Anda di halaman 1dari 23

PENENTUAN SAMPEL

Tugas Makalah Mata Kuliah Penelitian Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Sri Mulyati, M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Mariana Sri Lestari (2052000094)
2. Faizal Rifqi (2052000123)
3. Rokib Arbiadi (2052000124)
4. Cahyati Praba Hardini (2052000125)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan

pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penentuan Sampel.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penelitian

Pendidikan di Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Selain itu, penulis juga

berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penentuan sampel

dalam penelitian ilmiah.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Sri Mulyati, M.Pd

selaku dosen mata kuliah Penelitian Pendidikan. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat

menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan

makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Sukoharjo, 19 Juni 2021

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu

secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian

merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga

diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas

masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat

dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang

pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan

data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk

memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti

itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat

diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat

menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur

ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling

relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada

dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan

penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.

Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah

menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data

keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti

juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti

akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian

dan penganalisaan data terhadap objek.

Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang

istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh karena itu, disini kami akan mencoba

menjelaskan tentang pengertian sampel, alasan penarikan sampel, cara pengambilan sampel,

menentukan besar sampel serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan

sampel.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada di makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian sampel?

2. Apa saja alasan penarikan sampel?

3. Bagaimana cara pengambilan sampel?

4. Bagaimana cara menentukan besar sampel?

5. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian sampel

2. Agar mahasiswa mengetahui alasan penarikan sampel

3. Agar mahasiswa mengetahui cara pengambilan sampel

4. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan besar sampel

5. Agar mahasiswa mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampel

Sampel atau dalam Bahasa Inggris sample, adalah bagian dari populasi yang ingin

diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, bukan bukan populasi itu

sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili

keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik atau

tidaknya sampel yang diambil. Ukuran sampel ialah persentase kecil dari populasi yang

digunakan untuk analisis statistik. Misalnya, ketika ingin mencari tahu berapa banyak orang

yang akan memilih orang tertentu dalam pemilihan, tidak mungkin (baik secara finansial atau

logistik) untuk bertanya kepada setiap orang di suatu negara tentang preferensi pemilihan

mereka.

Oleh sebab itu, diambil sampel kecil dari suatu populasi. Ukuran sampel dapat

beberapa ratus atau beberapa ribu tergantung pada karakteristik yang diinginkan peneliti dari

sampel populasi tersebut, dan seberapa akurat hasil yang diinginkan peneliti.

Adapun definisi sampel menurit para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Soehartono (2004:57), Sampel ialah bagian dari populasi yang akan diteliti dan

dianggap mampu menggambarkan populasi.

2. Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti”

(Djarwanto, 1994:43).

3. Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta

karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.

a. Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak

memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi


tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti:

keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

b. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan

mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi. Oleh

karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar

representatif (mewakili).

4. Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan

diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan

bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.

5. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang

dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil

sampelnya tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang

dipelajari dalam suatu penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi

populasi asalnya, tetapi bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan

dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang

diamati. Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang

diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak

acak (non-random).

B. Alasan Penarikan Sampel

Alasan penelitian membutuhkan penarikan sampel adalah karena

penarikan sampel akan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis masalah secara

terarah, fokus, dan sesuai dengan ketersediaan biaya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti.

Berikut akan dijelaskan lebih rinci alasan penarikan sampel.


Menurut Sujana (1992:161-163) ada enam alasan melakukan sampling yaitu:

1. Ukuran populasi

Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak

mungkin melakukan sensus terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling. Atau

sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat diketahui), namun apabila jumlahnya

terlalu banyak, maka tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui

karakteristik populasi harus dilakukan sampling. Misalnya untuk populasi terhingga,

ambilah populasi 5 miliyard obyek. Bagaimana mencatat segala karakteristik ke-5

milyard obyek? Bagaimana menganalisis data sebanyak itu? Dalam kondisi yang

demikian, peneliti lebih memerlukan sampling daripada sensus.

