Anda di halaman 1dari 14

RESUME

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI


“MASALAH PENELITIAN SERTA TINJAUAN TEORITIS
&
PENYUSUNAN HIPOTESIS (KHUSUS PENDEKATAN
KUANTITATIF)”

Dosen Pengampu :
Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., AK., CA.
Disusun oleh :
Fitria Ilyas
1810111377 / SA6

PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


2.1 Arti Pentingnya Masalah dan Klasifikasi serta Kriteria Masalah
Seorang peneliti sebelum menentukan bagaimana penelitian bisa
dilakukan, terlebih dahulu harus menentukan masalah apa saja yang bisa diteliti.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang
mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu
fenomena. Sedangkan variabel didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu
dengan yang lain.

Bahwa pada dasarnya penelitian dilaksanakan dengan tujuan agar


mendapatkan data, yang antara lain bisa dipakai untuk memecahkan suatu
masalah, oleh sebab itu, setiap penelitian yang hendak dilakukam harus selalu
berawal dari masalah

 Penelitian yang sistematis diawali dengan persoalan (Dewey, 1933).


 Pemilihan dan perumusan masalah merupakan aspek yang paling penting
dalam pelaksanaan penelitian di bidang apa saja.
 Penelitian tidak dapat dilakukan sebelum suatu masalah diidentifikasi,
dipikirkan secara tuntas, dan dirumuskan dengan baik (Donald Ary, 1982).
 Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa
memilih masalah sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses
penelitian (Tuckman, 1988:25)

Kriteria Masalah Dalam Penelitian ada 3 kriteria untuk menentukan permasalahan


yang baik dan pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006: 29-30), yaitu :
a. Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variable atau lebih.
Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan
seperti : Apakah A terikat dengan B ? Apakah motivasi belajar mempengaruhi
hasil belajar ?
b. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu (tidak meragukan)
dalam bentuk pernyataan.
c. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tetentu yang
menyiratkan adanya pengujian yang empiris.
2.2 Sumber Masalah
Permasalahan dalam penelitian bisa saja berasal dari berbagai sumber,
bergantung dari dari banyak hal seperti kebutuhan yang mendesak saat itu,
keinginan peneliti, keterbatasan teori atau konsep dan lain-lian.

Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah


dapat bersumber dari :

1. Observasi
Masalah yang muncul dari observasi merupakan jenis masalah yang didapatkan
dari pengamatan pada sebuah objek terkait dari banyak kuantitas atau
casualitas. Sebuah fenomenaakan dianggap sebuah masalah jika hal tersebut
sudah terbatas atau tidak sesuai antara keharusan dan fakat yang ada di lapangan.
contoh masalah dari hasil observasi dalam penelitian pendidikan adalah :
Seorang pengamat mengamati guru sudah mengajar sesuai dengan pendekatan
saintifik di dalam kelas, namun ternyata setelah dilakukan pengukruan terhadap
keterampilan proses sains peserta didik, ternyata hasilnya berada di bawah rata-
rata.
2. Dedukasi dari Teori
Banyak hasil penelitian akan menghasilkan banyak teori, dan biasanya
beberapa teori akan saling menguatkan atau salaing melemahan satu sama
lain. Kebenaran dari teori ini tidak hanya benar terhadap rasio tapi juga
harus dibuktikan secara empirs atau pada praktiknya di lapangan.
3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan
penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat
meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk
digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan
rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal
ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan
masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
4. Masalah Sosial
Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat
(hot news) dapat menjadi sumber masalah penelitian.
5. Situasi Praktis
Situasi praktis yang dimaksudkan adalah masalah yang muncul setelah sebuah
program akan dilaksanakan, sedang dalam proses pelakasanaan atau setelah
selesai dilakasanakan.
6. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto
2010:109-111).

 Pengalaman sesorang atau kelompok. Melalui pengalaman seseorang dikatakan


ahli seperti pande besi, detektif, dokter, guru, pengacara, dll.
 Lapangan tempat bekerja
 Deduksi teori
 Literatur berkaitan
a. Literatur dipublikasikan,
antara lain dalam bentuk : buku, teks, jurnal, atau text-database
b. Literatur yang tidak dipublikasikan,
antara lain: skripsi, tesis, disertai paper, atau makalah-makalah seminar
 Laporan Hasil Penelitian
 Sumber-sumber dari bidang ilmu lain
2.3 Metoda Penemuan Masalah
Peneliti memperoleh ide dengan cara mengembangkan masalah - masalah
penelitian sebelumnya. Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dari masalah-
masalah penelitian sebelumnya, antara lain adalah: lingkungan dari subyek yang
diteliti, dimensi atau perspektif masalah penelitian. dan metode penelitian.
Ide untuk menemukan masalah penolitian dapat diperoleh melalui dua
pondokatan: formal dan informal. Pendekatan formal secara umum dinilai lebih
baik dibandingkan dongan pendekatan in forrnal.
Pendekatan Formal

1. Metode Analog (Analog Method)


Metode ini menggunakan pengotahuan yang diperoleh dari hasil penelitian
pada bidang tertentu untuk menentukan masalah penelitian pada bidang yang
lain yang terkait.
Misal, masalah penelitian mengenai :
(1) studi semantik dalam penyajian laporan keuangan
(2) penerapan teori komunikasi pada pembaca laporan keuangan
2. Metode Renovasi (Renovation Method)
Menurut metode ini masalah penelitian dapat ditentukan dengan cara
memperbaiki atau mengganti komponen teori atau yang kurang dengan
komponen teori metode lain yang lebih efektif. Missal, pelaksanaan program
audit berdasarkan metode pos-pos laporan keuangan kemungkinan dapat
diubah dengan berdasarkan metode system informasi.
3. Metode Dialektis (Dialectic Method)
Metode ini menentukan masalah penelitian dengan mengajukan usulan
pengembangan terhadap teori atau metode yang telah ada. Fokus masalah yang
diteliti adalah penerapan teori metode alternatif. pengukuran berdasarkan
general price level accounting dapat diusulkan sebagai alternatif dari metode
historical cost account ing pada masa inflasi.
4. Metode Morfologi (Morphology Method)
Merupakan metode formal yang digunaka menemukan kemungkinan masalah
penelitian dengan menganali untut berhubungan kombinasi bidang masalah
penelitian salin dalam bentuk matrik.
5. Metode Dekomposisi (Decomposition Mothoo)
Berdasarkan motode ini masalah penelitian ditemukan dengan cara membagi
nasalah dalam elemonolomen yang spesin dapat memilih masalah penelitian
berdasarkan pada elemen tertentu
6. Metode Agregasi (Aggregration Methody)
Metode ini merupakan kebalikan dari metode dekomposisi, yaitu
menggunakan hasil penelitian atau teori dari berbagai bidang penelitian yang
berbeda untuk menentukan suatu masalah penelitian yang lebih kompleks.
Misal, masalah penelitian yang menguji :
(1) Penerapan analisis input output, teori utilitas, dan teori motivasi secara
simultan untuk pengukuran kinerja manajerial
(2) Penerapan teori nilai sekarang dalam akuntansi beli-sewa dan akuntansi
sumber daya manusia.

Pendekatan Informal

1. Metode Metode Perkiraan (Conjecture Method)


Metode ini menemukan masalah penelitian bisnis berdasarkan in pembuat
keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan mempunyai potensi
masalah. Penentuan masalah dengan metode ini didukung oleh bukli-bukti
yang cukup, hanya berdasarkan perkiraan pembuat keputusan.
2. Metode Fenomenologi (Phenomenology Method)
Metode ini menemukan masalah penelitian berdasarkan hasil observasi
terhadap fakta dan kejadian. Pengamatan terhadap fenome kemungkinan dapat
mengarahkan pada penyusunan suatu dugaan atau hipotesis.
3. Metode consensus (Consensus Method)
Ide masalah penelitian dapat ditemukan berdasarkan adanya konsesus atau
konvensi dalam praktik bisnis. Konsensuasi atau konvensi merupakan
kebiasaan yang di praktikan dalam bisnis yang tidak dilandasi oleh konsep atau
teori yang baku.

4. Metode pengalaman (Experiences Methode)


Masalah penelitian, seperti yang telah disebut dimuka, diantaranya dapat
ditemukan berdasarkan pengalaman perusahaan atau orang-orang dalam
perusahaan.
2.4 Perumusan Masalah
Perumusan  masalah atau  research questions atau disebut juga sebagai
research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam
kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang
menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan
separuh dari penelitian itu sendiri.
Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi 
1. Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena,
dan
2.  Perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya
hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan  masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu :
a. Fungsi pertama 
Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan
kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan. 
b. Fungsi kedua
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan
masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah
setelah peneliti sampai di lapangan.
c. Fungsi ketiga 
sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh
peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu
mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang
tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
d. Fungsi keempat 
Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi
dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi
dan sampel penelitian.

Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam


perumusan masalah penelitian yaitu :
1. Kriteria pertama
Berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan
yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan
jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena
atau gejala di dalam kehidupan manusia.
2. Kriteria Kedua
Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan
teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat
memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori
baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
3. Kriteria ketiga
Bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di
dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat
diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan
manusia.
Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya
memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada.
Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali
mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan
melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih
khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
2.5 Kebutuhan akan Tinjauan Teoritis dan Rerangka Pemikiran
Dan berikutnya menurut Sugiono (2010), memaparkan bahwa terdapat tiga
fungsi teori yaitu:
1. Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk
variabel yang akan diteliti.
2. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada
dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
3. Digunakan untuk mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya penelitian
pemecahan masalah.”
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Rerangka Berpikir
Merupakan rasional yang dibangun oleh peneliti yang merupakan
bangunan teori yang dihasilkan dari proses sintesa dan komparasi dari berbagai
teori, konsep, dan hasil-hasil penelitian. Dengan kerangka berpikir, peneliti
semakin kokoh untuk menuju ke hipotesis
2.6 Konsep Dan Construct
Istilah contruct menurut kamus juga berarti konsep. Construct dan konsep
untuk keperluan penelitian dapat dibedakan. Konsep atau construct penelitian
merupakan dasar pemikiran peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada
orang lain. Peneliti perlu merumuskan konsep atau construct penelitian dengan
baik agar hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk
direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain.

Konsep
Konsep mengekspresikan suatu abstraksi yang terbentuk melalui
generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena-fenomena. Konsep merupakan
abstraksi dan realitasi yang tersusun dengan mengklasifikasi fenomen-fenomena
(antara lain berupa: obyek, kejadian, atribut atau proses) yang memiliki kesamaan
karakteristik. Konsep mempunyai tingkat abstraksi yang bersifat progresif
tergantung pada mudah atau tidaknya fenomena-fenomenayang diabstraksikan
dapat diidentifikasi.

Construct
Construct sebenarnya bu hanya merupakan konsep-konsep yang lebih
abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk
keperluan ilmiah.
Kepuasan sebagai konsep merupakan suatu abstraksi dari pengamatan
terhadap fenomena psikologis yang dirasakan oleh sosoorang. Perasaan tersebut
merupakan respon seseorang terhadap obyek tertentu yang dinyatakan dengan
puas atau tidak puas. Kepuasan sobagai suatu construct ilmiah mempunyai makna
yang berbeda dengan pengertiannya sebagai konsep, karena kepuasan sebagai
construct merupakan abstraksi dari fenomena- fenomena yang dapat diamati dari
banyak dimensi.
2.7 Penyusunan Hipotesis
Proposisi (Propositions) dan Hipotesis
Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,
disangkal atau diuji kebonarannya, mengenai konsep atau construct yang
menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena na. Proposisi yang
dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan
hipotesis.
Fungsi Hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel
atau lebih dalam rumusan proposisi ya dapat diuji secara empiris. Hipotesis,
dengan demikian, mempunyai beberapa fungsi yang penting dalam penelitian
kuantitatif, antara lain sebagai berikut:

1. Hipotesis menjelaskan masa penelitian dan pemecahannya secara


rasional.
2. Hipotesis menyatakan variable-variabrel penelitian yang perlu diuji
secara empiris.
3. Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode
pengujian data.
4. Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dikembangkan dari telaah teoretis atau literature. Sumber


literature, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dapat berasal dari
literature yang dipublikasikan (jurnal, buku teks, text-database) atau literature
yang tidak diduplikasikan (skripsi, tesis, disertai paper, masalah seminar).

Penelitian harus mengemukakan argumentasi penggunaan metode tersebut


dan kaitannya dengan metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.
Peneliti dapat melakukan replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan
pertimbangan untuk untuk konfrimasi terhadap teori-teori tersebut. Penelitian
juga dapat melakukan ekstensi dengan tujuan untuk memperbaiki
keterbatasan-keterbatasan penelitian terdahulu.

Rumusan Hipotesis

Kriteria
Rumusan hipotesis yang baik setidaknya mempertimbangkan kriteria-kriteria
sebagi berikut:
1. Berupa pertanyaan yang mengarah pada tujuan penelitian
2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji
secara empiris.
3. Berupa pertanyaan nyang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang
lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.

Format
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa bentuk rumusan,
diantaranya dalam bentuk:
1. Pertanyaan “jika-maka” (if then statement) atau proporsi
Proporsi yang menyatakan hubungan antara variable dan perbeedaan
antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variable-variabel
tertentu yang dapat diuji.
2. Hipotesis Nol (Null Hypotheses)
Merupakan hipotesisyang menyatakan antara variable yang difinitif atau
eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan bahwa tidak ada
hubungan atau perbedaan (siginifikan) antar variable yang diteliti.
3. Hipotesis alternative (Alternative hypotheses
Menunjukan adanya hubungan atau perbedaan (signifikan) antara variable
yang teliti).

Anda mungkin juga menyukai