PROSES PENELITIAN
KOMPETENSI KHUSUS :
PENDAHULUAN
Didalam bagian awal modul bahan ajar ini, akan disajikan uraian tentang proses
penelitian suatu kerangka umum, yakni langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
seseorang dalam melakukan penelitian. Apa yang disajikan disini hanyalah merupakan
alternatif, bukan satu-satunya dan diharapkan dapat memberi tuntunan atau panduan
kepada mahasiswa dalam menyusun perencanaan dan melakukan pelaksanaan
penelitian. Penyajian cakupan materi diusahakan terspesifikasi dalam konteks atau
lingkup agroteknologi/budidaya pertanian.
Jika dijabarkan lebih lengkap tentang batasan penelitian perhatikan di depan, maka
defenisi penelitian adalah :usaha sadar manusia yang terencana dengan pentahapan
proses sistimatis untuk : a. memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan praktis di
lapang dan atau b. menambah kekayaan khazanah ilmu pengetahuan, baik berupa
penemuan teori/hipotesis baru atau penyempurnaan dan mendobrak teori atau hipotesis
yang sudah ada. Rangkaian langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling
mendukung satu sama lainnya, agar penelitian yang dilakukan tersebut mempunyai
bobot yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan yang tidak meragukan.
Penekanan tersebut dibuat, karena mahasiswa dengan berbagai alasan sering
menunjukkan kekurangseriusan (tidak tertib ilmiah) bahkan dalam kenyataannya sering
mengabaikan langkah-langkah tersebut sehingga kesimpulan penelitian tersebut sering
meragukan. Di dalam konteks ini, penelitian mahasiswa umumnya lebih
menitikberatkan kepada suatu upaya semata untuk membuat karangan ilmiah sebagai
syarat akhir menyelesaikan studi saja (membuat skripsi saja).
Dari bahasan di atas, jelas bahwa dalam melakukan suatu proses penelitian maka
penekanan terhadap aspek ketelitian, kejujuran ilmiah dan berbagai hal seperti itu
merupakan hal yang mutlak dalam suatu penelitian ilmiah. Memang benar bahwa
kemampuan melaksanakan suatu penelitian ilmiah secara baik dan benar adalah suatu
keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman.
2
3
data hasil penelitiannya tidak sejalan dengan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya. Bagian isi awal modul ini akan mengupas secara rinci langkah pertama dan
langkah kedua dalam suatu proses penelitian yakni berturut-turut Identifikasi, pemilihan
dan perumusan masalah penelitian dan penelaahan kepustakaan untuk menyusun
landasan teoritis penelitian.
Dalam merumuskan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara (tentatif)
terhadap masalah penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya berdasarkan data-
data empirik penelitian, maka harus diperhatikan beberapa hal dasar yang harus
dipenuhi menuju ke perumusan tersebut. Kupasan rinci terhadap batasan hipotesis
ditemukan dalam isi modul 2 bagian tengah. Pada awal isi bagian tengah modul 2,
disajikan tentang beberapa defenisi yang dapat dikenakan terhadap istilah hipotesis.
Kemudian disajikan secara jelas pula tentang jenis-jenis hipotesis dan syarat-syarat
minimal perumusan hipotesis penelitian. Di bagian selanjutnya, disajikan macam-
macam rumusan hipotesis berikut contoh-contohnya. Dijelaskan pula tentang hipotesis
kerja, agar hipotesis dapat diuji kebenarannya. Materi selanjutnya adalah penjelasan
terhadap jawaban pertanyaan berikut :
Apakah suatu penelitian harus mempunyai hipotesis ?
Penjelasan berikut adalah tentang hal-hal yang perlu dicermati sehubungan dengan
hipotesis penelitian.
Pada bagian selanjutnya sampai akhir bahan ajar modul 2 ini, dijelaskan tentang
pengertian variabel-variabel penelitian; jenis dan penjelasan rinci tentang batasan jenis
variabel bersangkutan; cara mengidentifikasi, mengklasifikasi variabel. Selanjutnya
disajikan penjelasan tentang jawaban dari pertanyan-pertanyaan di bawah ini :
Mengapa variabel penelitian perlu diberi batasan operasinalnya ?
Apa sebenarnya defenisi operasional variabel itu dan substansi penjelasan apa
saja dalam defenisi operasional tersebut ?
4
5
kebutuhan manusia dan sebagainya. Sudah menjadi sifat manusia yang selalu tidak puas
terhadap apa yang ada; manusia selalu berusaha memperbaiki kehidupannya, sehingga
menimbulkan harapan-harapan dengan taraf yang selalu lebih tinggi dari kenyataan
yang ada. Penelitian tentunya diharapkan dapat memecahkan masalah atau setidaknya
memperkecil kesenjangan-kesenjangan itu.
Dalam kenyatan ditingkat mahasiswa, sering didengar keluhan bahwa mereka
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan menentukkan masalah penelitian
untuk penulisan skripsinya. Keluhan ini dapat dimaklumi dalam konteks miskinnya
pengalaman, karena kemampuan dalam mengidentifikasi dan menentukkan masalah
khususnya dan proses penelitian umumnya adalah suatu keterampilan yang dapat
dikembangkan melalui latihan dan pengalaman.
Agar mahasiswa dan calon peneliti dapat relatif secara mudah mengidentifikasi,
menentukkan masalah penelitian secara jeli, maka berikut ini disampaikan beberapa
sumber yang dapat dieksploitasi/digali untuk mendapatkan masalah penelitian. Sumber-
sumber yang dimaksud adalah :
Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian. Membaca selayaknya
menjadi suatu kebiasaan bagi mereka yang gemar meneliti. Bagi mahasiswa, sebaiknya
mencari keterangan atau informasi dari dosen tentang literatur-literatur apa saja yang
harus dibaca sebelum melakukan penelitian. Bacaan terutama bacaan yang melaporkan
hasil penelitian seperti skripsi, thesis, disertasi, jurnal, buletin penelitian, dan wujud
lainnya yang berisi hasil penelitian, mudah dijadikan sumber masalah karena laporan
hasil penelitian yang baik akan mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lanjut
dengan arah tertentu. Hal demikian mudah dimengerti karena tidak ada penelitian yang
tuntas. Kadang-kadang suatu penelitian menampilkan masalah yang lebih banyak
daripada yang dijawabnya. Justru karena hal demikianlah maka pengetahuan selalu
mengalami kemajuan. Sebagai bahan bacaan, prioritas utama yang digunakan adalah
tulisan asli. Bila publikasi ini sulit didapat maka untuk sementara dapat digunakan
abstrak, tetapi penggunaannya perlu dibatasi. Pembatasan penggunaan abstrak yang
dimaksud adalah dengan membaca publikasi asli yang berisi laporan hasil penelitian,
permasalahan mudah diperoleh dari rekomendasi disamping kita dapat menguji kembali
kebenaran dari kesimpulan penelitian tersebut. Kesimpulan penelitian ini yang
melahirkan rekomendasi penelitian lanjutan. Pengujian kadang-kadang perlu dilakukan
karena data yang sama dapat diinterpretasikan berbeda oleh orang berbeda, sehingga
kesimpulannya dapat berbeda pula. Hal yang demikian tidak dapat dilakukan apabila
6
7
hanya menggunakan abstrak saja, karena abstrak tidak memuat seluruh data penelitian.