2. Faktor biaya

Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian, bukan hanya untuk

pengumpulan data saja, tetapi juga untuk analisis, diskusi, perhitunganperhitungan

dan transportasi. Adalah wajar bahwa makin banyak obyek yang diteliti makin banyak

pula biaya yang diperlukan. Salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan biaya

adalah melalui sampling.

3. Faktor waktu

Sensus memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan sampling.

Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih cepat, terutama apabila

peneliti menghendaki kesimpulan yang segera, maka sampling benar-benar terasa

faedahnya. Demikian pula, menganalisis data hasil sampling selain dapat menghemat

biaya, juga dapat menghemat waktu karena dapat dilakukan dalam tempo yang

singkat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak/mengganggu

Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah seorang pasien,

mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan dari tubuhnya untuk diperiksa? Untuk

ini jelas sampling harus .dilakukan

5. Faktor kecermatan penelitian

Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan penganalisisannya sangat

berpengaruh terhadap pembuatan kesimpulan yang akan dipertanggungjawabkan.

Makin banyak obyek yang diteliti makin memberikan peluang untuk terjadinya

ketidakcermatan penelitian baik yang menyangkut pengumpulan, pengolahan,

maupun analisis data. Ketidakcermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam

pengambilan kesimpulan. Dengan sampling ketidakcermatan ini dapat dikurangi

karena peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang dapat dia

kendalikan.

6. Faktor ekonomis

Apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan

tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak. Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus.

Melalui sampling, di samping dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga, juga dapat

mengoptimalkan kecermatan peneliti dalam melakukan proses penelitian.

C. Cara Pengambilan Sampel

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari populasi adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu langkah pokok bagi suatu penelitian ,karena tujuan

penelitian tersebut merupakan arah untuk elemen-elemen yang lain dari penelitian
.Demikian pula dalam menentukan sampel tergantung pula pada tujuan penelitian.

Oleh sebab itu langkah pertama dalam mengambil sampel dari populasi adalah

menentukan tujuan penelitian.

2. Menentukan populasi penelitian

Telah disebutkan diatas bahwa anggota populasi di dalam penelitian tersebut harus

di batasi secara jelas.Oleh sebab itu sebelum sampel ditentukan harus di tentukan

dengan jelas kriteria atau batasan populasinya.Dengan demikian maka akan menjamin

pengambilan sampel secara tepat.

3. Menentukan jenis data yang diperlukan

Jenis data yang akan dikumpulkan dari suatu penelitian harus dirumuskan secara

jelas.Apabila jenis data yang akan di kumpulkan telah dirumuskan secara jelas, maka

dapat dengan mudah ditentukan dari mana data tersebut diperoleh atau di tentukan

sumber datanya.

4. Menentukan teknik sampling

Penentuan teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel

dengan sendirinya akan tergantung dari tujuan penelitian dan sifat –sifat populasi .

5. Menentukan besarnya sampel (sampel size)

Meskipun besarnya/kecilnya sampel belum menjamin represent-tatifnya atau

tidaknya suatu sampel,tetapi menentukan besarnya sampel dapat merupakan langkah

penting dalam pengambilan sampel.Secara statistic penentuan besarnya sampel ini

akan tergantung pada jenis dan besarnya populasi. Penentuan besarnya sampel ini

akan dibicarakan didalam bagian lain.


6. Penentuan unit sampel yang diperlukan

Sebelum menentukan sampel yang diperlukan ,terlebih dahulu akan ditentukan

unit-unit yang menjadi anggota populasi . Hal ini akan memudahkan dalam

menentukan unit yang mana akan terjadikan sampel.

