2. TUJUAN
Setelah mengikuti perkuliahan dengan metode cermah, tanya jawab, diskusi, dan
praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan istilah riset, menguraikan riset seba-
gai poses penelitian ilmiah, mengidentifikasi keterbatasan proses riset ilmiah, mengklarifikasi
aktivitas riset, menguraikan peran perawat di dalam riset, dan menelusuri perkembangan se-
jarah riset keperawatan.
3. DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar peneliian keperawatan, proses penelitian
keperawatan yang mencakup penyusunan proposal, melaksanakan penelitian deskripyif dan
mengkomunikasikanhasil penelitian. Proses pembelajaran menekankan pada dicapainya
pemahaman mahasiswa tentang konsep penelitin dan perkembangan keperawatan serta
melakukan penelitian deskriptif. Kegiatan belajar dilakukan melalui kuliah, diskusi, penugasan,
dan praktikum.
4. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
a. Metode : ceramah dan tanya jawab, diskusi dan seminar, studi kasus. Prkatikum
b. Tugas : Mengkaji konsep dan prinsip, makalah, presentasi/seminar, tugas individu
dan kelompok
c. Media : LCD Projector, Laptop
5. EVALUASI
1) UTS : 30%
2) UAS : 30%
3) Praktikum : 25%
4) Seminar : 15%
T ot a l : 100%
7. DAFTAR BUKU
Dempsey. 2002. Riset Keperawatan, Buku Ajar dan Latihan. Jakarta: EGC, hal. 12-68
KOMPETENSI
PENELITIAN atau RISET merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu karya tulis berdasarkan
kenyataan ilmiah. ILMU atau SAINS adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis.
Secara umum penelitian adalah cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang
diteliti, dengan menggunakan metode ilmiah yang teratur dan tuntas. Menurut Davis ( 1985),
karakteristik suatu metode ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Bersifat kritis dan analitis, suatu metode yang menunjukkan adanya proses yang tepat dan
benar untuk mengidentifikasi masalah.
2. Bersifat Logika, suatu metode yang digunakan dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesim-
pulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
3. Bersifat objektif, metode dapat menghasilkan penyelidikan yang dapat di contoh oleh il-
muwan lain dalam studi dan kondisi yang sama.
4. Bersifat konseptual dan teoritis, metode yang mengarahkan bahwa proses penelitian yang di-
jalankan harus memiliki pengembangan konsep dan struktur teori yang jelas, agar hasilnya da-
pat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
5. Bersifat empiris, metode yang dipakai erdasarkan kenyataan / fakta di lapangan.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan
jawaban atas masalah yang diajukan.
Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu tulisan hasil penelitian dan atau pengembangan dan atau
penyunting dalam suatu pertemuan ilmiah. Bentuknya adalah :
Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan yang dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamat dan pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu peneli-
tian.
Skripsi menggambarkan fenomena ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang seder-
hana, sehingga cenderung ke penelitian deskriptif.
Tesis Bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena ilmu pengetahuan secara komprehensif,
merumuskan hipotesis berdasarkan teori, dan menghasilkan jawaban dari hipotesis tersebut.
Laporan penelitian adalah karya tulis ilmiah yang disusun melalui tahap-tahap berdasarkan teori
tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan.
B. METODE ILMIAH
Metode Ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisik. Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah ( Scientific method) atau non-
ilmiah ( unscientific method ). Ketidakpuasan manusia terhadap cara-cara non-ilmiah (
unscientific ) membuat manusia menggunakan cara berfikir deduktif atau induktif. Kemudian
orang mulai memadukan cara berfikir deduktif dan induktif, dimana perpaduan ini disebut dengan
berfikir reflektif ( reflektif thinking ). Diperkenalkan oleh John Dewey, yang akhirnya menjadi dasar
metode penelitian ilmiah. Tahapannya adalah:
1. The Felt Need (adanya suatu kebutuhan ) : Seseorang merasakan adanya suatu kebutuhan
yang menggoda perasaannya sehingga dia berusaha mengungkapkan kebutuhan tersebut.