Hal demikian kita temukan pada saat membaca buku teks. Oleh karena itu penggunaan
buku teks untuk tujuan tersebut perlu dibatasi. Memang benar kebiasaan membaca
memang menguntungkan, sebaiknya membaca dibuat menjadi suatu kegemaran yang
nantinya berkembang menjadi suatu kebiasan dan selanjutnya menjadi kebutuhan. Tentu
acuan bacaan yang dimaksud disini adalah bahan bacaan yang mempunyai kontribusi
bagi pengkayaan wawasan berpikir secara positif. Kecuali dengan alasan
menghilangkan kejenuhan otak, orang harus pandai-pandai memilih bahan bacaan
karena tidak ada gunanya mengisi otak dengan pengetahuan yang tidak bermanfaat,
karena kita sering dihadapkan dengan keterbatasan waktu bagi pelaksanaan berbagai
kegiatan/aktivitas.
lahan kering; bagaimana pola tanamnya, jarak tanamnya; dan masih banyak lagi
pertanyaan yang dapat disusun dibelakang pernyataan tersebut.
Pengamatan
Pengamatan baik secara seksama yang dilakukan di labaratorium maupun
pengamatan sepintas di lapangan atau masyarakat, seperti dalam suatu perjalanan atau
peninjauan. Ketika berangkat dari rumah sama sekali tidak ada rencana mencari
masalah penelitian, tetapi karena menyaksikan hal-hal tertentu di lapang, timbullah
pertanyaan-pertanyaan dalam hati dan akhirnya terkristalisasi dalam masalah penelitian.
Seorang ahli ilmu tanah dapat menemukan masalah penelitian, ketika menyaksikan
keadaan tanah di suatu tempat. Seorang ahli teknologi bahan pangan mungkin
menemukan masalah penelitian sewaktu melihat produksi jenis pangan tertentu yang
berlebihan di suatu daerah. Seorang agronomist akan menemukan masalah penelitian
sewaktu melihat keadaan pertanaman yang diusahakan di suatu daerah, seorang
patologist akan menemukan masalah penelitian ketika menyaksikan serangan hama dan
penyebab penyakit tanaman di suatu daerah.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi sering pula menjadi sumber bagi ditemukannya masalah
penelitian, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan pribadi atau
kehidupan profesional. Seorang agronomist yang sekarang berprofesi dosen, sewaktu
kecil gemar melakukan okulasi bibit tanaman buah-buahan karena orang tuanya adalah
petani sekaligus pengusaha bibit tanaman hias dan buah-buahan. Akhirnya sewaktu
memprogram tingkat doktoral di suatu perguruan tinggi, untuk penelitian disertasinya
maka subyek tentang okulasi diangkat sebagai masalah dalam penelitian ilmiahnya
tersebut.
Perasaan intuitif
Beberapa istilah yang mempunyai makna sama atau hampir sama dengan
perasaan intuitif adalah firasat dan ilham. Tetapi mungkin perasan intuitif yang
dimaksudkan maknanya lebih dekat dengan makna ilham yakni penjelasan atau
pengertian yang datang tiba-tiba tentang sesuatu. Tidak jarang terjadi, masalah
penelitian itu muncul dalam pikiran kita setelah bangun tidur atau pada saat habis
beristirahat. Peristiwa tersebut terjadi karena sebelum tidur kita berpikir keras atau
8
9
terus-menerus dan akhirnya pikiran-pikiran tersebut terkonsolidasi dalam otak kita dan
akhirnya terkristalisasi dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan masalah yang muncul
kemudian.
Apapun sumbernya dari berbagai sumber yang disebutkan sebelumnya, masalah
penelitian itu hanya akan muncul atau dapat diidentifikasi kalau mahasiswa atau calon
penelitinya cukup “berisi”. Orang yang masih “kosong” yaitu ‘yang miskin akan
pengetahuan mengenai sesuatu cabang ilmu “ hampir tidak mungkin, atau sekurang-
kurangnya sulit untuk menemukan masalah penelitiannya.
masalah yang diharapkan segera dapat dijawab melalui penelitian ilmiah untuk
mengendalikannya saat itu.
Dari segi subyektif, yakni pertimbangan dari arah calon peneliti, pertimbangan
apakah masalah tersebut sesuai untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah
masalah tersebut managable atau tidak oleh calon peneliti. Managability itu terutama
dilihat dari lima segi yakni : a. biaya yang tersedia, b. waktu yang dapat digunakan, c.
alat-alat dan bahan penelitian yang tersedia, d. bekal kemampuan teoritis, e.
penguasaan metode yang diperlukan. Setiap calon peneliti perlu bertanya pada dirinya
sendiri apakah masalah tersebut sesuai baginya, dilihat dari kelima hal sekaligus di atas.
Jika sekiranya tidak, sebaiknya dipilih masalah lain atau masalah tersebut dimodifikasi,
sehingga sesuai baginya.
Layak dan sesuai suatu masalah untuk diteliti, oleh Surakhmad (1994)
disederhanakan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yakni :
Apakah masalah tersebut berguna untuk dipecahkan ?
Apakah terdapat kepandaian yang diperlukan untuk pemecahan masalah
tersebut ?
Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ?
Apakah pemecahan masalah tersebut memberikan sesuatu yang baru ?
Apakah untuk pemecahan masalah tersebut diperoleh data yang cukup ?
Apakah masalah-masalah tersebut terbatas sedemikian sehingga jelas batas-
batasnya dan dapat dilaksanakan pemecahannya ?
Apabila jawabannya : Ya, maka masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
10
11
maupun format rumusan masalah dapat dianuti sebagai panduan, tetapi secara lebih
jelas dianjurkan cara-cara perumusan masalah sebagai berikut :
a. Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya (?). Ingat masalah
ingin dicari jawabnya melalui penelitian dan masalah adalah pernyataan yang
menanyakan.
b. Rumusan tersebut hendaknya padat dan jelas.
c. Rumusan tersebut hendaklah memberi petunjuk tentang mungkinnya
mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan tersebut.
yang lebih mutakhir /terbaru/terkini. Sumber yang sudah lama mungkin memuat
teori atau konsep yang tidak berlaku lagi, karena kebenarannya telah dibantah
oleh teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih kemudian.
2. prinsip relevansi (relevance), disamping sumber tersebut harus mutakhir, juga
harus relevan bagi masalah yang sedang digarap. Jadi hendaklah dipilih sumber-
sumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.
Dari teori-teori dan konsep-konsep yang dikumpulkan sebagai hasil telaahan
kepustakaan/tinjauan pustaka dilakukan pemerincian atau analisis melalui penalaran
deduktif ; sedangkan generalisasi-generalisasi hasil penelitian dilakukan pemaduan atau
sintesis melalui penalaran induktif. Proses deduksi dan induksi dilakukan berulang-
ulang (iteratif) dan diharapkan dapat dirumuskan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang paling mungkin dan paling tinggi taraf kebenarannya. Jawaban ini yang
dijadikan hipotesis penelitian.
Seperti dikemukaan sebelumnya bahwa sebagian besar kegiatan dalam
keseluruhan proses penelitian adalah membaca, dan membaca itu hampir seluruhnya
terjadi pada langkah penelaahan/tinjauan pustaka. Kita harus membaca dan membaca,
dan menelaah apa yang kita baca setuntas mungkin agar dapat menegakkan landasan
yang kokoh bagi langkah-langkah selanjutnya.
Penyusunan landasan teoritis tidak akan produktif, sebelum bahan bacaannya
cukup banyak. Karena itu perlu lebih dahulu dibaca banyak-banyak sumber bacaan,
baru kemudian dibanding-bandingkan, lalu diambil kesimpulan-kesimpulan teoritisnya.
Agar hasil pembacaan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, perlu hal tersebut
dicatat/direkam. Informasi mana yang yang dicatat, belum ada suatu aturan umum,
tetapi dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada kita seperti ketersediaan
pustaka yang terbatas, maka disarankan untuk mencatat informasi minimal seperti yang
terdapat dalam katalog seperti judul buku, tahun terbitan, penerbit, pengarang dll serta
kesimpulan-kesimpulan teoritis dari pustaka yang disitir. Pencatatan dengan cara
tersebut di atas, dilakukan karena terbatasnya pustaka diperpustakaan, sehingga
mencegah tidak ditemukannya pustaka tersebut akibat dipinjam orang lain.
Tentang cara pencatatannya, pada umumnya mengikuti salah satu cara dari dua
sistem, yaitu : (a). sistem kartu, (b). sistem kuarto atau lembaran. Sistem kartu
menggunakan kertas gambar berukuran kartu pos sedangkan sistem lembaran atau
kuarto menggunakan lembaran kertas HVS. Masing-masing cara tersebut mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Cara lembaran daya tampung informasinya jauh lebih besar
12
13
dibandingkan dengan sistem kartu tetapi kesulitannya adalah relatif sulit diatur dan
dibawa, tetapi hal ini bisa diatasi dengan menggunakan map dan perforator.
Informasi-informasi yang telah terkumpul sebagai hasil kegiatan membaca,
peneliti/mahasiswa melakukan penelaahan lebih lanjut terhadap masalah yang digarap.
Melalui deduksi, mahasiswa berusaha melakukan pemerincian atau analisis; melalui
induksi dilakukan pemaduan atau sintesis dan pembuatan generalisasi-generalisasi dan
akhirnya meramu semua itu dalam suatu sistem yang berupa kesimpulan-kesimpulan
teoritis, yang akan menjadi landasan bagi penyusunan hipotesis. Kesimpulan-
kesimpulan teoritis tersebut (teori, konsep, generalisasi hasil penelitian yang relevan)
harus mengidentifikasikan hal-hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam
penelitian. Faktor-faktor inilah yang akan menjadi variabel-variabel dalam penelitian.
Peramuan ini menjadi penting, karena disitu letak mutu sistem pemikiran teoritis
peneliti.
Penyatuan hasil-hasil bacaan tersebut secara kronologis dan kompilatif saja,
tidak cukup. Hasil-hasil tersebut harus diramu berdasarkan suatu garis pemikiran yang
konsisten. Garis pemikiran inilah yang menjadi dasar hipotesis penelitian.
Oleh beberapa pakar lainnya maka uraian tinjauan pustaka disajikan secara
singkat dan jelas bahwa, tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan. Dalam penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa
permasalahan yang akan diteliti belum terpecahkan secara memuaskan. Fakta-fakta
yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang
dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitannya.
Menulis tinjauan pustaka, mahasiswa dapat memanfaatkan perpustakaan, berarti
melakukan penelusuran kepustakaan dan menelaahnya. Manfaat yang diperoleh dalam
penelusuran kepustakaan adalah :
Menggali teori-teori dasar dan konsep dalam bidang tertentu yang telah
ditemukan oleh para ahli sebelumnya/terdahulu.
Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang tertentu yang akan diteliti.
Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
Memanfaatkan data sekunder.
Menghindari duplikasi penelitian.
13
14
14
15
15
16
16
17
Variabel bebas
Variabel acak
saat aplikasinya. Dalam penelitian dengan metode percobaan variabel bebas dikenal
sebagai perlakuan.
Variabel moderator adalah variabel yang juga berpengaruh terhadap variabel
tergantung tetapi tidak diutamakan dalam penelitian. Contohnya tanaman tomat yang
diberi perlakuan didepan tadi bila ditanam pada musim hujan pertumbuhan dan hasilnya
akan berbeda dibandingkan jika ditanam pada musism kemarau. Karena musim
berpengaruh maka jika penelitian tersebut dilakukan pada musim hujan saja atau pada
musim kemarau saja, maka pengaruh musim tetap ada sehingga keterangan variabel
moderator ini harus disertakan dalam judul penelitianh tersebut. Dalam penelitian yang
menggunakan metode survey seperti pada penelitian deskriptif keterangan tentang
lokasi penelitian perlu disertakan dalam judul penelitian karena faktor ini sering
merupakan variabel moderator. Contoh : Kajian teknik pasca panen kacang hijau di
Perwakilan Kecamatan Belu Selatan.
Variabel kendali, adalah variabel yang juga berpengaruh terhadap
percobaan/penelitian, namun pengaruhnya dapat dikendalikan atau dinetralisisr. Contoh
dari percobaan sebelum adalah pengaruh jarak tanam, pemupukan, pengolahan tanah,
cara mengendalikan hama dan penyebab penyakit harus dilakukan secara homogen
untuk menetralisir/mengendalikan pengaruh faktor-faktor tersebut. Atau dengan kata
lain jarak tanam, pemupukan, pengolahan tanah, pengendalian hama dan penyebab
penyakit harus dilakukan secara sama terhadap setiap petak yang mendapat perlakuan
yang berbeda sesuai dengan variabel bebas.
Variabel rambang, adalah variabel yang pengaruhnya terhadap
penelitian/percobaan dalam hal ini variabel tergantung dapat diabaikan. Contoh
pengaruh ukuran benih yang digunakan, kedalaman tanam benih tomat yang dilakukan
jika tidak terlalu ektrem perbedaannya dapat berfungsi sebagai variabel rambang/acak.
Mengklasifikasi variabel bukan merupakan pekerjaan yang gampang karena
sering suatu faktor yang dianggap variabel bebas pada suatu percobaan dapat menjadi
jenis varibel yang lain dalam percobaan yang lain. Jadi kedudukan suatu faktor sebagai
suatu variabel akan berbeda beda tergantung dari tujuan penelitian. Kemampuan
mengidentifikasi dan mengklasifikasi variabel merupakan keterampilan yang
berkembang karena latihan dan pengalaman.
Variabel intervening adalah suatu variabel yang tidak pernah dapat diamati
karena merupakan suatu proses. Contoh dari percobaan di atas adalah proses
pertumbuhan yang melibatkan berbagai proses reaksi fisiologis, biokimia kompleks.
20
21
21
22
Anonim. 1994. Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.
Singarimbun, Masri dan S. Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
PERTANYAAN-PERTANYAAN LATIHAN
1. Jelaskanlah secara singkat batasan atau defenisi masalah penelitian dan buatlah
contohnya.
2. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber apa saja yang dapat digali untuk
menemukan masalah penelitian ?
3. Mengapa masalah penelitian perlu dipilih ?
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat pertimbangan-pertimbangan untuk
memilih masalah penelitian agar layak dan sesui untuk diteliti.
5. Mengapa masalah penelitian harus dirumuskan ?
6. Bagaimana cara merumuskan masalah penelitian ?
7. Apa manfaat menyusun landasan teoritis penelitian ?
8. Sebutkan 2 jenis acuan yang biasa dipakai untuk menemukan teori, konsep dan
generalisasi hasil penelitian untuk menyusun landasan teoritis .
9. Mengapa landasan teoritis perlu ditegakkan ?
10. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang perlu diakomodir dalam meramu/menyusun
landasan teoritis.
11. Sebutkan dan jelaskan 2 kriteria yang dipakai dalam menyeleksi/memilih acuan-
acaun yang digunakan dalam menyusun landasan teoritis.
12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipotesis ?
13. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis hipotesis.
14. Jelaskan hubungan antara landasan teoritis dengan hipotesis penelitian.
22
23
15. Apa yang dimaksud dengan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
16. Bilaman hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan sebagai hipotesis penelitian.
17. Jelaskalah apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis ?.
18. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian ?
19. Apa yang dimaksud dengan variabel bebas, variabel moderator, variabel kendali,
variabel rambang dan variabel tergantung serta variabel intervening ? berikan
masing masing contoh khususnya dalam penelitian budidaya pertanian.
20. Gambarlah skema keterkaitan antara kelompok variabel-variabel tersebut di atas
(no. 19) berdasarkan pola hubungan sebab akibat.
21. Apa yang dimaksud dengan defenisi operasional ?
22. Mengapa variabel penelitian harus didefenisikan secara operasional ?
23. Sebutkan 3 (tiga) penekanan yang dipakai untuk membuat defenisi operasional
variabel penelitian.
23