7. Memilih sampel

Apabila karakteristik populasi sudah ditentukan dengan jelas,maka kita dapat

dengan mudah memilih sampel sesuai dengan karakteristik populasi tersebut.Dalam

memilih sampel dari populasi ini dengan sendirinya berdasarkan teknik-teknik

pengambilan sampel

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yaitu sampel probabilitas

(probability samples) atau sering di sebut random sample (sampel acak) dan sampel-

sampel non-probabilitas (non probability samples). Berikut akan dijelaskan secara rinci

bagaimana cara mengambil sampel dengan kedua teknik tersebut.

a. Teknik Pengambilan Acak/ Random Sample/ Probability Sampling

Sampel acak (probability sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana

teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik

ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi sampel

(contoh). Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi sebanyak 50 sedangkan

yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai

kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Sebagai catatan bahwa menentukan ukuran sampel tidak dapat dilakukan sebarangan,

anda perlu mengikuti kaidah tertentu dan mengacu pada teori para ahli. Berikut cara

menentukan ukuran sampel yang tepat.


1) Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang

menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat menerapkan

kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu kerangka sampel

(sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi kumpulan elemen-

elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat berupa benda atau

makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk dijadikan objek sampel.

Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi, katakanlah

perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari perguruan tinggi

beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan penarikan sampel. Selain

nama karakteristik yang dibutuhkan bisa berupa jenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat

badan, nilai semester, alamat, dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.

Bagaimana jika penelitian dilakukan di suatu desa? Maka diperlukan kerangka sampel

atau daftar yang memuat seluruh elemen populasi yang akan diteliti di desa tersebut. Contoh

ini dapat digeneralisasi untuk seluruh kasus seperti penelitian di level Kabupaten, penelitian

di suatu kantor dan lain sebagainya. jika seluruh elemen populasi yang terdaftar di dalam

kerangka sampel dijumlahkan maka seharusnya merupakan ukuran populasi (N).

Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak maka

digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel pertama. Angka yang

terpilih adalah angka dari salah suatu elemen populasi yang sudah terdaftar pada kerangka

sampel. Selanjutnya untuk menentukan sampel sampel yang akan terpilih berikutnya

digunakan metode-metode yang akan kita bahas di bawah.


Langkah-langkah memilih sampel seharusnya mengikuti kaidah berikut:

1. Siapkan kerangka sampel

2. Siapkan tabel angka random

3. Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan

2) Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode

pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak,

sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Sampel

sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil,

disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi.

Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, karena yang

diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya diurutkan berdasarkan

interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini,

harus dipenuhi beberapa syarat yakni (1) populasi harus besar, (2) harus teredia daftar

kerangka sampel, (3). populasi harus bersifat homogen.

Langkah-langkah pengambilan sampel:

1. Tentukan populasi dan susun sampling frame

2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan metodologis

3. Tentukan K (kelas interval)

4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak

5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih, dan

nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.


3) Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan pada

populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila

populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara

proporsional sehingga setiap strata harus terwakili dalam sampel.

Langkah-langkah pengambilan sampel:

1. Tentukan populasi dan daftar anggota populasi

2. Bagi populasi berdasarkan strata yang dikehendaki

3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata

4. Pilih sampel dari setiap strata secara acak

4) Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah

satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri dari

individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga unit yang

terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah tertata. Cluster

sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.

Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap bagian-bagian

yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat luas.

Langkah langkah :

1. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti

2. Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai sampel

3. Pilih cluster sampel secara acak

4. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut.


5) Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara

singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling secara

bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci

yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang digunakan.

Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan multistage

sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya beberapa syarat

tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung lebih maksimal.

• Populasi sample cukup homogen

• Jumlah populasi yang sangat besar

• Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas

• Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit yang terkecil atau ultimate

sampling unit

Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada beberapa

langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya adalah sebagai

berikut:

• Menetapkan populasi

• Menetapkan tingkatan

• Menghitung besar sampel

• Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan

• Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir


b. Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak/ Non- Probability Sampling / Non-Random

Sample

Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability

sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan

sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak

semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam

sampel.

Terdapat beberapa jenis Teknik pengambilan sampel tidak acak.

1. Purposive Sampling

Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang

sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat

memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.

Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika

akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan memilih

siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik.

Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang digunakan

lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah memilih subjek

yang representatif.

2. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan

ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-

orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu,

menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak beberapa kategori untuk

mewawancarai dan mendapatkan hasil.


Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana

topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara

terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh

peneliti.

Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden

yang kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan waktu yang cukup

lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

3. Accidental Sampling

Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek

seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya

disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam melakukan dan

berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki kewenangan untuk memilih

elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.

Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini digunakan ketika ada batasan

waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat

keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, digunakan convenience

sampling.

Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat sehingga

memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah belum tentu

responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

4. Quota Sampling

Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus

menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan

untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel

harus sama dengan populasi yang ada.


Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah

sudah ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum

tentu mewakili seluruh anggota populasi.

5. Teknik Sampel Jenuh

Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena

sensus populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang relatif

kecil meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan

sample.

Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah dan tidak

memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kelemahan dari Teknik

sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga

hanya cocok untuk kelompok populasi kecil.

Contoh Teknik sampel jenuh:

Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah satu sekolah swasta di Yogtakarta.

Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh guru dijadikan sample.

6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling

Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan

nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh

peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau

pertimbangan sistematis lainnya.

Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah

125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan

sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor ganjil
1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan

seterusnya.

D. Cara Menentukan Besar Sampel

Dalam makalah ini akan dibahas penentuan besar sampel dengan tujuan dapat

mewakili populasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan besar sampel adalah :

1. Jenis dan rancangan penelitian

2. Tujuan penelitian/analisis

3. Jumlah populasi atau sampel

4. Karakteristik populasi/cara pengambilan sampel (teknik sampling)

5. Jenis (skala pengukuran) data (variabel dependen)

Pada kondisi yang berbeda, cara penentuan besar sampel juga berbeda. Berdasarkan

jenisnya, dibedakan penelitian observasional atau eksperimen. Berdasarkan tujuan penelitian

atau analisisnya, dibedakan diskriptif atau inferensial (estimasi atau pengujian hipotesis).

Berdasarkan jumlah populasi atau sampelnya, dibedakan satu populasi/sampel atau lebih dari

satu populasi/sampel. Hal ini berhubungan dengan karakteristik populasi atau cara

pengambilan sampel (sampling) yang dibedakan random atau non random sampling. Random

sampling dibedakan simple random, systematic random, stratified random, cluster random

atau multistage random sampling. Berdasarkan jenis data atau variabel yang dianalisis,

dibedakan data proporsi atau kontinyu. Hal-hal di atas sangat menentukan cara penghitungan

besar sampel.
E. Faktor-faktor yang Perlu diperhatikan dalam mengambil sampel

Untuk keberhasilan suatu penelitian perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang

dapat berpengaruh pengambilan sampel. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Membatasi populasi

Suatu populasi menunjukkan pada sekelompok subjek yang menjadi objek

atau sasaran penelitian. Sasaran penelitian ini dapat dalam bentuk manusia maupun

bukan manusia, seperti wilayah geografis, penyakit, penyebab penyakit, program-

program kesehatan, gejala-gejala penyakit, dan lain sebagainya. Apabila tidak

dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik

dan hasil penelitian tidak menggambarkan atau mewakili seluruh populasi. Tanpa

pembatasan dengan jelas anggota populasi, ta tidak memperoleh sampel yang

representatif. Oleh sebab itu dalam penelitian apa pun populasi tersebut harus

dibatasi, misalnya satu wilayah kelurahan, kecamatan, atau kabupaten. Kelompok

umur tertentu, penyakit-penyakit tertentu, dan sebagainya. Perlu diingat di sini ialah

bahwa nilai suatu hasil penelitian bukan ditentukan oleh besar kecilnya populasi,

melainkan ditentukan oleh bagaimana peneliti menggunakan dasar pengambilan

kesimpulan atau teknik samling.

Bila suatu kesimpulan ditarik berdasarkan pada sampel yang diambil dengan

teknik yang salah, maka kesimpulan hasil penelitian tidak dapat berlaku seluruh

populasi. Sebaliknya, bila suatu penelitian dilakukan terhadap sampel yang

representatif terhadap populasi, dan diambil dengan teknik sampling yang tepat, maka

kesimpulan atau generalisasi yang diperoleh dapat diharapkan representatif. Oleh

sebab itu pembatasan populasi sangat penting untuk memperoleh sampel representatif.
2. Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi

Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga dapat

diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit mana yang tidak. Misalnya

penelitian tentang status gizi anak balita di Kelurahan X, maka sebelum pengambilan

sampel terlebih dahulu dilakukan pencatatan seluruh anak di bawah lima tahun yang

berdomisili di Kelurahan X tersebut. Untuk melakukan ini, dengan sendirinya peneliti

terlebih dahulu harus membuat batasan tentang anak balita tersebut atau batasan

populasinya, seperti telah disebutkan di muka.

3. Menemukan sampel yang akan dipilih

Dari daftar anggota populasi seperti disebutkan di atas, kemudian dipilih

anggota-anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel. Besarnya atau banyaknya

anggota yang akan dijadikan sampel memerlukan perhitungan tersendiri, akan

diuraikan di datam bab lain. Besar/kecilnya suatu sampel bukan ukuran untuk

menentukan apakah sampel tersebut representatif atau tidak. Hal ini akan tergantung

dari karakteristik populasi, misalnya homogen atau hiterogen, dan sebagainya.

4. Menenentukan teknik sampling

Teknik pengambilan sampel ini sangat penting. karena apabila salah dalam

menggunakan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari kebenaran. Teknik

pengambilan sampling ini akan dibicarakan tersendiri didalam bab ini.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu

penelitian dan hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi

bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang

hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman sampel

menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan

sampel, yaitu secara acak (random) dan tidak acak (non-random). Alasan

penelitian membutuhkan penarikan sampel adalah karena penarikan sampel akan

memudahkan peneliti dalam melakukan analisis masalah secara terarah, fokus, dan

sesuai dengan ketersediaan biaya serta waktu yang dimiliki oleh peneliti.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil sampel dari

populasi adalah menentukan tujuan penelitian, menentukan populasi penelitian,

menentukan jenis data yang diperlukan, menentukan teknik sampling, menentukan

besarnya sampel, Penentuan unit sampel yang diperlukan , memilih sampel.

• Jenis Teknik Penentuan Sampel adalah sebagai berikut.

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

5. Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling)


• Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak/ Non- Probability Sampling / Non-Random

Sample antara lain sebagai berikut

1. Purposive Sampling

2. Snowball Sampling

3. Accidental Sampling

4. Quota Sampling

5. Teknik Sampel Jenuh

6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling

Hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan besar sampel adalah jenis dan

rancangan penelitian, tujuan penelitian/analisis, jumlah populasi atau sampel.

karakteristik populasi/cara pengambilan sampel (teknik sampling) jenis (skala

pengukuran) data (variabel dependen). Untuk keberhasilan suatu penelitian perlu

dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat berpengaruh pengambilan sampel yaitu

membatasi populasi, mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi,

menemukan sampel yang akan dipilih, menenentukan teknik sampling.

B. Saran

Melalui makalah ini, kami mengharapkan khususnya semua mahasiswa dapat

memahami serta mengetahui pengertian sampel, mengetahui alasan penarikan sampel,

mengetahui cara pengambilan sampel, mengetahui cara menentukan besar sampel,

mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel


DAFTAR PUSTAKA

Agung, Prof. I Gusti Ngurah. 2011. Manajemen Penulis (Skirpsi, Tesis dan Disertasi).
Jakarta: PT Rja Grafindo Persada.

Awwaabiin, Salma. 2021. Teknik Pengambilan Sampel: Pengertian, Jenis – jenis, dan
Contohnya. Yogyakarta: Dee Publish. https://penerbitdeepublish.com/teknik-
pengambilan-sampel/. Diakses pada 19 Juni 2021.

Notoatmojo, Dr. Saekidjo Notoatmojo.2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Aneka Cipta.

Sibagariang, Eva Ellya, Skm, Juliane, SPsi, R. S T. 2010. Buku Saku Metode Penelitian untuk
Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta. Trans Info Media.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai