Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-


QUR’AN BAGI SISWA-SISWI MADRASAH TSANAWIYAH KHM SAID

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

METODE PENELITIAN KUALITATIF

Yang Diampu Oleh :

Imam Athoir Rokhman M.Pd

Oleh :

Muhammad Zainal Maghfurin (2018.77.01.1254)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI MA’HAD ALY AL-HIKAM MALANG

Juni, 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks penelitian

B. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini lebih sistematis serta tidak melenceng dari pembahasan,
peneliti akan merumuskan beberapa kerangka masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Peran Guru sebagai Pengajar dan Pendidik dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi
Madrasah Tsanawiyah MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang
kota malang 2020 ?
2. Bagaimana Peran Guru sebagai Motivator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang kota malang 2020 ?
3. Bagaimana Peran Guru sebagai Evaluator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang kota malang 2020 ?
C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Pengajar dan Pendidik dalam


Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi
Madrasah Tsanawiyah MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang
kota malang 2020.
2. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Motivator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang kota malang 2020.

1
3. Untuk mengetahui Peran Guru sebagai Evaluator dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca al-Qur’an bagi Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah
MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang kota malang 2020.
D. Manfaat Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian jelas akan membawa hasil yang bermanfaat baik
bagi peneliti khususnya, umumnya bagi masyarakat. Dalam hal ini manfaat yang
diharapkan oleh peneliti:

1. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang
penulisan karya ilmiah sebagai bekal untuk mengadakan penelitian
ataupun sebagai perbaikan dimasa yang akan datang dan juga
sebagai ajang penerapan ilmu pengetahuan yang dikonfigurasikan
dalam bentuk nyata sesuai fakta. Dengan demikian akan
mengetahui secara langsung atas proses pembelajaran yang baik
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an.
b. Memberikan wawasan integral terhadap disiplin ilmu tentang
Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca al-
Qur’an.
2. Bagi Lembaga STAIMA ALY AlHIKAM MALANG.
Agar dijadikan sebagai dokumentasi didunia pendidikan
Akademik yang dipakai sebagai dasar perbandingan terhadap
penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi mahasiswa Staima Aly Al-Hikam Malang,
sehingga bisa di jadikan informasi dan referensi untuk menggali
lebih dalam tentang Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca al-Qur’an.
3. Bagi lembaga sekolah
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi dewan guru umtuk
menjadi guru profesional yang bertanggung jawab atas perannya.

2
b. Penelitian ini diharapkan menjadi input kepada sekolah dalam
membina dan mengembangkan pengajaran al-Qur’an dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an dapat tercipta lebih
baik.
E. Definisi Operasional
Definisi konsep berisi tentang pengertian secara istilah beberapa konsep
atau istilah penting yang menjadi titik perhatian dalam judul penelitian.
Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna konsep
sebagaimana dimaksud oleh peneliti.1

Adapun istilah-istilah dalam judul yang perlu dapat penegasan adalah sebagai
berikut:

1. Peran Guru

Tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh guru berupa membimbing,
mengajar, mendidik, dan memberikan sejumlah ilmu pengetahuan di Madrasah
Tsanawiyah MTs KHM SAID arjowinangun kedung kandang kota malang 2020.

2. Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Usaha sadar untuk mengubah keadaan (potensi) menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya dalam hal membaca al-Qur’an yakni perkataan allah yang diturunkan
kepada nabinya muhammmad saw, lafadznya mukjizat, membacanya bernilai
ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, tertulis di mushaf, diawali dengan surat al-
fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas.

Jadi menurut peneliti yang dimaksud dengan peran guru dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an dalam judul proposal penelitian ini adalah suatu
usaha yang dilakukan guru untuk mengubah keadaan (potensi) menjadi lebih
tinggi dari sebelumnya dalam hal kemampuan membaca al-Qur’an dengan baik,
tepat dan benar yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah MTs KHM SAID
arjowinangun kedung kandang kota malang 2020.

1
Satuyar mufid, dkk. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ( Lumajang: LP3M, 2014) , 52

3
BAB II

A. Peran Guru

LANDASAN TEORI

Guru memiliki peran yang strategis dalam bidang pendidikan, bahkan sumber
daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak
disertai dengan kualitas guru yang memadai. Penyiapan guru yang profesional
dalam menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dalam pendidikan
memang sangat diperlukan. Dengan kata lain, guru merupakan ujung tombak
dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Dalam berbagai
kasus, kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas
guru. Untuk itu, peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan melalui upaya
peningkatan kualitas guru.2

Peranan guru dalam pendidikan menjadikan guru sebagai pahlawan yang berjasa
terhadap pelaksanaan pendidikan. Karena hanya dengan meningkatkan mutu
pendidikan di indonesia maka kemajuan dan nasib bangsa dapat ditentukan.
Peranan guru sangatlah dominan sehingga hal ini tidak boleh di sepelekan, oleh
karena itu sebagai bukti pengakuan negara terhadap jasa para guru dan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas para guru dan dosen, maka lahirlah Peraturan
Pemerintah tentang guru dan dosen seperti PP No. 14 Tahun 2005 serta lahirnya
peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Lahirnya kedua Peraturan Pemerintah di atas merupakan salah satu kebijakan
pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah dalam menata dan
memperbaiki mutu guru di indonesia3

Menyangkut tentang peranan guru sebagai agen pembelajaran tersebut, terdapat


beberapa peranan guru sebagaimana dijabarkan oleh E. Mulyasa sebagai berikut:

1. Guru sebagai pendidik

2
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 1
3
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 45

4
Pada dasarnya semua guru adalah pendidik yang mendidik anak didiknya.
Guru sebagai seorang pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.4
2. Guru sebagai pengajar
Sebagai pengajar, guru melaksanakan pembelajaran, dan membantu
peserta didiknya yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu
yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi
standar yang dipelajari.
3. Guru sebagai pembimbing
Dalam melaksanakna perannya sebagai pembimbing peserta didiknya,
mengarahkan mereka dalam menatap masa depan, membekali mereka, dan
bertanggung jawab terhadap bimbingannya.
4. Guru sebagai pelatih
Dalam hal ini berkaitan dengan tugas guru untuk melatih peserta didiknya
dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka secara
efektif, psikomotorik dan intelektual.
5. Guru sebagai penasehat
Maksudnya adalah guru berperan aktif dalam hal memberikan arahan
bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang menghadapi
permasalahan serta membantu menyelesaikannya.5
6. Guru sebagai pembaharu (Innovator)
Guru berperan dalam memberikan ide-ide dan pandangan masa depan
peserta didik, sehingga mereka kelak bisa memberikan pembaharuan
melalui karya mereka. Dalam hal ini guru hanya sebagai jembatan bagi
peserta didiknya.
7. Guru sebagai model dan teladan
Guru di sini memiliki peran sebagai model dan teladan bagi peserta
didiknya. Ia dijadikan cermin bagi mereka dalam hal kebaikan (uswatun
hasanah).

4
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 47
5
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 48-49

5
8. Guru sebagai peneliti
Penelitian ini dimaksudkan bahwasannya guru secara sadar maupun tidak
sadar selalu mencari tahu tentang kebenaran, menelitinya dan
mengajarkannya pada peserta didiknya. Pada saat inilah posisi guru adalah
sebagai orang yang memberikan pengetahuan tentang ketidaktahuan anak
didiknya.
9. Guru sebagai pendorong kreativitas
Kreativitas ditunjukkan dengan adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada menjadi ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Guru berperan besar
dalam mendorong dan meningkatkan kreativitas peserta didiknya agar
mereka mampu mengoptimalkan bakat dan kreativitas mereka sehingga
bermanfaat bagi perkembangan mereka.6
10. Guru sebagai pembangkit pandangan
Dalam hal ini guru memiliki peranan dalam merubah dan membangkitkan
pandangan yang salah di masa lalu, dan memperbaiki pandangan yang ada
di mata peserta didiknya dan membimbing mereka dalam menatap
kebenaran.
11. Guru sebagai pekerja rutin
Guru bekerja dalam pendidikan secara aktif, rutin dan sesuai dengan
jadwal yang ada, yang semuanya dilakukan sesuai dengan peranan dan
tugasnya dengan serangkaian administrasi mereka.
12. Guru sebagai pemindah kemah
Guru membawa peserta didiknya untuk berpindah dari gaya hidup yang
lama ke dalam masa depan kompleks dengan berbagai tantangan dan
membekali mereka dalam menghadapi masa depan.
13. Guru sebagai emansipator

6
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 50

6
Dengan kecerdikannya, seorang guru mampu memahami potensi peserta
didiknya, menghormati dan memberikan kebebasan bertanya, berekspresi
dan mengajukan pendapatnya.7
14. Guru sebagai evaluator
Dalam peranannya guru melaksanakan evaluasi atau penilaian secara
terus-menerus terhadap hasil belajar peserta didik, keterampilannya
mengajar dan juga hasil yang diperoleh untuk mengetahui sejauh mana
proses pembelajaran berhasil.
15. Guru sebagai pengawet
Guru telah mampu mengawetkan ilmu pengetahuan dan budaya dari waktu
ke waktu dan mengajarkannya kepada peserta didiknya secara terus-
menerus sampai generasi berikutnya.
16. Guru sebagai kulminator
Peranan guru disini adalah mengarahkan proses belajar mengajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi).
Demikian sederetan peranan guru dalam pembelajaran, bahkan masih
banyak lagi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran seorang
guru dalam pendidikan dan dalam membangun masa depan.
B. Meningkatan Kemampuan Membaca al-Qur’an
Usaha sadar untuk mengubah keadaan (potensi) menjadi lebih tinggi dari
sebelumnya dalam hal membaca alQur’an. Sebagaimana telah terungkap
dalam penegasan istilah bahwa kata kemampuan berarti melakukan
sesuatu dengan terlatih atau sama dengan kepandaian, kecakapan.
Secara etimologi kata “baca” adalah bentuk kata benda dari kata kerja
“membaca”.Menurut bahasa Arab dari kamus al-Munawwir adalah “qara`a
– yaqra`u” yang berarti membaca.8 Menurut Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer, membaca diartikan “melihat isi sesuatu yang tertulis dengan
teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dengan hati)”. Jadi

7
Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru, 51
8
Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar, (Jakarta:
Gema Insani, 2002), hlm. 19

7
kemampuan membaca yaitu kecakapan seseorang untuk melihat isi sesuatu
yang tertulis dengan teliti serta memahaminya.
Dalam kitab Shahihnya, Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad
bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan
Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda:
‫ُم‬
ْ ‫خ ْي ُرك‬
َ ‫ن‬ َ َّ‫م ُه ا ْل ُق ْرآنَ تَ َعل‬
ْ ‫م َم‬ َ َّ‫َو َعل‬
Artinya:“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur`an dan
mengajarkannya.”
Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi
dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu
Alaihi wa Salam bersabda:
. َّ‫ُم إِن‬ َ ‫ن أَ ْف‬
ْ ‫ضلَك‬ َ َّ‫م ُه ا ْل ُق ْرآنَ تَ َعل‬
ْ ‫م َم‬ َ َّ‫َو َعل‬
Artinya:“Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah
yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Allah dan Rasul-Nya sangat menyukai seorang muslim yang pandai
membaca al-Qur`an. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
‫ه ُر‬ َ ‫آن ا ْل‬
ِ ‫ما‬ ِ ‫ه َو بِا ْل ُق ْر‬ َ ‫ه ا ْل ُق ْرآنَ يَ ْق َر ُأ َوالَّ ِذي ا ْلكِ َرا ِم ا ْلبَ َر َر ِة َم‬
ُ ‫ع َو‬ ٌّ ‫ش‬
ِ ‫اق فِي‬ ِ ‫َعلَ ْي‬
َ ‫ه‬
(. (‫الس َف َر ِة‬
َّ ‫ج َران َويَ َت َت ْع َت ُع‬ ْ َ‫عليه متفق لَ ُه أ‬
Artinya:“Orang yang pandai membaca al-Qur`an, dia bersama para
malaikat yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca al-
Qur`an dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat
dua pahala.” (Muttafaq Alaih)

