa anggota populasi di dalam penelitian tersebut harus
di batasi secara jelas.Oleh sebab itu sebelum sampel ditentukan harus di tentukan
dengan jelas kriteria atau batasan populasinya.Dengan demikian maka akan menjamin
Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara
jelas.Apabila jenis data yang akan di kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka
dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau di tentukan
sumber datanya.
dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat –sifat populasi .
akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini
unit-unit yang menjadi anggota populasi . Hal ini akan memudahkan dalam
7. Memilih sampel
pengambilan sampel
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel probabilitas
(probability samples) atau sering di sebut random sample (sampel acak) dan sampel-
sampel non-probabilitas (non probability samples). Berikut akan dijelaskan secara rinci
Sampel acak (probability sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana
teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik
ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi sampel
(contoh). Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi sebanyak 50 sedangkan
yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
Sebagai catatan bahwa menentukan ukuran sampel tidak dapat dilakukan sebarangan,
anda perlu mengikuti kaidah tertentu dan mengacu pada teori para ahli. Berikut cara
Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang
menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan
kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel
(sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-
elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau
makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.
Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi, katakanlah
perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari perguruan tinggi
beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan penarikan sampel. Selain
nama karakteristik yang dibutuhkan bisa berupa jenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat
badan, nilai semester, alamat, dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.
Bagaimana jika penelitian dilakukan di suatu desa? Maka diperlukan kerangka sampel
atau daftar yang memuat seluruh elemen populasi yang akan diteliti di desa tersebut. Contoh
ini dapat digeneralisasi untuk seluruh kasus seperti penelitian di level Kabupaten, penelitian
di suatu kantor dan lain sebagainya. jika seluruh elemen populasi yang terdaftar di dalam
Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak maka
digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel pertama. Angka yang
terpilih adalah angka dari salah suatu elemen populasi yang sudah terdaftar pada kerangka
sampel. Selanjutnya untuk menentukan sampel sampel yang akan terpilih berikutnya
Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode
pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak,
sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Sampel
sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil,
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, karena yang
diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya diurutkan berdasarkan
interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini,
harus dipenuhi beberapa syarat yakni (1) populasi harus besar, (2) harus teredia daftar
4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih, dan
Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan pada
populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila
populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah
satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang
terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster
sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.
Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap bagian-bagian
yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat luas.
Langkah langkah :
2. Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai sampel
Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara
singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling secara
bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci
yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang digunakan.
Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan multistage
tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung lebih maksimal.
• Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit yang terkecil atau ultimate
sampling unit
Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya adalah sebagai
berikut:
• Menetapkan populasi
• Menetapkan tingkatan
• Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan
Sample
Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability
sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan
sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak
semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam
sampel.
1. Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang
sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat
Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika
akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan memilih
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang digunakan
lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah memilih subjek
yang representatif.
2. Snowball Sampling
ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-
orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu,
menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak beberapa kategori untuk
topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara
terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh
peneliti.
yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan waktu yang cukup
3. Accidental Sampling
Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek
seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya
disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam melakukan dan
berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki kewenangan untuk memilih
elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.
waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat
keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, digunakan convenience
sampling.
Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat sehingga
memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah belum tentu
4. Quota Sampling
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus
menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan
untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel
sudah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum
Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena
sensus populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang relatif
kecil meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan
sample.
Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah dan tidak
memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kelemahan dari Teknik
sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga
Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah satu sekolah swasta di Yogtakarta.
Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh guru dijadikan sample.
nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh
peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau
125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan
sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor ganjil
1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan
seterusnya.
Dalam makalah ini akan dibahas penentuan besar sampel dengan tujuan dapat
mewakili populasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan besar sampel adalah :
2. Tujuan penelitian/analisis
Pada kondisi yang berbeda, cara penentuan besar sampel juga berbeda. Berdasarkan
atau analisisnya, dibedakan diskriptif atau inferensial (estimasi atau pengujian hipotesis).
Berdasarkan jumlah populasi atau sampelnya, dibedakan satu populasi/sampel atau lebih dari
satu populasi/sampel. Hal ini berhubungan dengan karakteristik populasi atau cara
pengambilan sampel (sampling) yang dibedakan random atau non random sampling. Random
sampling dibedakan simple random, systematic random, stratified random, cluster random
atau multistage random sampling. Berdasarkan jenis data atau variabel yang dianalisis,
dibedakan data proporsi atau kontinyu. Hal-hal di atas sangat menentukan cara penghitungan
besar sampel.
E. Faktor-faktor yang Perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
berikut:
1. Membatasi populasi
atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia maupun
dan hasil penelitian tidak menggambarkan atau mewakili seluruh populasi. Tanpa
representatif. Oleh sebab itu dalam penelitian apa pun populasi tersebut harus
umur tertentu, penyakit-penyakit tertentu, dan sebagainya. Perlu diingat di sini ialah
bahwa nilai suatu hasil penelitian bukan ditentukan oleh besar kecilnya populasi,
Bila suatu kesimpulan ditarik berdasarkan pada sampel yang diambil dengan
teknik yang salah, maka kesimpulan hasil penelitian tidak dapat berlaku seluruh
representatif terhadap populasi, dan diambil dengan teknik sampling yang tepat, maka
sebab itu pembatasan populasi sangat penting untuk memperoleh sampel representatif.
2. Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga dapat
diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak. Misalnya
penelitian tentang status gizi anak balita di Kelurahan X, maka sebelum pengambilan
sampel terlebih dahulu dilakukan pencatatan seluruh anak di bawah lima tahun yang
terlebih dahulu harus membuat batasan tentang anak balita tersebut atau batasan
anggota-anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Besarnya atau banyaknya
diuraikan di datam bab lain. Besar/kecilnya suatu sampel bukan ukuran untuk
menentukan apakah sampel tersebut representatif atau tidak. Hal ini akan tergantung
Teknik pengambilan sampel ini sangat penting. karena apabila salah dalam
menggunakan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran. Teknik
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu
penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi
bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel
menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan
sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random). Alasan
memudahkan peneliti dalam melakukan analisis masalah secara terarah, fokus, dan
sesuai dengan ketersediaan biaya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti.
1. Purposive Sampling
2. Snowball Sampling
3. Accidental Sampling
4. Quota Sampling
Hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan besar sampel adalah jenis dan
B. Saran
Agung, Prof. I Gusti Ngurah. 2011. Manajemen Penulis (Skirpsi, Tesis dan Disertasi).
Jakarta: PT Rja Grafindo Persada.
Awwaabiin, Salma. 2021. Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Jenis – jenis, dan
Contohnya. Yogyakarta: Dee Publish. https://penerbitdeepublish.com/teknik-
pengambilan-sampel/. Diakses pada 19 Juni 2021.
Sibagariang, Eva Ellya, Skm, Juliane, SPsi, R. S T. 2010. Buku Saku Metode Penelitian untuk
Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta. Trans Info Media.