2. The Problem ( menetapkan masalah ): dari kebutuhan yang dirasakan pada tahap the felt
need di atas, diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan membatasi permasalahan
( kebutuhan ). Penemuan terhadap kebutuhan dan masalah boleh dikatakan parameter yang
sangat penting dan menentukan kualitas penelitian. Studi literatur, diskusi, dan pembimbin-
gan dilakukan sebenarnya untuk mendisain kebutuhan dan masalah yang akan diteliti.
3. The Hypotehesis ( menyusun hipotesis ): Jawaban atau pemecahan masalah sementara yang
masih merupakan dugaan yang dihasilkan misalnya dari pengalaman, teori dan hukum yang
ada.
4. Collection of Data as Evidence ( merekam data untuk pembuktian ): Membuktikan hipotesis
dengan eksperimen, pengujian dan merekam data di lapangan. Data- data dihubungkan satu
dengan yang lain untuk ditemukan kaitannya. Proses ini disebut dengan analisis. Kegiatan
analisis dilengkapi dengan kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis.
5. Concluding Belief ( Kesimpulan yang diyakini kebenarannya ): berdasarkan analisis yang di-
lakukan pada tahap sebelumnya, dibuatlah kesimpulan yang diyakini mengandung kebenaran,
khususnya untuk kasus yang diuji.
6. General Value of the Conclusion ( memformulasikan kesimpulan umum ): Kesimpulan yang
dihasilkan tidak hanya berlaku untuk kasus tertentu, tetapi merupakan kesimpulan ( bias
berupa teori, konsep dan metode ) yang bias berlaku secara umum, untuk kasus lain yang
memiliki kemiripan-emiripan tertentu dengan kasus yang telah dibuktikan di atas.
C. JENIS PENELITIAN
1. Menurut bidang ilmu: Penelitian kesehatan, pendidikan, sejarah, social.
2. Menurut tempat penelitian : Penelitian laboratorium, pustaka, lapangan.
3. Menurut ketersediaan data: Penelitian data primer dan sekunder.
4. Menurut waktu pengumpulan data : Penelitian prospektif dan retrospektif
5. Menurut analisis datanya : Penelitian deskriptif, komparatif, inferensial.
6. Menurut tujuannya : Penelitian deskriptif, eksploratif, evaluative dan tindakan.
7. Menurut pemakaiannya : penelitian dasar ( basic research ) dan terapan ( applied research ).
D. TAHAP PENELITIAN
Tahapan penelitian sebagai berikut :
E. ALUR PENELITIAN
Proposal adalah suatu rencana kerja tertulis yang disusun secara sistematis, dan diajukan untuk
memperoleh dana.
Proposal adalah garis besar (Outline ) yang menjelaskan tentang siapa ( Who), Apa (what), men-
gapa ( Why ), bagaimana ( How), dimana ( where), Kapan ( when ), dan untuk siapa (for whom)
penelitian itu akan dilaksanakan.
Isi Proposal terdiri dari:
1. Judul penelitian dan identitas pengusul
2. Pendahuluan ( latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian )
3. Tinjauan Pustaka
4. Kerangka konsep, hipotesis dan variabel ( bila diperlukan )
5. Desain penelitian
6. Populasi dan sampel
7. Etik penelitian
8. Pengumpulan data
9. Instrumen penelitian
10. Pengolahan data
11. Analisis data
12. Daftar kepustakaan, dan
13. Lampiran ( hasil survey, kuesioner, hasil tabulasi, gambar, dll )
Berdasarkan teori, hasil penelitian sebelumnya atau praktek ( mengajar atau klinik ) dirasakan adanya
suatu masalah. Berdasarkan masalahan tersebut dirumuskan masalah penelitian, tujuan penelitian
dan manfaatnya. Kemudian disusun kerangka konsep, hipotesis dan definisi operasional variabel ( jika
Hasil Penelitian
Pembahasan
TES FORMATIF :
KOMPETENSI
Pada pembuatan proposal penelitian keperawatan, latar belakang harus dapat mengemukakan
dengan jelas argumentasi tentang pentingnya melakukan penelitian tersebut. Selain itu harus di-
uraikannya pula tentang proses identifikasi masalah, kejelasan masalah yang diteliti, derajat pent-
ingnya masalah, bagaimana keadaan permasalahan hingga saat ini (sudah diteliti atau belum ),
dan apakah masalah tersebut sudah ada terpecahkan atau belum ), dan apakah masalah tersebut
sudah ada terpecahkan atau belum, serta bagaimana solusinya.