8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekaan dan jenis penelitian
Metode di artikan sebagai suatu cara atau teknis yang di lakukan dalam proses
penelitian, sedangkan penelitian adalah sebagai upaya dalam bidang ilmu
pengetahuan yang di jalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-
prinsip dengan sabar, hati- hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.9
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi
dengan orang-orang di tempat penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah KHM Said yang terletak di
atas tanah seluas 950 M2, yang tidak jauh jaraknya dari kantor kecamatan
sumbersuko yaitu dengan alamat Jl. Babatan Arjowinangun Kedung Kandang
Kota Malang.
C. Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
diperoleh10. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari orang-
orang yang berperan langsung dalam proses pembelajaran di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Labruk Kidul Sumbersuko Lumajang. Menurut Lexy,
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
11
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkenaan
dengan sumber data ini, peneliti menggali data dari penelitian lapangan (Field
Research). Penelitian lapangan (Field Research) adalah sumber data yang
diperoleh dengan mengadakan penelitian dan pengamatan langsung terhadap
obyek penelitian untuk memperoleh data kongkrit tentang masalah yang
diteliti.12

9
Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), 26
10
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), 172
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosyda Karya, 2011), 157.
12
Arikunto., Prosedur Penelitian, 129.

9
Dalam hal ini data dapat diperoleh dari orang yang berperan langsung dalam
proses pembelajaran yaitu:
1. Kepala Madrasah Tsanawiyah KHM SAID
2. Guru Pengajar ekstra Mengaji Alqur’an.
3. Peserta didik.
D. Teknik pengumpulan data

Penelitian ini memakai beberapa teknik dalam mengumpulkan data-data yang


dibutuhkan sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan dengan cara
pengamatan dan pencatatan data secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang diselidiki. Mencatat data observasi bukan sekedar mencatat
tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian
kedalam suatu skala bertingkat.13
Dengan metode ini orang melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Dibanding-
bandingkan dengan metode survei, observasi lebih objektif apabila
pencatatan dilakukan dengan bantuan alat-alat seperti pemotret, perekam
suara, pencatat kecepatan dan sebagainya, maka observasi demikian disebut
metode mekanis.14
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan
data tentang :
• Kondisi objek penelitian
• Letak geografis objek penelitian
• Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca bagi Siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah khm said
arjowinangun Kedung Kandang kota malang
1. Interview

13
Arikunto., Prosedur Penelitian, 229
14
Marzuki., Metodologi Riset (Yogyakarta: Prasetia Widya Pratama, 2002), 58.

10
Interview/wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan ini dilakukan oleh dua orang pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee), yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.15
Teknik interview tersebut dalam penelitian digunakan untuk mengetahui
secara mendalam, mendetail atau intensif terhadap pengalaman-
pengalaman informan dari topik tertentu atau situasi spesifik yang dikaji.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan wawancara, peneliti gunakan
pertanyaan-pertanyan yang memerlukan jawaban berupa informasi.
Sebelum dimulai wawancara pertanyaan disiapkan terlebih dahulu (berupa
pedoman wawancara) sesuai dengan jenis penggalian data yang diperlukan
dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan.
Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak
terstruktur, apabila mengacu pada pendapat Arikunto, “ Pedoman
wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat
garis besar yang akan ditanyakan.” Maka kreativitas peneliti dalam
bertanya sangat menentukan perolehan data.16
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi tentang
segala hal yang berkaitan dengan Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca bagi Siswa-siswi Madrasah
Tsanawiyah khm said Arjowinanun kedung kandang kota malang.
2. Dokumentasi
Dokumen artinya catatan, surat atau bukti. Prosedur pengumpulan data
melalui metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data berupa
catatan-catatan, surat dan bukti dalam bentuk foto, gambar dan lain-lain.
Dalam bukunya Arikunto menjelaskan “Metode Dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya.”17
15
Arikunto., Prosedur Penelitian, 228.
16
Arikunto., Prosedur Penelitian, 228
17
Arikunto., Prosedur Penelitian, 206

11
Data-data dokumen ini memiliki sifat yang tetap, sehingga apabila terdapat
ketidaksesuaian, mudah untuk cecking kembali. Sifat inilah yang
membedakan dengan data-data dari hasil metode yang lain, yang mungkin
berbentuk kata-kata atau tindakan dan gejala, yang kesemuanya bersifat
labil.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang segala hal yang berkaitan dengan Mts khm said arjowinangun
kedun kandang seperti:
1. Sejarah berdirinya Mts khm said arjowinangun kedun kandang
2. Jumlah siswa Mts khm said arjowinangun kedun kandang tahun ajaran
2019/2020
3. Data guru dan karyawan Mts khm said arjowinangun kedun kandang
4. Struktur organisasi Mts khm said arjowinangun kedun kandang tahun
ajaran 2019/2020.
E. Analisis Data
Tujuan analisis data didalam penelitian adalah menyempitkan dan mebatasi
penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teakhir serta tersusun dan
lebih berarti.18 Sedangkan Analisis data menurut Paatton yang dikutip oleh
Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu
pola kategori dan satuan uraian dasar. 19
Dalam penelitian ini data yang ingin diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Sesuai dengan pendapat Moleong
“analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
ditemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. 20”
Maka keseluruhan data yang diperoleh dalam subjek penelitian di MI. Nurul Islam
Labruk Kidul Sumbersuko Lumajang diolah dengan menggunakan metode
deskriptif evaluatif yang dilandaskan pada pola berfikir induktif. Berfikir induktif
adalah cara berpikir dari khusus ke umum. Data-data yang diperoleh dari lapangan
18
Marzuki., Metodologi Riset, 83
19
Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif, 280
20
Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif, 103

12
kemudian dianalisa berdasarkan keumuman yaqng terjadi pada obyek yang lebih
luas. Dengan pola ini diharapkan dapat memaparkan data faktual dari lapangan
penelitian yang selanjutnya dikaitkan dengan kerangka teori yang ada pengkaitan
antara kedua dengan pola berpikir deduktif, yaitu berpikir dari umum kesituasi
lebih khusus. Dalam hal ini peneliti melakukan penilaian (evaluasi) terhadap data
penelitian dengan kerangka teori yang ada, dan sebaliknya, yaitu melakukan
evaluasi terhadap kerangka teori yang ada dengan temuan-temuan baru
dilapangan.21
F. Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh
pengetahuan penelitian kualitatif yaitu agar hasil upaya penelitiannya benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi.
Pengambilan data-data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahapan
pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang.
Pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh
sebab itu, jika terjadi data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan
dilakukan penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut
memiliki kadar validitas yang tinggi.
Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa dalam penelitian diperlukan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan
perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Presistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu: mengadakan observasi
secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih
mendalam terhadap berbagai aktifitas yang sedang berlangsung di lokasi
penelitian .
2. Triangulasi yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data. 22
BAB IV
21
Neneng Habibah, dkk. Paradigma Baru Pembelajaran Keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah
(Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008), 7.
22
Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif, 330

13
PENUTUP
A. Daftar Pustaka

Satuyar mufid, dkk. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ( Lumajang: LP3M,
2014)

Wahyudi., Mengejar Profesionalisme Guru

Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan
Benar, (Jakarta: Gema Insani, 2002)

Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal (Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2006)

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2010)

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosyda Karya, 2011),


Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosyda Karya, 2011),

Arikunto., Prosedur Penelitian

Marzuki., Metodologi Riset (Yogyakarta: Prasetia Widya Pratama, 2002).

Moleong., Metodologi Penelitian Kualitatif

Neneng Habibah, dkk. Paradigma Baru Pembelajaran Keagamaan di Madrasah


Ibtidaiyah (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008),

14
15

Anda mungkin juga menyukai