Anda di halaman 1dari 37

METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS 1
DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.SPd.,M.Pd
NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
LATIHAN

1. Jelaskan bahwa proses penelitian berangkat dari masalah.


2. Jelaskan sumber masalah dan kriteria kelayakan masalah penelitian.
3. Berikan contoh rumusan masalah dan tujuan penelitian.
4. Jelaskan fungsi asumsi dan hipotesis dalam proses penelitian.
5. Jelaskan perlunya ruang-lingkup dan keterbatasan penelitian.
6. Jelaskan cara mengungkapkan kegunaan dan pentingnya penelitian.
JAWABAN

1. Untuk memperoleh permasalahan penelitian tidaklah mudah. Tidak semua calon peneliti
mampu merasakan adanya masalah, meskipun masalah tersebut adalah fenomena yang
ada di sekitarnya atau bahkan berkaitan praktek profesionalnya. Maka, seorang calon
peneliti perlu peka, bersikap kritis dan mampu berfikir logis terhadap fenomena yang
terjadi. Penting untuk selalu mengembangkan ketajaman persepsinya, sehingga lebih
cermat dan teliti pada sesuatu yang perlu dipertanyakan. Selain itu, untuk memperoleh
permasalahan penelitian, seorang peneliti perlu bekal scientific mind dan prepared mind.
Scientific mind adalah selalu berpandangan obyektif, mampu melepaskan diri dari
praduga dan opini pribadi.

2. Ada beberapa sumber informasi masalah penelitian, yang berasal dari luar maupun dari
dalam diri peneliti. Masalah penelitian yang bersumber dari literatur sering dan banyak
dgunakan, terutama literatur primer seperti jurnal akademik dan profesional, jurnal
penelitian, laporan penelitian, skripsi, tesis, desertasi, makalah, buku dan tinjauan
pustaka.Tentunya literatur sebagai sumber masalah penelitian harus memiliki kriteria
yaitu aktualitas isi sumber tersebut. Ada beberapa kriteria kelayakan yang perlu
diperhatikan dalam menentukan suatu masalah untuk diteliti. Masalah yang akan diteliti
hendaknya layak dan sesuai dengan kualifikasi, minat, atau disiplin ilmu peneliti.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan, suatu masalah penelitian perlu
pemecahan dengan melibatkan peneliti dari berbagai interdisiplin ilmu. Semakin tinggi
tingkat kerumitan masalah penelitian yang akan dipecahkan dan luasnya ruang lingkup
penelitian, maka diperlukan kualifikasi peneliti yang sesuai

3. Contoh Rumusan Masalah

Rumusan masalah umum menunjukkan pokok permasalahan penelitian yang


diungkapkan secara utuh. Contoh: Apakah ada pengaruh latihan circuit training terhadap
peningkatan kesegaranjasmani? Dan adapun Rumusan masalah untuk submasalah-
submasalah adalah sebagai berikut. Contoh: 1) Apakah ada pengaruh latihan circuit
training terhadap peningkatan kekuatan? 2) Apakah ada pengaruh latihan circuit training
terhadap peningkatan dayatahan? 3) Apakah ada pengaruh latihan circuit training
terhadap peningkatan kecepatan?Sedangkan,

Contoh Tujuan Masalah


Tujuan penelitian: “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan
senam aerobik terhadap kesegaran jasmani”.Dan adapun tujuan penelitian tersebut
dijabarkan lebih rinci berdasarkan sub permasalahan penelitian. (1) “Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap kemampuan kekuatan otot”.
(2) “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap
kemampuan daya tahan kardiorespiratori” (3) “Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap kemampuan kecepatan”.

4. Dalam suatu penelitian perlu menetapkan asumsi yang menjelaskan tentang gagasan yang
memuat alur pikiran, kondisi, batas-batas, dan jangkauan penelitian. Suharsimi (1989)
menjelaskan tentang perlunya asumsi atau anggapan dasar kegiatan penelitan sebagai
berikut. (1) Agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti.(2)
Untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian. (3) Guna menentukan dan
merumuskan hipotesis.Dan dalam suatu penelitian, peneliti mencoba untuk menduga
tentang hasil penelitian yang akan diperoleh. Dugaan tersebut merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian. Dugaan sebagai jawaban sementara tersebut
dapat diterima, jika mempunyai cukup data untuk mengujinya. Jawaban sementara
tersebut disebut sebagai hipotesis penelitian. Dengan demikian, hipotesis penelitian
adalah jawaban sementara atas permasalahan penelitian. Maka, hipotesis harus
dirumuskan selaras dengan rumusan masalah penelitian Kebenaran jawaban sementara
tersebut harus diuji atau diverifikasi secara empirik menggunakan data yang
dikumpulkan. Proses induksi, mulai berperan dalam tahap verifikasi atau pengujian
hipotesis yang didukung oleh fakta empirik.

5. Ruang lingkup penelitian menggambarkan luas dan batas-batas area penelitian yang akan
dilaksanakan. Pada bagian ini dikemukakan secara pasti konsep dan variabel-variabel
yang diteliti, subyek atau populasi penelitian dan cara pengambilan sampel, lokasi dan
waktu penelitian, rancangan atau metode penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan
data, dan.teknik analisis data. Ruang lingkup penelitian akan menjadi jelas
denganmenjabarkan konsep dan variabel-variabel penelitian menjadi sub variabel-
variabel dan indikator-indikatornya sesuai dengan permasalahan penelitian. Keterbatasan
penelitian menunjuk kepada suatu situasi dan kondisi yang tidak bisa dihindari dalam
penelitian dan peneliti tidak dapat berbuat banyak untuk mengendalikannya. Situasi dan
kondisi yang terjadi adalah diluar kemampuan peneliti, yang tidak memungkinkan untuk
diatasi peneliti. Tentu saja, situasi dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi temuan hasil
penelitian dan merupakan kelemahan penelitian.

6. Suatu penelitian hendaknya mempunyai kegunaan dan penting untuk dilakukan.


Pembahasan tentang kegunaan penelitian meliputi pentingnya penelitian atau urgensinya,
dan juga signifikansi penelitian dengan mengemukakan alasan bahwa masalah yang
dipilih memang layak untuk diteliti. Pembahasan mengenai signifikansi penelitian
didasarkan hasil identifikasi kesenjangan yang terjadi ditinjau dari segi teoritis maupun
segi empirik praktis.
METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS II

DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.S.Pd.,M.Pd


NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
LATIHAN

1. Jelaskan pengertian tentang populasi dan sampel.

2. Jelaskan pertimbangan dalam pengambilan sampel penelitian.

3. Jelaskan teknik-teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling

4. Jelaskan teknik-teknik pengambilan sampel dengan cara non random sampling

JAWABAN

1. Menurut Zainuddin (1988), populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan
ciri yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian, gejala, kasus,
waktu, tempat dengan sifat dan ciri yang sama.Populasi berstatus sebagai objek penelitian
jika populasitersebut adalahmerupakan substansi penelitian, dan dapat berstatus sebagai
sumber informasi.
Sedangkan Menurut definisi Suharsimi (1989), sampel adalah sebagian dari populasi atau
wakil populasi yang diteliti.Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diambil
sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sugiyono (2010) mengatakan
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

2. Pertimbangan dalam pengambilan sampel dari populasi penelitian dikelompokkan


menjadi pertimbangan akademik dan pertimbangan non akademik. Pertimbangan
akademik yaitu berlakunya inferensi statistik.Sedangkan, Pertimbangan non akademik
yaitu keterbatasan tenaga, waktu, biaya dukungan logistik dan kepraktisan (Ibnu, dkk,
2003). Maka penelitian hanya menjangkau sebagian dari populasi.

3. Teknik pengambilan secara random sampling

a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana,Ciri utama pengambilan sampel secara


acak sederhana adalah semua anggota populasi diberi hak dan kesempatan yang
sama untuk menjadi anggota sampel. Cara ini digunakan jika populasi adalah
homogen, yaitu seluruh anggota populasi mempunyai sifat dan karakteristik yang
sama.
b. Pengambilan Sampel Acak Sistematik,Pengambilan sampel acak sistematik
diawali dengan membuat daftar seluruh anggota populasi, dan diberi nomor urut.
Tuliskan nomor setiap anggota populasi pada secarik kertas undian, kemudian
digulung dan masukkan ke dalam tempat pengocok.
c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata. Teknik pengambilan sampel acak
berstrata (stratified random sampling) disebut juga teknik pengambilan sampel
terbatas atau bertingkat.
d. Pengambilan Sampel Acak Kelompok.Teknik pengambilan sampel acak
kelompok sering disebut juga pengambilan sampel acak area (area random
sampling). Teknik pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)
digunakan untuk populasi yang heterogen. Dan dalam populasi yang heterogen
tersebut terdiri dari sejumlah kelompok-kelompok (cluster), atau populasi terdiri
dari sejumlah area-area yang heterogen.

Teknik Pengambilan Sampel Non-Acak

a. Teknik Pengambilan Sampel Bertujuan, Sesuai dengan namanya, teknik


pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) didasarkan atas adanya
tujuan dan pertimbangan tertentu. Peneliti dengan sengaja memilih subyek atau
kelompok subyek sebagai sampel penelitian diacu oleh tujuan yang ingin
diperoleh penelitian dan pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
b. Teknik Pengambilan Sampel Kuota,Dalam pengambilan sampel dengan
Teknik pengambilan sampel kuota (cuota sampling) juga berdasarkan
pertimbangan tertentu seperti pada teknik pengambilan sampel bertujuan.
c. Teknik Pengambilan Sampel Seenaknya,Dalam teknik pengambilan sampel
seenaknya (convenience sampling) ini peneliti tidak merencanakan ciri-ciri dan
karakteristik populasi maupun anggota sampel yang akan diambil secara ketat.
d. Teknik Pengambilan Sampel Beruntun (Snow-ball sampling),Pengambilan
sampel dengan cara ini dilakukan dengan menentukan sampel pertama. Sampel
berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga
ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya.
METODOLOGI PENELITIAN
TUGAS III

DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.S.Pd.,M.Pd


NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B

LATIHAN

1. Jelaskan pengertian dan peran instrumen dalam proses penelitian.


2. Jelaskan kriteria pokok instrumen penelitian.
3. Sebutkan kriteria tes keterampilan olahraga yang baik.
4. Jelaskan langkah-langkah pembuatan tes keterampilan olahraga.
5. Jelaskan pengertian pengumpulan data berkaitan dengan kegiatan penelitian.
6. Apa yang harus diperhatikan dalam menentukan teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam pengumpuan data penelitian.
7. Jelaskan langkah-langkah mengumpulkan data menggunakan teknik kuesioner .
8. Jelaskan langkah-langkah mengumpulan data menggunakan teknik wawancara.
9. Jelaskan langkah-langkah mengumpulkan data menggunakan teknik pengamatan
10. Jelaskan langkah-langkah mengumpulkan data menggunakan teknik
dokumentasi.
11. Jelaskan langkah-langkah mengumpulkan data salah satu tes kesegaran jasmani

JAWABAN

1. Instrumen pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan


data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar daftar cek (check
list), pedoman kuesioner, pedoman wawancara, pedoman pengamatan, kamera
photo dan instrumen lainnya. Instrumen lebih menekankan makna dan
pengertiannya sebagai alat untuk mengumpulkan dan memperoleh data yang
diperlukan

2. Kriteria instrumen yang baik pada umumnya meliputi tingkat kesahihan


(validitas), keterandalan (reliabilitas), dan obyektifitas (Kirkendal, Gruber dan
Johnson: 1980). Kriteria yang lain adalah ekonomis, praktis, adanya norma
penilaian, adanya petunjuk pelaksanaan dan cara menskor adalah kriteria yang
harus dipenuhi berikutnya.
3. Kriteria tes keterampilan olahraga
a. Pertama, tes keterampilan olahraga harus dapat mengukur kemampuan-
kemampuan yang penting. Biasanya tes keterampilan olahraga digunakan
untuk menentukan keterampilan keseluruhan dari suatu cabang olahraga.
b. Kedua, tes keterampilan olahraga harus menyerupai permainan yang
sesungguhnya.
c. Ketiga, tes keterampilan olahraga harus mendorong testi melakukan
gerakan dengan gaya yang baik. Hendaknya gaya dan cara melakukan
teknik gerakan yang benar sedapat mungkin termasuk unsur-unsur yang
dinilai.
d. Keempat, tes keterampilan olahraga harus dilakukan oleh hanya satu
orang saja.
e. Kelima, tes keterampilan olahraga harus menarik. Salah satu daya tarik
suatu tes bagi testi adalah tes yang menyerupai permainan sesungguhnya
f. Keenam, tes keterampilan olahraga harus cukup sukar.
g. Ketujuh, tes keterampilan olahraga harus dapat membedakan tingkat
kemampuan.
h. Kedelapan, tes keterampilan olahraga harus dilengkapi dengan cara
menskor yang teliti.
i. Kesembilan, tes keterampilan olahraga harus mempunyai cukupjumlah
percobaan (trial).
j. Kesepuluh, tes keterampilan olahraga harus dipertimbangkan dengan
bukti-bukti statistik.
4. Teknik Keterampilan Olahraga
a. Menganalisis Teknik-teknik Keterampilan Cabang Olahraga,
Langkah pertama pembuatan tes keterampian olahraga adalah
menganalisis teknik-teknik keterampilan cabang olahraga yang diukur dan
akan dijadikan butir tes eksperimen.
b. Membuat Tes Keterampilan Eksperimen, Langkah kedua adalah
membuat tes keterampilan eksperimen. Tes eksperimen adalah teknik-
teknik keterampilan olahraga yang ditetapkan sebagai tes yang akan
diukur.
c. Menentukan Kriteria Pembanding,Langkah ketiga adalah menentukan
kriteria pembanding atau kriterion yang digunakan. Pada umumnya
validitas tes keterampilan olahraga diperoleh berdasarkan validitas yang
dihubungkan dengan suatu kriterion.
d. Menentukan Orang coba, Langkah keempat adalah menentukan orang
coba. Dalam menentukan orang coba dalam proses pembuatan tes
keterampilan olahraga dilakukan dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara acak (random sampling).
e. Mengumpulkan Data Tes Eksperimen dan Kriterion, Langkah kelima,
mengumpulkan data tes eksperimen dan kriterion.Data tes eksperimen
dikumpulkan dengan melakukan pengukuran terhadap orang coba
menggunakan butir-butir tes eksperimen yang telah ditetapkan.
f. Menentukan Reliabilitas Setiap Butir Tes Eksperimen. Langkah
keenam, menentukan reliabilitas setiap butir tes eksperimen. Salah satu
kriteria alat ukur atau tes yang baik adalah keterandalannya mengukur
suatu yang seharusnya diukur atau dites.
5. Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data menunjuk pada suatu cara, yang
wujudnya diperlihatkan penggunaannya dalam mengumpulkan data menggunakan
instrumen angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.
6. Teknik pengumpulan data menitik-beratkan padaproses, strategi, dan pendekatan
yang dilakukan mengguanakan instrumen yang tepat. Kebetulan memang ada
beberapa teknik pengumpulan data mempunyai sebutan yang sama dengan nama
instrumennya.

7. Teknik Kuesioner
a. Bentuk-bentuk Kuesioner, Berdasarkan cara menjawab, kuesioner
dibedakan menjadi dua, yaitu kuesioner terstruktur dan kuesioner tidak
terstruktur.
b. Sistematika Kuesioner, Kuesioner memiliki banyak variasi dalam bentuk
dan isinya. Tetapipada prinsipnya, format kuesioner memiliki empat
komponen utama, yaitu (1) Pengantar, (2) Petunjuk pengisian, (3) Isi
kuesioner, dan (4) Penutup.
c. Format Kuesioner, Format kuesioner harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat meningkatkan daya tarik responden terhadap kuesioner.

8. Langkah-langkah teknik wawancara

a. Pedoman Wawancara,Kesan pertama penampilan pewawancara, yang


pertama diucapkan dan yang dilakukan pewawancara, harus mendorong
sikap kerja sama dengan pihak responden.
b. Sumber Kekeliruan Pelaporan Hasil Wawancara, Perolehan data
dengan memanfaatkan responden sebagai sumber data memiliki beberapa
kelemahan.
c. Keunggulan dan Kelemahan Wawancara, Keunggulan metode
wawancara adalah keluwesannya. Artinya, wawancara dapat dengan mudah
menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada saat wawancara
berlangsung.
d. MenjalinHubungan dengan Responden, Dalam melaksanakan
wawancara, pewawancara harus mampu membina hubungan baik dengan
responden (Soedomo: 1982). Suasana hubungan yang kondusif untuk
keberhasilan suatu wawancara mencakup 418 Metodologi Penelitian
adanya sikap saling mempercayai dan kerja sama di antara mereka.
9. Teknik Pengamatan
a. Pengamatan partisipatif, yaitu pengamat ikut terlibat langsung dan
mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan seseorang atau obyek
yang diamati.
b. Pengamatan sistematis, yaitu sebelum melakukan pengamatan, aspek-
aspek yang akan diamati telah disusun dan diatur dalam suatu
strukturpengamatan dan penilaian berdasarkan kategori masalah yang
akan diamati.
c. Pengamatan eksperimental, pengamatan dilakukan untuk mengetahui
gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
suatu situasi perlakuan eksperimen yang secara sengaja diberikan.

10. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data


penelitian secara tidak langsung, artinya data didapatkan melalui dokumen-
dokumen pendukung yang berhubungan dengan data yang akan diteliti.
Menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip, Sugiyono 2005: 82
mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumentasi merupakan suatu cara dalam memperoleh data
dengan mengkaji dokumen tertulis, yang dapat berupa data, gambar, tabel,
diagram. Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan dengan cara
pengumpulan gambar-gambar dan dokumen tertulis yang menggambarkan
kondisi faktual tentang manajemen akselerasi. Studi dokumen dalam
penelitian kualitatif menjadi sumber data yang melengkapi pengumpulan data
melalui observasi dan wawancara. a Kelebihan Dokumentasi 1 Pilihan
alternatif, untuk subyek penelitian tertentu yang sukar atau tidak mungkin
dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan
penelitian pengumpulan data. 2 Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak
dilakukan secara langsung dengan seorang, maka data yang diperlukan tidak
terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpul data. 3 Untuk penelitian
yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke masa lalu, studi
dokumentasi memberikan cara yang terbaik. 4 Besar sampel, dengan
dokumen-dokumen yang tersedia, teknik memungkinkan untuk mengambil
sampel yang lebih besar dengan biaya yang relatif kecil. b Kekurangan
Dokumentasi 1 Bias, biasanya data yang disajikan dalam dokumen bisa
berlebihan atau tidak ada disembunyikan. 2 Tersedia secara selektif, tidak
semua dokumen dipelihara untuk dibaca ulang oleh orang lain. Tidak
komplit, data yang terdapat dalam dokumen biasanya tidak lengkap. 3 Format
tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda dengan format
yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan penulisan dokumen berbeda
dengan tujuan penelitian .

11. Kebugaran Jasmani


a. Tes dan Pengukuran Dayatahan Kardiovaskular, Daya tahan
kardiovaskular didefinisikan sebagai kemampuan paru, jantung dan
pembuluh darah untuk menyampaikan sejumlah oksigen dan zatzat gizi
kepada sel-sel untuk memenuhi kebutuhan aktivitas fisik yang
berlangsung dalam waktu yang lama.
b. Tes Naik Turun Bangku (Bench Step Test), Tes naik turun bangku
(bench step test) dilakukan dengan cara naik turun bangku berulang-ulang
menggunakan irama tertentu.
c. Astrand-Rhyming Test, Tes Astrand-rhyming test adalah tes yang paling
sederhana dan paling praktis sehingga menjadi salah satu tes yang sering
digunakan untuk menghitung isapan oksigen maksimal (VO2max).
d. Petunjuk umum pelaksanaan Tes Bleep, Istilah “Bleep Test”,
sebetulnya merupakan upaya memudahkan cara mengingatnya bila
dibanding dengan istilah asal yaitu Multi Stage Fitness Test.
METODOLOGI PENELITIAN
TUGAS IV
DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.SPd.,M.Pd
NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
LATIHAN
1. Jelaskan tentang pengertian statistika
2. Jelaskan tentang ciri-ciri statistika
3. Jelaskan tentang pengertian data dan langkah-langkah analisis data
4. Jelaskan tentang jenis-jenis skala pengukuran

JAWABAN
1. Kata statistika berasal dari kata status (bahasa Latin) yang berarti negara. Pada mulanya,
statistika hanya digunakan untuk meyajikan fakta, informasi atau data-data dengan angka-
angka tentang masalah-masalah yang terjadi di suatu negara. Contoh: tentang kependudukan,
perekonomian, pendidikan dan lainnya. Statistika adalah sekumpulan konsep dan metode
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasi data
kuantitatif suatu fakta tentang bidang kegiatan tertentu. Penyajian data yang berupa angka-
angka dan analisis data tersebut merupakan salah satu fungsi statistika. Dalam metodologi
dan teori statistika modern, statistika mempunyai fungsi lebih luas, tidak hanya sekedar
penyajian grafik atau tabel. Statistika adalah pengetahuan praktis dan sebagai ilmu terapan
yang berperan penting dalam penerapan metode dan konsep dalam analisis data kegiatan
eksperimentasi, maupun observasi, dan pengambilan inferensi.
2. Statistika mempunyai tiga ciri penting:
 Pertama, statistika terutama bekerja dengan angka-angka. Semua obyek yang menjadi
sasaran penelitian disebut gejala. Gejala tersebut dilukiskan dalam bentuk angka atau
bilangan yang menunjukkan variasi, baik jenis maupun tingkatannya. Gejala yang
bervariasi tersebut disebut variabel. Gejala dibedakan menurut jenisnya menjadi dua
yaitu gejala diskrit dan gejala kontinum. Gejala diskrit disebut juga gejala terpisah.
Nilai gejala diskrit berupa frekuensi yang diperoleh dari penjumlahan. Contoh: gejala
jenis kelamin adalah putra dan putri, hasil ujian adalah lulus dan tidak lulus, dan
sebagainya
 Kedua, cara kerja statistika bersifat obyektif. Semua unsur yang bersifat subyektif
tidak diterima dalam cara kerja statistika, sebab statistika bekerja berdasar pada data
atau fakta yang bersifat obyektif.
 Ketiga, statistika bersifat universal, maksudnya statistika dapat dimanfaatkan dalam
semua bidang kegiatan (Budiwanto:2014).
Dalam kegiatan penelitian, penggunaan statistika untuk analisis data dibedakan
menjadi dua, yaitu statistikan deskriptif dan statistik inferensial. Statistika deskriptif
terutama digunakan untuk mendeskriptifkan variable-variabel penelitian. Teknik
statistik yang digunakan antara lain kecenderungan memusat (rata-rata hitung atau
mean, median, dan modus), simpangan baku (standar deviasi), rangking, rentangan
(range), persentil, desil, kuartil. Statistika inferensial sering disebut juga statistik
analitik digunakan untuk pengujian hipotesis danuntuk keperluan melakukan
generalisasi hasil penelitian. Teknik statistik inferensial antara lain teknik
korelasional, analisis regresi, chi-kuadrat, uji t, dan analisis varian (Budiwanto:
2014).
3. A. Pengertian data
Data atau informasi yang diperoleh melalui proses pengumpulan data menggunakan suatu
instrumen tes dan pengukuran, atau instrumen non tes lainnya seperti teknik observasi,
kuesioner, wawancara dan lainnya. Data yang diperoleh melalui proses pengumpulan data,
digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis penelitian yang
diajukan. Maka data tersebut harus dianalisis agar memiliki makna untuk menjawab masalah
penelitian. Data tersebut dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.
Data kuantitatif adalah fakta tentang suatu gejala yangdiwujudkan dalam bentuk angka
atau sifatnya numerikal. Statistika bekerja hanya dengan data kuantitatif yang diwujudkan
dalam bentuk skor berupa angka, atau data kualitatif yang sudah dikuantitatifkan. Contoh:
tinggi lompatan = 148 centimeter, berat badan = 67 kilogram, hasil tes pengetahuan olahraga
= 83, dan sebagainya.
Sedangkan data kualitatif adalah fakta yang dinyatakan dalam bentuk sifat (bukan angka).
Contoh: data jenis cabang olahraga, jenis kelamin, jenis medali, dan sebagainya.
B. Langkah-langkah analisis data
1. Sebelum melakukan analisis data menggunakan teknik analisis statistik lebih
lanjut, perlu dilakukan pra-analisis untuk mengecek akurasi dan ketelitian data
secara pengamatan atau observasi visual. Data mentah yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data yang berupa angka-angka, tidak selalu siap untuk langsung
dianalisis. Untuk menyempurnakan kualitas data tersebut harus diproses melalui
tahap-tahap tertentu. Karena dalam proses pengumpulan data sebelumnya
kemungkinan ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan data atau angka-angka,
pemberian kode, dan sebagainya. Maka untuk mengatasi masalah dan kesalahan
yang terjadi tersebut perlu dilakukan pembenahan (editing) data, dan pemberian
kode (coding) secara lebih teliti. Terutama, data yang diperoleh dari hasil
kuesioner, observasi, dan wawancara, data-data tersebut perlu interpretasi lebih
cermat.
2. Mencermati rumusan masalah dan tujuan penelitian, atau tujuan kegiatan evaluasi
pembelajaran. Jika tujuan dan masalah penelitian tersebut akan mendiskripsikan
variabel-variabel yang diteliti, maka perencanaan analisis data menggunakan
statistik deskriptif atau analisis univariat yang perlu disiapkan. Jika tujuan
penelitian adalah berkaitan dengan hubungan kausal komparatif atau hubungan
sebaba akibat antar variabel, maka dapat digunakan uji-t atau analisis varian.
Dalam evaluasi pembelajaran, terutama dalam menyusun instrumen tes, tujuannya
adalah memperoleh koefisien validitas dan reliabilitas tes. Maka teknik statistik
yang tepat digunakan adalah teknik korelasi product moment dan korelasi ganda.
3. Menetapkan skala pengukuran data yang akan dianalisis. Dikenal ada empat jenis
skala pengukuran data, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dengan
menetapkan secara pasti dan cermat jenis skala pengukuran data tersebut maka
akan dapat ditetapkan teknik analisis statistik yang paling sesuai dan tepat yang
akan digunakan. Ketepatan menentukan teknik statistika yang akan digunakan
tergantung dan berdasarkan pada tingkat atau skala pengukuran data yang akan
dianalisis.
4. Mengetahui distribusi data variable penelitian. Mengetahui dengan cermat
distribusi data variabel-variabel penelitian adalah mutlak. Beberapa teknik
analisis statistik menuntut variabel- variabel yang akan dianalisis harus memenuhi
persyaratan tentang distribusi data, yaitu harus berdistribusi normal. Bahkan
beberapa teknik analisis statistik menuntut sifat-sifat varian skor-skor data
variabel yang akan dianalisis. Misalnya, teknik analisis uji-t menuntut skor-skor
variabel yang dianalisis harus mempunyai varian yang homogen, dan masing-
masing data harus berdistribusi normal. Dalam proses menyusun tes keterampilan
olahraga, syarat yang harus dipenuhi adalah validitas, tingkat kesulitan, dan daya
pembeda. Distribusi data hasil tes dan pengukuran dapat diketahui tingkat
kesulitan tes eksperimen keterampilan olahraga yang sedang divalidasi. Distribusi
data yang membentuk grafik juling positif (ke kanan) menunjukkan bahwa tes
keterampilan olahraga tersebut terlalu mudah. Skor-skor hasil tes cenderung lebih
banyak mendekati ke arah skor maksimal. Sedangkan distribusi data yang
membentuk grafik juling negatif (ke arah kiri) menunjukkan bahwa tes
keterampilan olahraga tersebut terlalu sulit. Skor-skor hasil tes cenderung lebih
banyak mendekati skor minimal. Dengan demikian, diharapkan tes keterampilan
olahraga yang baik jika mempunyai distribusi normal.
5. Menentukan jumlah data yang akan dianalisis. Hal ini berkaitan dengan uji
hipotesis dan uji signifikansi yang akan dilakukan.
6. Langkah kelima, jika tujuan penelitian adalah untuk menguji hipotesis, maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (H0)
penelitian. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif adalah hipotesis yang
digunakan untuk mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis
data. Hipotesis kerja biasanya dituliskan pada bab pendahuluan pada proposal
atau laporan penelitian. Sedangkan hipotesis yang akan diuji melalui analisis
statistik adalah hipotesis nihil yang disebut juga hipotesis nol. Perlu diketahui
bahwa sesuai dengan rumusan hipotesis nihil, berarti tidak ada, maka hipotesis
nihil merupakan jawaban sementara yang selalu dinyatakan dengan kalimat
negatif, dan diawali dengan kata ”tidak ada”. Catatan, tidak semua penelitian
selalu mengemukakan hipotesis, terutama penelitian deskriptif, serta penelitian
dan pengembangan.
7. Memilih dan menentukan teknik analisis statistik yang sesuai untuk menguji
hipotesis nol (H0), dan menguji persyaratan yang harus dipenuhi antara lain uji
normalitas dan uji homogenitas. Diikuti dengan menetapkan taraf signifikansi (α)
yang digunakan dan merumuskan daerah penolakan.
8. Melakukan penghitungan statistik dilakukan menggunakan jasa komputer atau
secara manual. Ketelitian dan kecermatan dalam memasukkan atau mengentry
data ke tabel persiapanadalah sangat diperlukan dan penting dilakukan.
Selanjutnya, tahap ini diikuti dengan menginterpretasi hasil analisis yang
diperoleh. Apabila nilai hasil analisis berada di dalam daerah penolakan, maka
keputusan yang dapat diambil adalah menolak hipotesis nihil (H0). Sedangkan
jika nilai hasil analisis berada di luar daerah penolakan, maka keputusannya
adalah bahwa hipotesis nihil (H0) tidak dapat ditolak pada taraf signifikansi yang
telah ditetapkan (Ardana: 1984).
9. Menyajikan hasil analisis statistik dalam bentuk visual.
4. a. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang digunakan untuk mengklasifikasi obyek amatan
atau gejala berdasarkan sifat, ciri, maupun karakteristik tertentu. Setiap obyek amatan
diidentifikasi dan diberi simbol yang berfungsi untuk membedakan obyek amatan yang
satu dengan lainnya. Simbol tersebut berupa bilangan atau angka. Bilangan atau angka
yang digunakan untuk mengidentifikasi obyek yang terdiri dari beberapa katagori atau
klasifikasi, maka bilangan atau angka sebagai simbol tersebut membentuk suatu skala
nominal. Sebagai contoh, jenis kelamin sebagai obyek amatan yang diklasifikasi menjadi
dua katagori yaitu laki-laki dan perempuan, laki-laki diberi simbol 1 dan perempuan
diberi simbol 2.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal disebut juga skala berjenjang adalah skala digunakan untuk
mengklasifikasi obyek amatan yang terdiri dari katagori-katagori berdasarkan jenjang
atau tingkatan tanpa memperhatikan jarak antar klasifikasi yang satu dengan lainnya.
Setiap katagori diberi simbol menurut jenjang atau ranking. Dan antara obyek amatan
yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan dan ciri yang berkaitan. Hubungan
antara katagori yang satu dengan lainnya dinyatakan dengan kata lebih tinggi, lebih jauh,
lebih cepat, dan sebagainya. Untuk mengklasifikasi obyek amatan atau hasil
pengumpulan data digunakan bilangan atau angka sebagai simbul atau lambang. Namun,
bilangan sebagai simbul yang menunjukkan klasifikasi tersebut menunjukkan adanya
tingkatan atau jenjang. Bilangan atau angka tersebut tidak dapat dilakukan penjumlahan,
pengurangan, pengkalian, atau juga pembagian.
Contoh: klasifikasi jenjang kepangkatan pada tentara, prajurit diberi simbol 1, kopral
diberi simbol 2, sersan diberi simbol 3, letnan diberi simbol 4, kapten diberi simbol 5 dan
seterusnya. Jenis pangkat tentara tersebut menunjukkan hubungan yang berjenjang antar
katagori, yaitu kapten (bersimbol 5) lebih tinggi dari letnan (bersimbul 4), letnan
(bersimbul 4) lebih tinggi dari sersan (bersimbul 3), dan seterusnya.
c. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan adanya
pengelompokan data yang mempunyai besaran dan jarak (interval) yang sama. Ciri lain,
skala interval mempunyai besaran yang berkelanjutan (kontinum), terukur dan
menggunakan angka 0 (nol) menurut konvensi (arbitrary) bersifat relatif. Skala interval
ditandai dengan unit pengukuran yang sama dan ajeg (konstan) berupa bilangan nyata
untuk setiap obyek amatan dalam himpunan yang berurutan. Dalam pengukuran ini
perbandingan jarak antara dua interval unit pengukuran dan titik 0 adalah sembarang.
Contoh: indeks prestasi mahasiswa adalah 0 sampai dengan 4. Angka 0 (nol) merupakan
angka yang relatif, sebab angka nol tidak berarti prestasi belajar tidak ada (kosong) sama
sekali. Untuk membandingan angkaangka dalam skala interval ini bermakna relatif, sebab
mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi 4, bukan berarti memiliki kepandaian dua
kali lipat dari mahasiswa indeks prestasinya 2, atau sebaliknya.
d. Skala Rasio
Skala rasio pada dasarnya sama dengan skala interval. Perbedaannya, angka 0
(nol) pada skala rasio mempunyai sifat mutlak (absolut). Angka 0 (nol) adalah murni,
yang berarti tidak ada sama sekali atau kosong. Angka- angka pada skala rasio ini
mempunyai jarak satuan yang sama. Rasio berarti perbandingan, yang memungkinkan
angka-angka pada alat ukur yang berskala rasio dapat dibandingkan secara teliti. Alat
ukur panjang (meteran), stop watch dan timbangan berat sebagai contohnya.

METODOLOGI PENELITIAN
TUGAS V
DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.SPd.,M.Pd
NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
SOAL

1. Apa kegunaan teknik analisis korelasi, variabel apa saja yang dikolerasikan, dan berapa besarnya
koefisien korelasi?

2. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis koefisien Phi. Hitunglah koefisien
korelasi antara hasil tes keterampilan dan ketepatan lulus Mahasiswa FIK, uji signifikansinya, dan
tentukan kesimpulannya.
Hasil Tes Keterampilan dan Ketepatan Waktu Lulus Mahasiswa FIK

No Subyek Hasil Tes Ketepatan Waktu Lulus


1 Amin 92 1
2 Baygo 87 1
3 Cecep 56 0
4 Darmin 84 1
5 Erwin 62 0
6 Fardian 71 0
7 Gandung 92 1
8 Hariman 77 0
9 Ilham 83 0
10 Jamil 88 1

3. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis korelasi tata jenjang. Hitunglah
koefisien korelasi antara hasil tes keterampilan dan hasil prestasi pertandingan. Uji signifikannya, dan
tentukan kesimpulannya. Hasil Tes Keterampilan Teknik dan Prestasi Pertandingan
Kasus X Y
1 22 41
2 27 51
3 25 45
4 42 66
5 21 35
6 31 53
7 38 60
8 46 72
9 45 69
10 19 39

4. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan Teknik analisis korelasi product moment dari person.
Hitunglah koefisien korelasi antara tinggi badandan dan tinggi lompatan, uji signifikannya, dan
tentukan kesimpulannya. Data Tinggi Badan dan Tinggi Lompatan
No X Y
165 153
162 151
166 154
171 158
162 152
163 152
167 156

163 154
166 156
162 150
165 157
161 151
168 159
167 155
15 169 159

5. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan Teknik analisis korelasi parsial. Hitunglah koefisien
korelasi antara tinggi badan dan berat yang dikontrol oleh umur, uji signifikansinya, dan tentukan
kesimpulannya.
Tabel Koefisie Kolerasi anatara variabel Tinggi Badan (X), Berat Badan (Y) dan Umur (Z).

Variabel X Y Z
X -- 0,872 0,635
Y -- -- 0,515

6. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis korelasi ganda doullitle. Hitung
koefisien korelasi bersama-sama antara variabel X1, X2, X3, X4, dengan Y, uji signifikansinya, dan
tentukan kesimpulannya.
Tabel Interkolerasi antara variabel X1, X2, X3, X4, dengan Y, Mean, dan SD

Variabel X1 X2 X3 X4 Y M SD
X1 -- 0,566 0,672 0,564 0,769 46,15 5,35
X2 -- 0,543 0,452 0,678 52,36 6,42
X3 -- 0,540 0,864 58,65 4,25
X4 -- 0,741 56,67 5,89
Y -- 42,37 4,21

Jawaban:

1. Teknik analisis korelasi berguna untuk mengukur beberapa hubungan variabel, memotivasi kerja
terhadap produktivitas variabel, menemukan kualitas dengan layanan, dan melakukan tingkatan
inflasi pada variabel yang tertentu. Variabel yang dapat dikolerasikan yaitu X dan Y dengan nilai
koefisien korelasi berada di rentang 1 sampai +1.

2. Analisis Koefisien Korelasi Phi


Correlations
Hasil Tes Ketepatan
Lulus
Hasil Tes Pearson 1 .792**
Correlation
Sig. (2-tailed) .006
N 10 10
Ketepatan Lulus Pearson .792** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .006
N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari variabel Tes Keterampilan (X) dan Ketepatan Waktu Lulus (Y)
adalah 0,791.

b) Hasil uji korelasi dari variabel Tes Keterampilan (X) dan variabel Ketepatan Waktu Lulus (Y)
dilihat dari Sig-(2 tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau
terdapat korelasi antara variavel tes keteampilan dengan prestasi pertandingan.
c) Dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi Phi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel Tes Keterampilan (X) dan Ketepatan Waktu Lulus (Y) memiliki nilai
koefisien korelasi sebesar 0,791. Sementara, kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig-
(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi 3.
Analisis Korelasi Tata Jenjang
Correlations
Tes Prestasi
Keterampilan Pertandingan
Spearman' Tes Keterampilan Correlation 1.000 .988**
s rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Prestasi Correlation .988** 1.000
Pertandingan Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi Hasil Output SPSS:


a) Nilai koefisien korelasi dari kedua variabel adalah 1,093 artinya variabel Tes Keterampilan (X)
dengan variabel Prestasi Pertandingan (Y) memiliki hubungan linear, positif dan strong.

b) Hubungan dari kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho
di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi antara variavel tes keteampilan
dengan prestasi pertandingan.

c) Dilihat dari hasil analisis korelasi tata jenjang di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel Tes Keterampilan (X) dan Prestasi Pertandingan (Y) memiliki nilai
koefisien korelasi sebesar 1,093 yang artinya hubungannya liner, positif dan strong. Sementara,
kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya
ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi.

4. Analisis Korelasi Product Moment


Correlations
Tinggi Tinggi Lompatan
Badan
Tinggi Pearson 1 .889**
Badan Correlation
Sig. (2- .000
tailed)
N 15 15
Tinggi Pearson .889** 1
Lompatan Correlation
Sig. (2- .000
tailed)
N 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari kedua variabel adalah 0,888 dan kedua variabel memiliki tingkat
hubungan yang sangat kuat yang artinya, jika variabel Tinggi Badan (X) meningkat maka variabel
Tinggi Lompatan (Y) juga meningkat.

b) Hubungan dari kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho
di tolak artinya ada hubungan signifikan antara variabel Tinggi Badan (X) dengan variabel Tinggi
Lompatan (Y).
c) Dilihat dari hasil analisis korelasi Product Moment di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisien korelasi antara variabel Tinggi Badan (X) dengan variabel Tinggi Lompatan (Y)
memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,888 dan kedua variabel memiliki tingkat hubungan
yang sangat kuat. Sementara, kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) =
0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi dari kedua
variabel.

5. Dilihat dari data penelitian yang dilakukan tidak memenuhi standar pengujian analisis korelasi parsial
SPSS karena data penelitian tidak berasusmsi normal, artinya data penelitian ditolak dan tidak bisa di
uji SPSS.

6. Analisis Korelasi Ganda Doullitle

Model Summary
Mo R R Adjusted Std. Error
del R Square Change Statistics
Squ of the
are R Square F df1 df2 Sig. F
Estimate
Change Chang Change
e
1 .65 .43 -1.270 523.9661 .432 .254 3 1 .859
8a 2 2

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3

Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari variabel X1, X2, X3, X4 dengan Y adalah 0, 978
b) Nilai Sig. F Change sebesar 0,859 (> 0,05) maka bisa disimpulkan bahwa variabel X1, X2, X3,
X4 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel Y. Artinya variabel X1, X2, X3
dan X4 tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

c) Dilihat dari analisis korelasi ganda doullitle di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel X1, X2, X3, X4 dengan Y adalah 0,978. Dan nilai Sig. F Change sebesar
0,859 (> 0,05) maka bisa disimpulkan bahwa variabel
X1, X2, X3, X4 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.
METODOLOGI PENELITIAN
TUGAS IV
DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.SPd.,M.Pd
NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
LATIHAN
5. Jelaskan tentang pengertian statistika
6. Jelaskan tentang ciri-ciri statistika
7. Jelaskan tentang pengertian data dan langkah-langkah analisis data
8. Jelaskan tentang jenis-jenis skala pengukuran

JAWABAN
5. Kata statistika berasal dari kata status (bahasa Latin) yang berarti negara. Pada mulanya,
statistika hanya digunakan untuk meyajikan fakta, informasi atau data-data dengan angka-
angka tentang masalah-masalah yang terjadi di suatu negara. Contoh: tentang kependudukan,
perekonomian, pendidikan dan lainnya. Statistika adalah sekumpulan konsep dan metode
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasi data
kuantitatif suatu fakta tentang bidang kegiatan tertentu. Penyajian data yang berupa angka-
angka dan analisis data tersebut merupakan salah satu fungsi statistika. Dalam metodologi
dan teori statistika modern, statistika mempunyai fungsi lebih luas, tidak hanya sekedar
penyajian grafik atau tabel. Statistika adalah pengetahuan praktis dan sebagai ilmu terapan
yang berperan penting dalam penerapan metode dan konsep dalam analisis data kegiatan
eksperimentasi, maupun observasi, dan pengambilan inferensi.
6. Statistika mempunyai tiga ciri penting:
 Pertama, statistika terutama bekerja dengan angka-angka. Semua obyek yang menjadi
sasaran penelitian disebut gejala. Gejala tersebut dilukiskan dalam bentuk angka atau
bilangan yang menunjukkan variasi, baik jenis maupun tingkatannya. Gejala yang
bervariasi tersebut disebut variabel. Gejala dibedakan menurut jenisnya menjadi dua
yaitu gejala diskrit dan gejala kontinum. Gejala diskrit disebut juga gejala terpisah.
Nilai gejala diskrit berupa frekuensi yang diperoleh dari penjumlahan. Contoh: gejala
jenis kelamin adalah putra dan putri, hasil ujian adalah lulus dan tidak lulus, dan
sebagainya
 Kedua, cara kerja statistika bersifat obyektif. Semua unsur yang bersifat subyektif
tidak diterima dalam cara kerja statistika, sebab statistika bekerja berdasar pada data
atau fakta yang bersifat obyektif.
 Ketiga, statistika bersifat universal, maksudnya statistika dapat dimanfaatkan dalam
semua bidang kegiatan (Budiwanto:2014).
Dalam kegiatan penelitian, penggunaan statistika untuk analisis data dibedakan
menjadi dua, yaitu statistikan deskriptif dan statistik inferensial. Statistika deskriptif
terutama digunakan untuk mendeskriptifkan variable-variabel penelitian. Teknik
statistik yang digunakan antara lain kecenderungan memusat (rata-rata hitung atau
mean, median, dan modus), simpangan baku (standar deviasi), rangking, rentangan
(range), persentil, desil, kuartil. Statistika inferensial sering disebut juga statistik
analitik digunakan untuk pengujian hipotesis danuntuk keperluan melakukan
generalisasi hasil penelitian. Teknik statistik inferensial antara lain teknik
korelasional, analisis regresi, chi-kuadrat, uji t, dan analisis varian (Budiwanto:
2014).
7. A. Pengertian data
Data atau informasi yang diperoleh melalui proses pengumpulan data menggunakan suatu
instrumen tes dan pengukuran, atau instrumen non tes lainnya seperti teknik observasi,
kuesioner, wawancara dan lainnya. Data yang diperoleh melalui proses pengumpulan data,
digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis penelitian yang
diajukan. Maka data tersebut harus dianalisis agar memiliki makna untuk menjawab masalah
penelitian. Data tersebut dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.
Data kuantitatif adalah fakta tentang suatu gejala yangdiwujudkan dalam bentuk angka
atau sifatnya numerikal. Statistika bekerja hanya dengan data kuantitatif yang diwujudkan
dalam bentuk skor berupa angka, atau data kualitatif yang sudah dikuantitatifkan. Contoh:
tinggi lompatan = 148 centimeter, berat badan = 67 kilogram, hasil tes pengetahuan olahraga
= 83, dan sebagainya.
Sedangkan data kualitatif adalah fakta yang dinyatakan dalam bentuk sifat (bukan angka).
Contoh: data jenis cabang olahraga, jenis kelamin, jenis medali, dan sebagainya.
B. Langkah-langkah analisis data
1. Sebelum melakukan analisis data menggunakan teknik analisis statistik lebih
lanjut, perlu dilakukan pra-analisis untuk mengecek akurasi dan ketelitian data
secara pengamatan atau observasi visual. Data mentah yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data yang berupa angka-angka, tidak selalu siap untuk langsung
dianalisis. Untuk menyempurnakan kualitas data tersebut harus diproses melalui
tahap-tahap tertentu. Karena dalam proses pengumpulan data sebelumnya
kemungkinan ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan data atau angka-angka,
pemberian kode, dan sebagainya. Maka untuk mengatasi masalah dan kesalahan
yang terjadi tersebut perlu dilakukan pembenahan (editing) data, dan pemberian
kode (coding) secara lebih teliti. Terutama, data yang diperoleh dari hasil
kuesioner, observasi, dan wawancara, data-data tersebut perlu interpretasi lebih
cermat.
2. Mencermati rumusan masalah dan tujuan penelitian, atau tujuan kegiatan evaluasi
pembelajaran. Jika tujuan dan masalah penelitian tersebut akan mendiskripsikan
variabel-variabel yang diteliti, maka perencanaan analisis data menggunakan
statistik deskriptif atau analisis univariat yang perlu disiapkan. Jika tujuan
penelitian adalah berkaitan dengan hubungan kausal komparatif atau hubungan
sebaba akibat antar variabel, maka dapat digunakan uji-t atau analisis varian.
Dalam evaluasi pembelajaran, terutama dalam menyusun instrumen tes, tujuannya
adalah memperoleh koefisien validitas dan reliabilitas tes. Maka teknik statistik
yang tepat digunakan adalah teknik korelasi product moment dan korelasi ganda.
3. Menetapkan skala pengukuran data yang akan dianalisis. Dikenal ada empat jenis
skala pengukuran data, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dengan
menetapkan secara pasti dan cermat jenis skala pengukuran data tersebut maka
akan dapat ditetapkan teknik analisis statistik yang paling sesuai dan tepat yang
akan digunakan. Ketepatan menentukan teknik statistika yang akan digunakan
tergantung dan berdasarkan pada tingkat atau skala pengukuran data yang akan
dianalisis.
4. Mengetahui distribusi data variable penelitian. Mengetahui dengan cermat
distribusi data variabel-variabel penelitian adalah mutlak. Beberapa teknik
analisis statistik menuntut variabel- variabel yang akan dianalisis harus memenuhi
persyaratan tentang distribusi data, yaitu harus berdistribusi normal. Bahkan
beberapa teknik analisis statistik menuntut sifat-sifat varian skor-skor data
variabel yang akan dianalisis. Misalnya, teknik analisis uji-t menuntut skor-skor
variabel yang dianalisis harus mempunyai varian yang homogen, dan masing-
masing data harus berdistribusi normal. Dalam proses menyusun tes keterampilan
olahraga, syarat yang harus dipenuhi adalah validitas, tingkat kesulitan, dan daya
pembeda. Distribusi data hasil tes dan pengukuran dapat diketahui tingkat
kesulitan tes eksperimen keterampilan olahraga yang sedang divalidasi. Distribusi
data yang membentuk grafik juling positif (ke kanan) menunjukkan bahwa tes
keterampilan olahraga tersebut terlalu mudah. Skor-skor hasil tes cenderung lebih
banyak mendekati ke arah skor maksimal. Sedangkan distribusi data yang
membentuk grafik juling negatif (ke arah kiri) menunjukkan bahwa tes
keterampilan olahraga tersebut terlalu sulit. Skor-skor hasil tes cenderung lebih
banyak mendekati skor minimal. Dengan demikian, diharapkan tes keterampilan
olahraga yang baik jika mempunyai distribusi normal.
5. Menentukan jumlah data yang akan dianalisis. Hal ini berkaitan dengan uji
hipotesis dan uji signifikansi yang akan dilakukan.
6. Langkah kelima, jika tujuan penelitian adalah untuk menguji hipotesis, maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (H0)
penelitian. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif adalah hipotesis yang
digunakan untuk mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis
data. Hipotesis kerja biasanya dituliskan pada bab pendahuluan pada proposal
atau laporan penelitian. Sedangkan hipotesis yang akan diuji melalui analisis
statistik adalah hipotesis nihil yang disebut juga hipotesis nol. Perlu diketahui
bahwa sesuai dengan rumusan hipotesis nihil, berarti tidak ada, maka hipotesis
nihil merupakan jawaban sementara yang selalu dinyatakan dengan kalimat
negatif, dan diawali dengan kata ”tidak ada”. Catatan, tidak semua penelitian
selalu mengemukakan hipotesis, terutama penelitian deskriptif, serta penelitian
dan pengembangan.
7. Memilih dan menentukan teknik analisis statistik yang sesuai untuk menguji
hipotesis nol (H0), dan menguji persyaratan yang harus dipenuhi antara lain uji
normalitas dan uji homogenitas. Diikuti dengan menetapkan taraf signifikansi (α)
yang digunakan dan merumuskan daerah penolakan.
8. Melakukan penghitungan statistik dilakukan menggunakan jasa komputer atau
secara manual. Ketelitian dan kecermatan dalam memasukkan atau mengentry
data ke tabel persiapanadalah sangat diperlukan dan penting dilakukan.
Selanjutnya, tahap ini diikuti dengan menginterpretasi hasil analisis yang
diperoleh. Apabila nilai hasil analisis berada di dalam daerah penolakan, maka
keputusan yang dapat diambil adalah menolak hipotesis nihil (H0). Sedangkan
jika nilai hasil analisis berada di luar daerah penolakan, maka keputusannya
adalah bahwa hipotesis nihil (H0) tidak dapat ditolak pada taraf signifikansi yang
telah ditetapkan (Ardana: 1984).
9. Menyajikan hasil analisis statistik dalam bentuk visual.
8. a. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang digunakan untuk mengklasifikasi obyek amatan
atau gejala berdasarkan sifat, ciri, maupun karakteristik tertentu. Setiap obyek amatan
diidentifikasi dan diberi simbol yang berfungsi untuk membedakan obyek amatan yang
satu dengan lainnya. Simbol tersebut berupa bilangan atau angka. Bilangan atau angka
yang digunakan untuk mengidentifikasi obyek yang terdiri dari beberapa katagori atau
klasifikasi, maka bilangan atau angka sebagai simbol tersebut membentuk suatu skala
nominal. Sebagai contoh, jenis kelamin sebagai obyek amatan yang diklasifikasi menjadi
dua katagori yaitu laki-laki dan perempuan, laki-laki diberi simbol 1 dan perempuan
diberi simbol 2.
b. Skala Ordinal
Skala ordinal disebut juga skala berjenjang adalah skala digunakan untuk
mengklasifikasi obyek amatan yang terdiri dari katagori-katagori berdasarkan jenjang
atau tingkatan tanpa memperhatikan jarak antar klasifikasi yang satu dengan lainnya.
Setiap katagori diberi simbol menurut jenjang atau ranking. Dan antara obyek amatan
yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan dan ciri yang berkaitan. Hubungan
antara katagori yang satu dengan lainnya dinyatakan dengan kata lebih tinggi, lebih jauh,
lebih cepat, dan sebagainya. Untuk mengklasifikasi obyek amatan atau hasil
pengumpulan data digunakan bilangan atau angka sebagai simbul atau lambang. Namun,
bilangan sebagai simbul yang menunjukkan klasifikasi tersebut menunjukkan adanya
tingkatan atau jenjang. Bilangan atau angka tersebut tidak dapat dilakukan penjumlahan,
pengurangan, pengkalian, atau juga pembagian.
Contoh: klasifikasi jenjang kepangkatan pada tentara, prajurit diberi simbol 1, kopral
diberi simbol 2, sersan diberi simbol 3, letnan diberi simbol 4, kapten diberi simbol 5 dan
seterusnya. Jenis pangkat tentara tersebut menunjukkan hubungan yang berjenjang antar
katagori, yaitu kapten (bersimbol 5) lebih tinggi dari letnan (bersimbul 4), letnan
(bersimbul 4) lebih tinggi dari sersan (bersimbul 3), dan seterusnya.
c. Skala Interval
Skala interval adalah skala yang digunakan untuk menunjukkan adanya
pengelompokan data yang mempunyai besaran dan jarak (interval) yang sama. Ciri lain,
skala interval mempunyai besaran yang berkelanjutan (kontinum), terukur dan
menggunakan angka 0 (nol) menurut konvensi (arbitrary) bersifat relatif. Skala interval
ditandai dengan unit pengukuran yang sama dan ajeg (konstan) berupa bilangan nyata
untuk setiap obyek amatan dalam himpunan yang berurutan. Dalam pengukuran ini
perbandingan jarak antara dua interval unit pengukuran dan titik 0 adalah sembarang.
Contoh: indeks prestasi mahasiswa adalah 0 sampai dengan 4. Angka 0 (nol) merupakan
angka yang relatif, sebab angka nol tidak berarti prestasi belajar tidak ada (kosong) sama
sekali. Untuk membandingan angkaangka dalam skala interval ini bermakna relatif, sebab
mahasiswa yang mempunyai indeks prestasi 4, bukan berarti memiliki kepandaian dua
kali lipat dari mahasiswa indeks prestasinya 2, atau sebaliknya.
d. Skala Rasio
Skala rasio pada dasarnya sama dengan skala interval. Perbedaannya, angka 0
(nol) pada skala rasio mempunyai sifat mutlak (absolut). Angka 0 (nol) adalah murni,
yang berarti tidak ada sama sekali atau kosong. Angka- angka pada skala rasio ini
mempunyai jarak satuan yang sama. Rasio berarti perbandingan, yang memungkinkan
angka-angka pada alat ukur yang berskala rasio dapat dibandingkan secara teliti. Alat
ukur panjang (meteran), stop watch dan timbangan berat sebagai contohnya.

METODOLOGI PENELITIAN
TUGAS V
DOSEN PENGAMPUH : Dr.Juhanis.SPd.,M.Pd
NAMA : Dwi Putera Istiqamah
NIM : 200301500069
KELAS : PJKR B
SOAL

7. Apa kegunaan teknik analisis korelasi, variabel apa saja yang dikolerasikan, dan berapa besarnya
koefisien korelasi?

8. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis koefisien Phi. Hitunglah koefisien
korelasi antara hasil tes keterampilan dan ketepatan lulus Mahasiswa FIK, uji signifikansinya, dan
tentukan kesimpulannya.
Hasil Tes Keterampilan dan Ketepatan Waktu Lulus Mahasiswa FIK

No Subyek Hasil Tes Ketepatan Waktu Lulus


1 Amin 92 1
2 Baygo 87 1
3 Cecep 56 0
4 Darmin 84 1
5 Erwin 62 0
6 Fardian 71 0
7 Gandung 92 1
8 Hariman 77 0
9 Ilham 83 0
10 Jamil 88 1

9. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis korelasi tata jenjang. Hitunglah
koefisien korelasi antara hasil tes keterampilan dan hasil prestasi pertandingan. Uji signifikannya, dan
tentukan kesimpulannya. Hasil Tes Keterampilan Teknik dan Prestasi Pertandingan
Kasus X Y
1 22 41
2 27 51
3 25 45
4 42 66
5 21 35
6 31 53
7 38 60
8 46 72
9 45 69
10 19 39

10. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan Teknik analisis korelasi product moment dari person.
Hitunglah koefisien korelasi antara tinggi badandan dan tinggi lompatan, uji signifikannya, dan
tentukan kesimpulannya. Data Tinggi Badan dan Tinggi Lompatan
No X Y
165 153
162 151
166 154
171 158
162 152
163 152
167 156

163 154
166 156
162 150
165 157
161 151
168 159
167 155
15 169 159

11. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan Teknik analisis korelasi parsial. Hitunglah koefisien
korelasi antara tinggi badan dan berat yang dikontrol oleh umur, uji signifikansinya, dan tentukan
kesimpulannya.
Tabel Koefisie Kolerasi anatara variabel Tinggi Badan (X), Berat Badan (Y) dan Umur (Z).

Variabel X Y Z
X -- 0,872 0,635
Y -- -- 0,515

12. Lakukan analisis data berikut ini menggunakan teknik analisis korelasi ganda doullitle. Hitung
koefisien korelasi bersama-sama antara variabel X1, X2, X3, X4, dengan Y, uji signifikansinya, dan
tentukan kesimpulannya.
Tabel Interkolerasi antara variabel X1, X2, X3, X4, dengan Y, Mean, dan SD

Variabel X1 X2 X3 X4 Y M SD
X1 -- 0,566 0,672 0,564 0,769 46,15 5,35
X2 -- 0,543 0,452 0,678 52,36 6,42
X3 -- 0,540 0,864 58,65 4,25
X4 -- 0,741 56,67 5,89
Y -- 42,37 4,21

Jawaban:

3. Teknik analisis korelasi berguna untuk mengukur beberapa hubungan variabel, memotivasi kerja
terhadap produktivitas variabel, menemukan kualitas dengan layanan, dan melakukan tingkatan
inflasi pada variabel yang tertentu. Variabel yang dapat dikolerasikan yaitu X dan Y dengan nilai
koefisien korelasi berada di rentang 1 sampai +1.

4. Analisis Koefisien Korelasi Phi


Correlations
Hasil Tes Ketepatan
Lulus
Hasil Tes Pearson 1 .792**
Correlation
Sig. (2-tailed) .006
N 10 10
Ketepatan Lulus Pearson .792** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .006
N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari variabel Tes Keterampilan (X) dan Ketepatan Waktu Lulus (Y)
adalah 0,791.

b) Hasil uji korelasi dari variabel Tes Keterampilan (X) dan variabel Ketepatan Waktu Lulus (Y)
dilihat dari Sig-(2 tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau
terdapat korelasi antara variavel tes keteampilan dengan prestasi pertandingan.
c) Dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi Phi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel Tes Keterampilan (X) dan Ketepatan Waktu Lulus (Y) memiliki nilai
koefisien korelasi sebesar 0,791. Sementara, kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig-
(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi 3.
Analisis Korelasi Tata Jenjang
Correlations
Tes Prestasi
Keterampilan Pertandingan
Spearman' Tes Keterampilan Correlation 1.000 .988**
s rho Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 10 10
Prestasi Correlation .988** 1.000
Pertandingan Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi Hasil Output SPSS:


d) Nilai koefisien korelasi dari kedua variabel adalah 1,093 artinya variabel Tes Keterampilan (X)
dengan variabel Prestasi Pertandingan (Y) memiliki hubungan linear, positif dan strong.

e) Hubungan dari kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho
di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi antara variavel tes keteampilan
dengan prestasi pertandingan.

f) Dilihat dari hasil analisis korelasi tata jenjang di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel Tes Keterampilan (X) dan Prestasi Pertandingan (Y) memiliki nilai
koefisien korelasi sebesar 1,093 yang artinya hubungannya liner, positif dan strong. Sementara,
kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya
ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi.

7. Analisis Korelasi Product Moment


Correlations
Tinggi Tinggi Lompatan
Badan
Tinggi Pearson 1 .889**
Badan Correlation
Sig. (2- .000
tailed)
N 15 15
Tinggi Pearson .889** 1
Lompatan Correlation
Sig. (2- .000
tailed)
N 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari kedua variabel adalah 0,888 dan kedua variabel memiliki tingkat
hubungan yang sangat kuat yang artinya, jika variabel Tinggi Badan (X) meningkat maka variabel
Tinggi Lompatan (Y) juga meningkat.

b) Hubungan dari kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) = 0,000 < 0,05, Ho
di tolak artinya ada hubungan signifikan antara variabel Tinggi Badan (X) dengan variabel Tinggi
Lompatan (Y).
c) Dilihat dari hasil analisis korelasi Product Moment di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
koefisien korelasi antara variabel Tinggi Badan (X) dengan variabel Tinggi Lompatan (Y)
memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,888 dan kedua variabel memiliki tingkat hubungan
yang sangat kuat. Sementara, kedua variabel dinyatakan signifikan dilihat dari Sig -(2-tailed) =
0,000 < 0,05, Ho di tolak artinya ada hubungan signifikan atau terdapat korelasi dari kedua
variabel.

8. Dilihat dari data penelitian yang dilakukan tidak memenuhi standar pengujian analisis korelasi parsial
SPSS karena data penelitian tidak berasusmsi normal, artinya data penelitian ditolak dan tidak bisa di
uji SPSS.

9. Analisis Korelasi Ganda Doullitle

Model Summary
Mo R R Adjusted Std. Error
del R Square Change Statistics
Squ of the
are R Square F df1 df2 Sig. F
Estimate
Change Chang Change
e
1 .65 .43 -1.270 523.9661 .432 .254 3 1 .859
8a 2 2

a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3

Interpretasi Hasil Output SPSS:

a) Nilai koefisien korelasi dari variabel X1, X2, X3, X4 dengan Y adalah 0, 978
b) Nilai Sig. F Change sebesar 0,859 (> 0,05) maka bisa disimpulkan bahwa variabel X1, X2, X3,
X4 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel Y. Artinya variabel X1, X2, X3
dan X4 tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

c) Dilihat dari analisis korelasi ganda doullitle di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel X1, X2, X3, X4 dengan Y adalah 0,978. Dan nilai Sig. F Change sebesar
0,859 (> 0,05) maka bisa disimpulkan bahwa variabel
X1, X2, X3, X4 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel Y.

Anda mungkin juga menyukai