Pada umumnya, pokok-pokok yang di tulis dalam latar belakang harus mengandung empat unsure
yang tersirat dalam pengembangan gagasan/masalah:
1. Unsur pentingnya masalah ditulis pada awal gagasan atau pikiran pertama yang dapat
mengemukakan arti pentingnya sebuah masalah dan seberapa besar masalah itu penting un-
tuk diteliti.
2. Unsur skala masalah ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya masalah dan itu pent-
ing untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan atau penguraian tentang derajat pent-
ingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti bagaimana dampaknya.
3. Unsur kronologis masalah menjelaskan proses terjadinya massalah atau relevansi peneli-
tian yang terdahulu / telah ada, tentunya dengan ditunjang data empiris dari permasalahan
penelitian yang akan diteliti.
4. Unsur solusi masalah unsure ini digunaan sebagai alternative dalam memberikan solusi
atas masalah yang timbul serta alternative lain yang akan dilakukan dalam penelitian.
B. MASALAH PENELITIAN
Adalah suatu kesenjangan yang memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahannya melalui
penelitian. Dalam menuliskan proposal penelitian keperawatan, rumusan masalah hendaknya
memiliki konsekuensi terhadap relevansi maksud dan tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian,
kerangka konsep, dan metode penelitian.
Metodologi Riset Keperawatan ( ASR, SKM,MH.Kes-15) Page 7
Penulisan rumusan masalah dapat berupa pernyataan masalah atau juga dapat berupa pertanyaan
masalah. Pernyataan masalah pada umumnya adalah hasil identifikasi masalah yang ada berupa
asumsi dasar dan nilai yang ada dalam penelitian.
Contoh 1 :
Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di daerah A disebabkan oleh berbagai faktor, di -
antaranya adalah status gizi, sarana dan prasarana kesehatan, budaya, dan status ekonomi.
Contoh 2 :
Adakah faktor status gizi berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak di daerah A ?
1. Adakah faktor sarana dan prasarana kesehatan berpengaruh pada angka kematian ibu dan
anak di daerah A?
2. Adakah faktor budaya berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak di daerah A ?
3. Adakah faktor ekonomi berpengaruh pada angka kematian ibu dan anak di daerah A ?
1. Langkah awal untuk mengembangkan judul, tujuan penelitian, kerangka konsep dan rancan -
gan penelitian.
2. Prediksi keberhasilan studi
3. Orisinalitas studi, bukan suatu duplikasi
Contoh :
ANALISIS SITUASI KABUPATEN JAYAPURA KOTA BERDASARKAN DATA STATISTIK TAHUN 2010
Kabupaten Jayapura kota merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Papua. Secara administratif
Jayapura Kota terbagi dalam 30 Kecamatan, 342 desa dan 6 kelurahan. Laju pertumbuhan penduduk pada
tahun 2005 sebesar 1,96 %. Total penduduk kabupaten Jayapura Kota berjumlah 2.098.644 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebesar 570.047 KK, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.069.408 jiwa dan perempuan se-
banyak 1.029.236 jiwa . Penduduk kabupaten Jayapura Kota pada tahun 2005 menurut tingkat pendidikan
penduduk usia 10 tahun ke atas sebagai berikut : Tidak / belum sekolah sebesar 40.708 jiwa ( 4,02 % ),
tamat SD / MI sebesar 906.228 jiwa ( 78,10 % ), tamat SLTP / MTs 131.578 jiwa ( 11,34 % ), tamat SLTA / MA
71.342 jiwa ( 6,15 % ) dan tamat D1 / Universitas mencapai 4,444 jiwa ( 4,41 % ).
Sedangkan penduduk Jayapura Kota berdasarkan lapangan kerja adalah sebagai berikut : Pertanian 501.356
jiwa ( 61,0 % ), Perdagangan 126,950 jiwa ( 15,45 % ), angkutan dan jasa angkutan 105.732 jiwa (12,86 % ),
Industri 49.960 jiwa ( 6,07 % ) dan lain-lain sebesar 388.108 jiwa (4,6 % ). Dengan meningkatnya laju per -
tumbuhan penduduk Kabupaten Jayapura Kota pada tiga tahun terakhir ini ( 2010 : 1,96 % ). Jumlah pen -
duduk Jayapura KOta yang tidak mempunyai pekerjaan tetap cenderung meningkat ( 2005:5,50 % ). Sedan-
gkan persentase penduduk Jayapura Kota yang telah bekerja ada kecenderungan menurun bila diband -
ingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ( 2005; 44,44 %).
Dominasi penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan terlihat dari banyaknya kasus penyakit diare dan
ISPA / Penumonia pada balita yang terlaporkan maupun masih sering terjadinya kejadian luar biasa ( KLB)
penyakit menular di masayarakat. Kasus diare yang terlaporkan pada tahun 2001 sebanyak 78.890 kasus,
tahun 2002 sebanyak 61.329 kasus, tahun 2003 sebanyak 48.217 kasus, tahun 2004 sebanyak 45.551 kasus
dan apada tahun 2005 terlaporkan sebanyak 28.557 kasus. Sementara untuk kasus Pneumonia terlaporkan
sebagai berikut : Tahun 2001 sebanyak 12.287 kasus, tahun 2002 sebanyak 8.649 kasus, tahun 2010 se -
banyak 5.805 kasus dan pada tahun 2004 sebanyak 9.068 kasus.
Berdasarkan analisis situasi di Kabupaten Jayapura kota tahun 2010 , salah satu masalah kesehatan adalah :
“Kasus ISPA pada balita tinggi “.
Masalah penelitian :
Belum diketahui deskripsi anak balita yang menderita ISPA di KAbupaten Jayapura Kota ?
Bagaimanakah deskripsi anak balita yang menderita ISPA di Kabupaten Jayapura Kota ?
Manfaat penelitian :
Informasi untuk pencegahan dan pengobatan ISPA pada anak balita di Dinas Kesehatan Kabupaten
Jayapura Kota.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian
mencakup langkah-langkah dari penelitian yang akan dilakukan. Dalam penulisan tujuan dapat di-
lakukan dalam dua jenis, yakni penulisan tujuan umum dan penulisan tujuan khusus. Penulisan tu-
juan umum dilakukan untuk mempelajari atau menjelaskan tujuan yang hendak dicapai secara
umum, sedangkan tujuan khusus, dilakukan sebagai langkah-langkah untuk mencapai tujuan
umum.
Contoh :
Tujuan Umum :
Mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu dan anak di daerah
A.
Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi angka kematian ibu di daerah A.
2. Mengidentifikasi angka kematian anak di daerah A.
3. Mengidentifikasi status gizi pada ibu dan anak di daearah A.
4. Mengidentifikasi sarana dan prasarana kesehatan di daerah A.
5. Mengidentifikasi budaya di daerah A.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adalah penggunaan hasil penelitian yang berupa informasi, model /alat/ teori /konsep baru yang
lebih efektif dan efisien, faktor-faktor yang berpengaruh, evaluasi, dan peramalan kejadian .
Manfaat penelitian harus diuraikan secara singkat dan jelas yang menunjukkan manfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi keperawatan, seni pemecahan masalah, pengem-
bangan institusi, profesi keperawatan, dan kesehatan pasien.
2. Keperawatan Klinik
Ruang lingkup ini membahas tentang berbagai masalah yang terjadi didalamnya, seperti
masalah dalam keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah,
keperawatan kritis / gawat darurat, dan keperawatan jiwa. Masalah tersebut dapat berupa
pengujian terhadap tindakan keperawatan atau factor yang berhubungan / mempengaruhi
masalah yang ada.
3. Keperawatan komunitas
Ruang lingkup penelitian keperawatan komunitas ini mencakup masalah-masalah keper-
awatan pada kelompok khusus, keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik. Masalah
yang dapat diteliti adalah masalah yang berkaitan dengan aspek keperawatan dapat berupa
penerapan tindakan atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang ada.
SISTIMATIKA PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti hendaknya memahami berbagai langkah yang akan di -
lakukan, mengingat langkah-langkah yang akan ditempuh adalah bagian dari perjalanan penelitian
yang dapat termuat dalam proposal penelitian yang akhirnya dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
penelitian, beberapa langkah atau sistematika dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2
Bagan Langkah – langkah Penelitian
Sumber: Arikunto, 1998
TES FORMATIF
1. Apa saja yang harus tercantum dalam latar belakang penelitian ?
2. Apa yang dimaksud dengan masalah penelitian ?
3. Dari mana sumber masalah penelitian bias didapat ?
4. Sebutkan 4 ciri masalah penelitian yang baik ?
5. Apa yang dimaksud dengan tujuan penelitian ?
6. Apa perbedaan tujuan umum dan tujuan khusus penelitian ?
7. Bagaimana hubungan antara tujuan khusus dan masalah penelitian ?
8. Apa yang dimaksud dengan manfaat penelitian ?
9. Sebutkan ruang lingkup Keperawatan klinik ?
10. Apa saja yang harus tercantum dalam judul penelitian ?
===========================
Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yang dibuat sebelum penelitian mengadakan peneli-
tian. Usulan tersebut dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan proses penelitian.
Tujuan proposal adalah memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan penelitian
yang akan dilakukan. Melalui proposal, peneliti akan memahami segala kebutuhan yang direncanakan.
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Relevansi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA JADWAL KEGIATAN DAN LOKASI PENELITIAN
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
LAMPIRAN
1. Instrumen / Alat Ukur Penelitian
2. Riwayat Hidup Peneliti
Tehnik tersebut meliputi tehnik penulisan bahasa, sistematika, dan materi yang disajikan. Untuk
menghasilkan proposal yang baik, maka ada beberapa persyaratan di antaranya :
1. Sistematis, yaitu menurut pola tertentu dari sederhana hingga kompleks. Proposal yang dia-
jukan hendaknya dapat memberikan gambaran sistematis tentang rencana penelitian yang di-
JUDUL PENELITIAN
Judul merupakan cermin dari keseluruhan isi karya ilmiah. Judul penelitian keperawatan harus
jelas, menarik, sehingga orang langsung dapat menduga apa materi dan masalah keperawatan yang
dikaji dalam penelitian tersebut. Judul penelitian juga harus dapat memberikan gambaran global ten-
tang arah, maksud dan tujuan,serta ruang lingkup penelitian. Secara umum, syarat judul yang baik
adalah sebagai berikut :
1. Menarik minat peneliti Judul penelitian keperawatan dapat disesuaikan oleh masalah
keperawatan.
2. Mampu dilaksanakan oleh peneliti
3. Mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.
4. Tersedia cukup data.
5. Hindari duplikasi dengan judul lain
6. Berisi variabel yang akan diteliti
7. Berupa kalimat pernyataan .
8. Jelas, singkat, dan tepat.
METODE PENELITIAN
Merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode
penelitian harus diuraikan secara rinci seperti:
a. Variabel penelitian
b. Rancangan penelitian
c. Tehnik pengumpulan data
d. Analisis data
e. Cara penafsiran dan
f. Penyimpulan hasil penelitian.
Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan metode pendekatan yang di-
gunakan, secara lebih mendetail.
KOMPETENSI
Setelah mempelajari babini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian tinjauan pustaka.
2. Memahami fungsi tinjauan pustaka.
3. Memahami langkah-langkah membuat tinjauan pustaka.
4. Memahami pengertian daftar kepustakaan.
5. Memahami penulisan daftar kepustakaan gaya Harvard
6. Memahami penulisan daftar kepustakaan gaya Vancouver
Tinjauan pustaka bukan hanya sekedar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan, na -
mun merupakan hasil evaluasi dan sintesis agar sebuah Tinjauan Pustaka yang dihasilkan memiliki nilai
akademik yang tinggi. Tinjauan kepustakaan sebaiknya memuat teori, hasil penelitian sebelumnya dan
praktek yang terkait dengan topik penelitian.
Kelemahan tinjauan pustaka adalah ada sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis ) men-
ganggap tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga ditulis “asal ada” saja atau
hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian ( yang di usulkan ) belum pernah dilakukan se-
belumnya. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai adalah penyusunan, penstrukturan atau pengor-
ganisasian tinjauan pustaka. Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku ( dibahas
buku perbuku, tanpa ada kaitan yang sistematik) atau mirip daftar pustaka ( hanya menyebutkan siapa
penulisnya dan dipustaka mana ditulis, tanpa membahas apa yang ditulis).
1. Penulis: mencakup penulis utama dan penulis pendamping ( co-author ). Jika penulis lebih dari 6,
maka hanya ditulis 6, kemudian di belakangnya ditulis et al. (berasal dari et ali ). Nama keluarga
ditulis pertama kemudian diikuti singkatan nama pertama dan nama tengah. Untuk etnis yang
tidak mempunyai nama keluarga, nama terakhir dianggap sebagai nama keluarga. Gelar kesar -
janaan tidak perlu ditulis.
2. Judul : Mencakup judul, sub judul makalah dalam jurnal, bab atau bagian buku dan judul. Sub
judul majalah, buku atau monografi.
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabeth berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa
menggunakan angka arab (1,2,3 dan seterusnya ).
2. Daftar pustaka ditulis sebagai berikut : tulis nama pengarang ( nama belakang terlebih dahulu,
baru nama depan ).
3. Tulis tahun terbit buku. Setelah tahun trbit diberi tanda titik (.)
Tulislah judul buku ( dengan diberi garis bawah atau cetak miring ). Setelah judul buku diberi
tanda titik (.). Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi
tanda titik dua (:) Setelah nama penerbit diberi tanda titik.
4. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber
dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Diantara kedua
sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
5. Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet dan referensi dapat dilihat pada
contoh.
Contoh:
Hermans, B., 2000.Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http:www.her-
mans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. 2008. Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit
Informatika.
“Dampak meluasnya penyakit flu burung telah disampaikan oleh penulis dalam publikasi yang lain ⁽ ᶦ ⁾,.
Beberapa penulis lain juga telah membahas secara luas terkait dengan masalah social yang berkaitan
dengan fenomena tersebut, terutama Lane⁽²⁾ dan Lewis⁽³⁾. Hasil penelitian dari beberapa sumber me-
nunjukkan bahwa penggunaan obat flu konvensional dalam kasus flu burung dapat berakibat fatal⁽⁴‚⁵⁾
bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian mendadak⁽³‚⁵⁾”.
1. Rujukan diberi nomor sesuai dengan pemunculannya untuk pertama kali dalam naskah. Sum-
ber rujukan di tulis dalam naskah memakai angka ( Arab) dalam kurung ( parentheses). Nomor
rujukan pada keterangan gambar atau table urutannya sesuai dengan pemunculannya dalam
naskah, 1,3,4,5,6.
2. Judul jurnal disingkat sesuai dengan singkatan menurut Index Medicus. Daftar singkatan ini
dapat juga diakses pada Library”s web site (http:// www.nlm.nih.gov )
3. Hindarkan memakai abstrak sebagai rujukan. Naskah yang telah diterima oleh suatu majalah,
tetapi belum diterbitkan diberi tanda “ in pres” atau ” forthcoming”. Penulis harus mendapat
izin tertulis untu dapat melakukan kutipan serta kepastian tentang penerbitannya. Naskah
yang sudah dikirim ke suatu majalah , tetapi belum mendapat kepastian tentang diterima atau
tidak, disebutkan sebagai “unpublished observations”. Naskah ini jika sangat penting dapat di-
pakai sebagai bahan rujukan dengan izin tertulis dari penulis naskah tersebut.
4. Hindari memakai sumber “ personal communication” atau “ hubungan pribadi”.
5. Semua rujukan harus divertifikasi oleh penulis dari dokumen asli.
TES FORMATIF:
1. Apa yang dimaksud dengan tinjauan pustaka ?
2. Sebutkan 6 kegunaan tinjauan pustaka?
3. Sebutkan langkah-langkah membuat tinjauan pustaka ?
4. Apa kaitannya antara tinjauan pustaka dengan masalah penelitian ?
5. Apa kaitannya antara tinjauan pustaka dengan kerangka konsep penelitian ?
6. Apa saja yang harus tercantum dalam tinjauan pustaka ?
7. Apa yang dimaksud dengan daftar kepustakaan ?
8. Apa kegunaan daftar kepustakaan ?
9. Bagaimana penulisan daftar kepustakaan gaya Harvard ?
10. Bagaimana penulisan daftar kepustakaan gaya Vancouver ?
A. KERANGKA TEORI
Adalah kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan salin berhubungan sebagai dasar
untuk membangun kerangka konsep. Kerangka teori perlu diungkapkan, dan merupakan kerangka
acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kerangka teori atau kerangka piker adalah hubungan
antara konstruk berdasarkan studi empiris.
B. KERANGKA KONSEP
Adalah uraian tentang hubungan antar variabel- variabel yang terkait dengan masalah penelitian
dan dibangun berdasarkan kerangka teori / kerangka piker atau hasil studi sebelumnya sebagai
pedoman penelitian.
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk mendeskripsikan
secara jelas variabel yang dipengaruhi ( variabel dependen) dan variabel pengaruh ( variabel inde-
pendent ). Kerangka konsep sebaiknya dibuat dalam bentuk skema atau diagram, sehingga memu-
dahkan untuk melihat hubungan antar variabel dan analisis datanya.
C. HIPOTESIS
Adalah suatu asumsi pernyataan hubungan antar 2 variabel atau lebih yang disusun berdasarkan
kerangka konsep penelitian eksperimen dan analitik. Hipotesisi dalam penelitian ini harus opera-
sional dalam bentuk narasi ( bukan hipotesis nol ).
Hipotesis berasal dari kata hypo (=di bawah ) dan thesis (= kaidah ) adalah suatu pernyataan se-
mentara yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai.
Sumber hipotesis :
1. Pengalaman dalam klinik
2. Teori
3. Review literature.
Ciri hipotesis :
Kegunaan hipotesis :
1. Tuntunan arah penelitian
2. Identifikasi variabel independen dan dependen yang akan digunakan.
3. Menentukan desain penelitian.
4. Menentukan uji statistic yang akan digunakan.
1. Hipotesis nihil / Ho
Hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh, tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan an-
tara satu variabel dengan variabel lain.
2. Hipotesis alternatif / Ha
Hipotesis yang menyatakan ada pengaruh, ada hubungan atau ada perbedaan antara satu variabel
dengan variabel lain.
Contoh Hipotesis:
Tidak ada hubungan antara faktor C dan factor D Faktor C berhubungan dengan faktor D atau Fak-
tor C berhubungan searah dengan D
Pengujian hipotesis dapat berguna untuk pengambilan keputusan apakah suatu hipotesis yang dia-
jukan akan diterima atau ditolak. Bentuk uji hipotesis adalah :
1. One tail atau satu sisi, bila hipotesis alternative menyatakan ada hubungan searah atau
berlawanan, atau salah satu variabel lebih tinggi atau lebih rendah daripada variabel lainnya.
2. Two tail atau dua sisi, bila hipotesis alternative hanya menyatakan ada hubungan atau ada
perbedaan tanpa menyebutkan arahnya hubungan atau perbedaan.
Variabel adalah karakteristik dari subyek penelitian, atau fenomena yang dapat memiliki beberapa ni-
lai ( variabel nilai ). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada tujuan, dan kerangka konsep.
1. Variabel diskrit adalah variabel yang terdiri atas bagian – bagian atau kategori- kategori yang
dapat dipisahkan dengan tegas. Umumnya data didapat dengan cara menghitung, misalnya
tingkat pendidikan.
2. Variabel kontinyu adalah variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam jarak tertentu sampai
dengan decimal. Umumnya data di dapat dengan cara mengukur menggunakan alat, misalnya
berat badan, tinggi badan.
1. Variabel pendahulu adalah variabel yang penampilannya mendahului variabel bebas dan
berhubungan dengan variabel terikat.
2. Variabel bebas adalah variabel yang variasi nilainya dapat mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas juga variabel independen, variabel pengaruh, variabel penyebab atau variabel
perlakuan.
3. Variabel antara adalah variabel penghubung ysng terletsk amtara variabel bebas dan variabel
akibat.
4. Variabel terikat adalah variabel yang variasi nilainya diakibatkan oleh satu atau lebih variabel
bebas. Variabel terikat disebut juga variabel dependen, variael terpengaruh, atau variabel aki -
bat.
1 2 3 4
Manfaat penelitian :
Bahan penyuluhan pencegahan dan pengobatan penyakit ISPA terhadap ibu yang mempunyai anak
balita di Kabupaten x.
Karakteristik ibu
Pengetahuan
Penyakit ISPA
Kerangka konsep :
Berdasarkan teori perilaku Green (1980) dimana pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh karakteris-
tiknya, maka disusun kerangka konsep sebagai berikut :
KARAKTERISTIK:
UMUR PENGETAHUAN
PENDIDIKAN
Hipotesis alternatif:
1. Ada hubungan antara umur responden dengan pengetahuannya.
2. Ada hubungan antara pendidikan responden dengan pengetahuannya.
DEFINISI
VARIABEL ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA
OPERASIONAL
1. UMUR Umur dihitung sam- Kuesioner Umur dalam tahun Rasio
pai dengan ulang
tahun terakhir.
Pendidikan dinilai
2. Pendidikan Kuesioner Tidak lulus SLTP Ordinal
berdasarkan ijasah
Lulus SLTP
tertinggi yang dimiliki
responden.
LATIHAN
Judul penelitian:
1. Masalah penelitian.
2. Tujuan khusus penelitian.
3. Manfaat.
4. Topik tinjauan pustaka
5. Lokasi penelitian.
6. kerangka konsep
7. Hipotesis alternative
8. definisi operasional variabel
Dalam disiplin ilmu kesehatan, terdapat berbagai jenis penelitian. Secara umum jenis peneli-
tian tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan:
1. Ruang Lingkup
2. Tempat
3. Waktu
4. Cara pengumpulan data
5. Ada tidaknya perlakuan
6. Tujuan penelitian
7. Sumber datanya, dan
8. Jenis datanya
PENJELASAN / URAIAN;
1. Penelitian berdasarkan Ruang Lingkupnya terdiri atas Penelitian Kasus dan inferensial. Pada
penelitian kasus, objeknya hanya satu kasus tertentu dan kesimpulannya hanya berlaku pada ka -
sus yang diteliti. Sedangkan pada penelitian Inferensial objeknya adalah populasi kasus, meluas,
dan kesimpulannya digeneralisasi untuk populasi.
2. Jenis penelitian berdasarkan tempat terbagi menjadi dua, yakni penelitian lapangan dan laborato-
rium. Penelitian lapangan dilakukan di lingkungan alami di mana kegiatan dilakukan sehari- hari,
namum kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakuan tertentu. Pada peelitian lapangan
biasanya mustahil untuk mengontrol semua variabel pengganggu, karena ada hal-hal tertentu
yang tidak bias dikendalikan oleh peneliti. Penelitian Laboratorium, bertempat di laboratorium
dengan kondisi yang ideal dan kondisi yang dapat dikendalikan oleh peneliti.
3. Penelitian berdasarkan Waktu, terdiri atas ; penelitian longitudinal dan Cross Sectional ( pontong
lintang ). Pada penelitian Longitudinal, populasi yang diteliti adalah sama dan diamati selama peri-
ode waktu tertentu dan satu populasi yang beragam diamati dalam waktu yang sama. Penelitian
longitudinal bisa bersifat retrospektif atau prospektif. Sedangkan penelitian cross sectional
adalah penelitian pada beberapa populasi ysng diamati pada waktu yang sama. Penelitian jenis ini
sangat cocok untuk penelitian deskriptif dan tidak cocok untuk penelitian yang bersifat analitis/
eksplanatif maupun kausalitas.
JUDUL KTI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN ( UMUM, KHUSUS )
C. METODE PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIK
1. PENGERTIAN
2. ANATOMI FISIOLOGI
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGI
5. MANIFESTASI KLINIS
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. KOMPLIKASI
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI
BAB III TINJAUAN KASUS
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENGAMBILAN KASUS
B. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS KLIEN
b. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
c. TRIAGE
1) Keluhan Utama
Metodologi Riset Keperawatan ( ASR, SKM,MH.Kes-15) Page 24
2) Riwayat Keluhan Utama
3) Tanda-tanda Vital
4) Berat Badan
d. PENGKAJIAN PRIMER
e. PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Pengkajian Riwayat Penyakit
2) Pengkajian Head To Toe
3) Pemeriksaan penunjang
4) Terapi Medis
f. PENGELOMPOKAN DATA
1) Data Obyektif
2) Data Subyektif
g. ANALISA DATA ( data, etiologi, masalah )
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
BAB IV PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PATOFLOW
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN